Selama masa masa kehamilannya, Venis menunjukkan sikap manjanya di depan suami dan orang tuanya. Mereka semua tentu saja maklum akan sikap bumil. Wanita cantik itu juga tak sungkan jika menginginkan sesuatu.
Sergio sendiri semakin posesif setelah istrinya di nyatakan hamil. Seperti saat ini Pria tampan itu membuat peraturan baru untuk Venia.
Melarang istrinya mengunakan highheel saat bepergian, makan makanan pedas dan begadang tengah malam. Bibir Venia tampak cemberut, mendapati suaminya memilih bekerja dari rumah. Hal itu tentu saja tak membuatnya leluasa untuk pergi ke luar.
"Oh ayolah mas, aku cuma ingin jalan jalan ke luar menghirup udara bebas. " protes Venia untuk kesekian kalinya.
"Tidak sayang. Aku tahu yang ada di otak cantikmu itu. Jadi duduklah yang manis mommy caby. " ujar Sergio tanpa mengalihkan fokusnya dari laptop.
"Mommy Caby? " beo Venia.
"Iya, mommy calon baby. " ungkapnya sambil menoleh di sertai senyuman tipis. Sergio pun kembali melanjutkan pekerjaannya. Venia sendiri tak lagi menganggu sang suami.
Satu jam berlalu Sergio menaruh laptopnya di atas meja. Pria itu menoleh mendapati istrinya tertidur di sofa sebelahnya.
Sergio langsung bangkit, dia menggendong istrinya lalu membawanya menuju ke kamar mereka.
Didalam kamar
Pria itu merebahkan istrinya di ranjang dengan perlahan. Venia ternyata terbangun, wanita hamil itu membuka matanya. Diapun langsung duduk, melepaskan dress-nya. Sergio membulatkan mata melihat kelakuan istrinya barusan.
Pria itu melepaskan kaosnya lalu naik ke atas ranjang. Keduanya berbaring bersebelahan, Sergio mengusap perut rata sang istri. Wanita hamil itu menoleh menangkup sisi wajah suami tampannya.
"Bisakah kelak kamu bilang pada anak anak kita saat mereka telah besar. Bahwa aku mencintai si kembar, mereka pasti akan tumbuh dengan baik di bawah asuhanmu By! "
"Kau wanita paling egois Vee, twins kelak akan marah jika kamu meninggalkan mereka. " ucap Sergio dengan wajah datar nya. Pria itu berbaring membelakangi sang istri.
Venia tampak berkaca kaca. Dia langsung memeluk suaminya dari belakang. Terdengar suara helaan nafas panjang ke luar dari mulut Sergio. Pria itu berbalik, merengkuh tubuh istrinya dalam dekapan hangatnya.
"Aku mencintaimu Venia, sangat. Aku mencintai kamu istriku. " bisik Sergio dengan lirih. Lalu dia menciumnya, menyentuhnya dan sore itu keduanya berbagi peluh sebentar.
Satu jam berlalu, Sergio mengusap peluh di kening istrinya. Venia begitu terbuai dengan sentuhan dan perhatian lembut dari sang suami. Mau bagaimanapun dia berusaha menyangkal namun tetap saja hatinya telah terpenuhi nama suaminya ini.
"Kamu jangan ke mana mana mas. Aku enggak suka kamu pergi menemui Saras lagi. " ucap Venia dengan manja.
"Aku tidak berhubungan dengan dia lagi sayang. Aku suka melihatmu manja dan posesif seperti ini. " ungkapnya sambil tersenyum lebar.
Sergio merasa bahagia dan di untungkan semenjak istrinya hamil. Sepertinya kelak dia harus membuat Venia hamil lagi agar wanitanya tak kabur. Brus hujan mulai turun dengan derasnya, Venia merapatkan tubuhnya pada sang suami.
"Dingin mas. " keluhnya.
"Mandi air hangat mau? " tanya Sergio yang di angguki istrinya. Pria itu langsung menyibak selimut, segera menggendongnya ke kamar mandi.
Selesai mandi dan beres beres, mereka segera berpakaian. Sergio mengambil pakaian hangat untuk sang istri. Pria itu mengajak istrinya turun ke bawah dan pergi ke ruang tamu. Sergio meminta pelayan membuatkan minuman untuk dirinya dan sang istri.
Dia asyik menciumi telapak tangan sang istri. Venia mengulas senyumnya, dia merasa di hargai oleh suaminya. Pelayan datang membawakan minuman untuk keduanya setelah itu pamit ke belakang.
"Sayang aku ingin bilang mengenai mendiang Melani. " ujar Sergio tiba tiba. Venia tentu saja diam, dia begitu fokus saat suaminya berbicara.
"Berubahlah mas, sikap temperamental kamu justru akan membuat pasangan mu memilih mundur nantinya. " cetus Venia dengan senyuman penuh makna.
"Pasanganku adalah kamu sayang, tak ada yang lain. " gumam Sergio penuh penekanan.
Keduanya sibuk minum teh dan kopi masing masing. Venia merasa tubuhnya terasa sedikit hangat. Dia menaruh kembali minumannya di atas meja.Wanita hamil itu menyandarkan kepalanya di tubuh sang suami. Sergio sendiri memeluknya dari belakang.
Pria tampan itu menciumi leher sang istri, Venia membiarkannya meski merasakan geli. Mereka kembali mengobrol dengan santai, menikmati waktu kebersamaan mereka.
Malam harinya mereka makan malam bersama berdua. Selesai makan keduanya langsung kembali ke kamar. Sergio dan Venia lantas tak langsung tidur, mereka membicarakan masa kecil masing masing. Wanita hamil itu menarik selimut menutupi tubuh mereka berdua.
Pillow talk sebelum tidur ternyata menyenangkan menurut Venia. Dia dan sang suami bisa sharing apapun termasuk masalah pribadi masing masing. Keduanya memang mencoba menjalin komunikasi secara perlahan. Venia telah mulai membuka diri pada sang suami. Kepercayaan dan komunikasi sedang di bangun oleh keduanya.
"Rasanya berbicara seperti ini, aku merasa memiliki teman mengobrol mas. " ungkap Venia dengan senyuman lebarnya.
"Ya aku juga, setidaknya beban dalam pikiran kita sedikit berkurang. " pungkasnya. Sergio mendaratkan kecupan manis di kening sang istri tercinta. Banyak hal yang perlu mereka perbaiki dalam rumah tangga mereka.
Venia sendiri akan merubah sikapnya. Dia akan menjalankan tugasnya sebagai seorang istri pasa umumnya. Tengah malam keduanya mulai mengantuk. Sergio membawa istrinya ke pelukan dan mereka sama sama tertidur.
Paginya suami istri itu tampak selesai melakukan aktivitas pagi mereka. Keduanya ke luar dari kamar dan turun ke bawah. Ternyata mommy Amira dan Daddy Daffa telah datang. Venia hanya diam saja, memperhatikan apa yang di lakukan sang mertua.
"Nanti kamu ikut aku ke mall Vee, mau tidak? " tanya nyonya Amira dengan kaku.
"Mau mommy. " Venia tersenyum cerah mendapat tawaran dari sang mertua. Nyonya Amira pun mengambilkan makanan untuk suaminya lalu beralih pada sang menantu. Setelah itu mereka sarapan bersama dengan tenang.
Selesai sarapan Sergio berpamitan pada istri dan calon anaknya. Setelah itu beralih pada kedua orang tuanya. Nyonya Amira pergi bersama sang menantu di antar Daddy Daffa. Mereka bertiga masuk ke dalam mobil.
Skip di Mall
Nyonya Amira segera mengajak menantunya pergi ke toko pakaian wanita.Venia tentu saja menuruti perintah mertuanya ini. Wanita hamil itu tersenyum kecut setelah tahu alasan mertuanya mengajak dirinya.
"Jadi mommy Amira membelikan hadiah untuk Saras. " batin Venia dalam hati.
"Apa mommy tahu, satu bulan lalu calon menantu kesayangan mommy itu berniat menjebak mas Gio dengan perangsang? " ceplos Venia tanpa basa basi.
Nyonya Amira terkejut mendengar pernyataan menantunya. Venia terus bercerita, dia tak peduli mertuanya ini percaya atau tidak padanya.
"Kalau tak percaya mommy bisa tanyakan pada mas Gio! "
Venia memilih dress panjang untuk dirinya sendiri. Selain itu juga membeli beberapa lingerie khusus untuk suaminya. Dia melakukan hal ini hanya untuk menyenangkan Sergio. Setelah selesai Wanita hamil itu berniat membayar belanjaannya namun nyonya Amira melarangnya.
"Biar mommy yang bayar. " ucap Nyonya Amira. Venia hanya mengangguk, menunggu mertuanya hingga selesai. Lalu mereka ke luar sambil menenteng beberapa paperbag.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Author_Ay
Ayo Ramaikan
2023-05-12
2