Rumah Belakang Setra
Namaku adalah Paino, aku seorang penulis buku dan juga penulis di sebuah aplikasi novel tentang kisah horor.
Namun kisah atau cerita horor yang aku tulis berdasarkan penelitian dan penyelidikan dahulu. Bukan asal comot sana comot sini tanpa ada buktinya.
Biasanya tempat horor itu aku dapatkan melalui informasi dari warga dan masyarakat yang memang di daerahnya ada tempat yang mengerikan.
Sebelum aku menggeluti dunia tulis menulis, dulu aku adalah karyawan di sebuah Bank milik pemerintah, dulu jabatanku sudah lumayan, aku adalah kepala Unit.
Tapi nggak tau karena kegoblokanku yang menggebu-gebu tentang dunia dari dimensi lain, dan dunia tulis-menulis mengakibatkan aku korbankan pekerjaanku di sebuah Bank itu.
Aku selalu bepergian ke daerah-daerah pelosok untuk mencari informasi yang berhubungan dengan bangunan atau hunian atau daerah atau apapun yang menurut kepercayaan penduduk setempat adalah tempat yang medeni.
Aku tidak sendirian, aku selalu bersama Sumadi temanku yang juga goblok mau-maunya meninggalkan pekerjaanya sebagai marketing manager di sebuah perusahaan freight forwarding untuk menjadi partnerku dalam membuat sebuah novel.
Kami berdua mempunyai sebuah kantor yang tidak bisa dibilang kantor, karena ukuranya yang kecil. Pokoknya tempat itu aku bisa bilang sebuah kantor karena disitulah aku menulis dan mencari data tentang tempat-tempat yang bisa kami prospek.
Aku dan Sumadi cuma mengandalkan jaringan internet untuk browsing, bersosial media, dan mencari tempat-tempat yang aduhai.
Dari data itu akan kami telusuri dulu. Dan apabila nanti sudah fix alias A1 kami berdua meluncur ke tempat yang kami tuju.
Kami mempunyai sosial media yang lumayan lengkap, dan di dalam sosial media kami itu orang-orang bisa berbagi tempat-tempat yang mengerikan.
Di sosial media kami selalu cantumkan alamat email kami, jadi apabila ada orang yang serius memberitahukan kami di mana tempat yang mengerikan, bisa lanjut di email.
Selain menggunakan Email, Kami juga menerima inbox di sosial media, tetapi untuk lebih serius maka gunakan email saja.
Seperti contohnya hari ini Sumadi mendapat email dari seseorang yang tidak kami kenal…di email itu dikatakan ada sebuah tempat atau penginapan yang mengerikan dan selalu mengambil nyawa orang yang menginap disana.
“Koen percoyo (kamu percaya) informasi dari email itu Di?”
“Hahaha wis akeh (sudah banyak) sing kayak gini No, mereka minta imbalan, nanti setelah kita kesana njeketek rumah yang masih ditempati hihihihi”
“Iyo su. tiwas kita keluar biaya untuk riset ke sana, njeketek rumah yang masih ada penghuninya hahahah”
Memang banyak orang yang kirim email atau inbox ke sosial media kami, tetapi tentu saja semua harus kami teliti dulu, agar kejadian yang pernah kami alami tentang informasi palsu tidak terulang lagi.
Karena kami selalu memberikan catatan di media sosial kami, apabila tempat itu benar-benar sesuai dengan kriteria kami, maka kami akan memberikan imbalan kepada yang memberikan informasi.
Saya mau cerita sedikit tentang pengalaman informasi palsu….…
Pernah suatu kali dulu, ada email masuk, di email itu dijelaskan ada sebuah rumah di pinggir hutan yang angker, email itu disertai dengan bukti foto-foto juga.
Kami tertarik dan akhirnya balas berbalas email sebelum kami tunjukan nomor wa kami.
Informasi begitu detail disertai foto ketika pagi, siang, malam… pokoknya sangat meyakinkan…
Infonya disana kerap ditemui korban tanpa pakaian sama sekali, bahkan ada juga foto seorang laki-laki yang telentang dengan mata terpejam dalam keadaan bhugil.
Kemudian ada juga rekaman suara jeritan perempuan di sana waktu tengah malam.
Info beginian tentu saja menarik perhatian kami sangat. Kami berusaha browsing tempat itu, ternyata tempat itu belum tercover google yang artinya kalau kami kesana, kami adalah pihak pertama yang akan memberitakan tentang keangkeran tempat itu.
Setelah kami yakin, berangkatlah kami ke sana. Padahal letak hutan itu jauh dari tempat tinggal kami, sekitar delapan hingga sembilan jam perjalanan menggunakan mobil.
Tapi karena rasa penasaran kami akhirnya berangkat juga.
Kami janjian dengan pemberi info untuk menunjukan lokasi tempat itu, dan tentu saja kami memberikan dana yang lumayan untuk pemberi info itu.
Kebiasaan kami, sebelum kami kasih uang ke pemberi info kami akan melewati tempat itu tiga kali bersama dengan pemberi info, pagi, siang, dan tengah malam.
Kami hanya melihat dari kejauhan, karena kalau dekat-dekat kan nanti ketika kami lakukan eksekusi… Ketika memang keadaannya sesuai dengan harapan, maka dia akan kami kasih reward atas infonya.
Setelah itu baru kami berdua yang akan melakukan eksekusi. Pemberi info tidak usah ikut campur lagi dari pada merusak suasana.
Malam hari setelah semua persiapan kami lakukan, kami menuju ke sana…
Sebuah rumah kosong, sekitar dua puluh meter masuk ke hutan. Rumah kosong yang entah dibangun untuk apa di pinggir hutan yang terkenal angker ini.
Dari jalan utama pantura masuk ke jalan kecil sepuluh menit, kemudian masuk sekitar dua puluh meter dari sisi jalan kecil itu.
Menjelang tengah malam… Mobil sudah kami tinggal tidak jauh dari jalan setapak.
Waktu itu kami membawa alat perekam suara yang sangat peka, sebuah handycam kecil dengan tiga buah baterai cadangan yang bisa digunakan hingga lebih dari 24 jam, lampu sorot apabila diperlukan, satu buah pisau komando untuk memotong ranting atau apapun, dan dua buah senter police yang sangat terang cahayanya
Kami dengan tenang dan tentu saja deg deg an menuju ke lokasi yang dituju..
Waktu itu keadaan cukup sunyi.. Sebuah rumah tua permanen yang cukup besar, pagar rumah itu dari tembok yang cukup tinggi, sekitar dua meteran, jadi jelas tidak mungkin kami harus lompati pagar tembok itu.
Di luar ada pintu gerbang yang selalu tertutup keadaannya. Baik itu pagi, siang, atau malam. Jadi kami harus melewati pintu gerbang itu untuk bisa masuk ke dalam rumah.
Dan menurut pemberi info pintu gerbang itu tidak pernah dikunci, dan mudah untuk dibuka dan ditutup.
Tetapi sebelum kami masuk ke dalam, kami putari dulu rumah itu, untuk melihat segala kemungkinan yang mungkin akan terjadi. Ketika kami putari rumah yang mungkin luasnya 200 meter persegi memang aku sempat beberapa kali mendengar suara jeritan dan cekikikan perempuan.
Memang sempat merinding juga. Tapi ya akhirnya kami yakin akan membuka tabir rumah hantu itu.
Setelah mempelajari bagian luar rumah dan yakin bahwa tidak ada apa-apa, akhirnya kami putuskan untuk masuk ke dalam pagar rumah
Suasana gelap gulita, Sumadi menyalakan senternya, sedangkan aku berusaha membuka pintu pagar rumah itu… ternyata pintu pagar itu tidak sulit membukanya…
Kami sudah ada di dalam.. Bau wangi minyak wangi murahan tercium samar di hidung kami, sampai disini aku sempat ragu, begitu juga Sumadi.
Aku berbisik kepada Sumadi. Di, mosok ada setan pakek minyak wangine balon (wetees) gerbong sepur Njagir?..... Untuk diketahui dulu itu di sekitar jagir surabaya ada gerbong barang kereta api yang tidak terpakai, dan kadang digunakan untuk transaksi perlendiran.
Tapi karena kami sudah ada disini, ya kami terus saja maju pantang mundur. Kami susuri dulu halaman rumah yang luas itu, hingga kami kemudian semakin mendekat di rumah utama…
Di dalam rumah itu gelap gulita, namun kadang aku masih mendengar suara teriakan teriakan yang mencurigakan, teriakan-teriakan itu semakin jelas disini, dan kayaknya aku tidak asing dengan teriakan itu.
Ketika kami sudah dekat dengan teras rumah tiba-tiba dari arah dalam rumah ada suara yang lebih mengerikan daripada setan dimanapun berada, suara yang paling aku takuti..
“Mas… mampir mas….. yuk kita tukar keringat mas, aku bisa puasin kamu dengan emutan sembilan rasa lho mas….”
Suara ngebas dan kemayu… suara bantji yang biasa ngamen, bukan bantji salon yang cantik!
Nah dari kejadian itu kami tentu saja tertipu, rumah itu adalah tempat prostitusi bagi bantji-banjti model kuburan kembang kuning yang ada di Surabaya.
Mulai dari itu, kami lebih selektif lagi memilih tempat untuk explorasi heheheh.
Selain untuk mencari informasi, kami gunakan juga sosial media untuk memancing keingintahuan dan minat pembaca tentang kisah kami, tentu saja kami tidak pernah menceritakan secara detail kisah kami di sosial media kami.
Tentu saja dengan tujuan agar buku yang diterbitkan oleh penerbit independen bisa laku keras, dan aplikasi Novel akan dibaca juga lah.. Bisnis tetaplah bisnis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Bunda Titin
tak pikirno emutan sembilan rasa itu kyk apa ya ??.......🤔🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤦🤦
2024-08-05
0
Rui A.P
Sumpah ini novel tereffort yang pernah kutemui, Sampe jadi paranormal loh😭
2023-09-09
0
Sultan Mnr
hahhaa
2023-07-11
0