“Nah sekarang yang ada di dalam kamar No, dan ini yang paling jelas diantara yang lainnya karena keadaan kamar yang gelap gulita”
Video yang sedang diputar Sumadi ketika kami berdua masuk ke dalam kamar ini kayaknya lebih ngeri dari pada yang ada di ruang tamu.
“Pertama yang akan kita lihat adalah sekali lagi penampakan yang tidak bisa aku screenshot, karena sesuatu yang berkelebat itu sangat cepat sekali…. coba lihat sebentar lagi No..”
Sumadi memutar berulang ulang sebuah penampakan yang cepat. Meskipun diperlambat kecepatan player itu, tetapi tetap saja penampakan aneh itu tidak terlihat.
“Kalau diperlambat sama sekali tidak kelihatan No, cuma kayak ada siluet saja, tetapi kalau aku normalkan lagi baru terlihat walaupun hanya sepersekian detik saja”
“Coba kamu ulang-ulang terus saja Di, kayaknya kita akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas daripada kalau diperlambat”
Sumadi terus mengulang ulang video yang hanya sekilas..hanya mungkin sepersekian detik saja, dan ternyata lama-lama aku bisa melihat dan mengangan-angan apa yang ada di kamar itu.
“Sekarang aku sudah bisa menggambarkan apa yang ada di kamar itu Di, gimana dengan kamu?”
“Sama aku juga sudah bisa membayangkan bagaimana bentuk rupanya” kata Sumadi
“Wajah orang tua lagi, tetapi wajahnya lonjong eh tidak lonjong biasa, tapi lonjong yang cenderung lancip. Hidung besar yang terangkat ke atas, mata cekung yang besar dan ujung matanya terangkat ke atas juga. Dan yang mengerikan di atas kepalanya ada tanduk No…”
“Bukan tanduk Di, tetapi bentuk kepala dia yang aneh dan menyerupai tanduk, yang kamu deskripsikan itu sesuai yang aku lihat juga, tetapi untuk tanduk aku kurang setuju, karena ketika aku perhatikan, memang bentuk kepala dia yang aneh”
“Ya sudah No, untuk yang ini kita sepakat bahwa yang ada disana itu orang tua juga, tetapi kayaknya berbeda dengan yang ada di ruang tamu”
“Aku lanjutkan ya videonya No… nah bagian ini yang rumit, karena ketika kita sedang kesakitan, aku tidak fokus dengan apa yang aku syuting, akibatnya handycam yang aku gunakan merekam ke segala arah, tidak fokus ke kamu No”
“Coba kita lihat Di, kayaknya itu bukan salahmu, tetapi bisa saja ada yang menggerak gerakan tanganmu”
Video sedang menayangkan keadaanku yang sedang kesakitan, karena telinga kami seperti ada yang menusuk, kemudian rasa mual yang luar biasa, kemudian pusing yang mengikuti sakit di telinga.
Kemudian keadaan menjadi gelap karena senter yang aku pegang tiba-tiba mati. Tetapi untungnya handycam baru ini bisa merekam di tempat yang gelap.
“Sebentar lagi No, perhatikan yang ada di depanmu, waktu disana aku kan tidak berani melihat layar handycam kan, ya karena sebentar lagi ini yang akan muncul” kata Sumadi
Handycam itu terus merekam apa yang ada di depanku..
Masyaallah… ternyata ketika aku merasa ada makhluk tinggi besar itu benar, handycam ini merekam adanya sosok makhluk tinggi besar dan berperut buncit…
Handycam yang dibawa Sumadi berhasil mengabadikan sosok tak kasat mata itu, mekipun eh meskipun hanya siluet saja karena keadaan yang gelap. Tapi kadang apa yang diabadikan handycam itu kadang nampak jelas, kadang kabur dan hanya bayangan saja.
Makhluk mengerikan itu hanya terlihat di bagian tubuhnya saja, tidak dengan bagian kepalanya.
Hingga proses perekaman selesai karena kami tidak kuat dengan rasa sakit yang ada di tubuh kami, tidak terlihat kepala dari mahluk yang mengerikan itu.
“Ternyata ketika kita ada disana itu banyak yang menampakan wujudnya kepada kita ya Di, oh iya bagaimana dengan hasil rekaman alat perekam yang ada di punggungmu?
“Nah ini yang tadi aku baru sempat dengarkan No, waktu aku dengarkan menggunakan headset itu”
“Eh dari mulai kita datang sampai ada di depan rumah tidak terdengar suara apa-apa. Tetapi ketika kita masuk ke dalam rumah baru mulai terdengar suara-suara… sik tak putarkan dulu suara itu No”
Sumadi mengulang dari awal lagi apa yang tadi dia sudah dengar, untuk kali ini kami mendengarkan melalui speaker kecil yang ada di alat perekam.
“Hmm dari sini saja ya kita dengarkannya….. dari ketika kita akan masuk ke dalam rumah, karena sebelumnya tidak terdengar suara apapun, hanya ada suaramu No, suara detak jantungku dan suara nafasku saja” kata Sumadi
“Terserah kamu Di…”
Sumadi memutar perekam suara yang dia ikatkan di punggungnya.
Yang terdengar pertama adalah suara nafas Sumadi dan suara detak jantungnya, perekam suara ini sangat peka, sehingga suara terlemah pun akan terdengar dengan alat perekam ini.
Hingga satu menit lebih hanya suara nafas, detak jantung Sumadi dan suaraku saja yang terdengar, tapi tidak lama kemudian ketika terdengar suaraku yang berkata kita ada di dalam ruang tamu, ada suara lain yang terdengar. Suara yang sangat pelan namun tetap terdengar
“Eh itu suara apa Di, coba kamu ulangi lagi”
“Dengarkan baik baik No, itu adalah pengulangan dari suaramu, kayak semacam gema tetapi dengan jenis suara yang berbeda… coba dengarkan dengan seksama”
“Ketika kamu selesai dengan bicara ‘sekarang kami ada di ruang tamu’…..dengarkan ada yang mengikuti suaramu”
Sumadi mengulang lagi alat perekam itu, dan memang benar, ada suara yang menirukan kalimatku, tetapi suara itu bukan gema, karena jenis suara itu berbeda dengan suaraku.
Suara yang mengikuti suaraku itu berjenis bariton dan kasar… beda dengan suaraku yang cenderung melengking.
Suara itu juga agak sedikir mendesis..berbeda dengan suaraku yang cendertung kurang desisannya.
“Gimana No, jelas kan ada yang mengikuti suaramu, tetapi coba dengarkan sekali lagi, suara itu kayak bukan di sekitar kita, melainkan suara itu berasal dari tempat yang terpendam”
"Suara itu ada di dalam ruangan atau tempat yang tertutup, pokoknya tidak di dalam kamar ini No"
Sumadi memperdengarkan lagi suara yang mengikuti suaraku….Setelah aku perhatikan dengan seksama, ternyata benar yang diomongkan Sumadi, suara itu kedengaranya seperti terfilter, seperti di dalam tempat yang kedap.
“Wah ini mengerikan Di, suara itu bukan berasal dari sekeliling kita, tetapi dari tempat yang dalam, tempat yang tertimbun sesuatu….tapi masak dari kuburan itu Di”
“Aku kurang yakin kalau suara itu dari kuburan No, karena kuburan itu agak jauh dari ruang tamu kan” kata Sumadi
“Iya No, menurutku suara itu berasal dari sekitar ruang tamu atau sekitar rumahlah pokoknya… sekarang kita dengarkan lagi suara yang lainya” tambah Sumadi
Sumadi memperdengarkan lagi alat perekam yang dia pasang di punggungnya.
Setelah suara yang tadi itu kemudian yang terdengar adalah suaraku dan suara seperti orang yang sedang berbisik, sebentar ini bukan berbisik, tetapi berisik, banyak yang sedang berbicara,
Jadi suara-suara aneh itu muncul ketika kami masuk ke dalam rumah. Waktu aku dan Sumadi ada di luar rumah tidak terdengar suara apapun.
Suara berisik seperti kami ada di dalam gedung yang sedang ada acara semacam pernikahan…berisik karena banyak orang yang sedang mengobrol.
“Kita kayaknya sedang ada di sebuah tempat yang sedang ramai, seperti sebuah gedung pertemuan atau acara pernikahan Di”
“Iya No, itu yang tadi aku mau katakan, kita seperti sedang ada di sebuah acara yang dihadiri oleh banyak orang, dan yang hadir itu bicara satu sama lain. Jadinya berisik sekali”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Isnaaja
bacanya malam2 gini,takut kebawa mimpi,tapi kalau gak dibaca penasaran😁
2023-05-10
4
Isnaaja
untung handycamnya gak ikut mati
2023-05-10
1
Isnaaja
sejenis mahluk apa ya,gak bisa bayanginnya.
2023-05-10
1