Siang hari pukul sebelas kami sudah ada di depan pom bensin atau SPBU… aku dari kecil sudah terbiasa menyebut SPBU dengan kata-kata pom bensin hehehe.
Pegawai SPBU sempat tanya kok siang-siang kesininya… ya aku jawab aja kepingin menikmati siang hari di rumah itu.
Kami kesini dengan membawa alat tempur kami berupa handycam dan alat perekam…
Dan aku sudah siap dengan mulutku yang akan menggambarkan suasana siang hari di rumah itu. Sebelumnya kami sudah pernah kesini siang hari, ketika hari pertama kami datang bersama Gungde.
Tetapi untuk siang hari ini berbeda, karena malam sebelumnya kami juga ada disini dan sempat dibuat kesakitan oleh penghuni yang ada disini.
“Kalau siang hari ini keadaan disini tidak mengerikan sama sekali, malah rasanya nikmat, karena pohon kepuh yang besar dan tinggi itu dahan dan daunnya menghalangi panas matahari”
“Kami berdua sedang jalan di jalan setapak yang menuju ke rumah di belakang kuburan, angin semilir menerpa wajah kami, dan rasanya sangat membuat ayem, senang dan tenang perasaan”
“Kami sudah dekat dengan rumah, dan sama saja…. disini pun rasanya adem karena angin semilir dan suasana yang banyak pohonnya membuat tempat ini rasanya menyenangkan dan bikin kerasan”
“Sekarang kami sudah ada di depan rumah, aku mengambil anak kunci dari kantong celanaku…”
“No…kamu gak permisi dulu sebelum masuk ke rumah ini?” kata Sumadi mengingatkan aku
“Oh iya Di, hampir lupa… kita kan harus sopan di rumah orang”
“Permisi, saya dan Sumadi ingin masuk ke rumah ini dan melihat keadaan rumah ini, kami tidak akan mengusik, mengusir, dan atau mengganggu kalian sebagai penghuni rumah ini” kataku sambil membuka pintu rumah.
“Wah lampu di plafon rumah ini nyala… padahal kemarin malam keadaanya mati, tapi ya sudahlah nggak papa”
Keadaan ruang tamu yang sama dengan ketika kami datang kesini sebelumnya, wallpaper bunga yang mengerikan kalau malam hari, tidak ada yang berubah, bahkan kursi yang menghadap ke pintu ruang tamu pun masih seperti sebelumnya.
“Siang hari ini keadaan ruang tamu sama dengan malam hari sebelumnya ketika kami kesini, untuk kali ini kami tidak lupa menutup pintu rumah, karena sebelumnya kami datang kesini tidak menutup pintu rumah, dan akibatnya penghuni rumah yang menutupkan pintu rumah”
“Permisi bagi para penghuni rumah dan penghuni ruangan yang ada di rumah ini, kami kesini tidak ada maksud apa-apa, kami hanya ingin tau keadaan rumah ini beserta kalian semua yang menghuni rumah ini”
“Kami bahkan sama sekali tidak mempunyai ilmu apapun yang membahayakan kalian penghuni rumah ini, tetapi sebaliknya kalian yang sangat berbahaya bagi kami”
“Saat ini siang ini saya dan Sumadi hanya ingin melihat ruangan-ruangan yang yang ada di rumah ini. Dan kami juga kepingin menikmati pemandangan bagian belakang rumah, semoga kalian penghuni rumah memperbolehkan kami untuk ke bagian belakang rumah”
Tidak ada suara apapun ketika aku bicara tadi, di dalam rumah ini keadaanya meman sunyi senyap bahkan suara mobil yang ada di jalan raya atas pun hanya samar-samar terdengar saja. Hanya suara gemericik air yang berasal dari belakang rumah saja yang terdengar.
Secara garis besar, sebenarnya rumah ini sangat nyaman untuk digunakan sebagai rumah peristirahatan, tenang, tidak berisik, tidak terlalu panas, dan terdengar bunyi air sungai yang ada di belakang.
Kami melangkah ke kamar utama… aku buka kamar utama, disini pun tidak ada yang berubah, tetap seperti sebelumnya.
Kami masuk ke dalam kamar, yang kemarin malam sempat membuat aku dan Sumadi sakit, tetapi siang ini keadaanya jauh berbeda.
Aku lanjutkan lagi dengan berbicara kepada alat perekam yang sedang aku pegang layaknya mic.
“Kamar utama, kamar dimana saya dan Sumadi mengalami kejadian mengerikan. Ternyata siang hari ini kamar ini jauh berbeda dengan malam hari”
“Ada terasa angin semilir yang berasal dari ventilasi jendela kamar, dimana jendela dan ventilasi kamar ini menghadap ke semak belukar yang ada di samping rumah”
“Tidak ada kesan mengerikan di dalam kamar ini, hanya ada rasa yang sangat ingin tinggal dan tidur di kamar ini saja, sungguh tidak ada kesan menakutkan apalagi aura menakutkan seperti malam kemarin”
“Mungkin saya kalau ada disini barang sepuluh menit saja, saya langsung tertidur, kamar ini dari segi ruangan dan udara yang mengalir karena ada ventilasi itu membuat siapa saja yang ada disini akan merasa ngantuk”
“Sungguh arsitek yang membangun rumah ini benar-benar mengedepankan rumah sebagai tempat tinggal yang membuat kerasan bagi yang tinggal disini”
“Aku buka kamar mandi kamar utama, disini sama saja, tidak ada yang bisa dianggap mengerikan, semua tenang dan nyaman, kamar mandi ini tidak gelap. Karena ada jendela kaca buram yang letaknya di atas, dan ada ventilasi udaranya juga”
“Setelah saya selesai dengan membicarakan mengenai kamar utama, sekarang kami akan pindah ke ruangan berikutnya….”
“Saya belum tau ada berapa ruangan di rumah ini, karena dari depan rumah ini mungkin hanya ada dua kamar dan satu kamar mandi saja….”
“Tetapi saya tidak tau yang sebenarnya, karena saya dan teman saya baru juga semalam menikmati bagian kamar utama ini”
“Sekarang kami akan ke bagian ruangan yang lain sebelum kami ke bagian belakang rumah, kami keluar dari kamar utama, dan kembali lagi ke ruang tamu, dari ruang tamu ada semacam pembatas yang menuju ke ruang di sebelahnya”
“Ini adalah ruang keluarga, ada furnitur yang indah, dan ada pula sofa yang kayaknya sangat empuk dan enak untuk diduduki, tetapi saya dan Sumadi tidak berniat untuk duduk disitu, karena kami tidak mau lancang, asal duduk di sofa rumah ini”
“Dan ada dinding kaca yang sangat besar, dinding kaca yang memisahkan ruang keluarga dengan suasana tebing sungai.
“Dinding itu pasti ada pintu kacanya juga, sehingga kita bisa menikmati indahnya pemandangan di bagian belakang rumah, karena di balik kaca ini ada semacam balkon”
“Ruang keluarga ini gabung dengan ruang makan dan dapur, ada meja makan dan ada pula kursi makannya”
“Di sumadi, bagaimana kalau kita keluar, kita ke balkon itu, saya kepingin menikmati indahnya tebing sungai”
“Nanti saja No, di sini kan masih ada kamar mandi dan satu kamar itu yang belum kita masuki.. Kita bahas kamar itu dan kamar mandi juga, baru setelah itu kita keluar ke balkon” kata Sumadi
“Ok baiklah, sekarang kita ke kamar kedua, sebelumnya kami belum pernah ke kamar berikutnya ini, sekarang aku buka daun pintu dari ruangan itu”
Kamar kedua ini pintunya tertutup, sama dengan kamar utama tadi, pintunya juga dalam keadaan tertutup. Sekarang aku akan buka pintu kamar kedua, jantungku deg deg an juga hehehe.
Ketika kamar kedua ini aku buka…..
“Ternyata ini bukan kamar, ini hanya ruangan yang…..ehm jadi yang kita anggap sebagai kamar kedua ini sebenarnya sebuah ruangan yang seukuran dengan kamar depan, tetapi kosong”
“Disini tidak ada perabotan seperti tempat tidur, meja rias dan semacamnya, tidak ada juga kamar mandi dalam seperti kamar yang ada di depan”
“Yang aneh adalah di dalam ruangan ini ada semacam lubang berbentuk persegi yang ukurannya mungkin 100x100 cm yang di dalamnya ada anak tangga yang menuju ke bawah”
“Eh ada semacam pegangan tangganya juga, sepertinya tangga yang menuju ke bawah ini curam juga keadaanya”
“Keadaan lubang yang mengarah ke bawah ini gelap sekali”
“Tapi dilihat dari ukuran ruangan seperti ini, menunjukan bahwa mungkin dulunya ruangan ini adalah sebuah kamar, bukan sebagai tempat penghubung ke arah tangga yang kebawah”
“Agak aneh juga ya Di”
“Eh Di, apa kita perlu ke bawah juga?”
“Nanti saja No, kita ke kamar mandi yang ada di ruang keluarga ini dulu, setelah yang ada disini selesai, baru kita mengarah ke bawah sana”
“Kayaknya ini ruang bawah itu akan menuju ke dasar sungai, mungkin untuk melihat pemandangan di dasar sungai sana Di”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
SITI WINDASARI
ruang bawah tanah biasanya ada apa apa
2023-05-29
0
Isnaaja
menunggu mas no dan sumadi mengexsplor ruangan bawah tanah.
2023-05-12
2
Isnaaja
memang kebanyakan masyarakat lebih mengerti pom bensin daripada spbu,apalagi di perkampungan.😁
2023-05-12
2