Pukul satu lewat tiga puluh menit kami sudah sampai di hotel.
Kami tidak memeriksa hasil rekaman suara dan rekaman video untuk malam ini, karena selain ngantuk, kepalaku rasanya mau pecah, untungnya tadi kami sempat mampir ke apotik yang buka 24 jam untuk membeli obat sakit kepada dan obat mual.
Setelah sampai hotel, kami langsung ke tempat tidur, dan menikmati udara AC hotel yang mampu mendinginkan kepalaku yang rasanya panas sekali.
“Aneh No, baru kali ini kita mendapat serangan hebat, kepalaku sakit sekali dan rasanya panas”
“Di, kamu merasakan panas di kepala ketika kita keluar dari rumah itu dan berjalan menuju ke pom bensin kan?”
“Iya No, apa kamu juga merasakan hal yang sama?”
“Ho’oh… sakit dan panas, tapi tadi setelah aku minumin obat sakit kepala, sekarang sudah agak lumayan, apalagi kena AC hotel, panas kepalaku rasanya berangsur angsur hilang”
Pukul dua pagi, aku sedang mencoba untuk tidur, tapi rasanya kok mustahil.
Tadinya aku dan Sumadi ada rencana untuk melihat hasil rekaman…tapi kami tidak mengecek hasil video, dan perekam audio… kami terlalu sakit untuk memeriksa hasil kami malam ini.
Suara ngorok Sumadi terdengar keras, yang artinya dia sudah tidur nyenyak, sayangnya tidak dengan aku, hingga pukul dua lima belas pagi, mataku masih belum bisa dipejamkan.
Bukan masalah sakit kepala, saat ini sakit kepala dan telingaku sudah berangsur angsur hilang. Nggak tau kenapa aku sampai sekarang masih belum bisa memejamkan mata.
Kulihat meja di depanku, dua alat perekam suara dan satu handycam bergeletakan… juga ada dua buah tas laptop yang masing-masing berisi laptop juga ada di meja itu.
Tiba-tiba rasa penasaran aku mulai timbul, aku kepingin tau apa yang ada di dalam handycam dan alat perekam yang dibawa oleh Sumadi tadi.
Tapi nggak ah, besok pagi saja aku kerjakan bersama Sumadi, sekarang aku harus istirahat untuk mengumpulkan tenaga yang akan kami gunakan besok.
Lebih baik lihat sosial media di ponsel saja, daripada penasaran dengan isi dari alat perekam dan handycam yang ada di meja itu.
Baru saja aku mengambil ponsel dari meja samping tempat tidur, tiba-tiba lampu kamar hotel mati. Keadaan kamar hotel gelap gulita.
Aku tunggu hingga genset hotel nyala, masak hotel sebesar ini tidak mempunyai genset yang digunakan dalam keadaan lampu mati.
Aku tunggu hingga beberapa belas menit, tetapi lampu kamar tetap dalam keadaan mati, dalam keadaan gelap gulita aku turun dari tempat tidur dan menuju ke jendela dan pintu kamar.
Kubuka gorden kamar dengan cara menarik sebuah alat seperti alat kerekan, alat itu yang digunakan untuk membuka gorden, perlahan lahan gorden itu terbuka…..
Tapi aneh, di luar jendela kamar keadaanya gelap gulita!
Aku tidak bisa melihat kamar lain atau kantor hotel…..
Yang saat ini aku lihat adalah tanah, semak belukar dan pohon beringin yang ada di sebelah kiri!
Dan sekilas di jendela aku lihat wajah orang tua yang di kepalanya ada udeng.
“Janc*k…. Kenapa jadi gini”
Aku mundur dan kubiarkan gorden kamar dalam keadaan terbuka.. Aku mundur terus hingga tubuhku menyentuh tempat tidurku.
Aku duduk disisi tempat tidur, tetapi pandangan mataku tetap menghadap ke arah jendela. Mataku tidak pernah lepas dari jendela yang menampakan gambaran bukan di dalam area hotel.
Diluar jendela itu menggambarkan suasana halaman rumah di bawah kuburan!
“Di…. Sumadi, ayo bangun Di…. ada yang aneh disini” aku berusaha membangunkan Sumadi…. tapi tidak ada jawaban dari Sumadi
“DI…. SUMADI AYO BANGUUUN!” aku agak berteriak
Tidak ada jawaban dari Sumadi….
Aku menoleh ke belakang untuk membangunkan Sumadi.
“ALLAHUAKBAR…!!!!”
Aku berjingkat berdiri menjauhi tempat tidur tempat Sumadi sedang tertidur…
Di atas tempat tidur…. Sumadi sudah menjadi mayat!...
Samar-samar aku lihat sumadi sudah menjadi mayat yang sudah membengkak kondisinya, mata Sumadi dalam keadaan melotot.
Aku semakin menjauh dari tempat tidur…
Aku bergeser ke kursi yang ada di samping tempat tidurku…aku tidak mau melihat Sumadi dengan keadaan menjadi mayat yang sudah membengkak.
Tiba tiba tv kamar menyala dengan sendirinya….
Aku berusaha untuk tetap tenang, aku yakin ada yang sedang menggangguku..
Tv kamar menyala, dan sekarang tv itu menggambarkan suasana di dalam rumah bawah kuburan yang menjadi tempat eksplorasi kami tadi.
Sebentar…bukannya yang sekarang ditampilkan di tv itu adalah apa yang dilakukan Sumadi….
Di tv kamar hotel itu menayangkan video ketika aku sedang ada di dalam kamar rumah itu….ketika rasa sakit menyerangku!
Di dalam video itu aku sedang kesakitan, dan ketika video itu menyorot di depanku, ternyata ada sesosok tinggi besar hitam, tidak berbulu dengan perut besar dan kuku yang panjang, ada dua pasang taring yang keluar dari mulutnya.
Aku kaget dan merinding melihat video aneh yang sedang ditayangkan itu…
Tapi tiba-tiba kepalaku kembali sakit sepertinya ada yang sedang menekan kepalaku dari belakang… aku paksa untuk menoleh tetapi tidak bisa.
Aku paksa untuk menoleh ke belakang dan melihat siapa yang sedang menekan kepalaku…. Tapi rasanya sulit sekali, kepalaku rasanya seperti sedang ditahan dengan sesuatu yang sangat berat dan besar.
“Aarrghhh sakiit sekaliii aaarrghhhh!!!!!” aku masih berusaha menoleh ke belakang
“AARRGHHH SAKIIIIIIT!!!!”
Sakit yang luar biasa, aku semakin tidak tahan, dan akhirnya untuk melepaskan sesuatu yang sedang menekan kepalaku, aku jatuhkan tubuhku dari kursi yang ada di sebelah tempat tidur…
Aku jatuh berguling guling, sesuatu yang menekan kepalaku itu lepas… tapi rasa sakit masih terasa di bagian belakang kepalaku.
Aku berteriak untuk mengusir yang tadi sempat menekan kepala bagian belakangku… tapi suaraku tidak bisa keluar sama sekali, aku sekarang tidak bisa berteriak!
Aku terus berusaha berteriak…. Aku paksa tenggorokanku agar mengeluarkan suara…tetapi tetap saja tidak ada suara yang keluar dari tenggorokanku…
Sesuatu yang tadi sempat menekan kepalaku dengan keras sudah tidak aku rasakan lagi, tetapi kepalaku masih terasa sakit…….
Aku terus berusaha teriak untuk minta tolong… sayangnya tenggorokanku belum bisa menghasilkan suara sama sekali, yang terdengar hanya suara seperti orang yang tercekik saja.
Aku tetap berguling di lantai dan berusaha teriak. Tetapi yang terjadi adalah bukanya aku bisa teriak, melainkan sekarang aku semakin sulit untuk bernafas, rasanya aku kehabisan oksigen di ruangan ini.
Aku pejamkan mata…aku terus berusaha teriak dan tetap harus bisa bernafas… tetapi tetap saja rasanya tidak ada oksigen yang masuk ke dalam paru-paruku.
Tiba-tiba entah bagaimana ada air yang membasahi kepalaku, tidak hanya satu kali tetapi sampai tiga kali ada air yang membasahi kepala dan tubuhku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
MAUT TAK DIUNDANG
ngeri
2023-05-28
3
Isnaaja
lagi mimpi kayanya
mungkin sumadi yang menyiram mas no,,
2023-05-07
2
ayularasati91
semoga cuma mimpi..
2023-05-06
4