Bab 4

Pagi ini Citra datang lebih pagi dari biasanya. Dia ingin menyelesaikan tugas yang belum sempat selesai tadi malam.

Mengingat kejadian tadi malam membuat Citra senyum-senyum sendiri. Dia tak menyangka jika sahabat masa kecilnya mengungkapkan perasaannya padanya. Dia juga terkejut saat tahu bahwa Arga sudah menaruh hati padanya sejak dulu.

"Aku suka sama kamu udah dari dulu Cit. Awalnya aku berpikir mungkin itu cuman perasaan kagum aja. Tapi aku salah. Perasaan aku ke kamu nggak pernah berubah." Arga mengungkapkan perasaannya pada sahabat yang diam-diam telah mencuri hatinya.

Citra menatap pemuda dihadapannya dengan pandangan yang sulit untuk diartikan. Ada rasa tak percaya dan juga rasa bahagia saat dirinya tahu bahwa ada seorang pemuda yang selalu memperhatikannya diam-diam.

"Aku nggak berharap kamu membalas ungkapan cinta aku sekarang. Aku cuman pengin kamu tahu aja Cit. Kalau di dunia ini masih ada yang sayang sama kamu. Masih ada yang tulus sama kamu," ucap Arga.

Citra semakin bingung dibuatnya. Dia tak mengerti dengan ucapan Arga barusan. Kenapa Arga tak mengharapkan dirinya membalas cintanya? Apa Arga hanya main-main saja? Atau dia cuman mau nge-prank seperti konten-konten di media sosial saat ini?

"Kamu jangan berpikir yang bukan-bukan Cit. Aku ngomong gitu karena aku sadar. Cinta itu nggak bisa dipaksakan. Cinta itu nggak harus saling memiliki," ucapnya lagi.

Citra tertegun mendengar ucapan Arga. Dalam hati dia merasa kagum dengan sikap dewasa yang ditunjukkan oleh Arga. Sikap yang jarang sekali dimiliki oleh seorang pemuda seusianya.

"Aku harap setelah kamu tahu perasaan aku ke kamu. Kamu nggak berubah ya. Aku harap kamu nggak menjauh dari aku. Aku harap kamu masih mau bersahabat dengan aku," ucapnya akhirnya sebelum dia berpamitan untuk pulang.

Citra menatap kepergian Arga dengan wajah bersemi merah. Hatinya berbunga-bunga dan dia merasa bahagia.

"Hayo lho ngelamun aja deh!" ujar Anne yang baru saja tiba di kelas.

Citra kaget setengah mati saat tahu siapa yang mengagetkannya. Sedangkan Shintya hanya tertawa melihat ekspresi kaget yang ditunjukkan oleh Citra.

"Lagi ngelamunin apa sih?" Anne mengulangi lagi pertanyaannya yang belum terjawab oleh Citra.

Wajah Citra merona mendengar pertanyaan sang sahabat.

Anne dan Shintya saling lempar pandang saat melihat wajah Citra yang merona merah.

"Kamu lagi jatuh cinta ya Cit?" pekik Shintya membuat wajah Citra semakin merona merah.

"Cie cie... Citra!" Anne menggoda Citra yang semakin tertunduk malu.

"Kamu habis ditembak Arga ya Cit?" tebak Shintya.

Wajah Citra semakin memerah mendengar tebakan jitu sahabatnya itu.

"Wah beneran Cit?" tanya Anne.

Citra menundukkan kepalanya. Sejurus kemudian gadis itu menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Wah Citra. Terus gimana? Kamu terima dia dong ya pastinya?" kejar Anne.

Citra menghela napas panjang sembari menatap wajah sang sahabat secara bergantian.

"Aku nggak tahu. Aku nggak jawab pernyataan cintanya dia," ucap Citra. Suaranya terdengar lirih dan bingung.

Shintya dan Anne tampak mengerutkan kening mereka masing-masing. Mereka terlihat heran dengan ucapan sahabat mereka itu.

"Kenapa?" Anne bertanya sambil menempatkan dirinya di samping Citra.

"Iya Cit. Kenapa nggak kamu jawab? Apa kamu suka sama orang lain?" Kali ini Shintya yang bertanya.

Citra menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan.

"Aku nggak bisa terima dia An, Shin. Aku emang sayang sama dia. Tapi...."

Citra menggantung ucapannya begitu saja. Membuat kedua sahabatnya itu menjadi semakin penasaran.

"Tapi dia udah terlanjur cinta mati sama gue," sahut seseorang yang baru saja datang.

Ketiga gadis manis itu menoleh ke arah sumber suara. Citra tampak terkejut melihat siapa yang tiba-tiba menyahuti perkataannya.

Anne dan Shintya memasang wajah tak suka pada pemuda yang baru saja menyela obrolan mereka itu.

"PD banget sih jadi orang." Anne menggerutu sambil menatap tak suka pada pemuda itu.

Pemuda yang ternyata adalah Dirga itu lantas tersenyum miring.

"Dia ini, cewek paling nggak tahu malu di muka bumi. Dia itu dengan percaya dirinya ngirimin gue surat cinta. Emang dia pikir dia siapa? Berani-beraninya ngirimin gue surat cinta." Dirga berkata sembari menunjuk ke arah Citra yang sudah tertunduk malu.

Anne mengepalkan kedua tangannya. Dia merasa geram mendengar setiap kata yang keluar dari mulut pemuda itu.

"Seharusnya dia ngaca. Muka macam m****t sok-sokan suka sama gue. Jelas gue tolak lah. Kecuali kalau...." Dirga berjalan mendekat ke arah Anne sembari tersenyum.

"... kecuali kalau elo yang suka sama gue. Gue akan terima dengan senang hati." Dirga berkata sembari menjawil dagu Anne.

Anne menepis tangan Dirga dengan kasar. Dia tak suka dengan perlakuan Dirga yang keterlaluan. Dia tak suka pada pemuda itu yang terlalu percaya diri.

"Gue yang ogah sama elo. Cowok bermulut lemes kayak lo pantasnya pakai rok. Terus ngamen di lampu merah," cibir Anne.

Shintya tertawa mendengar cibiran Anne. Gadis itu menutup mulutnya dengan kedua tangannya agar suara tawanya tak terdengar hingga keluar ruangan.

Wajah Dirga memerah menahan amarah dan malu. Dia tak terima dengan perkataan Anne yang mencibir dirinya. Selama ini tak pernah ada yang berani menolaknya. Dirga selalu bisa mendapatkan cewek mana pun yang dia mau. Tapi kali ini beda. Dia merasa harga dirinya diinjak-injak oleh Anne. Anne telah mempermalukan dirinya di depan Shintya dan juga Citra.

"Pagi Citra," sapa Azwan yang baru saja tiba.

Citra dan yang lain menoleh ke arah sumber suara. Senyum tipis terkembang di wajah manisnya. Tapi senyum itu luntur kala dia melihat Sasha dan gengnya masuk ke dalam kelas.

"Eh Sayang. Tumben ke kelas aku." Sasha menyapa kekasihnya itu dengan senyum menggoda.

Dirga membalas senyuman Sasha dengan terpaksa. "Urusan kita belum selesai. Gue akan buat perhitungan sama kalian," ancam Dirga.

Anne dan Shintya tersenyum miring. Kedua gadis itu sama sekali tak merasa takut dengan ancaman Dirga.

"Kapten basket kok beraninya sama cewek?" sindir Azwan.

Anne dan Shintya menahan tawa mendengar sindiran Azwan untuk Dirga.

Tanpa berkata apa-apa lagi, Dirga keluar dari dalam kelas disusul oleh Sasha. Sebelum keluar dia masih sempat melontarkan ancamannya.

"Kami nggak apa-apa Cit?" tanya Azwan.

Citra tersenyum ke arah Azwan dan menggelengkan kepalanya.

"Beneran kamu nggak apa-apa?" Azwan meyakinkan sekali lagi. Pemuda itu masih merasa khawatir dengan keadaan Citra.

"Enggak apa-apa Wan. Aku baik-baik aja," jawab Citra.

"Citra kenapa?" Arga yang baru datang langsung melayangkan tanya begitu melihat Citra dikerubungi oleh teman-temannya.

Citra dan yang lainnya menatap ke arah Arga yang baru saja datang dan langsung menuju kelas Citra.

"Citra kenapa?" Arga mengulangi lagi pertanyaannya. Pemuda itu menampakkan raut khawatir.

"Kayaknya bakalan ada persaingan bisnis nih," seloroh Shintya.

Arga tak menghiraukan selorohan Shintya. Dia tetap saja fokus pada Citra yang hanya diam saja. Sedangkan Azwan memandang ke arah mereka dengan pandangan cemburu.

"Aku nggak apa-apa Ga. Cuman tadi Dirga...."

"Kamu diapain sama Dirga?" potong Arga. Nada suaranya terdengar serak dan juga berat karena emosi.

"Aku nggak diapa-apain kok. Dia cuman...."

"Dia cuman ngancem dan menghina Citra lagi dengan kata-katanya yang super pedas," jelas Azwan.

Arga mengepalkan kedua tangannya mendengar penjelasan Azwan. Tanpa berkata apapun, dia berjalan menuju pintu keluar.

"Mau ke mana?" tanya Azwan yang melihat sorot emosi dalam mata Arga.

"Gue mau kasih pelajaran ke Dirga. Biar dia nggak seenaknya aja menghina orang," jawab Arga.

"Sebaiknya jangan Ga. Selama dia nggak nyentuh Citra. Kita diemin aja dia. Tapi kalau dia udah nyentuh Citra, baru kita bertindak." Azwan berusaha memberi pengertian kepada Arga.

Akhirnya Arga mau mendengarkan saran Azwan. Dia juga tak mau membuat Citra semakin dibully oleh Dirga maupun Sasha.

*****

Sore ini hujan turun dengan derasnya. Citra baru saja keluar dari tempatnya bimbel.

"Yah kok hujan sih? Mana aku nggak bawa payung lagi," keluhnya.

Gadis manis itu tampak menatap langit yang mencurahkan airnya dengan deras.

"Belum pulang Cit?" tanya seorang tentor di tempatnya bimbel.

"Eh Pak Bagas. Belum Pak," jawab Citra.

"Hujannya deras banget ya Cit?" ujar pria itu.

Citra hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Kamu bawa payung nggak?" tanya pria bernama Bagas itu.

Citra menggelengkan kepalanya dengan lesu. Kemudian dia menghela napas panjang.

"Mau pulang bareng?" tawarnya.

Citra menatap pria yang berdiri di sampingnya itu dengan pandangan heran. Dia ragu untuk menerima tawaran dari guru lesnya itu.

"Saya...."

"Citra!" panggil Azwan.

Citra menoleh ke asal suara. Senyum segera terkembang di wajah manisnya. Dia jadi ada alasan untuk menolak tawaran dari guru lesnya itu.

"Maaf aku telat. Pulang sekarang?" ujar Azwan.

Citra tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Kemudian dia menoleh ke arah Bagas yang berdiri di sampingnya.

"Maaf Pak. Pacar saya udah jemput," tolak Citra.

Wajah Azwan memerah kala mendengar ucapan Citra. Dia merasa melayang saat mendengar Citra menyebut dirinya sebagai pacar.

"Yuk pulang sekarang," ajak Citra pada Azwan.

Azwan tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Hatinya berbunga-bunga dan bahagia sekali hari ini..

"Duluan Pak." Citra menyapa gurunya itu dengan ramah. Sedangkan Azwan hanya menganggukkan kepalanya saja ke arah pria itu.

Bagas memaksakan senyumnya kala Citra dan Azwan menyapanya. Ada sesuatu yang hilang dari sudut hatinya saat melihat Citra berlalu dari hadapannya.

"Kenapa aku seperti nggak rela dia pergi bersama pemuda itu?" tanya Bagas pada dirinya sendiri.

"Apa aku mulai jatuh cinta padanya?" tanyanya lagi.

"Oh Tuhan! Kalau memang yang aku rasakan adalah cinta, tolong permudah jalanku. Tapi jika aku hanya ingin bermain-main saja dengan dia, tolong hapuskan segala rasa dari dalam hatiku," ucapnya akhirnya.

Bagas menghela napas panjang. Sedetik kemudian dia kembali melanjutkan langkahnya menuju mobilnya yang terparkir manis di pelataran parkir bimbel itu.

Terpopuler

Comments

Gogot Puji

Gogot Puji

Ya ampun Citra. Kamu karismatik banget ya

2023-05-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!