Bab 13

Azwan berjalan di koridor sekolah dengan senyum merekah. Wajahnya yang tampan semakin terlihat tampan saat tersenyum seperti ini. Pemuda itu terus melangkah menuju sebuah kelas yang berada di ujung koridor. Dia kemudian masuk ke dalam kelas itu dan melangkah menuju sebuah meja yang di duduki oleh seorang gadis manis.

"Selamat pagi Sayang ku," sapa Azwan pada Citra.

Citra menoleh dan tersenyum manis pada Azwan. "Pagi. Ceria banget nampak? Ada apa nih?" balas Citra.

Azwan tersenyum mendengar suara sang kekasih yang beberapa hari lalu masih terdengar lemah itu.

"Iya dong. Aku bahagia banget hari ini karena lihat kamu udah sehat," jawab Azwan.

Citra tersenyum mendengar jawaban sang kekasih. "Tumben pagi-pagi udah di sekolah? Enggak bareng sama Anne?" tanya Citra.

Semenjak kenal Anne dan mulai dekat dengan Azwan, Citra berubah. Dia sekarang lebih aktif dan lebih cerewet. Dia juga lebih berani membalas orang-orang yang selalu menindasnya.

Azwan tersenyum mendengar pertanyaan Citra. Kemudian pemuda itu mengeluarkan sesuatu yang sejak tadi ia sembunyikan di balik punggungnya.

"Wah apa ini Sayang?" Matanya berbinar saat melihat bucket bungan dan sebuah kotak berwarna biru muda itu.

Wajah Azwan bersemu merah saat mendengar Citra memanggilnya dengan sebutan 'sayang'. Biasanya Citra hanya memanggilnya dengan sebutan kamu atau memanggil nama saja.

"Kamu buka aja," kata Azwan masih dengan wajah yang merona merah.

Citra membuka kotak itu. Matanya kembali berbinar saat melihat apa yang ada di dalam kotak itu.

"Selamat ya Sayang. Puisi kamu dan juga cerpen kamu di bukukan," kata Azwan.

Citra menatap Azwan dengan mata berkaca-kaca. Hatinya teramat senang melihat dua buku di tangannya itu.

"Makasih ya Sayang. Kalau bukan karena kamu, mungkin...."

"Udah. Apa yang aku lakukan ini nggak sebanding dengan kerja keras kamu. Kamu menang lomba ini juga karena usaha kamu. Aku cuman ngasih wadah aja." Azwan memotong cepat ucapan Citra.

"Ehem... Ehem! Pagi-pagi udah pacaran aja. Ini sekolah woy. Bukan alun-alun kota," sindir Shintya yang tiba-tiba masuk ke kelas.

"Iya nih. Pagi-pagi udah bikin baper warga jomblo aja deh," timpal Anne.

Citra menundukkan kepalanya. Walaupun dia sudah berani melawan orang-orang yang menindasnya. Tapi saat ada yang berbicara agak ketus padanya, dia tetap merasa takut.

"Sorry deh para jomblo. Gue sama Citra kebablasan kalau pacaran," ucap Azwan.

Anne dan Shintya tertawa melihat ekspresi wajah Azwan yang terlihat kesal.

"Maaf," ucap Citra pendek tanpa menatap ke arah kedua sahabatnya itu.

Anne berjalan mendekat ke arah Citra. "Aku nggak marah Citra. Aku cuman bercanda aja. Habisnya kalian pagi-pagi udah bikin para jomblo baper sih," ucap Anne.

"Iya Citra. Kita nggak marah kok sama kamu. Enggak usah takut gitu lah," sambung Shintya.

Citra mengangkat kepalanya. Dia memberanikan diri menatap wajah kedua sahabatnya itu bergantian.

"Tapi nada bicara kalian tadi bikin aku takut. Aku takut kalian marah sama aku," lirih Citra.

Anne menghela napas panjang. Gadis itu maklum dengan keadaan Citra. Butuh waktu lama untuk Citra menyembuhkan rasa trauma itu.

"Maaf ya kalau kamu berdua kelewatan. Kami nggak marah sama kamu. Kami cuman bercanda aja," kata Anne. Gadis itu mencoba menenangkan hati Citra.

"Iya Cit. Maaf ya kalau aku sama Anne kelewatan bercandanya. Kami nggak bermaksud untuk marahin kamu kok," imbuh Shintya.

"Makanya jangan kelewatan kalau bercanda." Azwan menyahuti perkataan keduanya dengan nada sinis khas Azwan.

Anne melirik sekilas ke arah kembarannya itu. Matanya terkunci pada sebuah bucket bunga dan buku yang tergeletak begitu saja di meja Citra.

"Wah puisi sama cerpen kamu menang ya Cit?" ujar Anne.

Citra mengulas senyum tipis. Kemudian dia mengangguk perlahan.

"Wah Citra hebat. Bisa menang lomba. Kalau kita ikutan lomba juga, bisa menang juga nggak ya?" tanya Shintya.

"Ya hebat dong. Pacar siapa dulu?" Azwan menjawab ucapan Shintya sambil menepuk dadanya membanggakan diri.

"Ye... biarpun nggak pacaran sama elo, Citra pasti menang lomba lah. Orang puisinya keren banget. Ya nggak," sahut Shintya.

"Tul banget itu. Jadi jangan kepedean jadi orang. Citra menang bukan karena elu Bambang," timpal Anne.

"Iya Maemunah. Gue paham," sahut Azwan.

Mendengar celetukan kedua kakak beradik itu membuat Citra kembali tersenyum. Wajahnya yang semula murung berubah menjadi ceria kembali.

"Nah gitu dong senyum," ujar Anne.

"Menang lomba ginian aja bangga," lirih seseorang.

Anne menoleh ke arah sumber suara. Matanya menyorot tajam ke arang orang itu.

"Maksud Lo?" tanya Anne.

Orang itu hanya tersenyum sinis tanpa menjawab pertanyaan Anne.

*****

Siang ini Azwan kembali berkumpul bersama dengan teman-temannya. Dia tampak duduk di sudut kantin yang langsung menghadap ke arah taman sekolah.

"Gue harap elo mau pertimbangkan lagi Wan." Danu berkata sambil menatap Azwan penuh harap.

"Iya Wan. Dirga semakin menjadi-jadi setelah elo keluar dari tim," imbuh Stevan.

Azwan menatap wajah mantan rekan setimnya itu secara bergantian. Dia tampak menghela napas panjang sebelum menjawab permintaan kedua temannya itu.

"Gue mohon Wan, Ga. Demi sekolah kita, kalian mau kembali lagi ke tim," bujuk Danu.

"Iya. Gue sama Danu berharap kalian mau masuk lagi ke tim sekolah." Stevan membantu Danu untuk membujuk Azwan dan juga Arga.

Azwan dan Arga tampak saling melempar pandang. Mereka tampak meragukan perkataan kedua mantan rekan setim mereka dulu.

"Gue mohon Wan, Ga. Seenggaknya ada orang yang bisa melawan kesewenangan Dirga." Stevan berkata dengan ekspresi penuh permohonan.

Arga dan Azwan tampak saling lempar pandang. Mereka berdua memikirkan kembali tawaran kedua mantan rekan setim mereka itu.

"Gue nggak bisa mutusin cepat. Gue harus pikirkan semuanya," jawab Arga.

"Enggak apa-apa kalau kalian masih mau berpikir dulu. Tapi kamu harap kalian mau kembali ke tim," ucap Danu.

"Ya udah kami balik ke kelas dulu ya. Makasih atas waktu kalian," ucapnya akhirnya.

Azwan dan Arga menganggukkan kepala mereka bersamaan.

Danu dan Stevan berjalan menjauh dari kantin. Hingga sebuah suara menghentikan langkah kaki keduanya.

"Gimana? Sukses nggak?" tanya Dirga.

Danu dan Stevan saling lempar pandang dan menyunggingkan senyumnya.

"Beres. Lo tenang aja. Mereka berdua pasti bakalan masuk tim lagi kok. Dan kita pasti bisa menjatuhkan mereka berdua," ucap Stevan yakin.

Dirga mengulas senyum licik. Pemuda itu tampak percaya diri rencananya akan berhasil.

"Bagus. Kalian emang bisa diandalkan. Oh iya bayaran kalian udah gue siapin." Dirga berkata sambil menyerahkan sebuah amplop coklat pada kedua rekannya itu.

Danu menerima amplop itu dan segera membukanya. Matanya berbinar saat melihat lembaran yang di dalam amplop coklat itu.

"Oke. Kalau ada job lagi. Lo bisa hubungi kira berdua. Gue jamin lo nggak bakal kecewa sama hasilnya." Stevan berkata sembari menyunggingkan senyum liciknya.

"Oh jadi ini maksud kalian nyuruh kita masuk tim basket lagi?" tegur sebuah suara.

Ketiga pemuda itu menoleh ke asal suara. Danu dan Stevan tampak terkejut melihat siapa yang menegur mereka. Sedangkan Dirga memasang wajah tak suka pada kehadiran orang itu.

"Jadi ini alasan kalian bujuk kami berdua masuk tim basket lagi?" Arga mengulangi pertanyaannya. Matanya menatap nyalang ke arah Dirga dan dua rekannya itu.

"Lo berdua di bayar sama b****t ini buat bujuk gue sama Azwan masuk tim basket lagi?" Arga meninggikan suaranya saat bertanya pada Danu dan Stevan.

Melihat kemarahan Arga, Danu dan Stevan tak berani menatap wajah pemuda itu. Mereka berdua menundukkan kepalanya dalam-dalam. Sikap berbeda justru di tunjukkan oleh Dirga. Ketua basket itu menatap Arga dengan senyuman sinis.

"Weits jangan salah paham dulu Bro." Dirga berjalan mengelilingi Arga. Dia menepuk pundak pemuda itu dan berdiri di sampingnya.

"Kita masukin kalian lagi supaya tim kita jadi tambah kuat. Supaya tim kita bisa menang di kejuaraan nanti," ucap Dirga.

Arga tersenyum miring mendengar ucapan Dirga. Dia sama sekali tak percaya pada omongan pemuda itu.

"Siapa yang percaya Dir? Gue tahu siapa Lo?" ujar Arga dengan wajah yang mengeras.

Dirga tersenyum miring membalas ucapan Arga. Dia kemudian berdiri di depan Arga. Matanya menatap tajam ke arah Arga.

"Ternyata elo nggak bisa dikibuli ya?" bisik Dirga tepat di telinga Arga.

Arga menatap tajam wajah orang yang amat ia benci itu.

"Kalau elo mau turutin apa yang gue minta, gue bakalan masukin kalian ke tim."

Arga tersenyum sinis menanggapi tawaran Dirga. Dia sama sekali tak tertarik untuk kembali ke tim basket selama Dirga masih ada di sana.

"Gue nggak minat kembali ke tim basket lagi," ucap Arga tegas.

Dirga tersenyum meremehkan mendengar jawaban tegas Arga. Pemuda itu semakin tak suka pada Arga yang sama sekali tak terpengaruh ucapannya.

"Terserah elo. Gue cuman ngasih tawaran aja. Gue kasihan aja sama lo dan Azwan. Cuman gara-gara cewek s****n itu, kalian jadi keluar dari tim basket."

"Padahal tim kita sangat membutuhkan pemain kayak kalian berdua," ucap Dirga akhirnya.

Danu dan Stevan mengangguk setuju. Mereka berdua sepakat dengan apa yang dikatakan oleh Dirga.

"Apa persyaratannya kalau kita mau masuk tim lagi?" tanya seseorang yang tiba-tiba datang dari arah belakang mereka.

Mereka berempat menoleh. Seringai licik tergambar jelas di wajah Dirga dan dua rekannya. Sedangkan Arga menatap tak percaya pada Azwan.

"Apa persyaratannya kalau kita berdua mau masuk tim lagi?" Azwan mengulangi pertanyaannya. Dia berjalan mendekat ke arah Dirga dan yang lainnya. Matanya menatap tajam ke arah Dirga dan dua rekannya.

"Gampang aja," ucap Dirga. Matanya balas menatap tajam ke arah Azwan.

"Jauhi Citra," tegas Dirga.

Terpopuler

Comments

Gogot Puji

Gogot Puji

kira-kira Azwan mau nggak ya

2023-05-10

0

Ayu Anggita

Ayu Anggita

makasih semangatnya

2023-05-10

0

Adinda.Putri.S

Adinda.Putri.S

semangat ngelanjutin ceritanya min..... ❤❤❤

2023-05-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!