"Waalaikumsallm. Silahkan duduk pak RT!
Maaf kalau ini membuat tidak nyaman para warga!
Alhamdulillah pak RT dan bapak bapak sudah berkenan hadir. Saya harap bisa jadi penengah untuk masalah kami. Sekaligus saksi perselingkuhan suami saya. Karena saya berniat melaporkannya ke kantor polisi dan juga atasan mas Danang. Agar saya dan Shanum mendapatkan keadilan, dan mereka tidak lagi bersikap semena-mena sama kami!" sahutku panjang lebar dan membuat mas Danang langsung menatapku tajam, begitu juga dengan gundiknya yang langsung mangap mendengar ucapanku. "Rasain." batinku tertawa jahat.
Ini masih permulaan, selanjutnya kalian akan menangis darah.
"Jangan macam macam kamu ningsih.
Aku masih suami kamu, dosa kamu kalau sampai membuka aib rumah tangga kita di depan banyak orang." sungut mas Danang yang terlihat emosi, tapi aku tidak takut sama sekali. Aku akan benar benar membuat mereka menanggung akibat dari perbuatannya itu.
"Apa benar, mas Danang sudah selingkuh?" pak RT menatap ke arah Danang yang terlihat salah tingkah.
"Em itu pak, anu itu.
Saya tidak selingkuh seperti yang Ningsih katakan, tapi saya sudah menikahi Diana secara agama, jadi saya tidak selingkuh ataupun zina! sahut mas Danang dengan lancarnya.
"Astagfirullah." pak RT dan beberapa orang yang ikut duduk di dalam mengucapkan kalimat istighfar bersamaan setelah mendengar jawaban dari mas Danang.
"Itu namanya kamu selingkuh, Danang.
Menikahi perempuan lain tanpa persetujuan dan pengetahuan istri itu namanya dzalim. Kamu sudah menyakiti hati istri dan anakmu, apa lagi dari berita yang beredar, kamu sudah jarang sekali pulang dan tidak memberikan nafkah sama anak istrimu. Wajar saja kalau Ningsih menuntut keadilan. Aku akan membantunya buat melaporkan kamu ke polisi, biar kalian menerima hukuman yang tak seberapa itu dibandingkan penderitaan Ningsih." sahut Bu RT dengan suara lantang, matanya menatap tajam ke arah Danang dan juga Diana selingkuhan mas Danang.
"Bu RT lebih baik tidak usah ikut campur urusan rumah tangga kami. Laki laki dibolehkan nikah sebanyak empat kali. Jadi ya gak masalah. Ningsih saja yang terlalu membesarkan masalah." sahut Ali dengan tak tau malunya.
"Mbak Ningsih, kapan mbak mau melaporkan suami mbak ini?
Saya siap jadi saksi, kok saya sakit hati mendengar ucapan laki laki tidak bertanggung jawab seperti pak Danang ini. Apalagi tadi saya juga mendengar bagaimana perempuan yang jadi selingkuhan pak Danang menghina mbak Ningsih. Benar benar tidak ada empati sama sekali sebagai sesama perempuan." pak RT ikut menimpali karena sudah geram dengan kelakuan Danang dan gundiknya.
"Alhamdulillah, terimakasih pak RT dan Bu RT, dan juga buat bapak dan ibu ibu yang lain. Terimakasih, rencananya saya akan segera melaporkan secepatnya. Hari ini juga bisa, mumpung masih siang." sahutku dengan tatapan sinis mengarah pada mas Danang yang melongo mendengar jawabanku.
"Apa apaan kamu Ningsih?
jangan kurang ajar kamu!" bentak mas Danang tak terima dengan tatapan nyalang.
"Mas, bagaimana ini?
Aku tidak mau ya, gara gara istri gila kamu ini, aku masuk penjara. Ceraikan saja dia dari pada ribet. Kamu sih, lembek banget jadi laki laki.
Perempuan jelek gitu aja kamu pertahankan!" sungut Diana yang bergelayutan di lengan mas Danang, seolah ingin menunjukkan kalau dirinya yang pantas berada di samping mas Danang. Ish amit amit.
"Wah, ide bagus itu.
Ayo mas, mumpung disini banyak orang yang menyaksikan. Tolong talaq aku segera. Biar aku juga tenang dan bisa hidup nyaman tanpa embel embel gelar istri dari laki laki tak berguna seperti kamu." jawabku pongah dengan tatapan menantang. Apa dipikir aku akan mengiba dan merengek agar tidak ditinggal, oh tidak!
Justru aku ingin lepas dari laki laki tak punya akhlak sepertinya.
"Tuh mas, lihat istrimu. Gak ada sopan sopannya bicara sama kamu. Sombong banget jadi perempuan. Sok suci juga sok cantik." sungut Diana mengompori, tapi aku tak perduli sama sekali. Aku cuma ingin menunggu mas Danang menjatuhkan kata talaq padaku hari ini juga.
"Bodoh amat!
Ayo mas, aku tunggu talaq kamu!
Lagian kamu juga gak berguna jadi suamiku, makan dan segala kebutuhanku dan Shanum aku mencukupi semua sendirian. Jadi ya mending jadi janda dari pada bergelar istri tapi rasa janda!" sahutku ketus, terlihat mas Danang mengepalkan kedua tangannya, tanda emosinya sudah meluap, tapi entah kenapa aku tidak merasa takut sama sekali. Lelah diam dan pasrah akan sikapnya selama ini. Biarlah aku akhiri sekalian hubungan yang sudah hancur ini.
"Ningsih, kamu semakin lama kok semakin kurang ajar sama adikku.
Dia itu suami kamu, harusnya kamu menghargai dia di hadapan semua orang, bukan malah membuka aib rumah tangga kalian. Memalukan!" sungut mbak Rokayah ikut menimpali, sedari tadi hanya diam sekarang sudah bisa bicara lagi, tapi sama sekali tidak pernah merasa bersalah dan terkesan mendukung kelakuan adiknya itu. Dasar keluarga gak ada akhlak.
"Masak sih, mbak?
Apa mbak mau coba gimana rasanya diselingkuhin suami, dan perselingkuhannya di dukung oleh semua keluarganya?
Apa mbak juga mau coba merasakan mencari uang sendirian sedangkan mbak punya suami tapi suami mbak justru mencukupi selingkuhannya dan anak hasil zina mereka?
Mbak mau coba?
Baiklah, semoga suatu saat suami mbak juga selingkuh dan mbak bisa merasakan seperti apa rasanya jadi aku. Enak banget mbak, sampai sampai dada rasanya engap. Nanti kalau sudah diselingkuhi kabar kabar ya mbak, biar aku kasih tau obatnya!" sahutku dengan senyum menyeringai, karena dalam hati aku ingin tertawa dengan nasib kakak iparku itu, belum tau saja dia, kalau suaminya juga sudah menikah lagi, bahkan istri mudanya sedang hamil besar. Nanti aku akan buat kejutan indah untuknya, untuk sekarang biarkan saja dia bicara semaunya.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.
#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)
#Cinta dalam ikatan Takdir (Tamat)
#Coretan pena Hawa (Tamat)
#Cinta suamiku untuk wanita lain (Tamat)
#Sekar Arumi (Tamat)
#Wanita kedua (Tamat)
#Kasih sayang yang salah (Tamat)
#Cinta berbalut Nafsu ( Tamat )
#Karena warisan Anakku mati di tanganku (Tamat)
#Ayahku lebih memilih wanita Lain (Tamat)
#Saat Cinta Harus Memilih ( Tamat)
#Menjadi Gundik Suami Sendiri [ On going ]
#Bidadari Salju [ On going ]
#Wanita Sebatang Kara { New karya }
Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.
Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Zainab Ddi
seru nih bakalan
2024-06-24
0
Bahrul Ulum
sampai bab ini, kok jadinya gemez, emosi pengeng ngeremet tuh mulut perempuan, kakak ipar Ningsih.
2024-03-06
3
Sari Panuddin
Aaamiiin di amin saja 😁😂🤣😃
2023-09-14
1