11. Antara Senang Dan Sedih

Stainer menghubungi lagi istrinya setelah puas menghardik Deni yang telah membuat istrinya menangis. Keysha yang sudah merapikan lagi dandanannya, keluar dari toilet sambil merogoh ponsel dalam tasnya. Gadis ini segera mengangkat telepon dari suaminya.

"Hallo Stainer!"

"Kamu di mana?"

"Masih di kampus."

"Sekarang kamu sudah tidak ada kepentingan di kampus bukan?"

"Iya benar. Aku mau pulang, Stainer," ujar Keysha.

"Cepatlah! Aku sedang menunggumu di tempat parkir," ujar Stainer.

Keysha segera berlari menuju tempat parkir karena tidak ingin membuat suaminya lama menunggunya. Stainer yang berdiri di depan mobilnya memperhatikan wajah cantik Istrinya yang terlihat masih sembab walaupun sudah ditutup makeup. Raut wajah kesedihan itu masih nampak jelas dimatanya walaupun Keysha berusaha tersenyum padanya.

"Apakah kamu sudah lama menunggu aku di sini?" tanya Keysha saat Stainer membuka pintu mobil untuknya.

Keysha memberikan kunci mobilnya pada sopir pribadi suaminya. Kini Stainer hanya berdua dengan Keysha yang berusaha untuk menetralisir perasaan sedihnya.

"Apakah kamu baik-baik saja Baby?" tanya Stainer.

"Seperti yang kamu lihat. Aku terlihat baik-baik sajakan?" ucap Keysha sambil tersenyum.

"Berhentilah memberikan senyum palsumu kepadaku!" sarkas Stainer.

Keysha menaikkan satu alisnya dengan tatapan bingung." Kamu sedang bicara apa? kamu kira aku sedang bersandiwara padamu, Stainer?" tanya Keysha.

"Apakah seumur hidupmu, kamu hanya terus menciptakan hawa kepalsuan untuk kenyamanan dirimu asal bisa membahagiakan orang lain?" tanya Stainer.

"Tidak usah melempar perkataanmu secara diplomatis. Cukup pada intinya saja supaya aku cepat memahaminya tanpa harus berulang kali menanyakan maksud perkataanmu," tegas Keysha.

"Baik ratu drama." Stainer menepikan mobilnya lalu menatap wajah cantik Keysha.

"Kamu tersenyum padaku sementara hatimu masih sedih setelah mendengar penjelasannya Deni padamu tentang perasaannya," lirih Stainer.

Glekkk....

"Bagaimana kamu mengetahuinya, apakah kamu tadi mengintip aku dan Deni..."

"Tidak perlu dibahas. Kau sudah berani menggali perasaannya terhadapmu disaat kamu sudah menikah denganku," ucap Stainer datar.

"Maafkan aku. Aku hanya penasaran dengan alasannya saja. Aku tidak bermaksud menganggu kebahagiaannya," ucap Keysha.

"Tapi kamu telah menghancurkan kepercayaanku. Apakah kamu ingin mendatangi kampus berharap bisa bertemu dengannya karena ingin memuaskan rasa penasaranmu itu, hmm?" tanya Stainer.

"Itu hanya sebuah kebetulan. Aku cukup senang dengan penjelasannya. Dengan begitu aku tidak perlu meradang dengan rasa benci padanya," jawab Keysha.

"Tanpa menjaga perasaan suami?" sarkas Stainer.

"Sudahlah. Jangan terlalu mendramatisir Stainer! Hubungan kita hanya diatas kertas. Pernikahan kontrak hanya berlangsung 6 bulan tanpa harus melibatkan perasaan. Lantas apa yang harus aku jaga? kecuali tubuhku yang haram disentuh orang lain, kecuali kau bukan?" balas Keysha dengan senyum palsunya.

"Benar juga. Kamu sudah mengawali hubungan kita ini dengan kepalsuan. Tapi ingat aku masih punya hak atas tubuhmu dan itu termasuk hari dan pikiranmu. Jadi keluarkan nama Deni dari hatimu apa lagi membayangkan dia dalam benakmu. Kamu mengerti, Keysha?" tanya Stainer sambil meraup kedua pipi Keysha dengan satu tangannya.

Tekanan yang diberikan Stainer di kedua pipinya begitu kuat hingga Keysha merasa sangat sakit. Keysha berusaha mendorong tubuh Stainer dengan kasar.

"Apakah kamu mau meremukkan tulang pipiku, hah?" kesal Keysha sambil mengusap pipinya yang terasa sangat sakit.

"Selama kamu menjadi istri kontrakku bersikaplah layaknya seorang istri. Tidak peduli perasaanmu seperti apa. Buatlah aku berkesan padamu!" tandas Stainer.

"Aku sudah melakukan itu. Bahkan merendahkan diriku di hadapanmu. Terus apa yang aku dapat darimu? aku hanya dipermainkan. Kamu menyiksa batinku secara perlahan. Jika kamu tidak bisa melibatkan perasaanmu padaku, setidaknya berilah Aku kepuasan batin karena tubuhku yang menginginkannya," pinta Keysha dengan suara parau.

Stainer menarik sudut bibirnya. Menatap wajah Keysha dengan pandangan remeh." Apakah kamu ingin menikmati Apollo milikku, sayang?" tanya Stainer dengan seringai licik.

"Iya, aku menginginkanmu," ucap Keysha sambil menarik nafas panjang.

"Sudah biasa melakukannya dengan pria lain?" selidik Stainer membuat Keysha menahan gemuruh kemarahannya pada suaminya yang terus merendahkan harga dirinya.

"Kita lihat saja nanti. Buktikan sendiri rasa keingintahuanmu itu. Membantah setiap kecurigaanmu hanya membuang energi ku," jelas Keysha.

Stainer menarik nafas dalam-dalam lalu menghembusnya dengan lembut. Kalau boleh jujur, dia yakin Keysha wanita baik-baik selama pengamatannya menjadi suaminya Keysha. Tapi, keangkuhanku Keysha yang tidak begitu membutuhkan materi dan perlindungan darinya membuat Stainer ingin mengerjai Keysha agar gadis itu memohon kepadanya.

Stainer membelokkan mobilnya ke area hotel. Keysha menatap tulisan hotel itu dengan penuh pertanyaan di pikirannya.

"Apakah kami akan melakukan sekarang? tanya Keysha antara senang dan gugup.

"Turunlah sayang! ucap Stainer pada Keysha yang masih melamun.

Keysha segera turun dan tangannya langsung digenggam Stainer masuk ke lobi menuju pintu lift yang diikuti oleh staf hotel itu.

"Tuan. Ini kuncinya. Apa yang ada anda butuhkan lagi?" tanya room boy.

"Bawa kami makan siang sesuai seleraku!" ucap Stainer pada room boy yang sudah mengetahui apa yang diinginkan oleh Stainer.

"Segera Tuan." Room boy menemui chef hotel untuk memberitahu pesanan Stainer.

Keysha menghempaskan tubuhnya ke kasur. Stainer membuka sepatu Keysha Keysha seperti biasanya. Tanpa Stainer sadari hal kecil yang Stainer lakukan padanya membuat hati Keysha menghangat.

Tidak lama kemudian makan siang mereka sudah dihidangkan oleh room servis. Keysha menikmati makanannya tanpa pedulikan suaminya. Stainer juga sibuk mengunyah makanannya dan itu terlihat buru-buru.

Keysha masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia tidak mau aroma tubuhnya menganggu suaminya walaupun tubuhnya masih wangi. Keysha hanya menyemprotkan baby colone pada tubuhnya dan membiarkan jubah mandinya tidak diikat kencang hingga memperlihatkan tumpukan lemak di dadanya yang sekal mengundang birahi Stainer.

Aroma baby colone milik Keysha membuat hidung Stainer yang mencium aroma yang sangat ia rindukan itu membangkitkan ingatannya akan gadis yang pernah ia tolong.

"Aroma itu? bukankah gadis itu memakai aroma itu. Apakah itu sejenis parfum?" batin Stainer sambil menatap Keysha yang menatapnya malu.

"Keysa. Apakah kamu pernah ke Perancis?"

"Iya. Sering malah karena aku sering show di negara itu," jawab Keysha.

Stainer menarik tangan istrinya untuk duduk dalam pangkuannya lalu membaui leher jenjang Keysha untuk meyakinkan aroma yang dipakai Keysha adalah aroma yang sama yang ia cium di tubuh gadis itu.

"Keysa. Apakah kamu pernah terlibat dalam penjualan gadis perawan di negara itu?" tanya Stainer lirih, sontak membuat Keysha segera turun dari pangkuan suaminya.

"Tidak...tidak..tidak ..tidak ..! Tubuh Keysha meremang. Wajahnya seketika pucat dengan air mata spontan meleleh dari mata indahnya. Keysha menggeleng keras sambil memeluk tubuhnya.

"Tidak....jangan menyentuhku. Aku...aku...aku. Keysha menutup wajahnya membuat Stainer sudah tahu jawabannya.

"Keysha. Apakah kamu ingat laki-laki yang pernah menyelamatkan kamu saat orang yang membelimu hendak memperkosamu?" tanya Stainer.

Keysha mengangguk sambil membekap mulutnya." Keysa. Akulah pria yang menolongmu itu," ucap Stainer membuat Keysha takjub.

"Benarkah itu kamu, Stainer?" tanya Keysha.

Terpopuler

Comments

Dede Dengah Rumayar

Dede Dengah Rumayar

lanjut thorr...

2023-05-10

2

suti markonah

suti markonah

lanjut thorrr~

2023-05-10

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!