Saat malam tiba, Keysha mencari obat tidur miliknya agar bisa tidur secepatnya. Stainer yang lihat Keysha sedang meneguk obat tidur itu hanya tersenyum samar. Ia melihat Keysha mengambil buku bacaannya dan berusaha untuk mendukung matanya agar mudah terlelap.
Sudah berapa lembar bacaan yang dibaca Keysa namun tidak sedikitpun ia menguap. Matanya makin terasa makin segar hingga ia memutuskan untuk melakukan yoga.
"Apakah di dalam sini ada tempat khusus untuk berolahraga?" tanya Keysha. pada Stainer yang sedang bekerja melalui laptop miliknya.
"Apa yang ingin kamu lakukan?" tanya Stainer.
"Aku ingin melakukan yoga," jawab Keysha.
"Lakukan di kamar ini saja! aku tidak akan menganggu kamu," ucap Stainer.
"Baiklah." Keysha masuk ke kamarnya dan menggantikan baju olahraga untuk yoga.
Stainer melihat baju istrinya yang membuat ia kembali terangsang." Sial..! kenapa tubuhnya seperti magnet buatku," ucap Stainer terlihat gelisah sambil memperhatikan Keysha melakukan gerakan yoga.
Sudah hampir satu jam Keysha melakukan gerakan yoga namun tubuhnya hanya terasa sangat lelah tetapi matanya tidak bisa terpejam. Keysha mulai gelisah dan hampir menangis. Nafasnya mulai terasa sesak dan ia mengambil lagi obat itu untuk ia teguk. Stainer melihat Keysha mulai ketakutan.
"Astaga. Untung saja obat itu sudah aku ganti, kalau tidak nyawanya bisa melayang saat ini," batin Stainer kalut.
Keysha membuka pintu balkon untuk menghirup udara malam. Ia bersandar di sofa agar ia bisa merasakan ngantuk namun tetap saja ia tidak bisa tidur.
"Ada apa dengan obat itu? kenapa tidak bisa membuat aku ngantuk," batin Keysha.
Keysha masuk lagi ke dalam kamarnya dan melihat Stainer yang masih serius menatap laptopnya." Apakah aku boleh keluar sebentar?" tanya Keysha yang minta ijin pada Stainer.
"Kamu mau ngapain keluar sayang? kalau mau apapun pesan saja," ucap Stainer.
"Tidak, aku tidak ingin makan apapun. Aku hanya ingin jalan-jalan saja," ucapnya memberi alasan agar Stainer mengijinkan dirinya pergi.
"Kalau begitu kita jalan berdua saja supaya lebih aman. Aku tidak akan membiarkan kamu jalan sendiri apalagi sekarang hampir larut malam," ucap Stainer.
"Tidak...tidak bisa. Aku ingin mencari keperluanku sendiri. Ijinkan aku pergi. Aku tidak akan lama, please hubby!" mohon Keysha pada Stainer.
Glekkkk...
Jantung Stainer seakan berhenti, ucapan Keysha barusan menyebutnya dengan kata hubby begitu terdengar tulus. Rasanya begitu hangat dan menenangkan. Bahkan ia siap menjadi Hero untuk istrinya malam ini.
"Apa yang kamu butuhkan, hmm?" tanya Stainer walaupun ia tahu kalau Keysha butuh obat tidurnya.
"Aku, aku ingin beli obat. Kepalaku sangat sakit. Aku butuh obat itu dan harus dengan resep dokter jadi tidak bisa dipesan menggunakan jasa seorang transportasi online," jelas Keysha.
"Baiklah. Kalau begitu aku akan mengantarmu," bujuk Stainer.
"Terimakasih. Ayolah! kita harus cepat," pinta Keysha yang terlihat seperti orang sakau.
Keysha ingin mengambil mantelnya dan bersiap untuk keluar namun Stainer menghalanginya dan menarik pinggang Keysha merapat ke tubuhnya.
"Kenapa memelukku? bukankah kamu ingin mengantar aku untuk membeli obat?" tanya Keysha heran.
"Apakah obat yang kamu butuhkan itu adalah obat tidur sayang?"
Degggg....
Wajah Keysha pias. Ia bingung bagaimana Stainer mengetahui ia mengkonsumsi obat tidur. Selama ini ia selalu menyimpan obat itu di dalam tasnya dan itu sangat pribadi.
"Apakah dia telah menggeledah tasku dan obat itu? astaga.. jangan-jangan obat yang aku minum dua butir tadi adalah obat yang mungkin sudah diganti oleh suamiku dengan tablet lain," batin Keysha menebak sendiri apa yang ia asumsikan sendiri dari kecurigaannya pada Stainer.
"Apakah obat itu kamu ambil?" tanya Keysha memberanikan dirinya.
"Iya. Obat itu malah aku buang. Jangan mengkonsumsinya lagi atau aku akan kehilanganmu. Kamu masih berhutang padaku sementara pernikahan kita baru berlangsung satu Minggu," ucap Stainer.
"Berikan obat itu padaku atau aku bisa gila. Tolong berikan padaku, Stainer!" pinta Keysha hingga menjatuhkan tubuhnya sambil berlutut dengan terus memohon pada Stainer.
Stainer mengangkat tubuh istrinya. Ia tidak mengerti mengapa Keysha seakan butuh obat tidur itu untuk melarikan dirinya.
"Tidak. Aku tidak akan memberikannya, sayang. Kamu bisa melakukan hal apapun asalkan tidak minum obat tidur lagi. Jangan menyiksa tubuhmu sendiri. Apa yang kamu alami hingga kamu butuh obat tidur itu?" tanya Keysha.
"Aku tidak perlu menjelaskan kepadamu. Kamu hanya suami Kontrak saja. Hubungan kita hanya sebuah timbal balik. Aku tidak perlu menjelaskan keadaanku sebenarnya padamu. Aku butuh obat itu atau aku akan membunuh diriku sendiri!" ancam Keysha.
"Ha..ha....! Keysha, kamu kira aku percaya dengan kata-katamu, hah?" ledek Stainer membuat Keysha makin sesak.
"Tolonglah! berikan obat itu, Stainerrrr!" teriak Keysha murka membuat Stainer tersentak. Wajah Keysha berubah kelam seakan obat tidur itu sangat berharga untuknya.
Keysha mulai menjambak rambutnya sendiri. Lalu jatuh ke lantai sambil menelungkupkan kedua kakinya merapat lutut itu menyentuh dagunya.
"Lepas... lepaskan aku! tolong....tolong aku! Jangan lakukan itu! Aku..aku...tidakkk...!" Racau Keysha membuat Stainer tidak mengerti dengan Keysha ucapkan.
Ia menyadarkan Keysha yang terlihat ketakutan karena tubuh gadis itu menggigil dan wajahnya makin terlihat sangat pucat.
"Keysha... Keysa...Keysha! ada apa denganmu sayang? ada apa..?" tanya Stainer yang mulai panik karena ia tidak melihat kepribadian Keysha lagi.
Gadis itu kehilangan kendalinya seakan lehernya di cekik oleh seseorang. Stainer mengambil obat tidur milik Keysha yang ia sembunyikan. Ia meminumkan obat tidur itu pada Keysha.
"Minum obat ini sayang. ini obatmu," ucap Stainer lalu memberikan air untuk Keysha meneguknya sebanyak mungkin hingga air itu sempat meleleh dipipinya.
Keysha langsung memeluk Stainer melepaskan traumanya yang mengguncang jiwanya bila malam tiba. Hanya malam tiba, bayangan sekelebat masa kelam yang pernah dialaminya membuat ia harus menenggak obat tidur itu setiap malam agar ia bisa melupakan traumanya.
"Tolong aku.. tolong aku tuan. Maafkan aku. Maafkan aku!" ucap Keysha lirih lalu tertidur dalam pelukan suaminya.
"Astaga. Kenapa lirihan Keysha seperti gadis yang pernah aku selamatkan 3 tahun yang lalu? gadis yang selama ini aku cari keberadaannya. Gadis yang tidak bisa membuat aku melupakannya. Gadis yang membuat aku tidak bisa jatuh cinta pada wanita manapun.
Tapi, sayangnya wajah gadis itu tidak begitu jelas aku lihat karena ia meninggalkan aku setelah aku menolongnya. Apakah gadis itu adalah Keysha? tapi kejadian itu tidak terjadi di sini tapi terjadi di luar negeri tepatnya di Paris Perancis," batin Stainer mencaritahu sendiri kejadian tiga tahun yang lalu.
Keysha memeluk tubuh Stainer seakan tidak ingin melepaskan. suaminya. Ia merasakan kenyamanan dirinya dalam pelukan itu. Ada apa sebenarnya antara Stainer dan Keysa. Apakah mereka sudah pernah bertemu sebelumnya? hingga akhirnya mereka dipertemukan dengan takdir yang membuat mereka akhirnya menikah?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Puput Regina Putri
nah loh .... mulai ada titik terang nih
2024-06-07
0