Setibanya di mansion milik suaminya, Keysha nampak mengagumi keindahan area mansion dengan arsitektur bangunan megah bergaya Eropa modern dengan sentuhan minimalis membuat bangunan itu terlihat sangat elegan.
"Ini rumahmu Keysha. Ini milikmu. Apapun yang aku punya, mulai sekarang adalah milikmu," ucap Stainer serius namun tidak dengan Keysha yang merasa ucapan suaminya itu hanya bualan semata untuknya karena pernikahan mereka hanya sebuah kontrak yang akan berlangsung hanya enam bulan saja.
Ia juga tidak ingin berdebat dengan suaminya karena itu tidak ada guna untuknya. Keysha hanya berprinsip untuk menjalani pernikahan ini hingga masa kontraknya berakhir sebagai pembayaran kerugian yang besar pada Stainer karena ulah konyolnya.
Stainer menggandeng tangan istrinya melewati para pelayan yang sudah siap menyambut kedatangan mereka dengan badan sedikit membungkuk. Langkah Stainer dengan kakinya yang kokoh tampak gagah sambil menggenggam tangan istrinya yang berjalan anggun lagi cepat menyamakan langkah suaminya agar tidak ketinggalan. Keduanya sudah berada di kamar pribadi milik Stainer.
Tiba di kamar itu, Keysha sudah dimanjakan matanya dengan gaya interior maskulin layaknya jiwa kelelakiannya Stainer. Aroma terapi yang tercium lembut di penciuman Keysha membuat Keysha seakan diberikan obat perangsang yang seketika membangkitkan hasrat kewani*aannya mulai berkobar.
"Kenapa tubuhku mendadak meremang. Astaga...! jangan-jangan aroma terapi itu sedang merusak pikiranku hingga aku mulai terangsang," batin Keysha berusaha tenang sambil duduk diatas tempat tidur dan kemudian membuka sepatu serta coat putih yang membungkus tubuh rampingnya.
"Di mana toiletnya?" tanya Keysha yang ingin menyegarkan wajahnya agar tidak tergoda dengan rangsangan dari aroma terapi itu.
"Apakah kamu ingin mandi lagi?" tanya Stainer.
"Aku lagi sakit perut dan mungkin mau mandi lagi," ucap Keysha bohong karena dia ingin menghindari aroma terapi yang sudah membuat miliknya makin berkedut.
"Dengar sayang. Aku ingin memperlihatkan kepadamu bagian dari kamar kita," ucap Stainer menarik lagi tangannya Keysha menuju ruang ganti di mana banyak sekali stelan pakaian, jam tangan, sepatu dan tas serta aksesoris lainnya.
"Nah, di sini bagian kiri miliku dan bagian kanan milikmu. Pakaian dan kebutuhan wanita sudah aku siapkan untukmu. Tinggal kamu pilih saja kamu mau pakai yang mana dan semoga pilihanku cocok dengan style-mu," ucap Stainer sambil menunjukkan perlengkapan kebutuhan milik Keysha dan membuat Keysha bergidik karena terlalu banyak yang diberikan Stainer untuknya.
"Ah, inikan cuman barang pinjaman. Kenapa aku harus bahagia." Keysha menepis perasaannya untuk tidak terlena dengan perhatian Stainer padanya.
"Terimakasih Stainer. Ini semua sangat bagus dan aku menyukainya," ucap Keysha yang tidak terkesan sama sekali bahkan terdengar datar dikuping Stainer membuat pria tampan ini merasa kecewa dengan ekspresi wajah Keysha.
"Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Stainer yang tidak menyukai perlakuan Keysha padanya.
"Tidak baik Stainer karena aku ingin ke toilet. Perutku sudah mules pingin buang air....-" ucapan Keysha terhenti kala Stainer membungkam mulutnya dengan ciuman panas yang diberikan kepada Stainer padanya membuat gadis ini gelagapan dengan matanya membulat sempurna.
Stainer tahu kalau Keysha hanya menghindarinya. Apalagi ia juga tahu aroma terapi yang mengandung bahan perangsang itu sudah membuat Keysha gelisah. Tubuh Keysha dibopongnya lalu membawa gadis itu ke kasurnya.
Dengan gerakan cepat ia membuka semua kain yang menutupi tubuh Keysha dan mulai beraksi. Keysha membiarkannya bahkan ingin menikmati sentuhan suaminya karena tubuhnya sudah halal untuk disentuh Stainer.
Stainer melakukannya dengan sangat baik. Memanjakan dada sekang Keysha dengan mulutnya hingga gairah Keysha makin memuncak membuat tubuhnya melenting ke atas membusungkan dadanya karena gejolak gelora nikmat menghampiri tubuhnya.
Puas bermain-main dengan biji kenyal coklat muda itu, kini Stainer berpindah ke tempat tersembunyi yang ingin dilihatnya. Semuanya terlihat jelas di matanya memanggilnya untuk menikmati lembah basah itu. Wajahnya sudah terbenam di sana menggapai titik kelemahan sang istri hingga melepaskan cairan kenikmatannya membuat Stainer makin gencar menggempur miliknya hanya dengan lidah dan setelah itu meninggalkan Keysha tanpa ingin melakukan penyatuan tubuh mereka dan itu membuat Keysha frustrasi karena gairahnya belum tertuntaskan.
Stainer masuk ke kamar mandi dan membiarkan tubuh polos istrinya yang sedang menahan kecewa." Ya Allah, hanya itu yang bisa diberikan suamiku untukku? apakah dia ingin menyiksaku saja?" batin Keysha sambil menangis.
Sementara di dalam kamar mandi, Stainer sedang melakukan permainan solo untuk menuntaskan hasratnya. Kalau dipikir-pikir, Stainer juga sangat bodoh karena hanya ingin membalas dendam kepada Keysha tapi ia juga menyiksa dirinya sendirinya saat ini.
Keysha bangkit dan duduk di tempat tidurnya sambil mengusap air matanya. Ia masuk ke ruang ganti untuk mengambil kimono tidur menutupi tubuhnya. Ia membersihkan wajah dengan cairan milk cleanser dan memakai penyegar.
Ia duduk di depan meja riasnya sambil menatap wajahnya yang sangat cantik itu. Ia sedang mencari kekurangannya dan memikirkan mengapa Deni tidak menyukainya. Jika dibandingkan dengan istrinya Deni yaitu Tania gadis itu tidak ada apa-apanya di bandingkan dengan dirinya.
"Apakah aku kelihatan jelek sehingga aku tidak disukai oleh. ..-"
"Kamu memang jelek baby. Ayo keluarlah! kita makan siang," ucap Stainer yang sudah berdiri di sampingnya membuat Keysha tersentak.
Keysha tersenyum. Senyuman kepalsuan yang bisa ia tampilkan kepada Stainer. Senyum yang membuatnya mulai mengiris perlahan permukaan batinnya yang sudah siap terluka dan juga berdarah.
"Jangan terlalu memperlakukan aku begitu mesra Stainer, kalau semua yang kudapatkan darimu hanyalah bersifat sementara," batin Keysha.
Keduanya sudah duduk di meja makan. Saat Keysha berdiri hendak melayani Stainer, pria tampan itu menahannya dengan mengangkat satu tangannya lalu meminta pelayan Naomi melayaninya.
"Biarkan dia melayaniku. Duduklah dan makanlah!" titah Stainer membuat Keysha menelan ludah dengan susah payah karena Stainer sengaja mempermalukan harga dirinya sebagai istri di depan pelayannya.
"Baiklah. Jika kamu ingin aku mengikuti semua aturan mainmu, aku akan melakukannya tanpa melibatkan hatiku," batin Keysha dengan tetap mengumbar senyumnya.
Keduanya menikmati makan siang mereka tanpa ada pembicaraan serius. Naomi yang memang memiliki perasaan pada Stainer, tersenyum sinis pada Keysha. Stainer lebih dulu menyelesaikan makanannya dan meninggalkan Keysha yang masih butuh beberapa suap lagi agar makanannya tidak tersisa dipiringnya.
Tidak lama kemudian, Keysha pun sudah menyelesaikan makan siangnya lalu mengambil buah apel dan anggur sebagai pencuci mulut.
"Apakah anda yakin akan memenangkan hati tuan Stainer, nona Keysha?" tanya pelayan Naomi.
"Apakah kamu butuh jawabanku, pelayan?" balas Keysha menjatuhkan status Naomi.
"Tentu saja. Karena aku perhatikan tuan Stainer tidak begitu menganggapmu serius sebagai istrinya," imbuh Naomi.
"Setidaknya lebelku halal sebagai istrinya yang sah. Aku menjadi nyonya rumah ini dengan menikmati fasilitas yang ia miliki. Nanti, kalau aku sudah bosan padanya akan aku memberikan dia padamu dengan sukarela.
Itupun kalau dia mau sama kamu, nona Naomi. Teruslah berdoa kuatkan ikhtiar siapa tahu dia khilaf dan akan menjadikanmu hanya sebagai pemuas syahwatnya," ujar Keysha sambil berlalu dari hadapan Naomi yang mengepalkan kedua tangannya menahan geram.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Puput Regina Putri
bibit pelakor
2024-06-07
0
Crystal
Rania apa Tania sih. Perasaan bab pertama nama istrinya Deni, Rania deh
2023-09-11
0