Episode 19 - Pergi ke Istana Kerajaan Ernk.

...Pergi ke Istana Kerajaan Ernk. ...

"Aku bertanya pada kau, kakak. Apa penyalahku, sampai ditatap dengan tatapan dingin gini!" gertakku pada kakak.

Setidaknya ini aku berikan pada kakakku, agar ia tahu setiap orang tidak suka ditatap dingin intimidasi.

"Hmmm, kakak ingi–"

"Tuan Kevin, Ibumu berpesan suruh tunggu di Halaman Istana. Beliau bilang sudah selesai berpakaian," sela Pelayan Ruby menyampaikan pesanku secara mendadak.

Sehingga, aku teralihkan sama pesan dari Pelayan Ruby, walaupun Pelayan Ruby muncul di waktu tepat. Bersyukur saja, bisa membantuku menahan amarahku pada kakak. Ketika mendengar ini aku langsung menoleh ke Pelayan Ruby sampai mengubah mimik wajahku.

"Eh, iyakah. Kalau gitu, maafkan Kevin jika terlambat menuju kesana. Kevin pamit dulu Pelayan Ruby." Ujarku sambil membungkukkan badan memberikan tanda terima kasih.

Aku pun pergi dari Ruang Tengah Istana dengan perasaan masih belum puas, hingga saat berjalan sempatnya aku memberi sinisan pada Kelvin. Sambil memberikan aura peringatan pada ia agar tidak melakukan ini sekali lagi padaku.

Sampai akhirnya, Kelvin melihat aura mengancam memberikan peringatan seperti Naga yang akan memakannya. Kemudian ia tertunduk kepalanya merasa takut dengan pura-pura menyembunyikan ketakutan. Kelvin mengira adiknya adalah seorang yang biasa cuma cari perhatian, akhirnya ia sendiri kena bungkam dan karma melakukan setiap orang secara sombong menganggap dirinya berkuasa.

Pelayan Ruby yang ada dibelakangku, hanya terdiam saja. Tidak peduli sama keadaan Kelvin, sampai menganggapnya orang berkuasa dan Pelayan Ruby tidak ingin terlihat urusan ini.

Seusai melihat Kelvin Pelayan Ruby, lalu menyusulku ke Halaman Istana. Hingga kepikiran akan terjadi sebelumnya.

Untung saja aku cepat memadamkan situasi keruh ini, kalau terlambat sedikit saja. Tuan Muda Kevin akan melakukan kekerasan secara tiba-tiba, terhadap orang yang tidak disukainya.

Memang yah, aku tidak boleh lengah lagi. Beruntung aku ada dengar suara telepati dari Putri Astrid.

Sebelumnya.

Pelayan Ruby lagi menunggu Tuan Muda Kevin datang di tempat bangku taman yang mengarah pada kolam, karena suruhan dari Putri Astrid. Jadi Pelayan Ruby melaksanakan kewajiban dalam bertanggung jawab.

Namun, Pelayan Ruby menunggu kedatangan Tuan Muda Kevin yang terlalu lama menuju ia. Bahkan belum ada tanda kedatangan, sehingga Pelayan Ruby cemas dan masuk ke Istana Cahaya untuk memeriksa.

Di saat perjalanan menuju ke Istana Cahaya, Putri Astrid langsung menghubungi Pelayan Ruby dengan suara tidak sabarnya.

Ruby, aku minta tolong kamu segera ke Ruang Tengah Istana cepat!

Suruhan dari Putri Astrid yang cemas dengan keadaan Kevin dibawah, karena mendapat perasaan tidak enak. Pelayan Ruby mendengar suruhan langsung, lalu berlari menuju ke Ruang Tengah Istana.

Baik, Putri Astrid. Ruby akan menuju ke sana segera.

Akibatnya, Pelayan Ruby menjadi agak was-was apa yang terjadi di Ruang Tengah Istana tersebut. Kemudian sampailah dia kesana mendengarkan gertakkan Kevin pada kakaknya dengan nada marahnya mengeluarkan sihir auranya secara langsung.

"Terserah akulah kakak, aku mau pergi kemana saja, mengapa kakak heboh," sahut Kevin pada kakaknya.

Di situlah, Pelayan Ruby melihat aura yang dimiliki Kevin seperti hawa naga hawa untuk membunuh memakan orang. Tapi Kevin tidak peduli akan hal itu.

Lalu Pelayan Ruby melihat ke keadaan Kelvin, akan tetapi, ia ciut dan nyali beraninya hilang melawan adiknya sendiri sampai menyembunyikan takutnya dengan pura-pura memegang buku.

"Wah, kalau begini terus. tidak bisaku biarkan ini terlarut semakin dalam," ungkap Pelayan Ruby cepat mengatasi ini permasalahan.

Dengan berani, Pelayan Ruby berdiri tegak dan langsung menghampiri Kevin.

"Tuan Kevin, Ibumu berpesan suruh tunggu di Halaman Istana. Beliau bilang sudah selesai berpakaian,"

Dari sinilah awal mulanya.

Pelayan Ruby sudah merasa lega, lalu memegang dadanya. Saat berjalan Kevin, berhenti mendadak dengan kepalanya celangak-celinguk memperhatikan tempat yang ditunggu oleh Ibunya.

"Oh, ya Pelayan Ruby. Aku harus nunggu di mana yah?" tanyaku bingung sambil menggaruk kepala.

Pelayan Ruby mendengar pertanyaanku ini tertawa dengan lelahnya.

"Aduh, Tuan Muda Kevin. Tidak dari kecil sampai sekarang masih saja ada tingkah lucunya," tawa Pelayan Ruby memegang perutnya.

Aku hanya bisa ketawa kecil saja.

"Hehe," bingungku.

Selesai tertawa puas, Pelayan Ruby mengarahkan aku ke tempat bangku tersebut. Terus kami dan Pelayan Ruby harus menunggu Ibuku datang ke tempat ini. Sambil menghilang rasa jenuh aku belajar dengan Pelayan Ruby cara ngerangkai bunga untuk Pesta Perjamuan ini.

...----------------...

Di Kamar Putri Astrid.

Putri Astrid dengan gaya yang cukup lama memperhatikan cerminnya terus membandingkan apakah pakaiannya ia sudah bagus atau terlihat terlalu terbuka. Bahkan memakan banyak waktu untuk melihat pakaiannya ini.

Padahal pakaian yang dipakai Putri Astrid sudah elegan dan seksi berupa gaun seksi klub malam pesta perjamuan, model temperamen elegan modern putih panjang baju wanita. Dengan bagian kaki kanan terbuka sampai ke paha.

Ditambah dengan selendang bulu putih untuk menutup lengan Putri Astrid yang terbuka sampai membawa tas, dan membawa sepatu hak tinggi berwarna putih.

"Ahh, bod*hlah. Waktu sudah mau 17.30 aku harus cepat, turun. Kasihan Kevin menungguku," keluh Putri Astrid yang tidak peduli lagi sama pakaian yang ia pakai.

Tanpa berlama, Putri Astrid keluar dari kamarnya dengan jalan elegan menuju ke Halaman Istana. Menelusuri ruangan sampai menuruni tangga, hingga ia melihat Kelvin di sofa dengan rasa tertekan oleh sebuah aura sihir kuat.

Putri Astrid ingin sekali menegur anak pertama, tapi, tidak jadi karena terhalang sama Pelayan Nia yang datang memeluk Kelvin dengan erat sambil melihat Putri Astrid. tatapan Pelayan Nia tertuju pada Putri Astrid seperti menganggap Putri Astrid sebagai pengganggu.

Putri Astrid malas melihat momen ini berasa seperti disalahkan. Akhirnya Putri Astrid membalikkan badannya dan tidak memperdulikan mereka sampai berjalan ke luar Istana Cahaya.

...----------------...

Dan di taman aku menyelesaikan rangkaian bunga dengan rapi dan tertata.

"Pelayan Ruby, apakah begitu cara buatnya?" tunjuk Kevin rangkaian bunga itu ke Pelayan Ruby.

Pelayan Ruby yang sudah menyelesaikan hadiah dan souvenir lalu melihat rangkaian bunga buatanku.

"Wah, bagus. Seperti ini Tuan Muda Kevin, sebelumnya Tuan Muda Kevin pernah belajar merangkai bunga sama Ibu?" tanya Pelayan Ruby dengan memperhatikan rangkaian Bungaku.

Sebenarnya, aku belum pernah merangkai bunga di buket semacam ini. Mungkin saja karena sudah ada sifat perfeksionis jadi membawaku jadi merangkai jadi lebih rapi.

"Ekhmm, sebelumnya belum pernah Pelayan Ruby. Kevin mengikuti kelas ini, jadi tidak tahu," ungkapku bilang pada Pelayan Ruby.

"Oh, gitu yah. Kayaknya Pelayan Ruby akan jelaskan cara membuat rangkaian bunga jadi bisnis besar di Kota Cyrilo, mau dengar tidak?" bisik Pelayan Ruby padaku.

Mendengarkan bisikan lalu aku tertarik ingin mengetahuinya.

"Boleh Pelayan Ruby, Kevin mau dengarnya!" terimakasih dengan semangat.

"Dengarkan baik-baik, jadi buatnya…"

Pelayan Ruby pun menjelaskan ini dengan suara kecil dan mendekat padaku. Aku pun berusaha memahami karena ilmu ini sangat berguna bagiku, walaupun dianggap sepele tapi bisa berguna di masa depan.

Setelahnya datanglah Putri Astrid dari jauh sudah melihat mereka seperti berbisik-bisik sesuatu. Sehingga Putri Astrid curiga dengan mengerutkan dahinya.

"Wah, tidak bisaku biarkan ini. Aku tidak mau Kevin terjerumus gosipan." Sungut Putri Astrid dengan segera menghampiri mereka.

Dengan diam-diam, Putri Astrid mengupil pembicaraan mereka di belakang. Tapi Kevin dan Pelayan Ruby tidak sadar akan keberadaan Putri Astrid.

"Jadi Tuan Muda Kevin mulai dengan membuat buket bunga, bisnisnya targetkan pada para bangsawan wanita yang menyukai bunga," jelas Pelayan Ruby dengan suara kecil.

"Targetkan pada wanita bangsawan gitu? Pelayan Ruby?" tanyaku.

"Iya, dengan manajemen bisnis. Jadi target bisa tercapai. Tapi jangan sampai di tembak oleh wanita bangsawan, karena terseringan bikin buket bunga," canda Pelayan Ruby tertawa kecil menutup mulutnya.

Aku pun tertawa dengan membalas candaan Pelayan Ruby.

"Kalau saja, wanita bangsawan itu tertarik pada Kevin, sudah Kevin tembak. Lalu bicarakan sama Ibu agar buat ia geli," balasku juga bercanda.

Kami pun tertawa dengan terbahak-bahak, sampai akhirnya bahu kami dipegang oleh tangan tidak ketahui. Dan sekujur tubuh merasa merinding karena ada hawa seperti mengamuk.

"Eh, Pelayan Ruby–"

"Mampuslah aku…" takut Pelayan Ruby.

Mereka menelan air ludah dalam mulutnya.

Glup.

Dengan serentak mereka berdua menoleh kebelakang. Tanpa sadar Putri Astrid sudah tersenyum dengan gemuk mendengarkan bercanda mereka.

"Ibu, maafkan Kevin!" pintaku.

"Putri Astrid, maafkan Ruby juga!" sambung Pelayan Ruby.

Plak!

Plak!

Di dalam kereta kudu menuju Istana Kerajaan Ernk. Dengan membawa banyak rangkaian bunga dan buket hadiah untuk seseorang.

"Aduh-duh, kepala Kevin benjol hiks… hiks…," ringisku kesakitan memegang kepalaku benjol.

Putri Astrid lalu menyahut omonganku.

"Makanya, jangan sekali-sekali bawa nama Ibu. Enakkan kepalamu Ibu getok." sahut Putri Astrid senyum geram pada Kevin.

"Padahal tadi Kevin dan Pelayan Ruby sedang mempersiapkan buket bunga untuk Ibu, tapi kenapa malah hadiah benjol di kepala Kevin," gerutuku membilang sejujurnya pada Kevin.

Putri Astrid mendengar ini antara mau ketawa dan mau geram sama tingkah Kevin ini, rasanya bagi Putri Astrid tidak tega mengetok kepalanya sampai benjol.

"Coba ceritakan sebenarnya sama Ibu tadi tuh, apa yang Kevin lakukan sama Pelayan Ruby." Tegas Putri Astrid padahal dalam hatinya tertawa melihat Kevin dimarahi oleh ia.

"Tadi itu, Pelayan Ruby tengah kewalahan membungkus hadiah yang Ibu suruh di tempat duduk taman. Lalu Kevin berinisiatiflah membantu Pelayan Ruby dengan membuat buket bunga," jelasku dengan menundukkan kepala.

Putri Astrid mendengar ini menahan ketawanya.

"Terus apalagi, lanjutkan Kevin!" Tegas Putri Astrid kembali.

"Ekhm… Kevin bantulah ngerangkai bunga, agar meringankan beban Pelayan Ruby," lanjutku.

Putri Astrid kemudian menyipit matanya melihatku.

"Coba, kasih tahu Ibu mana buket bunga buatanmu." Suruh Putri Astrid memintaku menunjukkan buket buatannya.

Aku pun turun dari kursi kereta kuda di hadapan Ibuku, terus aku mengambil buket bunga buatanku.

"Ini Bu, buatan Kevin baguskan," tunjukku ke hadapan Ibu.

Putri Astrid makin gemes, melihat ini mencoba bercanda padanya.

"Jelek nih, kenapa ada yang miring bunga?" canda Putri Astrid seperti orang marah.

Aku mendengar perkataan Ibu, lalu melihat buket Bungaku buat.

"Maaf Ibu, jika saja Kevin salah merangkai bunga ini. Kevin akan berusaha belajar lagi dengan serius," sanggahku meminta maaf pada Ibuku.

Putri Astrid melihat anaknya memurung kepalanya, langsung menyuruh Kevin.

"Baik, Ibu Terima maafmu. Sini duduk di pangkuan Ibu sekarang." Suruh Ibuku..

Dan aku menurutinya dan langsung duduk ke pangkuan Ibuku. Putri Astrid tidak tahan ini, kemudian memelukku.

"Oh anak ibu, janganlah murung Ibu hanya bercanda saja denganmu!" ucap Ibuku dengan nada lembutnya.

Aku hanya diam saja, hingga tidak menoleh pada Ibuku.

"Kevin, Ibu hanya bercanda saja. Ibu suka sama buket bunga buatanmu. Dan kamu anak baik Ibu, yang selalu Ibu jaga," bujuk Ibuku.

Aku pun menjawab bujuk Ibuku dengan kesal.

"Ah, Ibu kataku buket Kevin jelek!" sesalku.

Ibu malah ketawa.

"Hahahaha, Kevin. Kevin, bagus kok buatanmu. Ibu tanya siapa yang katain buket bungamu jelek?" tanya Ibuku.

"Ibu sendiri!" tunjukku.

Putri Astrid tertawa.

"Kevin, Kevin. Cuma kaulah penyemangat Ibu dan penghibur Ibuku dikala senja. Satu-satunya anak kesayangan Ibu." Terang Ibuku sambil mengibas rambutku.

Aku sudah berupaya memperbaiki rambut telah rapi malah di acak-acak oleh Ibu.

"Ibu, rambut Kevin jangan diacak-acak lagi!" keluhku memegang tangan Ibuku.

"Kevin, Ibu tidak rambutmu. Cuma menyembuhkan benjolan saja," ucap Ibuku sambil mengangkat kedua tangannya.

Aku pun merasa tidak percaya, kemudian merasakan kepalaku.

"Tidak ada lagikan? Benjolnya?" tanya Putri Astrid.

Aku pun mengangguk-anggukkan kepala untuk berkata pada Ibuku.

"Baiklah, sebagai permintaan maaf Ibu. Kevin mau apa?" tanya Ibuku pada keinginanku.

Ketika aku mendengarkan dengan cepat aku bilang Ibu.

"Buatkan Kevin, cemilan selai stroberi yang banyak untuk Kevin belajar!" mauku yang teringat sama makanan kesukaanku.

"Ada yang lain Kevin?" tanya Ibuku kembali.

"Tidak, Kevin mau Ibu buatkan cemilan selai stroberi sebagai permintaan maaf pada Kevin." Pintaku dengan tegas memejamkan mata.

Kemudian Ibuku mencubit pipiku, secara tiba-tiba.

"Hmmmmm, tingkahmu gemes sekali, rasanya Ibu ingin cubit pipimu," ujar Ibuku mencubit pipiku.

"Ahmmm, Ibu. Pipi Ke–"

"Hmmm, mohon maaf Putri Astrid menganggu kenyamanan kalian," sela Pelayan Supir Kuda itu.

Ibuku lalu melepaskan cubitan pipiku dan menjawab sela Pelayan Supir Kuda.

"Ya, silahkan ada yang ingin sampaikan." senyum Putri Astrid membolehkan Pelayan Supir Kuda itu berbicara.

"Terima kasih, Putri Astrid dan Tuan Muda Kevin. Kalian sudah sampai di depan pintu gerbang Kerajaan Ernk," ucap Pelayan Supir Kuda itu memberitahu Ibu dan aku.

Tanpa terasa waktu yang aku habiskan di dalam Kereta Kuda bermain sama Ibu, sudah sampai ke Kerajaan Ernk.

"Baiklah, Terima kasih Pelayan Seo." salam Ibuku memberikan terima kasih pada Pelayan Seo sudah mengantar kami.

Pelayan Seo pun tersenyum bahagia, karena sudah menyelesaikan tugasnya dengan selamat dan sukses. Setelahnya Ibuku memutuskan keluar dengan aku juga membawa banyak barang, Ibuku hanya membawa hadiah sedangkan aku harus membawa buket bunga yang banyak.

"Kevin, bawakan semua buket bunga itu pakai sihir anginmu!" suruh Ibuku ketika keluar.

Aku mendengar ini langsung membawa keluar semua buket bunga memakai sihir anginku, agar lebih praktis dan cepat, setelah semuanya beres aku keluar juga menyusul Ibuku. Sampai Pelayan Seo pun, pergi dari sana.

Ketika aku menyusul Ibuku sampai di hadapanku. Dan alangkah terkejut aku melihat dengan megah, gerbang Kerajaan Ernk yang berlapis emas sebagian pada malam hari, begitu juga dengan kelap-kelip lampu yang begitu terang.

Sehingga membuat aku terkesima.

"Wah!!" terkesimaku melihat Gerbang Kerajaan Ernk.

Aku terbengong melihat ini, Tiba-tiba teralihkan sama panggilan seorang.

"Astrid!!" seseorang memanggil Ibuku.

Episodes
1 Episode 1 - Ngembun Baca Novel
2 Episode 2 - Lahir Kembali di Novelku?
3 Episode 3 - Surat dan Hadiah Mainan
4 Episode 4 - Bermain Teka-Teki
5 Episode 5 - Pertemuan Kelvin
6 Episode 6 - Taman Istana Rahasia
7 Episode 7 - Misi Penuntasan Tahap I
8 Episode 8 - Misi Penuntasan Tahap I (Mengambil Alih Wilayah Kedua ke Utara.)
9 Episode 9 - Misi Penuntasan Tahap I (Mengambil Alih Wilayah Kedua ke Utara II.)
10 Episode 10 - Misi Penuntasan Tahap I (Mengambil Alih Wilayah Kedua ke Utara III)
11 Episode 11 - Misi Penuntasan Tahap I (Mengambil Alih Wilayah Kedua ke Utara IV.)
12 Episode 12 - Misi Penuntasan Tahap I (Penyelesaian Penuntasan I.)
13 Episode 13 - Misi Penuntasan Tahap I (Penyelesaian Penuntasan II.)
14 Episode 14 - Misi Penuntasan Tahap I (Penyelesaian Penuntasan III.)
15 Episode 15 - Misi Penuntasan Tahap I (Penyelesaian Penuntasan IV.)
16 Episode 16 - Misi Penuntasan Tahap I (Penyelesaian Penuntasan Berakhir.)
17 Episode 17 - Bermain Bersama
18 Episode 18 - Persiapan Pergi Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk.
19 Episode 19 - Pergi ke Istana Kerajaan Ernk.
20 Episode 20 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (Dibuka)
21 Episode 21 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (II)
22 Episode 22 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (III)
23 Episode 23 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (IV) Tujuan Tercapai.
24 Episode 24 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (V) Tujuan Terselubung
25 Episode 25 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (VI) Kesepakatan antara Kedua Pihak
26 Episode 26 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (VII) Kesepakatan Berhasil!
27 Episode 27 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (VIII) Kesempatan
28 Episode 28 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (IX) Perkiraan
29 Episode 29 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (X) Edgar Ernk
30 Episode 30 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (XI) Pertarungan Sengit!
31 Episode 31 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (XII) Berlanjut
32 Episode 32 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (XIII) Kalah!
33 Episode 33 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (XIV) Pasrah yang akan terjadi
34 Episode 34 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (XV) Perjanjian
Episodes

Updated 34 Episodes

1
Episode 1 - Ngembun Baca Novel
2
Episode 2 - Lahir Kembali di Novelku?
3
Episode 3 - Surat dan Hadiah Mainan
4
Episode 4 - Bermain Teka-Teki
5
Episode 5 - Pertemuan Kelvin
6
Episode 6 - Taman Istana Rahasia
7
Episode 7 - Misi Penuntasan Tahap I
8
Episode 8 - Misi Penuntasan Tahap I (Mengambil Alih Wilayah Kedua ke Utara.)
9
Episode 9 - Misi Penuntasan Tahap I (Mengambil Alih Wilayah Kedua ke Utara II.)
10
Episode 10 - Misi Penuntasan Tahap I (Mengambil Alih Wilayah Kedua ke Utara III)
11
Episode 11 - Misi Penuntasan Tahap I (Mengambil Alih Wilayah Kedua ke Utara IV.)
12
Episode 12 - Misi Penuntasan Tahap I (Penyelesaian Penuntasan I.)
13
Episode 13 - Misi Penuntasan Tahap I (Penyelesaian Penuntasan II.)
14
Episode 14 - Misi Penuntasan Tahap I (Penyelesaian Penuntasan III.)
15
Episode 15 - Misi Penuntasan Tahap I (Penyelesaian Penuntasan IV.)
16
Episode 16 - Misi Penuntasan Tahap I (Penyelesaian Penuntasan Berakhir.)
17
Episode 17 - Bermain Bersama
18
Episode 18 - Persiapan Pergi Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk.
19
Episode 19 - Pergi ke Istana Kerajaan Ernk.
20
Episode 20 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (Dibuka)
21
Episode 21 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (II)
22
Episode 22 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (III)
23
Episode 23 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (IV) Tujuan Tercapai.
24
Episode 24 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (V) Tujuan Terselubung
25
Episode 25 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (VI) Kesepakatan antara Kedua Pihak
26
Episode 26 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (VII) Kesepakatan Berhasil!
27
Episode 27 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (VIII) Kesempatan
28
Episode 28 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (IX) Perkiraan
29
Episode 29 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (X) Edgar Ernk
30
Episode 30 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (XI) Pertarungan Sengit!
31
Episode 31 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (XII) Berlanjut
32
Episode 32 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (XIII) Kalah!
33
Episode 33 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (XIV) Pasrah yang akan terjadi
34
Episode 34 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (XV) Perjanjian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!