...Lahir Kembali di Novelku?...
Namaku Mike Wilson seorang remaja yang beranjak dewasa menghabiskan waktu dengan membaca komik dan beberapa buku cerita. Sementara dimalam hari aku menghabiskan membaca novel kesukaan yang berjudul "The sword of holy light" Novel sudah kusam, memiliki 7000 halaman walaupun tebal dan berat.
Tetapi, itu menarik bagi diriku untuk membacanya. Terkadang novel ini sudahku baca habis berulang-ulang kali. Namun aku masih suka sama novel ini, sampai aku ngembun untuk membaca ini walaupun sering kena marah Aura tapi aku diam-diam membaca ini di kasur yang ditutupin selimut seolah-olah ingin tidur padahal didalamnya tidak tidur lagi baca novel hingga.
Tidak terasa waktu pagi sudah mau datang dengan sinar matahari yang menyinari kamarku. Kemudian alarm jam di rak meja dekat tempat tidurku berbunyi.
Cring.…
Bunyi alarm nyaring membangun diriku dari tempat tidur sampai mematikan alarm jam punyaku memakai tangan mematikan tombol dengan keras.
ntup....
Tidak lama aku bangun dari tempat tidur dan membuka jendela kamar dengan perasaan masih ngantuk.
"Hahhhh… Gapalah tidak libur sekolah yah, masih baca novelku yang masih belum kubaca," kataku yang masih menguap.
Aku yang terpaksa sekolah hari ini berjalan keluar dari kamar untuk mengambil handuk yang bergantung di jemuran kamar mandi. Saat berjalan menuju kamar mandi tanpa sengaja aku berpapasan sama Aura sepupuku yang juga ingin ke kamar mandi.
Saat berpapasan bersama di kamar mandi. Aura mengucapkan selamat pagi pada aku saat sedang gosok gigi bersama.
"Selamat pagi Mike!" tegur Aura yang moodnya lagi senang memukul belakangku.
Aku terkejut dan merasa sakit dipukul bagian belakangku saat tengah menggosok gigi dan aku yang kesal lalu menyahut Aura
"Pagi Aura, tolonglah lain kali jangan memukul belakangku lagi!" kataku yang kesal menoleh ke Aura.
Aura ketawa melihat aku kesal memberikan balasannya.
"Hahaha biasa jak mukamu, saat jawab salamku. Jangan kesal begitu, nanti mukamu keriput loh," balas Aura ketawa kecilnya bercanda padaku.
Aku tidak peduli sama candaan Aura lalu cepat menyelesaikan gosok gigi, mandi, berkemas kamar yang berantakan, sarapan pagi dan bersiap pergi sekolah.
Tidak lupa aku membawa novelku tebal dan kusam ke dalam tasku. Aura melihat aku memasukkan novel itu memegang dahinya sambil berkata.
"Aduh, memang yah novelmu itu sudah jadi bagian dalam hidupmu. Aku capek mengingat nya terus," keluh Aura yang melihat tingkat Mike.
Kemudian mereka pergi berserta ke dalam mobil sekolah untuk berangkat ke sekolah, setelah sampai di SMAPN 1 Siberian. Aku dan Aura keluar serta juga menuju ke sekolah.
Mereka tanpa komunikasi satu sama lain malah bergegas masuk ke kelas, hingga waktu bel sekolah berbunyi menujukan waktu untuk mulai belajar.
Ketika belajar Sejarah Kota Siberian, Aura menoleh ke aku yang lagi diam-diam membaca novelku dibawa laci meja sekolah. Aura yang sekilas melihat ini lalu menegur aku biar fokus pada pelajaran sejarah terlebih dahulu.
"Mike, berhentilah baca novel itu dulu. Kalau tidak aku gadu sama guru didepan!" tegur Aura pada aku iming-iming ingin mengadu.
Aku yang risih sama teguran Aura lalu mengiyakan dan langsung menutup novel ku tadi.
"Iya Aura, aku dengar omonganmu." Kataku yang mendengar teguran Aura.
Aku yang rada cemberut ratu lalu fokus kedepan mendengarkan penjelasan Guru Sejarah yang membosankan. Akan tetapi, di sudut pandang Aura senang melihat diriku fokus ke depan sama pelajaran sejarah.
Beberapa menit kemudian…
Tibalah waktu istirahat datang, hampir sebagian murid pergi ke kantin untuk membeli makanan berserta minuman, terkadang ada yang WC dan juga nyantai di lapangan sekolah.
Namun situasi di dalam kelas Aku.
"Anak-anak, waktu istirahat kedua berbunyi silahkan kalian istirahat dulu 30 menit ini," suruh guru.
"Baik, Ibu." Sambut murid tersebut.
Ketika guru itu keluar untuk ke kantor murid lain pada berkemas tas untuk menjaga peralatan sekolah tidak tercuri oleh orang jahil.
Aku yang terdiam di dalam kelas saat jam istirahat membuat aku membaca novelku yang masih belum kebaca. Disisi lain Aura punya inisiatif untuk mengajak aku ke Kantin Sekolah. Akan tetapi, aku santai membaca novel tanpa peduli sama ajakan Aura.
Aura yang rada kesal sama aku yang tidak peduli lalu memarahiku sambil memukul mejaku.
Blam…
"Mike, dengarlah ajakanku. Kau nih orang tulikah? Nihlah pengaruh kau membaca novel terus sampai lupa sama diriku ini," kata Aura yang kesal menunjukkan diriku.
"Apa yang kau suka sama novel yang tebal dan kusam itu, mending kau buang itu daripada kau gila!" sambung Aura.
Aku yang mendengarkan kesal Aura menanggapi dengan santai.
"Aku tidak tuli, memang sengajaku. Membaca novel bukan membawaku terpengaruh sama yang namanya lupa atau apa. Itu memang hobiku dan kesukaan untuk menghilangkan rasa bosanku!" Jelasku yang menyahut omongan Aura tadi.
Dan aku melanjutkan lagi bicaraku.
"Kau pun tidak ada urusan sama diriku, terserah aku mau membaca novel atau tidak jangan memaksa diriku! Kalau mau, kau pergi kantin sendiripun bisa tanpa aku. Yang jelas aku akan nyusul ke kesana." jelas Mike.
Aura cuma bisa bersabar menghadapi Mike. Karena malas meladeninya akhirnya Aura memilih mengalah.
"Baiklah! Awas kau tidak menyusulku ke Kantin Sekolah!" Ancam Aura pada aku kalau tidak ke kantin.
"Iya-iya nanti aku akan datang!" tegas diriku.
Ketika selesai membaca beberapa halaman, aku ke kantin menghampiri Aura. Banyak hal yang dibicarakan tentang diriku yang terlalu introvert dan selalu menyendiri membaca novel yang kubaca menjadi topik oleh teman Aura. Yah aku berbicara dengan santai padahal dalam hati ingin lari tidak tahan akan keramaian, tapi hadapilah sebentar.
...----------------...
Hingga tidak terasa waktu pulang sekolah pada sore hari pun berbunyi. Aku yang senang ketika pulang ini ingin menghabiskan waktu untuk melanjutkan membaca novel.
Namun ketika berjalan aku bertemu Aura lagi mengajak diriku untuk pulang bersamanya.
"Mike, kau tidak pulang serta denganku?" tanya Aura sembari berjalan sama diriku.
Aku menolaknya lagi karena ingin ke taman kota untuk menghabiskan waktuku ingin sunset sekalian membaca novel di sana.
"Maaf Aura, lain kali saja yah aku ingin ke taman kota tidak pulang bersamamu untuk sementara waktu." Tolakku sambil menggaruk-garuk kepala.
Aura yang mendengarkan aku menolak ajakan pulang bersama, lalu menyampaikan salam kepada diriku.
"Baiklah Mike, kalau gitu nikmati waktumu di taman kota. Hati-hati juga di jalan raya lihat-lihat matamu saat berjalan!" pesan Aura yang berhenti menatapku.
Aku mendengarkan salam Aura lalu melambaikan tangan untuk menyampaikan sampai jumpa kepada Aura.
"Iya Aura, aku ingat. Kalau gitu sampai jumpa dulu yah di taman kota, mungkin aku malam hari akan pulang ke rumah!" kataku yang melambaikan tangan ke Aura.
Setelah aku melambaikan tangan. Aura pergi bertemu dengan kawan-kawan sekelas di depan sekolah. Aura menghampiri teman-teman untuk bertanya tentang pekerjaan sekolah yang akan diselesaikan besok. Sehingga kawannya mengajak kerja sama untuk mengerjakan tugas ini.
Disisi lain, aku melihat Aura berbincang dengan santai dan senangnya. Tanpa berlama lagi aku mulai berjalan dan menikmati waktu ini. Tidak lepas untuk menggunakan headset di telingaku mendengarkan lagu.
"Sore gini, enaknya lagu vibes lembut dan slow," senangku mendengarkan lagu.
Aku yang sudah menutupi telinga memakai headset tidak lagi mendengarkan suara kegaduhan kendaraan yang berlalu lintas di jalan karena volume suara 100℅. Hingga aku ingin menunggu rambu lampu hijau untuk menyeberangi jalan.
...----------------...
Aura berencana sama kawannya ini kepikiran untuk mengajak Mike lagi untuk belajar kelompok. Akan tetapi Aura melihat jalan diseberang ada sebuah truk kontainer yang rem blong memberikan lambaian tangan supir untuk menyuruh pinggir dari jalan.
Mike berjalan menyebrangi zebra cross sambil menunggu rambu penyeberangan berwarna hijau. Namun, Mike tidak mendengarkan suara klakson mobil kontainer.
Aura melihat ini lalu berlari cepat menghampiri Mike. Dan berteriak dari jauh untuk menyelamatkan Mike. Akan tetapi, Mike tidak mendengarkan teriak dari Aura. Kemudian lampu rambu penyeberangan itu berwarna hijau saatnya aku berjalan menyeberangi zebra cross.
Aura pun makin teriak melengking dari jauh memanggil nama aku.
"MIKE! AWAS DARI SANA ADA TRUK KONTAINER REM BLONG, MIKE DENGARKAN TERIAKKU!" Teriak Aura melengking.
Sedangkan aku yang mendengarkan suara samar-sama dari belakang lalu menoleh dan berhenti tepat di zebra cross tersebut. Aku pun membuka headset dari telingaku dan melihat Aura dan orang sekitar menunjukkan diriku menyuruhku pinggir. Aku bingung dengan suruhan pinggir itu lalu menoleh ke arah kanan. Dan aku tidak ada truk kontainer datang dengan suara klakson nyaring.
Tet… tet… tet…
Aura yang terlambat mengejar Mike cuma bisa meneriakkan namaku.
"Mike!!"
Aku yang membuka mata dari suara klakson yang nyaring seketika truk kontainer menabrakku.
Brakkkk.…
Suara tabrakan terdengar keras di sekitar sana membuat beberapa histeris teriak Dan truk kontainer oleng menabrak pohon di jalan.
Aku merasa tubuhku beberapa yang lain patah dan sebagian tubuhku ada yang terputus dari tubuhku. Aku merasa kesakitan yang kuat menahan sakit, hingga genangan darah banyak mengelilingi tubuhku.
Aku merasa inilah takdirku terakhir kali berada di bumi.
Aura melihat kejadian kecelakaan tragis berlari menuju ke Mike. Raut menangis dan terkejut melihat Mike dengan kondisi penuh darah dan beberapa bagian tubuh putus dari dari tubuhnya.
Aura yang sampai menuju Mike lalu duduk memapah kepala Mike yang penuh darah ke kaki Aura. Walaupun Aura tidak peduli sama bajunya kotor sama darah dia memegang muka Mike sambil menangis.
"Mike! Kenapa kau tidak mendengar teriakku!" kata Aura sambil menahan air matanya melihat Mike sekarat.
Aku yang melihat Aura menahan air matanya. Hingga aku kepikiran ingin memegang pipinya Aura untuk terakhir kali. Walaupun tangan kiriku putus akibat terlindas tadi cuma bisa menyisakan tangan kanan.
"A-aku tidak mem-perkirakan bah-wa aku akan ce-pat meninggal-kanmu, Aura." Kataku yang sepatah demi sepatah karena luka dibagian mulutku.
Aura yang melihat tangan kanan memegang pipinya lalu dia dia memegang tanganku juga dengan erat. Aura yang mendengar sepatah ngomongin lalu memohon padaku.
"Mike, bertahanlah sebentar! Pertolongan akan datang segera. Tolong jangan tinggalkan aku dulu!" mohon Aura berteriak sambil menangis.
Aku tersenyum melihat Aura peduli denganku terakhir kali, hanya bisa berpesan pada Aura. Karena badanku sudah cacat dan banyak luka sehingga aku tidak bisa melanjutkan hidup ini.
"Aura, aku akan ting-gal-kan novel kesayangan-ku padamu. Wa-laupun bagimu ini su-dah tebal dan ku-sam, dan aku me-minta maaf pada-mu selama ini aku me-repot-kan dirimu hing-ga tidak peduli-kan diri-mu. Maaf yah Au-ra, sampai akhir-nya aku bisa men-yusul ayah dan ibu-ku di-sana." Pesanku pada Aura.
Tidak lama aku melihat langit yang berwarna orange dan sinar matahari yang begitu terbenam. Dan sunset inilah yang ingin aku lihat. Tapi sekarang aku harus pergi dari kenikmatan dunia ini.
Ayah, Ibu, Mike datang menemukan kalian. Aku harap bisa lahir kembali dengan orang tua yang utuh Dan hidup tidak membosankan.
Pikir aku yang masih bisa bernapas, tidak lama aku menghembuskan napas terakhir diriku dengan menutup mata.
Aura melihat Mike menghembuskan napas terakhir menangis dan mendekap Mike dengan badan yang penuh luka dan darah. Hingga dia membalas pesan terakhir Mike.
"Baiklah Mike, Novel ini akan ku baca dan kusimpan. Hiduplah dengan tenang di akhirat nanti, Mike." Balas pesan dari Aura.
Tidak lama Aura mendekap datanglah orang sekitar dan ambulance datang dengan bunyi sirenenya datang.
Wee… woo… wee… woo
Tanpa lama mobil itu berhenti telat di tubuh Mike. Akhirnya Aura dan orang yang berada sekitar melihat ini membantu Aura mengevakuasi tubuh Mike yang putus dari bagian tubuhnya. Dan juga supir kontainer yang tewas terjepit trik kontainer.
...----------------...
...[Sedang memilih data sampel Dan menyesuaikan jalan cerita….]...
...[.....]...
...[Pemilihan sampel sudah selesai menghidupkan progam….]...
...[.....]...
...[DING!]...
...[Program Art Pro memproses….]...
...[Menghidupkan kembali karakter Mike Wilson ke Dunia Euro….]...
...[Melakukan pemindahan sampel….]...
...[Karakter Kevin Lucien dihidupkan kembali dan menjalankan proses kehidupan….]...
...[Proses berjalan….]...
...[Sistem Art Pro berjalan lancar memulai kehidupan reinkarnasi Mike Wilson ke Kevin Lucien….]...
...[Memulai alur kehidupan….]...
...[.....]...
...[Memproses data kehidupan Dan tatanan Dunia Euro…]...
...[.....]...
...[Data Dunia Euro telah masuk dan terdata!]...
...[Alur kehidupan telah selesai diproses!]...
...[Semua sistem berjalan lancar!]...
...[TING!]...
...[Selamat datang di Dunia Euro!]...
...[^_^]...
...----------------...
Tidak lama aku membuka mata dan mengira aku sudah berada di akhirat. Namun, aku terkejut melihat ada seorang Ibu dan Ayah yang sedang memanggil namaku Kevin, kedua wajah orang tua itu seperti senang melihatku. Dan aku yang terheran melihat hal ini lalu melihat tangan, tubuhku yang terpanjang bulat.
Aku yang kebingungan lalu berbicara menggunakan bahasa bayi.
'Kenapa aku menjadi bayi? Kan aku meninggal di tabrak truk kontainer kenapa malah menjadi bayi? Dan anehnya mengapa namaku Kevin terdengar familiar," cemberutku memikirkan kebingungan ini.
'Ini tubuh siapa? Kok malah aku yang masuk kesini?'
Orang tua dari anak ini melihat aku cemberut.
"Wah … sayang bayi yang kedua ini menunjukkan wajah cemberut dia, lucunya." Ungkap ayah dari anak itu.
Lalu ibu dari anak ini juga penasaran sama muka anak keduanya lalu meminta ayah orang dari anak ini untuk memperlihatkan.
"Iyakah? Berikan bayi itu kepadaku aku ingin lihat wajah khawatirnya," sahut Ibu tersebut dengan penasaran.
Dan bayi tersebut diberikan ke Ibunya. Hingga aku merasa diriku di berikan ke orang lain.
'Aku mau diberikan kepada siapa nih, tolong aku!' kataku yang tidak mengetahui tentang apa-apa.
Aku yang berubah menjadi bayi di dunia lain ini dikasih kepada ibunya seorang Putri Kerajaan bernama Astrid Grethe. ibunya ketawa lucu melihat bayi kedua ini menunjukkan wajah cemberut seperti khawatir yang berbeda dari bayi lainnya. Sehingga ibunya berkata kepada aku.
"Nak, kenapa mukamu khawatir gini apa Ayahmu menakutkan? Hahaha, jangan khawatir. Sekarang namamu Kevin Lucien." Kata Putri Astrid yang memegang jari bayinya.
"Nak, sekarang kau memiliki arti seorang bangsawan mulia, lembut dan periang dari keluarga cahaya. Semoga kelak bisa menjadi seorang penyihir terkuat di Benua Euforia dan Benua Eusian." Jelas Putri Astrid.
Putri Astrid yang bahagia memeluk hangat sambil melihat muka anaknya.
Aku berada di sisi Ibu itu malah bingung sama perkataan dia bahwa aku menjadi penyihir terkuat di Benua Euforia dan Benua Eusian. Setelah itu aku berpikir apa aku hidup di dunia lain di dalam novelku atau cuma mimpi.
Tidak lama aku berpikir keras dan menemukan titik kesimpulan bahwa aku teringat nama 'Kevin' adalah nama seorang karakter antagonis di dalam novel kubaca saat di bumi.
'Tunggu, berarti aku hidup di dalam novel yang kubaca ini?' Kataku yang berpikir hidup di dunia lain.
'Aku hidup sebagai Kevin Lucien seorang tokoh antagonis dalam Keluarga Lucien wahhhhh. Tapi dimana tokoh utamanya? tapi kenapa disini aku tidak melihatnya?' celingak-celingukku mencari peran utama dalam novel ini.
Aku yang senangnya bahwa aku masuk ke dalam novel ini memulai menyusun rencana.
'Sepertinya aku melanjutkan hidup ini sebagai tokoh antagonis ini, pertama aku bisa mengulangi hidup di dalam dunia ini. Dan kedua aku tunjukkan aku bisa menjadi seorang yang bebas melakukan apapun. Serta ketiga aku mau di dunia ini hidup berkelana sambil berpetualang hahahaha!' kataku yang tengah merencanakan sambil ketawa jahat.
Orang tua dari anak ini bingung melihat tingkah laku menunjukkan sisi jahat sambil berkata.
"Sayang, bayi ini bawaan kamu dulu suka ketawa jahat, kan?" tanya Ayah dari anak tersebut.
Lalu dijawab ibunya.
"Hahaha tidak apa, Kevin kecil ini sudah memiliki sifat mirip denganku," jawab Putri Astrid ketawa kecil dan mencubit pipi Kevin.
Sehingga aku merasakan menangis di cubit pipi dengan cubitan kecil padahal tidak mau menangis.
'Aduh-aduh sakit ibu, Dan mengapa rasanya pengen menangis arghhhh,' kataku yang menangis padahal dalam hati tidak.
Kemudian Ayahnya melihat ini lalu ketawa.
"Sayang, Kevin bisa nangis. Wah imutnya dia saat menangis … hahaha," ejek Ayahnya.
Ibunya akhirnya melihat anak menangis dengan cubitan ini lalu berkata.
"Kevin … Kevin, nangis jugakan. Entah mengapa kamu imut saat menangis dan suaramu makin besar hahaha tenang ada Ibu disini sebagai tameng pelindungmu huh … huh … huh … Jangan nangis nak." Sapa Putri Astrid hangat dan tersenyum sambil menepuk Mike pelan-pelan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Rick
🤔bayi?
gw ngebayangin wajah mike klo lg disusui sama ibunya 🤔
2023-07-22
0
Rick
🤔 smap negeri siberian?
2023-07-22
1
Rick
klik
2023-07-22
0