...Misi Penuntasan Tahap I...
...(Penyelesaian Penuntasan Berakhir.)...
Sekian lamanya aku menunggu Ratu Kelinci Asli menangis di pelukanku sampai puas. Namun, tidak terasa waktu sudah menjelang malam hari. Sembari aku menunggu Ratu Kelinci Asli lega akan pikiran dan perasaannya sejenak. Aku terus membujuk agar merasa tenang dan nyaman, bahkan aku tidak lupa di depanku ada Raja Kelinci Asli tidak sadar.
Ketika Ratu Kelinci Asli sudah merasa cukup menangisnya, dia mengelap air matanya dan sudah merasa cukup tenang di sampingku. Walaupun matanya masih tersedu dan sedih, tapi aku harus segera mengobati Raja Kelinci Asli. Jika tidak, aku akan bertahan lama di Ruang Dimensi Art kalau tidak menyelesaikan penuntasan ini secara penuh.
Oleh karena itu, aku mengamati secara teliti racun tersebar di tubuh Raja Kelinci Asli. Dengan melihat dari aliran tangannya, dimana uratnya sudah ada hitam-hitam berarti menandakan racun itu tersebar. Cuma aku terheran, bagaimana bisa racun itu tidak bisa masuk ke inti mana milik Raja Kelinci Asli. Sehingga aku membutuhkan waktu lama untuk berpikir tentang ini.
Inti mana milik Raja Kelinci Asli ini memiliki bentuk seperti lingkaran cincin mengelilingi jantungnya, yang berputar terus melindungi cairan racun tidak masuk ke dalam jantungnya. Melainkan seperti sebuah penangkal atau pelindung untuknya, makanya inilah penyebab Raja Kelinci Asli terselamatkan cuma dia hanya tidak sadarkan diri. Karena inti mana ini membuat aliran otaknya berhenti sementara waktu.
Untungnya, aku menemui Raja Kelinci Asli dengan cepat. Kalau tidak ditangani, mungkin saja inti mananya akan pecah karena tidak mampu menahan lajunya penyebaran racun ini.
Sehingga aku harus cepat menangani ini.
"Ekhmm, Ratu. Apa kamu bisa tidur di sebelah Raja. Sementara waktu? Aku ingin menyembuhkan bekas lukamu, agar tidak berbekas lagi." Suruhku pada Ratu untuk baring dari selesai nangisnya.
Ratu Kelinci Asli merespon tanpa mengeluarkan kata apa-apa, kemudian dia menuju ke sebelah Raja Kelinci Asli itu terbaring dan mengikuti suruhku.
Tanpa diarahkan, Ratu Kelinci Asli memejamkan kedua matanya. Dia percaya bahwa aku bisa menolong dia dan Raja Kelinci Asli.
"Keberkahan Angin, obati Raja Kelinci Asli. Keluarkan racun yang tertahan di tubuhnya!" ujarku mengangkat kedua tangan untuk mengeluarkan kemampuan penyembuhan.
Butuh waktu lama untuk menyembuhkan kedua kelinci asli ini, karena sihir keberkahan angin masuk ke dalam tubuh mereka secara pelan untuk memastikan keadaan aman dan terkendali.
Aura yang dikeluarkan berbentuk angin ini, sudah masuk ke dalam tubuh mereka. Pada permulaan, badan mereka dipulihkan secara bertahap. Karena kemampuan penyembuhan ini bekerja secara bertahap-tahap dalam memulihkan seseorang tidak secara instan. Selesai badan mereka dipulihkan secara bertahap, barulah racun dalam tubuh Raja Kelinci Asli dikeluarkan secara pelan-pelan dari seluruh tubuhnya melalui pori-pori kecil di badanya.
Racun hitam ini keluar secara pelan-pelan terbang ke atas, sehingga tangan kiriku mengarahkan aliran racun sudah keluar ini terkumpul menjadi satu berbentuk sebuah pill obat kelereng agar tidak menyebar. Satu per satu racun hitam ini keluar dari tubuh Raja Kelinci Asli dari kaki sampai di bagian mulutnya, terkecuali kepala dan area bagian jantung tidak terkena kontaminasi racun hitam tersebut.
Beberapa menit kemudian, aku masih tertahan untuk mengobati tubuh Raja Kelinci Asli begitu juga Ratunya di sebelah. Ratu Kelinci Asli aku tidak meragukan luka yang dialaminya, sekarang sudah sembuh dipulihkan sama kemampuanku.
Badanku sudah merasa kesemutan , dan mulai agak lelah karena bertahan untuk menyembuhkan mereka. Tapi aku harus cepat menyelesaikan ini semua, tidak luput akan hasil ini. Aku percaya racun ini akan keluar semua dari tubuh Raja Kelinci Asli.
Di titik terakhir racun itu keluar dari bagian mulut Raja Kelinci Asli, menandakan racun itu semua telah keluar secara pelan. Dan aku pun bisa menyelesaikan ini semua dengan ketekunan dan percaya diriku menyelesaikan ini semua. Bahkan aku tidak lupa mengambil sisa racun hitam itu yang sudah terkumpul menjadi sebuah pill obat berbentuk kelereng tersebut.
Disinilah aku bisa menghentikan kemampuan penyembuhan untuk sementara waktu.
"Huft, akhirnya selesai juga mengeluarkan racunnya. Tapi ini, besar juga bentuk pill racunnya besar juga seperti ukuran kelereng besar," hembusku sambil menatap racun hitam.
Ukuran sangat besar ini, cukup menyakinkan aku bahwa racun ini sudah bersatu dengan cairan di darahnya. Sehingga, ketika cairan ini disatukan dapat berbentuk besar begini.
Tidak lama, setelah aku menatap racun hitam ini. Ratu Kelinci Asli terbangun dengan tubuhnya segar kembali seperti sudah terisi kekuatan alaminya, sampai dirinya mengatakan padaku.
"Pahlawan! Aku merasa tubuhku segar dan…."
Ratu Kelinci Asli itu mengambil cerminnya di rak lemari dekat tempat tidur.
"Wah! Aku merasa seperti aku kembali dengan kekuatan alami aku ketika masih bersama Raja!" kagum Ratu Kelinci Asli melihat muka dan tubuhnya di cermin yang dia ambil.
"Yah, itulah kekuatan penyembuhan angin dari mengembalikan kekuatan tubuh seorang dan memperbaiki aliran mana, tubuh, sampai menyembuhkan orang terluka tersebut sampai sembuh," jelasku pada Ratu Kelinci Asli.
"Kecuali orangnya sudah mati, mungkin aku tidak menyembuhkannya," sambungku.
Ratu Kelinci Asli mendengar jelasku yang sambung tadi, kemudian menyimpan cerminnya di atas rak. Lalu berdiri menghampiriku.
"Tidak apa Pahlawan, walaupun kamu tidak bisa menyembuhkan orang mati. Tapi ini sudah takdir yang diberikan oleh Dewa, kita tidak bisa untuk melawan takdir itu," ujar Ratu Kelinci Asli memberikan aku pencerahan dengan memegang kepalaku.
Pencerahan yang diberikan oleh Ratu Kelinci Asli membuatku merasa tenang dan akhirnya, Raja Kelinci Asli bangun dengan terbatuk-batuk.
Awalnya aku tidak memperhatikan tubuh Raja Kelinci Asli tadi, aku menganggap telah selesai.
Uhuk… uhuk…
"Aku dimana ini?!"
Uhuk… uhuk…
"Aro!!" panggil nama Raja Kelinci Asli itu dari Ratunya.
Ratu Kelinci Asli melihat keadaan Raja Kelinci Asli bangun sadarkan dirinya kemudian memapahnya untuk bangun.
"Kamu tidak kenapa-kenapakan? Kalau kenapa-kenapa aku akan mengambilkan air." Cemas Ratu Kelinci Asli.
Raja Kelinci Asli memegang tangannya, dan menjawab cemasnya Ratu Kelinci Asli.
"Tidak apa Eselyn, aku baik-baik saja. Hanya tersedak air liur tadi," ucap Raja Kelinci Asli.
Dan seketika Raja Kelinci Asli ini menoleh ke arah aku di sampingnya dengan wajah waspadanya.
"Siapa ini Eselyn, apa hal kau membawa manusia di tempat persembunyianku!" tanya Raja Kelinci Asli yang waspada pada keberadaanku.
Aku merasakan tekanan tatapan kuat dari Raja Kelinci Asli hanya terheran, tidak lama Ratu Kelinci Asli itu menjelaskan asal muasal diriku ini.
"Janganlah was-was Aro, dia ini penolongmu dari terkena racun dari Raja Kelinci Buas. Dan dia juga menyelamatkan anak-anak kelinci kita di bawah serta mengambil beberapa rampasan harta Raja Kelinci Buas," jelas Ratu Kelinci Asli yang agak marah sama Raja Kelinci Asli.
Lalu Raja Kelinci Asli menoleh padanya.
"Iyakah, kalau gitu,"
Dan Raja Kelinci Buas itu menghampiri diri dan memegang kedua tanganku.
"Kamu penolongku, manusia?" tanya Raja Kelinci Asli itu.
Dari pertanyaan dari Raja Kelinci Asli, kemudian aku menganggukkan kepalaku. Tiba-tiba Raja Kelinci Asli menundukkan kepalanya.
"Aku berterima kasih banyak atas jasamu manusia dan maafkan diriku ini yang kalau berprasangka buruk sama manusia pertama kali," sambut Raja Kelinci Asli itu memegang kedua tanganku dengan erat sambil menundukkan kepala.
Tidak lama, Raja Kelinci Asli mengangkat kepalanya dan berdiri bersama Ratu Kelinci Asli.
"Manusia, aku ingin bertanya namamu siapa? Dan asalmu darimana?" tanya Raja Kelinci Asli yang masih penasaran samaku.
Kemudian aku menjelaskan kedatanganku.
"Namaku Kevin, dan aku… berasal dari Benua *******," jelasku
Entah kenapa, aku melihat mereka tidak ada yang beres pada mukanya.
"Hmmm ada apa? Raja dan Ratu kelinci?" tanyaku.
Raja dan Ratu Kelinci Asli itu langsung mengalihkan omongannya dan tertuju pada anak-anaknya.
"Aro, bagaimana kalau kita kebawah saja mungkin. Anak-anak sudah menyiapkan sebuah pesta," ajak Ratu Kelinci Asli itu mengalihkan pembicaraan Raja Kelinci Asli.
Raja Kelinci Asli yang ingin berkata terlihat pada bibirnya ingin mengeluarkan suara, tetapi terdiam mendengar ajakan. Aku melihat ini terdiam saja karena bagiku, jika menyambung omongan lagi akan membuat mereka penasaran.
Entah aku merasa ketika, berkata Benua Euro. Mulutku serasa gatal dan menjadi tidak jelas berkata. Tapi aku lupakan permasalahan yang nantinya akan jadi sebuah kesalahpahaman. Untungnya Ratu Kelinci Asli peka sama situasi ini, jika tidak mungkin aku dilontarkan beberapa kali pertanyaan.
Raja Kelinci Asli mendengarkan omongan Ratu Kelinci Asli untuk mengajaknya ke bawah dan dia pun pergi mengambil sebuah barang yang ingin di bawahnya turun.
Ketika dia berdiri Raja Kelinci Asli merasakan tubuhnya menjadi segar bugar dan kekuatan aslinya kembali bertambah kuat, sampai dia berkata lagi padaku.
"Akhirnya aku bisa merasakan tubuhku kembali kuat, sepertinya kekuatan manaku bertambah banyaklah dari sebelumnya,"
"Aku, berterima kasih untuk kedua kali denganmu, Kevin. Karena jasa aku bisa kembali hidup untuk ketiga kalinya nyawaku hampir terhilang," ucap Raja Kelinci Asli itu berterima kasih padaku.
Aku pun membalas dengan senyuman manisku melihat Raja Kelinci Asli, sampai akhirnya kedua kelinci ini mengajakku keluar dari tempat persembunyian untuk melihat anaknya.
"Kevin, kemarilah. Kita keluar dari sini dan menikmati pesta yang telah di siapkan." Ajakan dari Ratu Kelinci Asli memanggilku.
Aku pun langsung menuju ke mereka.
"Ayolah!" ucapku.
Dan aku pun mengikuti kedua kelinci itu dari tempat persembunyian dan melewati dahan pohon yang daunnya lebat tadi. Ketika aku sudah sampai di akhir dahan pohon, tanpa aba-aba kedua kelinci itu melompat terjun ke bawah. Aku berada di belakang merasa tidak ingin tertinggal juga dengan melompat terjun juga ke bawah.
Setelah terjun bebas dibawah kedua kelinci itu, aku berada dibelakang dengan sihir anginku untuk menjaga keseimbangan angin sekitar. Tidak lama kedua kelinci itu mendarat dengan sempurna dengan kedua kakinya, dalam benakku mereka sudah sangat pengalaman dalam mendarat.
Namun, tidak pada diriku ini yang perlahan turun dengan pelan karena masih ingin menikmati suasana terjun bebas. Tanpa aku ketahui ketika mendarat, suasana sana sudah disambut sama anak-anak kelinci lainnya yang sudah siap dengan pesta. Cuma aku terfokus sama Zack yang jadi tempat panggung mereka.
"Kemarilah anak-anakku semua," panggil Raja Kelinci Asli menemui anak-anak kelincinya.
Panggilan untuk pertama kali semenjak Raja Kelinci Asli tidak sadari dirinya, membuat anak-anak kelinci menghampiri dengan perasaan sedihnya melompat memeluknya.
Ratu Kelinci Asli melihat ini sangat senang, karena mereka sudah kembali seperti dulu dan dia berkata padaku.
"Kevin, baru ini aku bisa melihat Aro bisa berbahagia dengan anak-anak kelinci lainnya. Momen inilah yang aku tunggu selama bertahun-tahun dan akhirnya bisa tercapai," ucap Ratu Kelinci Asli berkata padaku.
Mendengar perkataan yang diucapkan oleh Ratu Kelinci Asli ini, membuatku tertuju pada ucapannya.
"Selama bertahun-tahun? Berarti Aro sakit berapa tahun memangnya?" tanyaku pada Ratu Kelinci Asli.
"Sudah 5 tahun, Aro tidak sadarkan dirinya. Mungkin saja pesta ini dia akan makan banyak," ujar Ratu Kelinci Asli tertawa kecil.
Aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala mendengar ujarnya.
Di saat penyambutan Raja dan Ratu, tidak luput juga aku di sambut oleh anak-anak kelinci asli juga. Mereka membawa aku dan kedua kelinci ini ke sebuah tempat pesta yang direncanakan oleh aku tadi, cuma dengan memakai kain untuk menutupkan mata kami, dengan harapan. Mereka bisa memberikan pesta yang sangat mengejutkan.
"Apakah kita sudah nih?" tanyaku sambil berjalan dituntun oleh kelinci asli.
"Belum Pahlawan, bentar lagi kita sampai di pestanya," jawab kelinci asli itu.
Aku hanya mengikuti arahan mereka saja.
"Oh bentar lagi yah, soalnya aku tidak sabar sama kejutan pesta yang kalian buat. Hehe,"
Tidak lama, aku berjalan dari pohon tinggi dengan mataku tertutup. Dan aku tidak tahu kelinci asli membawa diriku kemana, asal saja aku dituntun jalannya.
Sesampainya di perjalanannya, aku merasa keadaan sekitar ada sebuah cahaya yang terang, minuman manis yang dibuat oleh kelinci asli, alat musik buatan mereka. Dan aku mengetahui keadaan di perjalanan sangatlah ramai karena ada yang menyambut aku dan kedua kelinci ini.
Aku rasa pesta ini sangat meriah dan serulah, sebab mereka tidak bersembunyi apapun. Karena aku punya kepekaan, jadi aku mengetahui apa saja ketika mataku tertutup.
Saat sampai di tengah pesta, mereka pun menjauhi tanganku yang sebelum dituntun mereka.
"Wahai Raja, Ratu dan Pahlawan silahkan membuka kain putih dari mata kalian." Suruh kelinci asli.
Lalu terdengar suara suruhan dari kelinci asli, membuat aku membuka kain yang menutupi mataku. Begitu juga kedua kelinci tersebut.
Dan…
Bam…. Bam…!!
Bam…. Bam… !!
Ketika aku menarik kain di mataku, terdengar suara gendang besar dipukul sama tongkat kayu. Sampai aku membuka mata, kelinci asli itu menakutkan serbuk bunga.
"TADAAAAAA!!!" ucap suara kelinci asli dengan serentak, hingga tidak ketinggalan Zack menyebut juga.
Seketika, suara alat musik buatan mereka. Pecah bergema di sekitar pesta membawa diriku senang dan semangat untuk ikuti di dalam pesta.
Tet.. Tet.. Tet. Tet.
Tidak lupa suara terompet dari batang dahan pun mereka bunyikan, keseruan dari pesta dilakukan kelinci asli dengan secara meraih dan terencanakan secara baik. Hingga ada beberapa kelinci asli menari dan menggoyang tubuhnya, karena merasa senang bisa mengadakan pesta secara besar-besaran.
Namun, aku malah tertawa sama Zack dia malah dengan tubuh besar menari di langit tidak di bawah, karena dirinya tahu bahwa jika menari ke bawah ada yang malah tanah bergetar.
Selepas aku tertawa tanganku di tarik oleh Ratu Kelinci Asli untuk menari di tengah pesta dan aku mengikutinya.
Dan sampai di tengah pesta, aku ditawarkan oleh Raja Kelinci Asli untuk menyanyi sebuah lagu yang aku mau. Begitu aku dikasih sebuah batang sihir yang bisa mengeras suara, aku teringat sebuah nyanyian musik yang sering aku hidup dan nyanyikan di Taman Kota Siberian. Yaitu lagu "Nyanyian Angin."
Walaupun sebenarnya agak malu bagiku untuk menyanyikan, tapi bagiku hilangkan saja rasa malu ini. Karena bagiku sekarang prinsipku, harus berani mencoba.
Aku pun memutuskan untuk menyanyi dan bilang dengan Raja Kelinci Asli dan akhirnya dia merespon dengan cepat, dengan menyuruh para kelinci asli yang bermain musik mulai bermain.
Setelah aku menunggu, alunan bunyi dari alat musik mereka mulai terdengar,dan aku pun memulai nyanyi.
𝘿𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙥𝙚𝙧𝙟𝙖𝙡𝙖𝙣𝙖𝙣𝙢𝙪 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙟𝙖𝙪𝙝 𝙠𝙚 𝙪𝙟𝙪𝙣𝙜 𝙙𝙪𝙣𝙞𝙖~~
𝙈𝙖𝙧𝙞 𝙠𝙞𝙩𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙖𝙧𝙪𝙣𝙜𝙞 𝙖𝙣𝙜𝙞𝙣 𝙞𝙩𝙪
𝙅𝙖𝙬𝙖𝙗𝙖𝙣 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙠𝙞𝙩𝙖 𝙘𝙖𝙧𝙞 𝙩𝙖𝙠𝙠𝙖𝙣 𝙢𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙙𝙞𝙩𝙚𝙢𝙪𝙠𝙖𝙣
𝙉𝙖𝙢𝙪𝙣 𝙠𝙞𝙩𝙖 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙩𝙖𝙝𝙪 𝙨𝙖𝙖𝙩 𝙢𝙚𝙡𝙖𝙣𝙜𝙠𝙖𝙝 𝙥𝙚𝙧𝙩𝙖𝙢𝙖 𝙠𝙖𝙡𝙞~~
Raja Dan Ratu bersorak padaku sampai bertepuk tangan melihat aku bernyanyi, begitu juga anak-anak kelinci lainnya. Aku terharu dengan pujian yang aku dapatkan melanjutkan nyanyianku.
𝙆𝙞𝙩𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙞𝙣𝙜𝙜𝙖𝙡𝙠𝙖𝙣 𝙟𝙚𝙟𝙖𝙠 𝙢𝙞𝙢𝙥𝙞 𝙙𝙞 𝙨𝙚𝙜𝙖𝙡𝙖 𝙥𝙚𝙧𝙨𝙞𝙢𝙥𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣
𝙉𝙖𝙢𝙪𝙣 𝙠𝙚𝙩𝙞𝙠𝙖 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙪𝙠𝙖 𝙥𝙚𝙩𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙚𝙡𝙖𝙝 𝙠𝙞𝙩𝙖 𝙜𝙖𝙢𝙗𝙖𝙧 𝙨𝙚𝙡𝙖𝙢𝙖 𝙞𝙣𝙞..
𝙈𝙚𝙣𝙜𝙜𝙚𝙢𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙬𝙖𝙝𝙖𝙞 𝙣𝙮𝙖𝙣𝙮𝙞𝙖𝙣 𝙖𝙣𝙜𝙞𝙣!
𝙆𝙚𝙩𝙞𝙠𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙪𝙩𝙪𝙥 𝙢𝙖𝙩𝙖, 𝙨𝙪𝙖𝙧𝙖 𝙝𝙖𝙩𝙞 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙚𝙧𝙞𝙠𝙖𝙣 𝙙𝙤𝙧𝙤𝙣𝙜𝙖𝙣
𝘼𝙬𝙖𝙣 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙞𝙣𝙜𝙞𝙣 𝙙𝙞𝙩𝙪𝙟𝙪 𝙞𝙩𝙪 𝙨𝙚𝙡𝙖𝙡𝙪 𝙡𝙚𝙗𝙞𝙝 𝙩𝙞𝙣𝙜𝙜𝙞
𝙂𝙖𝙥𝙖𝙞𝙠𝙖𝙣𝙡𝙖𝙝 𝙬𝙖𝙝𝙖𝙞 𝙣𝙮𝙖𝙣𝙮𝙞𝙖𝙣 𝙖𝙣𝙜𝙞𝙣!
𝙅𝙞𝙠𝙖 𝙙𝙞𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙧 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙠𝙨𝙖𝙢𝙖, 𝙨𝙪𝙖𝙧𝙖 𝙝𝙖𝙩𝙞 𝙞𝙩𝙪 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙡𝙪𝙖𝙥
𝙈𝙚𝙢𝙖𝙣𝙘𝙖𝙧𝙠𝙖𝙣 𝙘𝙖𝙝𝙖𝙮𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙜𝙞𝙩𝙪 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙞𝙡𝙖𝙪𝙠𝙖𝙣
𝙎𝙚𝙝𝙞𝙣𝙜𝙜𝙖 𝙠𝙖𝙪 𝙙𝙖𝙥𝙖𝙩 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙖𝙙𝙞 𝙢𝙚𝙡𝙤𝙙𝙞 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙚𝙜𝙖𝙧
Di tengah bagian aku menyanyi, Zack melihatmu dengan perasaan gembira. Menari di atas langit dan mendukungku terus untuk bernyanyi.
𝙎𝙚𝙤𝙡𝙖𝙝-𝙤𝙡𝙖𝙝 𝙩𝙖𝙠 𝙥𝙚𝙙𝙪𝙡𝙞 𝙙𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙡𝙖𝙡𝙪 𝙙𝙞𝙨𝙚𝙢𝙗𝙪𝙣𝙮𝙞𝙠𝙖𝙣
𝙋𝙚𝙧𝙖𝙨𝙖𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙙𝙞𝙝 𝙞𝙩𝙪 𝙥𝙪𝙣 𝙢𝙚𝙡𝙪𝙖𝙥
𝙈𝙚𝙢𝙖𝙣𝙙𝙖𝙣𝙜 𝙡𝙖𝙣𝙜𝙞𝙩 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙗𝙚𝙧𝙠𝙖𝙩𝙖 "𝙗𝙖𝙞𝙠-𝙗𝙖𝙞𝙠 𝙨𝙖𝙟𝙖"
𝙉𝙖𝙢𝙪𝙣 𝙨𝙚𝙠𝙚𝙩𝙞𝙠𝙖 𝙢𝙪𝙡𝙖𝙞 𝙠𝙝𝙖𝙬𝙖𝙩𝙞𝙧 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙝𝙚𝙡𝙖𝙖𝙣 𝙣𝙖𝙛𝙖𝙨
𝙆𝙞𝙩𝙖 𝙩𝙚𝙧𝙪𝙨 𝙗𝙚𝙧𝙪𝙨𝙖𝙝𝙖 𝙢𝙚𝙨𝙠𝙞 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙚𝙧𝙖𝙝 𝙗𝙚𝙧𝙠𝙖𝙡𝙞-𝙠𝙖𝙡𝙞
𝘿𝙞 𝙪𝙟𝙪𝙣𝙜 𝙥𝙚𝙣𝙙𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖𝙖𝙣 𝙞𝙣𝙞, 𝙖𝙙𝙖 𝙩𝙚𝙢𝙥𝙖𝙩 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙚𝙡𝙖𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙖𝙣𝙩𝙞 𝙠𝙞𝙩𝙖
𝙈𝙚𝙣𝙜𝙜𝙚𝙢𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙬𝙖𝙝𝙖𝙞 𝙣𝙮𝙖𝙣𝙮𝙞𝙖𝙣 𝙖𝙣𝙜𝙞𝙣!
𝙆𝙚𝙩𝙞𝙠𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙪𝙩𝙪𝙥 𝙢𝙖𝙩𝙖, 𝙨𝙪𝙖𝙧𝙖 𝙝𝙖𝙩𝙞 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙚𝙧𝙞𝙠𝙖𝙣 𝙙𝙤𝙧𝙤𝙣𝙜𝙖𝙣
𝘼𝙬𝙖𝙣 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙞𝙣𝙜𝙞𝙣 𝙙𝙞𝙩𝙪𝙟𝙪 𝙞𝙩𝙪 𝙨𝙚𝙡𝙖𝙡𝙪 𝙡𝙚𝙗𝙞𝙝 𝙩𝙞𝙣𝙜𝙜𝙞
𝙂𝙖𝙥𝙖𝙞𝙠𝙖𝙣𝙡𝙖𝙝 𝙬𝙖𝙝𝙖𝙞 𝙣𝙮𝙖𝙣𝙮𝙞𝙖𝙣 𝙖𝙣𝙜𝙞𝙣!
𝙅𝙞𝙠𝙖 𝙙𝙞𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙧 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙠𝙨𝙖𝙢𝙖, 𝙨𝙪𝙖𝙧𝙖 𝙝𝙖𝙩𝙞 𝙞𝙩𝙪 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙡𝙪𝙖𝙥
𝙈𝙚𝙢𝙖𝙣𝙘𝙖𝙧𝙠𝙖𝙣 𝙘𝙖𝙝𝙖𝙮𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙜𝙞𝙩𝙪 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙞𝙡𝙖𝙪𝙠𝙖𝙣
𝙎𝙚𝙝𝙞𝙣𝙜𝙜𝙖 𝙠𝙖𝙪 𝙙𝙖𝙥𝙖𝙩 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙖𝙙𝙞 𝙢𝙚𝙡𝙤𝙙𝙞 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙚𝙜𝙖𝙧
𝘽𝙚𝙧𝙗𝙖𝙜𝙖𝙞 𝙠𝙚𝙨𝙪𝙡𝙞𝙩𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙧𝙖𝙜𝙪𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙝𝙖𝙡𝙖𝙣𝙜𝙞 𝙠𝙞𝙩𝙖
𝙆𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙠𝙞𝙩𝙖 𝙙𝙞𝙝𝙚𝙢𝙗𝙪𝙨 𝙤𝙡𝙚𝙝 𝙖𝙣𝙜𝙞𝙣 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙖𝙢𝙖
𝘼𝙙𝙖 𝙡𝙖𝙜𝙪 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙖𝙥𝙖𝙩 𝙠𝙞𝙩𝙖 𝙣𝙮𝙖𝙣𝙮𝙞𝙠𝙖𝙣
𝙈𝙚𝙣𝙜𝙜𝙚𝙢𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙬𝙖𝙝𝙖𝙞 𝙣𝙮𝙖𝙣𝙮𝙞𝙖𝙣 𝙖𝙣𝙜𝙞𝙣!
𝙆𝙚𝙩𝙞𝙠𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙪𝙩𝙪𝙥 𝙢𝙖𝙩𝙖, 𝙨𝙪𝙖𝙧𝙖 𝙝𝙖𝙩𝙞 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙚𝙧𝙞𝙠𝙖𝙣 𝙙𝙤𝙧𝙤𝙣𝙜𝙖𝙣
𝘼𝙬𝙖𝙣 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙞𝙣𝙜𝙞𝙣 𝙙𝙞𝙩𝙪𝙟𝙪 𝙞𝙩𝙪 𝙨𝙚𝙡𝙖𝙡𝙪 𝙡𝙚𝙗𝙞𝙝 𝙩𝙞𝙣𝙜𝙜𝙞
𝙂𝙖𝙥𝙖𝙞𝙠𝙖𝙣𝙡𝙖𝙝 𝙬𝙖𝙝𝙖𝙞 𝙣𝙮𝙖𝙣𝙮𝙞𝙖𝙣 𝙖𝙣𝙜𝙞𝙣!
𝙅𝙞𝙠𝙖 𝙙𝙞𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙧 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙠𝙨𝙖𝙢𝙖, 𝙨𝙪𝙖𝙧𝙖 𝙝𝙖𝙩𝙞 𝙞𝙩𝙪 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙡𝙪𝙖𝙥
𝙈𝙚𝙢𝙖𝙣𝙘𝙖𝙧𝙠𝙖𝙣 𝙘𝙖𝙝𝙖𝙮𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙜𝙞𝙩𝙪 𝙢𝙚𝙣𝙮𝙞𝙡𝙖𝙪𝙠𝙖𝙣
𝙎𝙚𝙝𝙞𝙣𝙜𝙜𝙖 𝙠𝙖𝙪 𝙙𝙖𝙥𝙖𝙩 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙖𝙙𝙞 𝙢𝙚𝙡𝙤𝙙𝙞 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙚𝙜𝙖𝙧
𝙈𝙚𝙣𝙜𝙞𝙧𝙞𝙢𝙠𝙖𝙣 𝙝𝙖𝙧𝙖𝙥𝙖𝙣 𝙞𝙩𝙪 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙩𝙞𝙣𝙜𝙜𝙞
Akhirnya, aku menyelesaikan nyanyian laguku dari Bumi yang aku nyanyikan ketika menyendiri di Taman Kota di Siberian. Setelah aku selesai, suasana tiba-tiba hening sejenak, kemudian berubah menjadi suara tepuk tangan dan sorakkan pecah. Aku tidak menyangka, baru pertama kalinya aku di puji, hingga diberi dukungan melalui tepukkan tangan sampai sorakkan memanggilku "Pahlawan"
Walaupun ini sesaat saja, tapi bagiku ini adalah kenangan bahagia aku yang dapat dirasakan, sekaligus menjadi pengalamanku. Aku menangis tersedu-sedu di tengah pesta mengingat ini, semasa dulu aku selalu melakukan apa saja yang membuat aku senang. Tapi aku dimarahi sampai tidak di apresiasi.
Kesepian dan kesedihan aku dulu, kuhabiskan dengan menyanyi lagu berjudul. "Nyanyian Angin" sampai sekarang lagu ini masih lekat di dalam otakku. Aku berterima kasih pada lagu ini, karena sudah menemani aku dari masa sekolah dasar sampai bisa pergi ke dunia lain ini.
Karena diriku masih banyak perjuangan yang harus ditempuh, aku harus membuang semua kenangan masa lalu Dan membuka kenangan baru ini dengan apa yang ingin aku lakukan.
Percaya dan terus maju adalah prinsipku sekarang, teringat hal ini aku mengelap air mataku yang menetes tadi. Kemudian aku menunjukkan muka tersenyum melihat mereka lainnya, aku sadar bahwa kita menolong orang akan dibalas seribu kebaikan.
Dan aku bertanya pada mereka lagi.
"Apa kalian semua ingin aku menyanyi lagi?" tanyaku dengan keras dengan menggunakan batang pengeras suara.
"Lanjut lagi Pahlawan!" jawab kelinci asli dengan serentak.
Karena aku mendengar jawaban mereka dengan serentak, aku langsung melanjutkan nyanyian lagu selanjutnya dan aku teriak.
"Kalian siap semua!!"
"Siap!!"
Dan aku melanjutkan lagi nyanyian yang baru, sampai di situ aku juga di tawar minum air tebu buatan mereka yang sangat manis. Seteguk-seteguk aku menambah terus minum air tebu olahan mereka tersebut.
Sampai tidak sadar, aku berpesta dan bersenang-senang dengan kelinci asli bersama Raja dan Ratu Kelinci Asli. Enaknya juga, di pesta tersebut di sediakan juga hidangan masukan sayuran-sayuran beserta manisan olahan yang begitu banyak sehingga aku kenyang memakan banyak sekali makanan yang di pesta.
Hingga, tidak terasa sudah tengah malam. Aku memutuskan untuk pulang ke dunia nyataku, aku dan Zack sudah berkemas segala macam-macam barang yang telah dibawa olehku. Akan tetapi, banyak kelinci asli pada menangis melihat diriku harus berpisah dengan mereka. Karena waktuku di sini sudah mau habis.
"Pahlawan, tetaplah di sini janganlah pergi. Huaahh," nangis salah satu kelinci asli itu.
"Iya, janganlah pergi. Baru saja kita pesta dan Pahlawan harus pergi meninggalkan kami disini," sambung kelinci asli lainnya.
Lalu Ratu Kelinci Asli menenangkan anak-anak kelinci asli yang menangis tersebut.
"Janganlah kalian menangis, nanti Pahlawan akan menjenguk kita lagi kok…" bujuk Ratu Kelinci Asli.
Aku pun merasa senang pada kehangatan mereka yang selama ini, mereka menganggapku seperti keluarga mereka sendiri. Aku bersyukur bisa bertemu dengan mereka untuk pertama kali.
"Kevin, kata Eselyn. Kau ada menyimpan sebuah artefak liontin emas, kan?" tanya Raja Kelinci Asli.
Aku mendapatkan pertanyaan tentang ini, kemudian menjawab apa yang ditanyanya.
"Iya, memangnya kenapa Raja?" jawabku yang tidak mengetahui tentang tanyakan Raja Kelinci Asli.
"Sini, aku memperbaikinya." Pinta Raja Kelinci Asli itu padaku.
Karena permintaan dari Raja Kelinci Asli, lalu aku mengambil pecahan artefak liontin emas dari tas kecilku.
"Ini, Raja. Liontin emasnya hancur menjadi serpihan kecil-kecil, kena aku tembak dengan peluru angin," jelasku sambil menyodorkan liontin emas hancur itu.
Raja Kelinci Asli pun mengambil itu dari tanganku dengan pelan, agar serpihannya tidak jatuh. Tidak begitu lama, Raja kelinci asli mengeluarkan artefak yang dia pakai untuk memperbaiki artefak liontin emas itu.
"Kevin, sebagai tanda terima kasih semua oleh kami, aku akan memperbaiki artefak liontin emas ini dengan artefak gelang saktiku. Dengan begini kau bisa mengambilnya dan membawanya pulang, karena artefak yang kamu pakai terikat yang punyaku juga." Jelas Raja Kelinci Asli sambil memperbaiki liontin emas tersebut.
Alhasilnya liontin emas itu bersatu kembali dari serpihan pecah itu, kemudian menyatu seperti kembali. Layaknya liontin emas yang dipakai Raja Kelinci Buas.
"Kevin, aku bilang kepadamu sebelum pulang dengarkan ini. Jika, kamu ada apa di sana, aku akan menolongmu. Begitu juga denganku, jika aku juga membutuhkan pertolongan kau, aku akan datang membantu dengan portal wrap ini yang ada pada artefak itu," terang Raja Kelinci Asli.
Aku pun bertanya pada Raja Kelinci Asli, jika dia meminta tolong dengan mengirimkan sinyal pada liontin. Akan ada sebuah kiriman dari mana.
"Tunggu dulu, jadi dari mana aku bisa melihat kiriman Raja ini?" tanyaku dengan agak ragu-ragu.
"Kevin bisa melihat cahaya terang dan bunyi pada liontin beraksi terhadap sebuah kirimanku. Aku akan praktekkan." Jawab Raja Kelinci Asli sambil mempraktekkannya.
Tiba-tiba liontin emas ini berbunyi dan mengeluarkan cahayanya.
Wiu… wiu… wiu…
"Nah itu, bunyi dan cahaya. Kalau punyaku di gelang sakti, kalau punya Kevin tinggal tekan bagian bola kristal besar ini akan berbunyi juga di gelang saktiku." Jelas Raja Kelinci Asli.
"Nah, coba Kevin tekan." Sambung Raja Kelinci Asli menyuruhku.
Karena suruhan ini aku mencoba menekan pada kristal yang ditunjuk oleh Raja Kelinci Asli tadi. Setelah aku tekan, gelang sakti di Raja Kelinci Asli berbunyi juga dan bersinar.
Wiu… wiu… wiu
"Iya sama, toh." Lihatku pada kedua artefak ini.
Raja Kelinci Buas pun menambah penjelasan lagi.
"Kalau Kevin sudah meresponnya dengan menekan lagi, maka akan mengeluarkan portal wrap yang menghubungi antar benua ini. Jadi jangan khawatir misalnya, kamu ingin kesini. Kamu tinggal tekan itu saja." Tambah jelas dadi Raja Kelinci Asli tersebut.
Aku merasa terbantu dengan penjelasan Raja Kelinci Asli, lalu memberikan salam kepadanya.
"Terima kasih banyak Raja Kelinci Buas. Darimu, aku mengetahui pada artefak ini." Salamku pada Raja Kelinci Asli sembari memeluknya.
"Sama-sama Kevin," jawab Raja Kelinci Asli itu memelukku dan memelas rambut di kepalaku.
Begitu yang Ratu Kelinci Asli, aku memeluk dia juga karena berkat dia. Aku bisa mengobati Raja Kelinci Asli ini.
"Ratu, aku berterima kasih padamu. Jika tanpamu mungkin aku tidak mengenal Raja Kelinci Asli ini." Salamku juga untuk Ratu Kelinci Asli juga.
"Iya, Kevin. Sama-sama, semoga kamu cepat besar yah. Aku berharap kamu kembali disini dalam keadaan sehat yah," harap Ratu Kelinci Asli sambil meneteskan air matanya mengingat jasaku.
"Iya Ratu, aku akan menjadi kuat dan akan menjenguk kalian di kemudian hari," balasku.
Sesudah aku memeluk mereka aku memanggil Art untuk kembali ke tempatku.
'Art, bangunlah. Aku sudah selesai semua penuntasan sini, tolong bangunlah,' panggilku pada Art.
Art pun merespon dan bangun mendengarkan suara batinku memanggilnya.
...[Ya, Tuan Mike. Apakah ingin kembali?]...
...[˚̩̥̩̥( ͡ᵔ ͜ʖ ͡ᵔ )*̩̩͙✩]...
'Ya iyalah Art. Memangnya aku disini terus, ada nanti aku dimarahi ibuku nanti," sungutku agak rada emosian sama Art.
...[Baiklah, Art akan memprosesnya. Mohon tunggu sebentar.]...
...[Misi Penuntasan Tahap I, selesai dengan sempurna dan misinya berjalan dengan sangat baik.]...
...[Hadiah akan disalurkan di saat kembali dari portal pulang,]...
...[Membuka portal pulang…]...
...[10%]...
Sembari aku menunggu Art memproses portal kembali. Aku pun memberikan hadiah juga kepada Raja Kelinci Asli.
...[24%]...
...[31%]...
"Raja, aku ada sebuah hadiah untuk kalian!" ucapku memberitahu Raja.
Raja Kelinci Asli pun bertanya dengan penasaran terhadapku.
...[56%]...
"Apaan tuh?" tanya Raja Kelinci Asli.
"Kalian lihatlah." Suruhku.
Sebagai tanda terakhirku disini. Aku akan memberikan hadiah besar pada mereka.
"Perisai Angin, buatlah tempat ini menjadi aman!" teriakku mengeluarkan kemampuan pengendalian angin.
...[79%]...
Angin sekitar pun menuruti pengendalianku, lalu membentuk sebuah perisai angin berbentuk lingkaran besar melindungi kawasan Hutan Ladang Hijau serta Pohon Tinggi tersebut.
Sedikit demi sedikit, angin ini menutup semua kawasan ini secara cepat. Kawanan kelinci asli ini melihat hal ini kagum dan senang baginya karena bisa melindungi mereka dari binatang buas.
Hingga tercapai sudah perisai angin berbentuk lingkaran. Sampai akhirnya wujudnya bentuknya menghilang kecuali dapat dirasa dan diraba oleh tubuh.
...[91%]...
"Ini adalah hadiah besar bagiku untuk kalian semua. Perisai angin ini aku buat sedemikian rupa agar menghindari kalian dari binatang buas lainnya. Dan juga kalian bisa masuk serta keluar dari perisai angin kecuali binatang buas saja," jelasku tentang perisai angin.
"Jika, perisai angin ini hancur terkena binatang buas. Kalian tinggal hubungi aku saja yah," sambungku.
"Wah, terima kasih banyak Kevin. Walaupun ini agak merepotkan bagimu mengeluarkan sihir," ungkap Raja Kelinci Asli.
"Tidak apa. Jangan khawatir."
...[100%]...
Notifikasi Art muncul memberitahu dengan bunyi sistemnya.
...[DING!]...
...[Portal pulang sudah terhubung langsung silahkan pulang Tuan Mike.]...
...[˙˚ʚ(´◡`)ɞ˚˙]...
Akhirnya portal pulangku dari Art, sudah terbuka. Saat aku pulang kembali tempatku, sebelum aku masuk ke portal aku mendapatkan sebuah lambaian tangan dari Raja dan Ratu Kelinci Asli sekaligus anak-anak kelinci lainnya.
"Pahlawan, jangan lupakan kami yah!" teriak anak kelinci asli lain.
"Iya, sampai jumpa lagi Pahlawan!" sahut kelinci asli sambil melambaikan tangannya padaku.
"Kevin, jaga dirimu. Semoga kamu selamat disana yah!
"Iya, aku akan kembali nanti. Sampai jumpa semua…!!" salamku melambaikan tangan pada mereka.
"Ayo Zack masuk ke dalam cincin rohmu." Suruhku pada Zack.
Karena Zack sedari tadi diam melulu. Tidak ada satupun suara dia berbunyi ketika pesta sampai sekarang.
"Segera Kevin. Aku tidak sabar ingin melihat tempatmu," jawab Zack yang sudah masuk ke dalam cincin rohnya.
Aku pun memasuki portal dari Art tersebut untuk pulang ke tempat asalku, dalam sekejap aku sampai di tempat tidur Ibuku kembali. Karena aku masih merasa was-was dari tempat tidur ini, aku melihat jam di kamar ini.
"Huft, rupanya masih jam 6. Lebih beruntungnya Ibuku belum bangun dan dia masih membalikkan badannya ke kanan," hembus yang lega dengan perasaan was-was ini.
Misi penuntasan dari Art sudah menyelesaikan aku mengerjakan semua, membawa diriku menjadi lelah akan pesta tadi. Entah kenapa sampai di tempat tidur ibuku, aku merasakan ngantuk yang kuat.
Hingga aku tidak tahan, akhirnya aku memutuskan untuk tidur saja. Aku tidak memperdulikan lagi keberadaan sekitar, karena tahu lelah akan pesta di sana tadi. Aku akan langsung tidur saja.
...[Tuan Mike, apa Tuan ingin membuka hadiah?]...
Groww…
Note :
Lagu Kaze No Uta dari Jepang di terjemah ke (Nyanyian Angin) versi Indonesia.
Ciptaan : FLOW
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments