...Pertemuan Kelvin...
Kejadian ledakan kotak mainan labirin membuat pelayan yang bekerja Istana Cahaya menjadi gempar dan mengira ada terjadi serangan dari luar. Mereka bergegas mencari sumber ledakan.
Ledakan itu berasal dari Kamar Kevin yang menghancurkan seisi Kamar Kevin. Beruntungnya mereka selamat dari ledakan ini berkah adanya sihir tameng daun dari Putri Astrid. Mereka saling berpelukan erat dan menutup mata agar tidak melihat cahaya ledakan tersebut.
Art memberikan notifikasi pada aku bahwa ledakan telah tidak ada, keadaan diluar sana sudah aman.
...[DING!]...
...[Tuan Mike kondisi di sekitar sudah aman dari ledakan maupun puing-puing sekitar. Tuan Mike bisa membuka mata sekarang]...
Aku mendengarkan informasi dari Art berkata.
'Terima kasih Art, sudah memberitahukan aku.' Kataku berterima kasih kepada Art.
Setelah itu terdengarlah panggilan di dekat pintu Kamar Kevin, panggilan itu berasal dari Ayahnya bernama Arsenio Lucien yang memanggil Putri Astrid dengan panggilan 'sayang' sontak membuat aku terkejut dengan keadaan yang masih terkurung di dalam tameng daun. Sempatnya Ayah memanggil 'sayang' kepada Ibuku.
Putri Astrid mendengar Arsenio memanggil dirinya di dalam sihir tameng daun serta menjawab panggilannya.
"Iya Arsenio, tolong jangan katakan sayang di depan orang aku malu tahu!" suruh Putri Astrid dengan tegas.
"Iyalah, aku tidak panggil sayang dan aku diam saja dekat pintu," gerutu Putra Arsenio terdiam dimarahin oleh Putri Astrid.
Putri Astrid kemudian melepaskan sihir tameng daun yang dikeluarkan, sekarang dikembalikan semula.
"Huft … kita selamat juga dari ledakan bahaya ini," hembus Putri Astrid sambil melihat Kevin yang menatapi dirinya.
Pelayan Ruby pun yang merasa selamat, berdiri tegak sambil membersihkan debu di celemek baju akibat debu ledakan tadi.
Setalah itu Putri Astrid mengangkat Kevin dari lantai dan menggendongnya. Ketika Putri Astrid berbalik badan ke arah Putra Arsenio. Kevin melihat jelas kakaknya yaitu Kelvin Lucien digendong oleh Pelayan lain yaitu Pelayan Nia dan diawasi sama Kepala Pelayan di sebelahnya.
Kevin tertegun menatap kakaknya. Meskipun pertemuan Kevin dan Kakaknya dalam satu ruangan hanya sebentar. Namun, Art cemas sama ekspresi aku menjadi tertegun melihat Kelvin hingga bertanya pada aku.
...[Tuan Mike, kenapa tuan tertegun menatapi Kelvin Lucien?]...
Aku menjawab dengan ekspresi tertegun belum teralihkan sama layar Art.
'Art kau tahu? Aku rasa dia berada di tingkatan lebih tinggi dari aku. Kau lihat tatapan dingin dari mata kuning emas terang seperti mata naga siap menerkam seorang!' jelasku melihat mata Kelvin seperti mengintimidasi orang.
Art tahu bahwa Kelvin memiliki kekuatan yang berbeda cuma bisa menganalisis dari sihir dan kemampuan saja, karena tidak bisa melihat status Kelvin menyeluruhnya.
...[Art tahu, karena Kelvin sudah memiliki elemen petir tingkat kedua dengan kemampuan berpikir pemahaman dan penalaran begitu cepat dari Tuan Mike.]...
Aku belum tahu Art belum bisa menganalisis status Kelvin cuma bisa berbicara hal lain.
'Memang tidak heran dia tokoh utama dalam cerita ini. Oleh karena itu, dia terkenal jenius di Akademi Sheri,' terangku mengingat informasi Kelvin di novel sebelumnya.
Art mendengar informasi dari aku lalu tidak menjawab lagi karena takut terjadi konflik sosial di antara kami. Sehingga Art memutuskan diam dan menghidupkan mode senyap.
Putri Astrid melihat muka Kevin tertegun menatapi Kelvin berada di Pelayan Nia. Membuat Putri Astrid tidak enak dengan kehadirannya disitu. Setelah itu Putri Astrid memutuskan pergi tanpa pamitan sama Putra Arsenio dan ingin bergegas ke kamar dia sendiri.
Putra Arsenio merasa cemas sama Putri Astrid kemudian bertanya tentang keadaan.
"Sayang, apa kau mengalami luka dengan mereka?" tanya Arsenio menanyakan kondisi mereka.
Putri Astrid berhenti memberitahu keadaannya kepada Arsenio.
"Tidak, aku baik-baik saja. Begitu juga dengan Kevin dan Ruby. Kalau tidak ada dibicarakan, apa aku bisa pergi ke kamarku?" beritahu Putri Astrid cemas terhadap Kevin.
Putra Arsenio merasa bersyukur mereka masih selamat sehingga membolehkan Putri Astrid pergi ke kamarnya.
"Baiklah, sayang." Kata Arsenio tersenyum.
Putri Astrid tahu Putra Arsenio membolehkan dia bergegas membawa Kevin ke kamar karena melihat Kevin tertegun menatapi Kelvin. Meskipun Pelayan Ruby ditinggal sendiri di Kamar Kevin, tetapi Pelayan Ruby menyusul Putri Astrid ke kamar nanti.
Saatnya giliran Putra Arsenio berbicara menyuruh pelayan lain untuk mengurusi permasalahan ini.
"Baiklah kalau begitu aku menyuruh Jake yang akan mengurus masalah ini sampai bertanggung jawab. Untuk pelayan lain silahkan urusi pekerjaan kalian masing-masing sekarang!" Suruh Putra Arsenio dengan tegas pada pelayan untuk kembali untuk mengurusi pekerjaan masing-masing.
Sebelum Putri Astrid sampai ke Kamar. Putri Astrid menyuruh Pelayan Ruby mengambil barang masih berguna di Kamar Kevin menggunakan suara telepati.
Ruby, sebelum kamar itu ditutup dan dibersihkan, tolong ambil barang-barang yang masih diselamatkan di sana.
Suruh Putri Astrid yang menyuruh Pelayan Ruby.
Pelayan Ruby mendengarkan suara telepati di telinga Putri Astrid menyuruh dirinya. Kemudian mengambil barang-barang yang masih bisa diselamatkan dan membawa ke Kamar Putri Astrid.
Baiklah Putri Astrid, Ruby mengambil barang yang masih diselamatkan di Kamar Kevin.
Jawab Pelayan Ruby kemudian mengambil barang di Kamar Kevin sambil berkemas barang yang bisa diselamatkan. Tidak lama Pelayan Ruby selesai mengambil barang bisa diselamatkan dan keluar dari Kamar Kevin yang hancur tersebut berjalan santai.
Lalu Kepala Pelayan bernama Jake Michael melihat Ruby keluar, tiba-tiba mengeluarkan kata menyindir hingga jengkel terhadap Putri Astrid di dalam Kamar Kevin. Padahal di sana masih banyak pelayan membersihkan kamar mendengarkan perkataan tidak senonoh itu, kebetulan Pelayan Ruby masih belum jauh dari Kamar Kevin.
Jake yang jengkel hingga kesal berkata.
"Dasar wanita pelacur, pandainya merusak segala barang. Kenapa Tuan Arsenio dapat pelacur dari luar Benua Euforia," sindiran keras mengarah ke Putri Astrid.
Pelayan Ruby tidak jauh mendengar sindiran keras tidak tahan. Sehingga Pelayan Ruby ingin membentak sekali menantang Jake, tidak lama Pelayan Ruby bergegas menghampiri Jake dengan mengeluarkan senjata pisau yang disembunyikan di kaos kaki Pelayan Ruby.
Tidak makai perbacotan, Pelayan Ruby menyerang langsung Jake secara kasar menendang lutut belakang sampai berbunyi.
Krat…
Jake menjerit merasakan kesakitan ditendang lututnya dengan keras.
"Arghhhhhh… lututku… dasar kamu Ruby sialan!" jerit Jake menahan sakit.
Pelayan Ruby mencengkram baju Jake membalikkan badan Jake hingga mengarahkan pisaunya ke leher Kepala Pelayan. Saat itu posisi Pelayan Ruby menarik kerah baju Jake yang terbaring. Pelayan Ruby menekan dada Jake dengan kakinya tanpa belas kasihan Pelayan Ruby menekan Jake secara keras.
Di sana ada pelayan lain melihat kejadian sadis itu cuma diam kaku tidak berbicara karena takut dilakukan seperti Jake malang tersebut.
Pelayan lain ditugaskan membersihkan Kamar Kevin ini, melihat mata pembunuh Pelayan Ruby menyala membuat pelayan lain merasa tidak ingin terlibat urusan ini hanya bisa melanjutkan bersih-bersihnya.
Pelayan Ruby dengan mata pembunuhnya bertanya apa Jake katakan tadi.
"Jake, kau katakan sekali lagi siapa kau sebutkan wanita pelacur?" gerutu Ruby menyabet pisau ke leher Jake.
Jake berkata jeritnya.
"Memangnya, kenapa aku. Faktakan, bahwa Putri Astrid itu seorang pelacur!" jerit Jake membentak Pelayan Ruby.
Pelayan Ruby mendengar jeritan serasa membentak menggoreskan pisau yang berada leher Jake, sedikit memberikan sabetan luka. Namun, pisau itu masih tertahan di leher.
Srett….
Ketika di gores, darah keluar dengan deras dari leher Jake hingga merasakan kesakitan luar biasa.
Jake tidak bisa bersuara jelas karena Pelayan Ruby memberikan luka di bagian pita suaranya sehingga Jake tidak bisa bersuara karena menahan sakit untuk berbicara.
Hingga dia menyuruh pelayan lain dengan melambaikan tangan minta tolong pada pelayan lain. Pelayan Ruby tahu Jake ingin menyuruh pelayan lain membantunya, kemudian Pelayan Ruby memberikan gertakan Jake dengan mengangkat tubuh Jake hingga dilempar ke dinding Kamar Kevin yang hancur.
Pakkk!!
Jake terlempar terkena dinding, jatuh ke bawah terkena puing-puing kayu yang tajam patah mengenai bagian perutnya. Jake merasa kesakitan tertusuk kayu patah ujungnya tajam tersebut. Sementara Pelayan Ruby melihat hal tragis ini berjalan kearah Jake sambil berkata sambil memberikan peringatan.
"Sekali lagi kau mengatakan tuanku seorang wanita pelacur! Jangan harap kau bisa berlindung dibawah pimpinan Putra Arsenio maupun Keluarga Lucien ini. Aku mengincarmu sampai membunuh kau!" sergah Pelayan Ruby sambil memberikan peringatan.
Jake terdiam tidak berkutik karena menahan kesakitan mendengar peringatan itu membuat kondisi badannya luka hingga berjalan terpincang-pincang ke keluar sambil memegang perutnya tertusuk.
Pelayan Ruby melihat hanya membiarkan dia karena sudah memberi ganjaran agar Jake tidak mengulangi hal tersebut.
Begitu juga Pelayan lain takut melihat kejadian tadi. Pelayan Ruby menahan kesabaran ingin keluar dari Kamar Kevin, Pelayan Ruby tidak lupa dengan pelayan lain melihat kejadian itu.
Lalu memberikan peringatan lagi.
"Jika ada satupun dari kalian menyebar rumor atau masalah ini. Kalau sampai terdengar di telingaku, aku jadikan kalian sama seperti Jake itu!" tuntut Pelayan Ruby membentak pelayan lain.
Pelayan lain terkena bentakan Pelayan Ruby langsung mengangguk kepalanya sambil berkata.
"Baik–lah Ruby, ka–mi akan raha–siakan ini, Ruby," kekeh pelayan lain terengah-engah.
Pelayan Ruby senang mendengar tanggap dari mereka.
"Bagus-bagus, aku suka kerja sama kalian," balas Pelayan Ruby senyum sembari bergegas keluar dari Kamar Kevin.
Kejadian tadi lalu kembali seperti semula tidak ada satupun para pelayan lain menceritakan masalah ini begitu juga Jake yang mendapatkan luka parah dan sakitnya ketika diserang sama Pelayan Ruby tersebut.
...----------------...
Pada saat jalan Pelayan Ruby mengelap pisaunya dari darah memakai kain lap yang dia sediakan di celemek baju, tanpa sadar ketika ingin menyimpan kembali. Bajunya terkena cipratan darah Jake.
Sehingga Pelayan Ruby memikirkan parfum penghilang warnanya.
"Hmmm … darah pria pengecut itu ciprat ke bajuku, kalau keliatan Putri Astrid mungkin aku dimarah nih."
"Oh ya kan, ada parfum penghilang warna baju hehe." Ketawa kecil Pelayan Ruby pandai membuat masalah kecil tidak terlihat.
Walaupun Pelayan Ruby memiliki kemampuan bertarung kuat tetapi, dia juga cerdik membersihkan jejak dari masalah dia hadapin.
Kemudian Pelayan Ruby senang akan memikirkan parfum tersebut sambil berjalan menuju Kamar Putri Astrid yang jauh dari Kamar Kevin.
...----------------...
Putri Astrid telah meletakkan Kevin di tempat tidurnya. Sambil melihat Kevin, Putri Astrid pergi ke tempat mandi untuk membersihkan tubuhnya sambil mandi.
Kemudian Kevin berubah yang awalnya diam menjadi bayi ribut dengan mengguling-guling badannya di tempat tidur empuk itu.
Kesenangan ini membuat aku memanggil Art.
'Art, kenapa tempat tidur keluarga ini empuk buatku bermain yah.' Panggilku pada Art.
Art mendengarkan panggilan kemudian mematikan mode senyap dan bertanya tentang kondisi aku tertegun melihat Kelvin itu kembali.
...[Tuan Mike, apa tuan tidak berpikir untuk melihatnya Kelvin dekat tadi?]...
Aku mendengar pertanyaan Art kemudian merenung sebentar menjawab pelan.
'Tdak ada sih Art, aku malah berpikir Kelvin dari kecil sudah ada sifat dingin. itupun membuatku kepikiran, bagaimana Kelvin di masa depan nanti, apa sesuai dengan novelku baca sebelumnya atau berubah nasibnya?' jelasku merenung memikirkan Kelvin.
Art tahu aku memikirkan ini kemudian membenarkan perkiraan aku yang terjadi di masa depan.
...[Walaupun Tuan Mike, memikirkan hal itu di masa depan mungkin akan ada perubahan yang terjadi dalam cerita ini. sebagian nanti tidak ada yang sesuai dengan novel yang dibaca Tuan Mike. Namun, ada hubungan yang terkait terhadap peristiwa yang dimasa depan yang memiliki pengaruh besar.]...
Aku tahu sama hal ini mengeluh pada Art.
'iya intinya kita harus siap untuk dimasa depan untuk bisa menjadi kuat. Tapi, sudahlah karena aku belum bisa berjalan dengan badan kecil ini.' Keluhku terhadap badan diriku.
Art tahu aku ngeluh lalu memberikan saran.
...[Tuan Mike, bersabarlah nanti akan ada misi berjalan,]...
...[Entah kapan, tapi tunggulah waktunya.]...
Aku tahu saran ini, ingin melihat status sementara.
'Iyalah Art, tetapi sebelum itu aku mau lihat layar status aku dulu!' Kataku menyuruh Art.
Art kemudian memperlihatkan layar statusku.
...[Baik, silahkan Tuan Mike melihat layar statusnya.]...
...[Status]...
...[Nama : Kevin Lucien]...
...[Tingkat : 4 (belum punya tingkatan mana) ]...
...[Gelar : Pemuda Angin]...
...[Pekerjaan : -]...
...[Darah : 2000]...
...[Mana : 800]...
...[Kelelahan : 75]...
...____...
...[Kekuatan : 20]...
...[Kecepatan : 14]...
...[Kepekaan : 15]...
...[Daya hidup : 10]...
...[Kecerdasan : 27]...
...[Kekuatan Sihir : 31]...
...[Sisa poin : 5]...
...[Koin emas : 115.000]...
...____...
...[Serangan pasif : perubahan wujud tubuh]...
...[Sihir : Elemen angin]...
Aku melihat ini memikirkan status sebelum sama yang sekarang.
'Hmmm … sebelumnya status muncul pertama kali kecil dan sekarang sudah meningkat sedikit demi sedikit,'
Sampai terus aku lihat dan terpaku sama sisa poin kemudian aku ingin menghabiskan sisa poin yang ada.
'Wah, masih ada 5 sisa poinku. Tambahkan ke kepekaan semua, Art!' suruhku menaikkan kepekaan pada Art.
Art bertanya padaku apa yakin untuk menaikkan kepekaan.
...[Tuan Mike, ingin memilih ke kepekaan dengan menambah stat 5 poin?]...
Aku yakin dengan segenap pikiranku untuk menaikkan kepekaan.
'iya Art, karena kepekaan aku butuh untuk meningkatkan panca indera tubuh berserta reflek tubuh ini!' yakinku.
Art pun menaikkan poin kepekaan.
...[Baiklah Tuan Mike!]...
...[Konfirmasi penaikkan diterima!]...
...[Kepekaan 15 +5.]...
...[Memproses kenaikan…]...
...[29%]...
...[67%]...
...[95%]...
...[Kenaikkan berhasil]...
...[Kepekaan 20]...
...[TING!]...
...[Peningkatan kepekaan telah ditingkatkan.]...
...[ヾ(^-^)ノ]...
Dengan kepekaan aku tingkatkan, aku merasa ada berubah dari tubuhki dimana mata bisa melihat aura sihir orang, kulit bisa merasakan mana yang ada di luar, telinga bisa mendengar suara dari jauh, hidung bisa mencium hal-hal jauh lebih intensif. Dan lidahnya bisa merasakan suatu rasa yang berbeda. Aku senang dengan peningkatan kepekaan ini.
Putri Astrid telah selesai mandi langsung melihat Kevin bermain di tempat tidurnya membuat dia senang karena Kevin baik-baik saja dan tidak terluka. Setalah itu Putri Astrid memakai pakaian di ruang ganti, ketika sudah selesai memakai pakaiannya Putri Astrid menghampiri Kevin di tempat tidurnya hingga bertanya.
"Kevin, kenapa kamu tertegun menatapi Kakakmu Kelvin tadi. Apa menakutkan bagimu?" tanya Putri Astrid melihat Kevin.
Kevin menjawabnya dengan menggelengkan kepalanya bahwa dia menyatakan tidak takut.
Putri Astrid melihat Kevin menggeleng kepala ini berkata lagi.
"Rupanya Kevin tidak takut sama Kelvin begitulah?" kata Putri Astrid bingung sama tingkah Kevin.
Kevin mengangguk kepala lagi karena mengiyakan kalimat ibunya tersebut sambil melihat.
Putri Astrid pun lalu menghela napasnya yang mengira Kevin tidak terjadi apa-apa padanya,
"Baguslah, Ibu mengira Kevin takut kepada Kelvin." Hela Putri Astrid mengelus dadanya.
Kemudian Pelayan Ruby datang membuka pintu membawa barang-barang dari Kamar Kevin yang bisa diselamatkan tadi.
Sebelum masuk Pelayan Ruby mengetuk pintu.
Tok…tok…
Putri Astrid mendengar ketukan pintu. Kemudian mempersilahkan Pelayan Ruby masuk di dalam Kamarnya, sampai di sana Pelayan Ruby menceritakan kejadian dia Menggores pisau ke leher Jake awalnya dia takut dimarahi. Tetapi, Putri Astrid mengusap kepala Pelayan Ruby.
Dan bilang tidak apa-apa. Pelayan Ruby senang melihat Putri Astrid tidak marah pada dirinya. Pelayan Ruby juga ada memberitahukan bahwa ada cara menghilangkan cipratan darah yang menempel di pakaian dengan menggunakan parfum lalu digosok pakai tangan lalu menghilang.
Putri Astrid mendengar cerita ini ketawa begitu juga Pelayan Ruby. Kevin yang melihat mereka harmonis dan ketawa ini senyum, Kevin juga merasa ingin sekali bergabung ke mereka.
Pelayan Ruby melihat Kevin ingin gabung malah ingin mengajaknya.
"Tuan Muda Kevin, marilah dengarkan cerita Ruby ini yang lucu sambil bermain." Ajak Pelayan Ruby sambil menyodorkan tangannya.
Kevin mendengarkan ajakan dari Pelayan Ruby menyambut tangan Pelayan Ruby dan bergabung untuk mendengarkan cerita lucu Pelayan Ruby dan Putri Astrid.
...----------------...
Di Kerajaan Elf, Hutan Paeyon Ibu dan Ayah Astrid Grethe sedang duduk di meja makan sambil makan. Saat makan Ibu Astrid terbatuk.
Uhuk…
Suara batuk keluar karena merasakan bahwa mainan yang dikirimkan berhasil dipecahkan oleh cucunya sehingga Ibu Astrid melihat langit dan berkata dalam hatinya.
Astrid, apa anakmu berhasil memecahkan misteri kotak labirin kuno ini? Aku ingin sekali bertemu anakmu ini ketika usia 6 tahun nanti.
Sementara Ayah Astrid melihat keadaan tersebut bertanya tentang kondisi Ibu Astrid.
"Lucia, apa kamu masih sakit?" tanya Ayah Astrid yang cemas melihatnya.
Ibu Astrid memberikan kondisinya bahwa dia baik-baik saja.
"Tidak suamiku, aku tidak apa-apa. Aku merasa bahagia karena ada hal yang perlu kau lakukan kedepannya," kata Ibu Astrid merencanakan sesuatu.
Ayah Astrid awalnya cemas lalu tersenyum mendengar kondisi istri lagi baik, dan bilang.
"Syukurlah Lucia." Syukur Ayah Astrid melihat istrinya bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Sylius
😌setelah berperan di tempatku, ternyata pergi kesini, Arsen"
2023-07-16
1
Richie
kenapa dikurung [] 🙃
2023-07-09
0
Ayano
Hah wak
Butub ngopi keknya ya
2023-06-24
1