Episode 9 - Misi Penuntasan Tahap I (Mengambil Alih Wilayah Kedua ke Utara II.)

...Misi Penuntasan Tahap I...

...(Mengambil Alih Wilayah Kedua ke Utara II.)...

Ketika aku menjatuhkan badan ke bawah jurang aku sengaja memancing binatang buas yaitu Naga Angin yang bersemayam di bawah jurang tersebut menunggu mangsa yang jatuh kebawah.

Aku yang tahu mencoba memancing Naga Angin itu keluar dari jurang. Naga Angin yang melihat ada makanannya yang jatuh ke jurang tempatnya berhibernasi tiba-tiba mengeluarkan mata merahnya siap meraih makanan dan akhirnya Naga Angin terpancing ke keluar.

Kesempatan aku cuma satu yaitu mau melihat wujud Naga Angin itu makanya aku sengaja menjatuhkan tubuhku terlalu lama. Karena aku merasa hawa lapar dari Naga Angin dari mata merahnya. Aku terjatuh ke dalam kegelapan jurang ini.

Art yang semakin panik pada diriku yang nekad bisa bunuh diri lalu memarahi aku.

...[Tuan Mike, apa kau mau ingin melakukan hal bodoh yaitu membunuh diri padahal kamu sudah 5 bulan setengah!]...

...[ヽ(`д´;)/]...

Aku cuma bisa mencuekkan Art karena dari tadi memarahiku terus sehingga mengacau rencana yang aku buat.

Sampailah aku terjatuh kegelapan, dan akhirnya Naga Angin lalu menggangang mulut lebar-lebar siap melahapku, tetapi aku membalikkan badanku melihat mulut Naga Angin yang besar itu.

'TERPANCING JUGA KAU!' kataku bergema di dalam jurang.

Disinilah kesempatanku beraksi.

'Pengendalian Angin buatlah sayap terbangku!'

Ucapku menggunakan kemampuan angin.

Tidak lama sayap terbang yang aku ucapkan timbul di belakang tubuhku dengan cepat aku mengepak sayap untuk menghindari mulut Naga Angin. Mulut Naga Angin itu masih menggangang kesempatan untuk diriku mengeluarkan tebasan angin.

Splash!!!

Splash!!!

Splash!!!

Tiga kali aku mengeluarkan tebasan angin, dengan harapan aku tebasan itu mengenai lidah dan kerongkongan Naga Angin.

Secara akurat akhirnya aku mengenai lidah dan kerongkongan Naga Angin tersebut. tetapi satu tebasan meleset ke arah mata merah Naga Angin itu tanpa dengan aku melemparkan.

Tiba-tiba Naga Angin itu merasakan sakitnya diserang oleh serangan angin membuat Naga Angin itu terjatuh ke dalam dengan gelisahnya, tanpa lama Art memberikan peringatan bahaya.

...[PERINGATAN!!!]...

...[SERANGAN BERBAHAYA AKAN DATANG, SEGERALAH MENGHINDARI!!!]...

...[Σ(°д°ノ)ノ]...

Aku tahu sama notifikasi Art muncul lalu dengan kecepatan penuh aku mengepak sayap ke atas dengan kemampuan Langkah Bayangan Angin dihidupkan secara bersamaan.

Dengan terbang laju aku keatas tanpa melihat arah belakang sama sekali. Karena kutahu Naga Angin merasa kesakitan, tanpa lama jurang itu bergetar dan menggema suara kesakitan dari Naga Angin tersebut.

Aaarrrggghhh!!!!

Tiba-tiba udara di bawah jurang terasa seperti tiupan angin kuat melambung ke atas dengan tekanan dorongan angin tinggi dari bawah. Aku yang sekali menoleh kebelakang melihat angin ini menggulung seperti gelombang air. Walaupun ini suara kesakitan Naga Angin diserang tadi, tapi dengan kesakitan ini Naga Angin masih semuanya mengeluarkan tiupan angin dengan kuat keatas.

Aku yang tidak peduli menambah terus kecepatan penuh, tiupan angin menggulung dari bawah mengincar aku terus. Sampai akhirnya aku mencapai jalan keluar dari jurang itu. Tanpa lama aku keluar dan terbang terus ke langit.

Bummmmm!!!

Suara angin menggulung itu menyebar menabrak daratan di atasnya beserta bukit yang aku tinjak tadi. Aku yang berada di atas awan melihat guncangan daratan dan bukit meretak jatuh ke jurang tempat Naga Angin itu.

Retakan tanah, batu, dan pohon itu jatuh secara bersamaan ke jurang Naga Angin. Aku terpikir bahwa Naga Angin ini akan muncul ke permukaan, kemudian aku turun dengan menukik tajam ke daratan di bawah bukit untuk berlindung dari penglihatan Naga Angin, tanpa apa-apa aku mendarat dengan kedua kaki dan satu tangan kananku menahan kecepatan angin ini.

Sreetttt!!

Aku menahan laju kecepatan terbang dengan mengeremnya. Ketika sampai di tanah lapang aku berusaha terburu-buru mencari pohon untuk bersembunyi, tanpa berlama aku bersembunyi dengan kamuflase angin sekalian mengintip dibalik cela pohon.

'Huft… huft… huft… Gila baru ini aku merasa adrenalinku memuncak dan rasanya ingin melakukan lagi huft… huft…' Hembusku terengah-engah.

Tanpa lama aku memanggil Art.

'Gimana Art… Huft… huft… serukan membangun Naga yang lagi tidur, aku terasa sangat ingin lagi.' Panggilku pada Art terengah-engah.

Art tahu aku tengah terengah-engah lalu memunculkan notifikasinya.

[Bukan seru tapi nekad untuk membunuh di–]

Krakkkk…

Tanah dan bukit tiba-tiba retak lagi dan terjatuh ke jurang, aku merasa masih berbahaya di area dampak ini langsung masuk ke dalam hutan lagi.

'Nanti dulu Art ngomongnya. Kita masuk ke dalam lagi aku rasa tanah sini masih ingin retak!' potongku omongan Art berlari ke dalam hutan.

Tanpa sadar Naga Angin yang tertimbun baru dan tanah tadi timbul di permukaan. Aku menoleh kebelakang melihat ini langsung melompat masuk ke semak, tanpa bersembunyi di pohon. Didalam semak aku berkamuflase menjadi angin untuk menghilangkan keberadaan diriku.

Naga Angin lalu keluar dari jurang dengan mata kanannya berdarah terkena tebasan anginku.

Gruoahhhhhh!!!

Raungan Naga Angin meringis kesakitan dari jurang. Suara raungan Naga Angin membuat sekeliling di area itu tersapu dengan gelombang anginnya. Dengan begitu kuat suara hampir membuat gendang telingaku hampir pecah karena suara raungannya.

Semua binatang buas yang mendengar raungan seketika berlari menjauhi jurang begitu juga kicauan burung liar di hutan situ, terbang menjauhi Naga Angin yang lagi marah.

Aku hanya berdiam diri sambil tengkurap dibawah semak dengan menutup telinga melihat secara jelas bentuk asli Naga Angin tersebut.

Ketika aku mengintip dari semak, aku menatapi seluruh tubuh Naga Angin sudah berpuluh-puluh tahun rupanya Naga Angin ini mengalami luka yang cukup parah yang diterima selama bertahun-tahun terlihat dari sayap kanannya yang terpotong oleh pendekar pedang terdahulu, sabetan pedang dan panah masih tertancap di bagian sayap kiri Naga Angin tersebut.

Aku merasa kasihan, tapi dia sudah menjadi target untuk bertarung Raja Kelinci Buas itu. Namun, aku harus merencanakan pertarungan mereka. Sebelum itu aku ingin tahu tentang Naga Biru ini dari Art.

'Art, kalau tahu Naga Angin ingin berusia berapa tahun? tanya aku pada Art dengan suara kecil.

Art kemudian memproses data untuk mengidentifikasi Naga Angin ketika selesai barulah Art memberitahu kepadaku.

...[Naga Angin ini berusia 10.000 tahun sebelum masehi, Naga Angin ini adalah tunggangan Pendekar Pedang Angin kuat berasal dari Benua tersembunyi, Namun akibat tunggangannya mati terbunuh oleh penyihir kuat ketika perang memuncak di Benua tersebut. Hingga menyisakan sebuah Naga Angin saja.]...

Jelas Art mengenai tentang Naga Angin.

Aku melihat layar ini tidak sadar mengucapkan dengan suara keras.

'Hah?! 10.000 tahun?!' ucapku teriak mendengar usia Naga Angin ini.

Tiba-tiba Naga Angin yang lagi mengemas batu yang jatuh tadi mendengar suara di hutan tempat sembunyiku. Aku kelupaan bahwa diriku masih diambang bahaya, sehingga aku menutup mata dan mulut dengan rapat.

Naga Angin terkecoh sama suara menatapi pohon-pohon di hutan sekitar dengan lama, tidak lama Naga Angin kembali membersihkan jurang tempat tinggal dia kembali, karena tidak merasakan ancaman di wilayah dia.

Aku merasa sudah kondisi aman barulah berbicara dengan Art lagi.

'Pantaslah aku merasa Naga Angin seperti kesepian karena terlihat dari tatapan matanya yang kosong.' Jelasku pada Art. Dengan suara kecil.

[Bisa jadi seperti itu karena informasi Art dapatkan tentang Naga Angin ini masih kecil.]

'Tidak apa Art, sekilas informasi saja sudah cukup bagiku.' Kataku.

Tidak lama Naga Angin itu membersihkan jurang yang tertimbun tanah dan batu tadi. Sedikit demi sedikit Naga Angin dengan tangan mulutnya membersihkan semua begitu juga angin dari dalam mulutnya. Dengan jurang yang sudah bersih dan mengkilap dari tanah dan batu.

Naga Angin langsung kembali ke jurang, walaupun mata kirinya terkena tebasan Naga Angin berusaha masuk dengan pelan kebawa. Aku yang menunggu Naga Angin ini masuk akhirnya bisa berdiri.

'Akkkkkkkhhhh, nunggu Naga Angin ini masuk sepertinya cukuplah aku tidur di semak belukar.' Guapku menunggu Naga Angin masuk kembali.

[Apa Tuan Mike sudah mengantuk? Lebih baik tidur saja daripada kewalahan nanti.]

Art cemas memikirkan kondisiku.

'Jangan cemas Art, aku masih segar untuk melanjutkan perjalanan ini, cuma kalau aku keluar saat Naga Angin itu berkemas pasti dia bisa merasakan aura kehadiranku walaupun menggunakan kamuflase angin.' Jelasku pada Art.

'Makanya sebelum itu aku terdiam disini sekalian memperhatikan gerak-gerik Naga Angin ini. Tanpa berlama lagi kita langsung menuju ke markas Raja Kelinci Buas.' Kataku sembari berdiri bersiap pergi dari hutan.

...[Oleh karena itu, Tuan Mike menunggu kesempatan Naga Angin itu masuk kembali ke jurang.]...

'Benar Art, kalau aku keluar ketika Naga Angin masih ada di atas sama saja membuang nyawa sia-sia.' Pikirku pada Art.

Usai aku berbincang dengan Art aku lalu pergi dengan langkah bayangan angin terbang menuju ke Hutan Ladang Hijau. Sambil terbang aku berkamuflase menjadi angin menelusuri dari atas rute yang dikasih oleh Art.

Aku berbelok ke arah rute diberikan Art. Setelah aku menelusuri bahwa jebakan yang dibuat oleh Kelinci Buas berserta kelinci asli sudah berbuat rencana yang sangat matang. Bahkan bisa terlihat dari mereka yang berkemas rapi membuat jebakan seakan tidak terlihat oleh mata orang.

Walaupun aku tidak melihatnya, aku bisa melihat dari tali, dedaunan dan kayu tombak yang ada di pohon. Namun aku melihat juga kelinci asli dibuat kerja paksa dalam membuat aku terpikir bahwa penghuni sini dikuasai oleh ras pendatang daripada ras penghuni asli sini.

Terlihat begitu menyiksa kelinci asli itu dipukul dan di simbat memakai tali jerami yang dilapis dengan rotan itu memukul kelinci lain yang lelah bekerja malam untuk membuat jebakan sedemikian rupa.

Aku yang terbang di atas rasanya hati memuncak melihat penyiksaan seperti ini.

'Art, apa aku bisa lihat statusku dulu.' Kataku geram melihat status sebentar.

...[Ding!]...

...[Status]...

...[Nama : Kevin Lucien]...

...[Tingkat : 7 (belum punya tingkatan mana) ]...

...[Membutuhkan poin tingkatan sebesar 50.000 menuju ke tingkatan mana (kekuatan murid). ]...

...[Gelar : Pemuda Angin]...

...[Pekerjaan : -]...

...[Darah : 2000]...

...[Mana : 800]...

...[Kelelahan : 0]...

...____...

...[Kekuatan : 20]...

...[Kecepatan : 14]...

...[Kepekaan : 20]...

...[Daya hidup : 10]...

...[Kecerdasan : 27]...

...[Kekuatan Sihir : 31]...

...[Sisa poin : 12]...

...[Koin emas : 0]...

...____...

...[Serangan pasif : perubahan wujud tubuh]...

...[Serangan Aktif]...

...[Pisau Angin, tingkat langka]...

...[Tebasan Angin, tingkat unik]...

...[Kemampuan]...

...[Kamuflase Angin, tingkat legenda]...

...[Langkah Bayangan Angin, tingkat unik]...

...[Perubahan Wujud Angin, tingkat unik]...

...[Pengendali Angin, tingkat suci]...

...[Kloning Tubuh, tingkat mythical]...

...[Sihir : Elemen angin (Evolusi tingkat 1) ]...

...----------------...

'Saatnya mengevaluasi poin kemampuan tubuh,' gumamku.

Aku berpikir dari 12 poin untuk dinaikkan kemampuan kekuatan dan daya tahan, tertinggal sisa 2 poin. Aku berencana untuk menaikkan kecepatan.

Aku selesai menaikkan kemampuan juga melihat bagian serangan pisau angin sudah naik ke tingkatan rendah menuju tingkat langka sehingga aku bertanya kepada Art tentang kenaikan pisau angin memberikan perubahan apa.

'Art, sebelumnya pisau angin tingkat rendah sekarang sudah naik ke tingkat langka? Jadi apa ada perubahan?' tanyaku melihat tingkatkan pisau angin.

Art menjelaskan bagian perubahan dari serangan pisau angin pada Art.

...[Pisau angin berubah dari tingkat rendah ke tingkat langka mengalami perubahan dengan menambah jumlah pisau angin sebanyak 10 buah bilah pisau dengan jarak yang ditingkatkan yang awal 1 km sekarang bisa mencapai jarak 3 km yang diatur oleh pengendali angin.]...

...[Sepuluh buah pisau angin memberikan serangan bertubi-tubi dan bisa membantu menyerang binatang buas secara kelompok dan bergerombol sehingga perubahan ini akan mengalami kenaikan terus jika dipakai secara rutin.]...

Aku mendengar ini langsung senang karena aku tidak cemas untuk menghadapi binatang buas yang memakai serangan tipe kelompok dan bergerombol.

'Baiklah Art, berikan 5 poin pada kemampuan kekuatan dan daya tahan, sisanya berikan pada kecepatan.' Suruhku.

...[Baiklah, Tuan Mike]...

...[Memproses kenaikan!]...

...[Menaikkan kemampuan kekuatan, daya tahan dan kecepatan.]...

...[23%]...

...[46%]...

...[56%]...

...[67%]...

...[78%]...

...[82%]...

...[99%]...

...[Kenaikkan selesai.]...

...[Pembaruan data status telah selesai, silahkan melihat.]...

...[Ding!]...

...[Status]...

...[Nama : Kevin Lucien]...

...[Tingkat : 7 (belum punya tingkatan mana) ]...

...[Membutuhkan poin tingkatan sebesar 50.000 menuju ke tingkatan mana (kekuatan murid) ]...

...[Gelar : Pemuda Angin]...

...[Pekerjaan : -]...

...[Darah : 3000]...

...[Mana : 1200]...

...[Kelelahan : 0]...

...____...

...[Kekuatan : 25]...

...[Kecepatan : 16]...

...[Kepekaan : 20]...

...[Daya hidup : 15]...

...[Kecerdasan : 27]...

...[Kekuatan Sihir : 31]...

...[Sisa poin : 0]...

...[Koin emas : 0]...

...____...

...[Serangan pasif : perubahan wujud tubuh]...

...[Serangan Aktif]...

...[Pisau Angin, tingkat langka]...

...[Tebasan Angin, tingkat unik]...

...[Kemampuan]...

...[Kamuflase Angin, tingkat legenda]...

...[Langkah Bayangan Angin, tingkat unik]...

...[Perubahan Wujud Angin, tingkat unik]...

...[Pengendali Angin, tingkat suci]...

...[Kloning Tubuh, tingkat mythical]...

...[Sihir : Elemen angin (Evolusi tingkat 1) ]...

...----------------...

'Peningkatan selesai juga dengan begini, daya tahanku tidak akan terkuras habis dan kekuatan untuk bertambah kekuatan serangan.' Pikirku menatapi status layar.

Mari kita bantai kelinci buas yang menyiksa kelinci lain.

Dalam batin ingin menyerang kelinci buas.

Seusai aku menambah status kemampuan milikku, aku terbang rendah ke jebakan yang kelinci buas itu buat. Dengan terbang aku meluncurkan pisau terbang yang aku arahkan ke target kelinci buas.

Sut!!

Sut!!

Sut!!

Semua pisau angin terbang meluncur laju ke kelinci buas, aku di atas berusaha terbang stabil mengatur arah pisau angin ini. Pisau angin datang secara tiba-tiba tanpa suara membunuh kelinci buas dengan tebasan sekali tanpa meninggalkan bekas.

Strak!!

Kelinci buas yang linglung menatapi area sekitarnya terbunuh oleh senjata tak terlihat oleh matanya tanpa sadar kelinci buas terbunuh dengan rata. Satu per satu kelinci buas yang berada di atas pohon di bawah dan di pos menara menjaga mati terkena pisau angin hingga tidak bisa meninggalkan jejak dan pelarian diri.

Aku berusaha keras membunuh kelinci buas agar rencanaku tidak rusak dalam sekejap. Namun, yang harus aku antisipasi adalah bagian pos penjagaan kelinci buas ini tanpa berbeda dengan kelinci buas dibawah, tapi yang ini merupakan tingkat yang berbeda.

Tanpa memikirkan kelinci asli dibawa berpesta riang karena sudah terlepas dari siksaan kelinci buas lainnya. Aku harus pergi ke pos penjagaan terlebih dahulu, melaju tanpa batas maksimum mengejar target agar tidak meleset dari rencana. Dan sampailah ke tempat pos penjagaan, awalnya aku mengira hal ini tidak terjadi. Rupanya sudah terlanjur bahwa salah satu penjaga kelinci buas sudah mengetahui gerak gerik kelinci buas lainnya sudah terbunuh dari sensorik telinganya yang memberitahu bahwa kawanannya terbunuh oleh serangan tidak diketahui.

Aku mengetahui dari kepekaan yang aku memiliki mengejar penjaga kelinci buas agar tidak memberikan kejadian ini pada Raja Kelinci Buas hingga aku mencarinya untuk blokade jalan mereka.

Perjalanan yang hampir dekat ke Hutan Ladang Hijau terus aku lalui hingga tampaklah wujud penjaga kelinci buas yang melompat dengan cepat menuju kesana. Kemudian aku melihat dengan indra mataku aku tidak membiarkan dianya lepas dari mataku.

Karena penjaga kelinci buas ini tahu bahwa keberadaan dia terancam dia berusaha membelok ke rute lain, tanpa sadar dia menghindari dengan memasukkan dirinya ke hutan lebat agar bisa menghilangkan jejak. Tanpa sadar penjaga kelinci buas terjerat jaring angin yang dibuat olehku menggunakan pengendalian angin.

Usaha dan usahanya penjaga kelinci buas memberontak tubuhnya melepaskan diri dari jaring. Dengan cerdik penjaga kelinci buas menggali tanah menggunakan kakinya, aku meremehkan kemampuan kelinci buas ini. Dengan pemikiranku aku melemparkan pisau angin dalam tanah yang dia gali. Sekian lama akhirnya keluar penjaga kelinci buas dari tanah, tetapi dia tidak menyadari belakang dia dikejar oleh pisau angin.

Strak!!

Ketika menoleh kebelakang penjaga kelinci buas akhirnya tertebas kepalanya.

Aku turun dari atas tadi berjalan ke Hutan Ladang Hijau, karena sudah dekat aku bisa berjalan kaki saja menghemat mana dan mencoba merasakan keadaan hutan sekitar. Tidak lupa mayat penjaga kelinci buas aku simpan dan kepalanya aku tenteng di tangan kiriku untuk melempar ke hadapan Raja Kelinci Buas.

Hingga aku membiarkan kelinci asli dibuat berpesta pora karena sudah terlepas dari siksaan dengan aku berikan wortel yang aku ambil dari Perkebunan Ladang Hijau dengan tujuan agar mereka tidak menuju ke Hutan Ladang Hijau. Kalau kembali berarti mereka mengulangi masa lalu yang bodohnya lagi.

...[Gimana Tuan Mika? Apa anda meras puas dengan pembunuhan ini?]...

Tanya Art yang tiba-tiba muncul.

'Argh mengagetkan saja kiraku siapa!' kagetku.

...[Hehe.]...

...[( ͡°з ͡°)]...

'Aku masih belum puas, sama pertarungan ini kemauan aku itu mau lihat Naga Angin dan Raja Kelinci Buas bertarung, barulah puas.' Cibirku

[Memang bisa gitu, membuat mereka bertarung?]

...[ಠಿ_ಠ]...

Art terheran sama cibiran aku.

'Bisalah, karena Art belum melihat maka untuk sementara diamlah dan lihat apa yang aku lakukan.' Balasku.

...[Baiklah, kalau gitu awas saja melewati wewenang yang aku sampaikan!]...

Ancam Art pada aku.

'Oh tidak, ini sebatas hiburan saja.' Ketawaku melihat ancaman Art.

Tidak terasa sembari menghibur Art aku berjalan dengan santai dan pelan menuju Hutan Ladang Hijau. Awalnya melelahkan untuk sampai di sana, namun hawa Raja Kelinci Buas sudah terasa dari jauh dari jalan setapak.

Aku memutuskan lari ke hutan ketimbang melewati rute jalan setapak itu.

...[Kenapa Tuan Mike lari ke hutan, kan sudah ada jalan setapak?]...

Art malah berpikir diriku aneh.

'Shutt, kalau aku jalan terus di jalan setapak aku bakalan ketahuan, mending melewati hutan dulu.' Kataku dengan suara kecil.

...[Memang Tuan Mike, sudah melihat Raja Kelinci Buas?]...

'Belum, aku merasa hawa Raja Kelinci Buas sudah terasa dari dekat.' Terangku pada Art.

...[Berarti kita mendapat tempat Alih Wilayah Kedua dari misi ini.]...

'Itu aku tahu, kita sekarang berpikir bagaimana menyerang anak buahnya terlebih dahulu secara gerilya daripada menampak diri menggunakan kamuflase.' Lanjutku.

'Barulah kita memancing Rajanya keluar dari sarangnya dengan begitu aku bisa leluasa membuat dia marah untuk mengejarku.'

'Maka itulah taktik untuk mengalahkan Raja Kelinci Buas. Makanya sembari terbang dan berjalan aku memikirkan rencana ini ketimbang bersantai.' Jelasku pada Art.

...[Bagus, Tuan Mike berati kamu adalah orang yang berani mengambil resiko untuk memulai taktik dan perencanaan yang matang.]...

Art memuji aku dengan segudang penjelasan panjang.

Aku berusaha fokus maju dengan pelan-pelan melewati semak dan dedaunan pohon untuk sampai ke markas, karena kelihatan sudah dekat aku mengetahui di jalan setapak itu ada sebuah menara penjaga yang langsung terhubung dengan gerbang markasnya. Dan disitulah aku melihat langsung kelinci buas membabukan kelinci penghuni asli seperti perbudakan manusia.

Penyiksaan, perbudakan, kekerasan yang dilakukan kelinci buas membuat aku memperhatikan setiap gerak geriknya. Sebelum aku melihat markas aku melihat kelinci asli yang memiliki penyakitan dibuat di hutan ini dengan tendangan begitu keras. Dan kejamnya lagi mereka diusir tanpa mempedulikan segala usaha mereka dalam membangun markas ini.

Aku menatapi dengan mataku kepala sendiri melihat kekejaman ini, aku berusaha menutup mata dan menggelengkan untuk tidak mempedulikan itu dulu, tujuan aku harus sampai ke markas Raja kelinci Buas.

Jalan demi jalan aku lewati tanpa melihat ke samping dan sebelah, bahkan teriak kelinci asli pun aku hiraukan sementara dalam hatiku berontak ingin membunuh Kelinci Buas yang kejam ini. Aku melewati semua dengan perasaan belas kasihan, tapi aku kuat menghadapi ini karena kejadian ini akan ada terus terjadi dimana yang kuat menindas orang yang lemah.

Usai aku memikirkan banyak hal barulah aku sampai ke Markas Raja Buas itu, walaupun aku berada bersembunyi di semak belukar yang gelap. Aku memperhatikan medan area sana. Disaat itu Raja Kelinci Buas tengah berpesta dengan anak buahnya dengan gemerlap api obor dan makanan wortel yang meriah.

Tanpa sengaja aku melihat disinilah derajat penghuni asli direndahkan layaknya seorang budak dijual. Disisi lain aku melihat Ratu Kelinci dengan wajah menunduknya murung bercampur sedih kebawah tidak berani menatapi penderitaan kelinci asli dibuat tersiksa oleh kelinci buas.

Aku memperhatikan ini berusaha mencari kesempatan yang bagus untuk membuat Raja Kelinci Buas lengah dengan melecehkan Ratu Kelinci terlebih dahulu.

Terpopuler

Comments

Dr. Rin

Dr. Rin

yg ini bakal di revisi juga ga thor? 🤔

2023-06-08

1

Dr. Rin

Dr. Rin

saatnya kali ini yak?

2023-06-08

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 - Ngembun Baca Novel
2 Episode 2 - Lahir Kembali di Novelku?
3 Episode 3 - Surat dan Hadiah Mainan
4 Episode 4 - Bermain Teka-Teki
5 Episode 5 - Pertemuan Kelvin
6 Episode 6 - Taman Istana Rahasia
7 Episode 7 - Misi Penuntasan Tahap I
8 Episode 8 - Misi Penuntasan Tahap I (Mengambil Alih Wilayah Kedua ke Utara.)
9 Episode 9 - Misi Penuntasan Tahap I (Mengambil Alih Wilayah Kedua ke Utara II.)
10 Episode 10 - Misi Penuntasan Tahap I (Mengambil Alih Wilayah Kedua ke Utara III)
11 Episode 11 - Misi Penuntasan Tahap I (Mengambil Alih Wilayah Kedua ke Utara IV.)
12 Episode 12 - Misi Penuntasan Tahap I (Penyelesaian Penuntasan I.)
13 Episode 13 - Misi Penuntasan Tahap I (Penyelesaian Penuntasan II.)
14 Episode 14 - Misi Penuntasan Tahap I (Penyelesaian Penuntasan III.)
15 Episode 15 - Misi Penuntasan Tahap I (Penyelesaian Penuntasan IV.)
16 Episode 16 - Misi Penuntasan Tahap I (Penyelesaian Penuntasan Berakhir.)
17 Episode 17 - Bermain Bersama
18 Episode 18 - Persiapan Pergi Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk.
19 Episode 19 - Pergi ke Istana Kerajaan Ernk.
20 Episode 20 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (Dibuka)
21 Episode 21 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (II)
22 Episode 22 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (III)
23 Episode 23 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (IV) Tujuan Tercapai.
24 Episode 24 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (V) Tujuan Terselubung
25 Episode 25 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (VI) Kesepakatan antara Kedua Pihak
26 Episode 26 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (VII) Kesepakatan Berhasil!
27 Episode 27 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (VIII) Kesempatan
28 Episode 28 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (IX) Perkiraan
29 Episode 29 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (X) Edgar Ernk
30 Episode 30 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (XI) Pertarungan Sengit!
31 Episode 31 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (XII) Berlanjut
32 Episode 32 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (XIII) Kalah!
33 Episode 33 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (XIV) Pasrah yang akan terjadi
34 Episode 34 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (XV) Perjanjian
Episodes

Updated 34 Episodes

1
Episode 1 - Ngembun Baca Novel
2
Episode 2 - Lahir Kembali di Novelku?
3
Episode 3 - Surat dan Hadiah Mainan
4
Episode 4 - Bermain Teka-Teki
5
Episode 5 - Pertemuan Kelvin
6
Episode 6 - Taman Istana Rahasia
7
Episode 7 - Misi Penuntasan Tahap I
8
Episode 8 - Misi Penuntasan Tahap I (Mengambil Alih Wilayah Kedua ke Utara.)
9
Episode 9 - Misi Penuntasan Tahap I (Mengambil Alih Wilayah Kedua ke Utara II.)
10
Episode 10 - Misi Penuntasan Tahap I (Mengambil Alih Wilayah Kedua ke Utara III)
11
Episode 11 - Misi Penuntasan Tahap I (Mengambil Alih Wilayah Kedua ke Utara IV.)
12
Episode 12 - Misi Penuntasan Tahap I (Penyelesaian Penuntasan I.)
13
Episode 13 - Misi Penuntasan Tahap I (Penyelesaian Penuntasan II.)
14
Episode 14 - Misi Penuntasan Tahap I (Penyelesaian Penuntasan III.)
15
Episode 15 - Misi Penuntasan Tahap I (Penyelesaian Penuntasan IV.)
16
Episode 16 - Misi Penuntasan Tahap I (Penyelesaian Penuntasan Berakhir.)
17
Episode 17 - Bermain Bersama
18
Episode 18 - Persiapan Pergi Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk.
19
Episode 19 - Pergi ke Istana Kerajaan Ernk.
20
Episode 20 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (Dibuka)
21
Episode 21 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (II)
22
Episode 22 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (III)
23
Episode 23 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (IV) Tujuan Tercapai.
24
Episode 24 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (V) Tujuan Terselubung
25
Episode 25 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (VI) Kesepakatan antara Kedua Pihak
26
Episode 26 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (VII) Kesepakatan Berhasil!
27
Episode 27 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (VIII) Kesempatan
28
Episode 28 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (IX) Perkiraan
29
Episode 29 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (X) Edgar Ernk
30
Episode 30 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (XI) Pertarungan Sengit!
31
Episode 31 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (XII) Berlanjut
32
Episode 32 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (XIII) Kalah!
33
Episode 33 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (XIV) Pasrah yang akan terjadi
34
Episode 34 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (XV) Perjanjian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!