...Misi Penuntasan Tahap I...
...(Penyelesaian Penuntasan I.)...
Sebelumnya kejadiannya.
'Art, bersiaplah.' Suruhku.
Art lalu bingung dengan suruhanku berkata bersiaplah, kemudian dia bertanya padaku apa yang terjadi.
...[Ada apa Tuan Mike, kenapa suruh Art bersiap? Artkan, sudah berkata akan bersiap selalu bersama Tuan Mike.]...
'Iya, aku tahu Art. Aku cuma bilang saatnya kita bersiap saja,' ujarku.
'Kau bisa lihat sekarang Raja Kelinci Buas sudah menjatuhkan Naga Angin, dan saatnya kita menunggu Naga Angin menderita dulu dengan beberapa serangan yang dilontarkan dari Raja Kelinci Buas.' Lanjutku.
...[Oh, baiklah Tuan Mike.]...
Aku menunggu saja terlebih dahulu melihat penyiksaan yang dilakukan Raja Kelinci Buas. Hingga, aku melihat Naga Angin menderita dengan cakaran dan luka yang diterimanya begitu banyak. Sambil melihat ini, aku memikirkan rencana untuk serangan yang nanti aku lakukan.
Tanpa lama Raja Kelinci Buas melakukan hal kejam dengan menutup mulut Naga Angin sekaligus merobek sayap kirinya begitu kuat. Aku melihat ini secara nyata, awalnya ingin menutup mata tapi aku harus berani karena inilah kenyataan yang harus aku dihadapi di Dunia Euro atau Dunia sihir.
...[Tuan Mike, apa tuan takut melihat hal nyata ini secara langsung?]...
Art bertanya padaku dari mengamati mimik wajahku. Aku mendengar ini lalu menoleh ke Art.
'Dalam hatiku Art sebenarnya takut melihat hal mengerikan ini karena pertama kali, begitu juga dengan membunuh binatang buas lain, ada perasaan seperti kasihan tapi aku harus kuat menghadapinya,'
'Karena hidupku masih panjang aku harus terbiasa dengan hal ini, walaupun ada rasa simpati dan empati, tapi itu bisa membuat aku menjadi termakan musuh dan dimanfaatkan oleh musuh,'
'Oleh karena itu, aku tidak bisa berpihak pada siapapun sekarang, netral adalah salah satu kuncinya dengan ini. Sehingga aku harus mulai tegas dalam segala hal kedepannya,' curhatku.
Curahan hatiku membuat Art terkagum. Tidak lama hal yang aku perkiraan akan terjadi langsung di depan mataku, yaitu Raja Kelinci Buas siap melayang satu tangan di atasnya untuk melayangkan cakarannya.
Momen inilah yang aku tunggu untuk melancarkan serangan angin untuk mengincar artefaknya terlebih dahulu.
'Art, inilah waktunya!' ujarku sembari keluar dari perisai angin terbang menuju Raja Kelinci Buas.
Tanpa perasaan canggung aku melompat sambil terbang menuju Raja Kelinci Buas dengan kemampuan langkah bayangan angin. Sambil mengeluarkan pisau angin secara tidak terlihat mengarah ke liontin emas yang dipakai oleh Raja Kelinci Buas tersebut.
'Pisau angin keluarlah! Incar liontin emas itu!' suruhku.
Pisau angin melesat terbang dengan kecepatan tinggi menuju ke artefak Raja Kelinci Buas, tanpa tersadarkan ada serangan angin yang datang ke Raja kelinci Buas.
Sret!!
Pisau angin berhasil menggores pelindung liontin emas itu, untuk bagian pertama.
Krak!
Retakan kecil dari pelindung liontin mulai terlihat, Karena aku sadar akan retakan kecil diserang lalu memberikan pisau angin kedua kali dengan serangan tambahan ketiga pisau angin menyerang secara berbalik arah.
Raja Kelinci Buas merasakan ada yang aneh di bagian lehernya, karena merasa ada angin begitu cepat lewat di dekat liontin menganggapnya angin biasa.
Namun, dihiraukan sekali oleh dirinya. Tanpa sadar pisau angin bagian kedua datang dengan serangan tambahan datang menyerang secara berbalik arah.
Hingga…
Crangg!!
Pecahan pelindung liontin emas terbuka, Raja Kelinci Buas sadar ada serangan secara tersembunyi di bagian artefaknya. Kemudian mundur dari tubuh Naga Angin untuk menghindari serangan tersembunyi.
Aku tahu Raja Kelinci Buas akan bereaksi terhadap artefak yang berharga bagi dia lalu berusaha mundur. Karena sudah direncanakan aku layangkan semua pisau angin mengincar liontin emas di lehernya.
Pisau angin terbang menuju Raja Kelinci Buas dengan cepat menuju dirinya. Raja Kelinci Buas berusaha menghalangi serangan pisau angin tidak terlihat ini menggunakan akar pohon yang ada sekitar.
Usai akar sekitar tumbuh keluar dari tanah menghalangi pisau angin yang terbang menuju dirinya, tidak kuat untuk menahan kecepatan dan tajamnya bilah pisau terbang memotong semua akar yang tumbuh.
Dan pisau angin terbang ke atas menghilang di langit untuk mengelabui Raja Kelinci Buas untuk mengeluarkan pelindung daunnya. Karena merasa terdesak Raja Kelinci Buas mengeluarkan pelindung daun berbentuk bulat dan dia berdiam di dalamnya.
Aku sudah tahu trik yang dipakai oleh Raja Kelinci Buas ketika merasa terdesak lalu menggunakan kesempatanku untuk menyerang.
'Akhirnya kena!'
Tanpa berlama lagi, aku dari atas melemparkan bola angin untuk membuat pusaran angin begitu kuat.
'Rasakan ini Kelinci Buas Besar!'
Bola angin terlempar jauh mengenai Raja Kelinci Buas kemudian membesar seperti pusaran angin menyedot semua ke tengah pusat angin. Semua puing-puing yang terjatuh tadi terhisap lagi ke tengah.
Raja Kelinci Buas tidak bisa keluar dari pusat angin ini berusaha keluar dengan kakinya. Namun, aku tidak akan melupakan keahliannya, sehingga aku menahannya dengan mengubah angin sekitar menjadi rantai besar mengikat Raja Kelinci Buas agar tidak lepas dan kabur dari sana.
Dengan rantai ini, ada keluar dari tanah dan tanganku mengontrol kekuatan rantai angin dengan kuat menahan reaksi kekuatan Raja Kelinci Buas berontak dengan rantai angin dengan menggunakan elemen daunnya melepaskan rantai angin tersebut.
Pusaran angin dari bola angin terus menyedot semua puing-puing yang ada di sekitarnya, Raja Kelinci Buas hanya bisa berlindung dalam perisainya dengan tertutup berbagai banyak puing.
Dan akhirnya berbentuk sebuah bola tertimbun puing-puing naik atas langit semakin besar, tidak lama sekelilingnya di ada angin yang mengelilingi seperti mata pisau yang siap menusuk.
Kemudian aku mengepalkan tangan untuk menghancurkan bola tertimbun.
Krak!!
Bola tertimbun di atas tadi menjadi kecil dan sekeliling angin memotongnya menjadi kecil hingga menjadi meledak begitu besar membuat ledakan besar.
BUUM!!
Ledakan besar membuat sekeliling menjadi terkena dampak angin begitu besar, beberapa pohon di sekitar terangkat dan tanah menjadi retak dengan guncangan ledakan besar. Aku yang berada di zona ledakan besar berlindung dengan dinding angin untuk menahan gelombang ledakan besar.
Naga Angin yang berada di belakangku melihat pemandangan peristiwa penyerangan begitu dahsyat. Awalnya Naga Angin menganggap aku sebagai ancaman, tetapi karena badanya terluka cukup parah akhirnya dia berpasrah untuk dibunuh dan mati di tangan orang lain atau binatang buas lainnya.
Usai melihat ini Naga Angin berbicara padaku.
"Τι κάνεις εδώ? Ω μικροσκοπικό ανθρώπινο σώμα," kata Naga Angin itu bertanya pada diriku.
Aku tidak mengerti bahasa apa yang dikatakan oleh Naga Angin kemudian aku meminta Art untuk menerjemahkan bahasa itu menjadi mudah dibaca.
'Art, kau bisa menerjemahkan Naga Angin saat berbicara tadi?' suruhku memanggil Art.
Art mendengarkan aku kemudian memproses pembicaraan Naga Angin.
...[Baiklah, Tuan Mike. Art akan menerjemahkan sebentar.]...
...[Memproses…]...
...[Menerjemahkan bahasa selesai!]...
...[Naga Angin : Apa yang kamu lakukan disini? Wahai manusia tubuh mungil.]...
Aku melihat sekilas di layar Art berikan, lalu aku menjawabnya pada Art.
'Bilang ke Naga Angin begini Art,'
'Aku disini menolongmu wahai Naga Angin, aku bukanlah seorang musuh melainkan seorang penyelamatmu.' Kataku.
Tidak lama Art memproses kata itu mengubahnya menjadi bahasa yang dipakai Naga Angin tersebut.
...[Baiklah, Tuan Mike. Art akan mengubahnya.]...
...[Memproses…]...
...[Menerjemahkan bahasa…]...
...[Selesai]...
...[Είμαι εδώ για να σε βοηθήσω, ω Δράκο του ανέμου, δεν είμαι εχθρός αλλά σωτήρας.]...
'Baiklah, aku akan berbicara pada Naga Angin. Tolong aku berbicarakan ini, Art.' Ujarku.
Aku harus cepat menjawab perkataan Naga Angin tersebut, sedikit saja aku lengah. Aku akan kehilangan kesempatan menyerang Raja Kelinci Buas.
Huft…
Tarik napasku yang akan berbicara menggunakan Sistem Program Art.
'Είμαι εδώ για να σε βοηθήσω, ω Δράκο του ανέμου, δεν είμαι εχθρός αλλά σωτήρας,' ucapku menggunakan Sistem Program Art berbicara secara otomatis.
Aku menjawab perkataan Naga Angin menoleh ke belakang untuk melihat sekilas keadaan Naga Angin di belakangku. Aku masih belum bisa membantunya sementara, yang harus aku tuntaskan sekarang adalah membunuh Raja Kelinci Buas terlebih dahulu.
Setelah mendengarkan jawabanku, Naga Angin berkata padaku dengan wajah senyumnya.
"Ευχαριστώ ανθρώπους, χάρη σε εσάς μπόρεσα να επιβιώσω ακόμα και βλέποντας αυτή την έντονη μάχη," senyum Naga Angin berterima kasih padaku.
Aku menghiraukan Naga Angin sementara, tapi dalam hatiku. Rencana aku memanipulasi keadaan dan perasaan aku berhasil dan sekarang saatnya aku beraksi untuk memulai rencana yang aku rancang tadi.
Raja Kelinci Buas yang masih di atas terkena ledakan tadi masih membuatnya sadar dengan tubuh banyak luka. Namun aku tidak membiarkan liontin emasnya meregenerasi tubuhnya kembali, Meskipun demikian aku tidak akan membiarkan ini terjadi untuk ketiga kalinya.
'Angin pengendalian ubahlah angin sekitar menjadi jarum angin besar.' Kataku sambil mengangkat tangan ke atas membuat jarum angin besar.
Usai berkata angin disekitar kemudian menggulung pasti angin kecil membentuk jarum yang didepannya runcing, setelah itu aku tidak akan melupakan pisau angin yang aku terbangkan ke atas langit untuk menipu.
Tidak lama aku melemparkan jarum angin besar sebanyak 10 jarum ke atas secara satu per satu. Saat aku melemparkan satu per satu ke Raja Kelinci Buas. Secara langsung dia menganggap jarum angin besar itu hanya sebuah kecil karena berkat artefak yang dimiliki nya.
Padahal dirinya tidak tahu bahwa aku sengaja membuatnya jebakan untuk menghancurkan liontin. Sehingga ketika jarum angin itu terbang ke atas menuju Raja Kelinci Buas membuat terfokus ke serangan jarum angin. Dia melupakan di atas langit ada sebuah meluncur dengan cepat menuju dirinya.
Hingga.
Sut!!
Arah luncuran pisau angin menuju liontin emas di leher Raja Kelinci Buas, karena dia tidak tahu kedatangan serangan secara diam-diam untuk ketiganya kali, di hadapan depannya juga dia harus menahan jarum angin besar.
Tidak lama serangan bersamaan datang menyerang bagian badan Raja Kelinci Buas.
Boom!!
Ledakan suara angin berdentum di atas sana akibat serangan angin bersamaan, sampai akhirnya liontin emas yang terpakai di Raja Kelinci Buas mengalami retakan cukup besar pada liontin emas tersebut.
Aku melihat ini secara tidak langsung ingin berkata kasar.
'Cih… harus berapa kali aku hancur liontin emas itu!' keluhku yang melihat artefak Raja Kelinci Buas tidak hancur.
Raja Kelinci Buas yang merasa terkena serangan berkali-kali akhirnya mendarat dengan kedua kakinya dengan penuh luka bersembunyi untuk menyembuhkan dirinya agar bisa melawan musuhnya kembali.
Bahasa Kelinci.
"Aku tidak bisa membiarkan serangan ini datang terus. Pokoknya aku akan kabur mencari tempat!" rintih Raja Kelinci Buas berlari mencari tempat persembunyian.
Aku merasa Raja Kelinci Buas melarikan dirinya dari pandanganku ketika berhadapan. Aku akan mengejarnya sampai dia terbunuh di tanganku.
'Aku tidak akan melepaskanmu Kelinci Buas!' pekikku berlari mengejar Raja Kelinci Buas.
Sambil Raja Kelinci Buas berlarian, aku berusaha mengejar dengan menggunakan pisau angin beserta tebasan angin untuk menghalangi Raja Kelinci Buas berlarian.
Kecerdikan Raja Kelinci Buas dia sangat lincah dalam berusaha kabur membuat aku resah dengan kemampuan berlari, karena aku merasa membuang waktu untuk mengejarnya aku membiarkan pisau angin melaju saja menuju ke Raja Kelinci Buas.
Aku terdiam sejenak untuk memikirkan melawan Raja Kelinci Buas, dalam benak pikiranku muncul sebuah senjata yang dipakai secara jauh olehku adalah senapan angin. Walaupun aku hidup di dunia modern (Bumi), aku tidak akan melupakan hal tentang pengetahuan di bumi sebelumnya.
Setelah aku memikirkan ini terlalu lama tidak terasa Raja Kelinci Buas sudah makin jauh dari pandangan mataku. Tidak alam aku menutup mata dan menyiapkan tangan dan kuda-kuda kakiku bergaya seperti orang menembak di bumi memakai senapan angin saat memburu binatang di hutan belantara.
Pengendalian angin aku buat dalam pikiranku seketika membentuk apa yang aku mau, dan akhirnya senapan angin jadi dengan ukuran kecil karena tubuhku masih bayi. Kalau di buat besar akan membuat tekanan begitu kuat pada dorongan peluru ketika keluar dari senapan tersebut.
Aku langsung membuka mata untuk mengatur arah angin, akurasi tembakan, lintasan wilayah dan arah yang aku ingin tambah. Untuk itu aku fokus dengan mata kananku untuk menembak Raja Kelinci Buas dadi jauh yaitu menembak arah leher belakangnya dengan perkiraan bahwa tembakan peluru ini dapat tembus ke artefak Raja Kelinci Buas.
Tidak membutuh waktu lama aku mengarahkan senapan angin ini ke leher belakang Raja Kelinci Buas yang berlarian menghindar dari pisau angin. Sambil menunggu kesempatan menembak aku berkata.
'Dengan ini aku harap kau bisa mati secepatnya Kelinci Buas.' Ungkapku berharap inilah kesempatan terakhirku.
Tembakan peluru senapan angin mulai memproses tembakan dengan aku menambahkan kekuatan angin melingkar dengan simbol kekuatan tingkatan mana di dekat pelatuk dan akhirnya aku menekan trigger pada senapan angin.
Darr!!
Akhirnya peluru keluar dengan bunyi sangat keras dan peluru itu keluar dengan kekuatan mana angin penuh bersayap keluar dari pelatuk menuju Raja Kelinci Buas dengan tekanan begitu cepat melaju ke arah Raja Kelinci Buas.
Tembakan senapan angin sihir ini membuat manaku terkuras banyak, karena aku harus menumpukan mana pada peluru tersebut agar bisa membuatnya kuat dalam menghantam segala rintangan yang menghalanginya.
Tanpa sadar tembakan itu membuat tanganku bergetar dan badanku ambruk sebentar karena melepaskan tembakan peluru ini begitu besar hingga aku tidak melihat kelelahan berasa di ambang batas lagi.
Art lalu muncul memberikan peringatan padaku untuk istirahat terlebih dahulu.
...[PERINGATAN!!!]...
...[Tuan Mike, jangan paksakan tubuhmu bergerak lebih banyak kelelahan mencapai angka 91% jika diteruskan akan berakibat pada seluruh tubuh!]...
...[((((;゜Д゜)))]...
Aku mengetahui bahwa sekujur tubuhku merasakan kelelahan begitu kuat seperti habis berlarian cukup jauh. Tapi dalam pikiran aku tidak jauh apakah peluru itu mengenainya atau tidak, karena aku tidak melihat secara jelas.
'Anakku tahhhuuu Arrtt,' rintihku terengah-engah napasku
Tanpa melihat peluru senapan angin yang ku berikan kekuatan sihir angin melaju menuju ke arah Raja Kelinci Buas melewati segala halangan pohon dan batu tembus dilewati peluru tersebut.
Tanpa menoleh ke belakang Raja Kelinci Buas mengeluh terhadap serangan yang dihadapinya sekarang.
"Sial, kenapa serangan ini tidak berhenti terus!" sesal Raja Kelinci Buas dengan tubuhnya penuh dengan luka.
Peluru senapan angin melaju menuju ke arah dirinya. Raja Kelinci Buas merasa ada yang aneh dirinya ada yang mengikuti seperti cahaya, sampai akhirnya dia penasaran sama belakangnya dan ketika dia menoleh kebelakang.
Peluru itu meleset ke arah leher belakangnya. Sebelum tertembak oleh peluru sihir angin itu, Raja Kelinci Buas mengucapkan kata-katanya.
"Kenapa dibelakangku tera–"
Zrak!!..
Peluru itu tepat mengenai leher belakang Raja Kelinci Buas dan tembus mengenai liontin emas punyanya, peluru angin itu meledak seperti peluru angin berterbangan memotong bagian leher belakang.
Begitu juga pisau angin datang meluncur ke tubuh Raja Kelinci Buas memotong tubuh dirinya. Karena liontin emas tidak bereaksi lagi dalam meregenerasi tubuhnya pecah karena terkena peluru dan akhirnya riwayatnya Raja Kelinci Buas tubuhnya terpotong secara terurai terkena pisau angin.
Sebelum Raja Kelinci Buas menutup mata dia berpikir pada dirinya.
Sekarang aku tahu rasanya dikalahkan oleh musuh begitu kuat, padahal artefak ini adalah senjata unggulanku..
Hingga riwayatnya Raja Kelinci Buas menghembuskan napas terakhirnya.
Aku masih belum merasa tanda-tanda berhasil atau tidak, tiba-tiba muncul notifikasi dari Art.
...[TING!]...
...[
...[Selamat Tuan Mike mendapatkan hadiah penambahan semua poin kemampuan sebesar 10 poin.]...
...[Selamat mendapatkan serangan bola angin serangan pusaran angin, serangan peluru angin.]...
...[Selamat kemampuan mengalami peningkatan ke tahap selanjutnya.]...
...[Selamat mendapatkan poin tingkatan sebesar 100.000 poin.]...
...[Selamat mendapatkan juga koin emas sebanyak 200.000 koin emas.]...
...[ヾ(^-^)ノ]...
...[Dan,]...
...[Masih banyak hadiah misteri yang belum pecahkan.]...
...[✧(。•̀ᴗ-)✧]...
...[Apa Tuan Mike, memikirkan untuk kembali atau masih ingin menyelesaikan skenario misi ini sampai tuntas benar?]...
Aku berjalan menuju ke Naga Angin seketika melihat notifikasi Art begitu banyak timbul sehingga ada perkataan dari Art untuk memutuskan aku keluar.
Namun, aku merasa disini masih belum tuntas dan masih banyak hal yang harus aku lakukan dan akhirnya aku menjawab pada Art.
'Art, aku memutuskan untuk penyelesaian ini sampai tuntas. Karena masih ada waktu 2 hari, aku pakai untuk menuntaskan semua yang ada disini.' Putus diriku pada Art.
Art mendengar putusan dariku lalu memberikan saran.
...[Baiklah, kalau gitu Art menyarankan Tuan Mike, membersihkan semua area Hutan Ladang Hijau hingga mengembalikan kelinci asli dari hutan ini ke habitatnya serta menyembuhkannya.]...
Tapi aku terheran sama Art yang membilang diriku menyembuhkan kelinci asli.
'Hah?... Gimana aku menyembuhkan kelinci asli? Akukan, tidak memiliki kemampuan penyembuhan ataupun kemampuan bertahan,' protes diriku pada Art karena keberanian.
Art lalu membagikan informasi pada diriku.
...[Tuan Mike, tenang saja karena ada hadiah misterius yang akan datang pada waktu dekat ini.]...
...[(o^∀^o)]...
Aku malah merasa Art semakin aneh sama tingkah, kemudian mendiamkan diri saja sembari pergi menuju ke Naga Angin untuk melihat keadaannya.
Bahkan aku tidak merasa matahari di Ruang Dimensi Art sudah terbukti di arah timur dengan cahaya begitu agak redup menyinari langit. Aku tidak merasa penuntasan dalam semalam ini membawa penat dan lelahnya bertarung hingga membuat strategi penyerangan.
Walaupun nyawa taruhannya dalam penuntasan ini. Bagiku membawa hikmah sampai mengorbankan Naga Angin untuk pelindung dan menganalisis kemampuan Raja Kelinci Buas.
Sehingga aku merasa untuk menghampirinya, terasa jauh mengejar aku berusaha jalan pelan dengan tubuh lelah. Aku ingin berkata terima kasih sama Naga Angin dan jangan sampai Naga Angin itu mati sebelum melihat diriku.
Berjalan selangkah demi selangkah aku menuju ke Naga Angin tadi tergeletak terluka cukup parah, sampai matahari sudah mau terbit setengah menampakkan diri. Aku tidak menghiraukan matahari berjalan terus dengan tubuh lelah ini.
Aku hanya bisa memohon Naga Angin itu masih hidup, hingga sampailah pada Naga Angin tersebut.
Aku melihat Naga Angin yang sudah banyak terkena luka dengan sayap robek dan tubuhnya tercakar oleh Raja Kelinci Buas begitu juga, darah berlumuran di tanah akibat rencanaku membawa dampak begitu parah bagi dia.
Sebenarnya aku ingin memakai Naga Angin sebagai objek untuk membunuh Raja Kelinci Buas tanpa aku terpikir bahwa Naga Angin yang terbunuh secara brutal.
Aku merasa kasihan pada Naga Angin kemudian mendekap kepalanya tergeletak di tanah dengan mata berairnya menahan kesakitan tadi.
Naga Angin merasa di kepalanya ada yang mendekap, kemudian membuka matanya melihat ke arah diriku dengan tatapan tajam karena mengira musuh. Namun, dia terbangun dengan tubuhnya penuh luka. Aku terkejut sama Naga Angin lalu terjatuh dengan posisi terkapar akibat kelelahan tadi.
Akan tetapi Naga Angin itu membangunkan tubuhku menggunakan cakar ditangannya. Setelah di bantu oleh Naga Angin aku terduduk dengan kondisi merasa bersalah pada Naga Angin.
Naga Angin heran pada diriku yang tertunduk kepalanya takut untuk melihat Naga Angin secara dekat. Faktanya melainkan diriku merasa takut untuk berbicara sejujurnya.
Naga Angin lalu berbicara pada aku sambil herannya menatap diriku ini.
"Τι λες ανθρωπάκι, είσαι ο βοηθός μου, υπάρχει αίσθημα ενοχής ή φόβος στην καρδιά σου."
(Kenapa dengan dirimu wahai manusia kecil, kau adalah penolong bagiku, apa dalam lubuk hatimu ada perasaan bersalah atau takut pada diriku.)
Art tanpa suruhanku lalu menerjemahkan bahasa Naga Angin ini. Oleh sebab itu aku dapat mengetahui perkataan yang dibicarakan dan menjawabnya secara lancar. Walaupun itu suara dari Sistem Program Art bukan dariku sendiri.
'Προηγουμένως, σας ζήτησα συγγνώμη για όλη τη μεταχείριση που είχατε Wind Dragon, σας χρησιμοποίησα ως αντικείμενο αυτού του αγώνα επιτιθέμενοι στη φωλιά σας σε αυτήν την άβυσσο.' Ucapku sembari merasa bersalah.
(Sebelumnya, aku meminta maaf atas semua perlakuan padamu Naga Angin, aku memakai dirimu sebagai objek pertarungan ini dengan menyerang sarangmu di jurang ini.)
Bahkan tidak terasa air mataku keluar dari mata.
Tiba-tiba usai aku katakan sejujurnya Naga Angin lalu berubah menjadi marah dengan kesal memukul tanah di dekat diriku dengan kuat.
Blam!!
Karena marah Naga Angin mendengarkan napasnya didekatku dan bertanya dengan nada serius.
"Αν ναι, θέλω να μάθω. Γιατί με χρησιμοποιείς ύπουλο άνθρωπε, νομίζεις ότι είμαι πειραματικό αντικείμενο για να κάνω έναν τόσο γελοίο αγώνα!" bentak Naga Angin dengan raungannya.
(Kalau gitu, aku ingin tahu. Untuk apa kau menggunakan aku dasar manusia licik, kau kira aku ini sebagai objek eksperimen untuk melakukan pertarungan konyol seperti itu!)
Aku hanya terdiam mendengar bentakkan begitu keras sampai aku menoleh ke atas. hanya sebentar saja, aku di perhatian dengan mata tajam dari Naga Angin yang siap membunuh diriku dengan sekali serang. Oleh karena itu aku berpikir untuk menjawabnya secara masuk akal dan jujur.
'Χμμμ… στην πραγματικότητα…'
(Hmmm… sebenarnya…)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Dr. Rin
Revisiannya belum sampe bab ini yak? 🤔
2023-07-11
0
Life is just an illusion🥲
setiap judul dikasih kata chapter atau bab kelihatannya lebih bagus, tiru ahh wkkwkwkwkwk
2023-05-19
0