Episode 10 - Misi Penuntasan Tahap I (Mengambil Alih Wilayah Kedua ke Utara III)

...Misi Penuntasan Tahap I...

...(Mengambil Alih Wilayah Kedua ke Utara III.)...

(Bahasa Kelinci)

"Sayang, kenapa kau cemberut hari ini, apa kau ingin kita berhubungan badan setelah pesta ini selesai." Goda Raja Kelinci Buas.

"...."

Ratu Kelinci hanya terdiam seperti patung digoda oleh Raja Kelinci Buas dengan badannya bergetar takut mengeluarkan suaranya karena diancam oleh Raja Kelinci Buas sebelumnya.

...----------------...

'Uweeeekkk, aku mau merasa muntah melihat romantis mereka, geli.' Mualku mengamati Raja Kelinci Buas melakukan godaan sama Ratu Kelinci.

Art tiba-tiba nongol secara mengejutkan kedua kalinya.

...[Tuan Mike, kenapa mual di semak ini?]...

Tanya Art secara mengejutkan.

'Arghh.. Hups,' kejutku menutup mulut

'Kau nih, sudah kedua kalinya aku terkejut ke kena kau Art. Memanglah, momen ini seperti sering terganggu olehmu!' protesku pada Art dengan suara kecil.

...[Maaf Tuan Mike, Art cemas terhadap kesehatan Tuan Mike sehingga Art mempersiapkan obat di sistem toko belanja.]...

'Ya ampun Art, aku masih sehat. Aku mual karena melihat godaan Raja Kelinci Buas itu,' lirihku memukul dahi melihat kelakuan Art.

Alhasil aku teralihkan pikiran sama kelakuan Art, untungnya aku tidak melihat momen kelinci itu berciuman.

'Iya-iya aku tahu, tapikan koin emas aku habis Art. Gimana mau beli obat-obatan,' jelasku pada Art mengingat koin emas dimiliki aku habis membeli Cloak of Eligibility.

Art lalu teringat transaksi pembelian pertamaku.

...[Oh yah, lupa. Tuan Mike sudah menghabiskan seluruh koin untuk membeli jubah hehe.]...

...[(*>∇<)ノ]...

Aku menatap ekspresi Art dengan muka datar menatapi dia.

Sistem Art Pro rupanya bisa bodoh yah, kira aku dia jenius dan pintar karena tercanggih. Masa bisa lupa sama status diriku.

Suara batinku mengatakan Art.

Semakin aku memikirkan Art yang bodoh ini lalu hilang tujuanku untuk memancing Raja Kelinci Buas sehingga aku berusaha fokus lagi. Melihat adegan romantis kedua kelinci itu lakukan walaupun menjijikkan bagiku aku harus bertahan melewati ini.

...----------------...

Kemudian Raja Kelinci Buas meraih muka Ratu Kelinci tersebut dengan kuat mencengkeramnya sambil menghembus napas seksualnya ke muka Ratu Kelinci. Ratu Kelinci hanya bisa tertutup matanya dan ingin membuang muka.

"Huftt… kenapa hari ini kau takut sekali melihat mukaku Eselyn?" hembus napas Raja Kelinci menanyakan Eselyn si Ratu Kelinci.

"...."

Ratu Kelinci itu cuma terdiam tidak ingin menjawab apa-apa dan memberontak melepaskan cengkraman tangan Raja Kelinci Buas. Tanpa apa-apa Raja Kelinci Buas langsung mencium Ratu Kelinci dengan maksa sambil mengigit bibirnya, Ratu Kelinci yang tidak bisa berbuat apa-apa hanya bisa menerima pelecehan ini dengan pasrah begitu juga kelinci lainnya yang menderita dengan hati terdalam Ratu Kelinci meneteskan air mata kesedihannya.

Cup…

Ciuman yang begitu terdalam dengan lidah yang saling menyatu dan menjilat satu sama lain dengan perasaan cinta terdalam Raja Buas mencium Ratu Kelinci dengan lama dan tertahan oleh ******* napasnya begitu kuat.

Ratu Kelinci yang tidak tahan sama ciuman begitu dalam berusaha mengigit bibir Raja Kelinci Buas. Namun, tidak dipedulikan oleh Raja Kelinci Buas sehingga tubuh dan napas Ratu Kelinci panas akan ciuman ini.

...----------------...

Disisi lain, aku mengamati ini langsung tidak memakai aba-aba lagi langsung mengeluarkan serangan asap kabut untuk menghilang sebagian anak buahnya.

'Sekarang waktunya! Pengendalian angin ubahlah menjadi kabut.' Perintahku.

Suasana yang awalnya berpesta menjadi situasi gelap gurita akibat kabut tebal menghias sebagian pesta itu tidak lama aku mengeluarkan pisau angin menerbangkan serangan ke Pasukan Kelinci Buas.

Strak!!

Strak!!

Strak!!

Aku merasa pisau angin terbang mengenai Kelinci Buas yang berada di pesta itu, sehingga kegaduhan dan kehebohan dari kelinci asli disini berlarian dari pesta ini.

...----------------...

"Ada apa ini! Kenapa kabut di situasi pesta suka riang ini, menganggu aku yang lagi romantisan!" Keluh Raja Kelinci Buas itu melepaskan ciumannya dari Ratu Kelinci.

Tidak lama Raja Kelinci Buas merasakan banyak anak buahnya terbunuh dari kabut itu terasa pada telinganya menerima sensorik pada anak buahnya yang mengatakan tengah gawat darurat bahaya mengancam.

Raja Kelinci Buas yang geram akan kedatangan musuh yang menganggu pesta riang kemudian menolak tubuh Ratu Kelinci dengan keras hingga terlempar dari tempat duduknya.

Ratu kelinci merasa bersyukur dan menangis hanya bisa menutup mukanya. Raja Kelinci Buas yang menatapi Ratu Kelinci menangis rintihnya menoleh ke hadapan Ratu Kelinci dengan menunjuk geramnya.

"Kalau kau berani pindah atau pergi dari tempat itu akan aku buat kau menderita!" tunjuk Raja Kelinci Buas dengan geram menekan Ratu Kelinci.

Ratu Kelinci hanya bisa mengangguk kepala begitu juga kelinci asli mendekap dengan Ratu Kelinci merasa ketakutan ditekan seperti itu.

Usai menunjuk Ratu Kelinci, Raja Kelinci Buas lalu memerintahkan anak buah berkumpul di Singgasana Raja.

"Semua pasukan berkumpul di Singgasana Raja sekarang!" Perintah Raja Kelinci Buas.

"Baik Tuan, Arghh–"

"Tuan Argh—"

"Api Unggunnya—"

"Arghh sera–"

"Strakkk—"

Suara anak buah Raja Kelinci Buas terbunuh oleh pisau angin terbang membunuh mereka secara diam-diam. Raja Kelinci Buas yang geram makin murka terhadap penyerangan diam-diam dengan kabut, karena dia murka akhirnya penasaran akan tempat anak buah yaitu tempat api unggun. Hingga Raja Kelinci Buas untuk memutuskan pergi ke api unggum pesta tadi untuk melihat anak buahnya.

"Arghh kenapa semua begini, begini terus. Kenapa tidak langsung tangkap penyerang itu dan cabik saja!" perintah kedua kalinya dari Raja Kelinci Buas pada anaknya.

"Tutttt…"

Tidak ada satupun yang menjawab perintah Raja Kelinci Buas itu hingga akhirnya kabut anginnya berhenti menyelimuti Markas Raja Kelinci Buas itu berdiam diri.

Setelah kabut angin menghilang dengan rata dan kembali menjadi udara bersih. Raja Kelinci Buas yang melihat semua anak buahnya mati secara mengenaskan dengan kepala terputus dari badannya.

Raja Kelinci Buas hanya terdiam melihat pembantaian anak buah, tidak lama datang anak buahnya yang masih selamat memberikan kabar.

"Tuan, ada mas–"

Strak!!!

Anak buah itu terkena pisau angin terbang lagi dengan kepala masih sama terpotong dari badan menggelinding ke kakinya Raja Kelinci Buas dan darahnya muncrat ke mahkota hingga terkena mukanya Raja Kelinci Buas.

Raja Kelinci Buas menatap kepala anak buah di bawah kakinya kemudian mengamuk berubah dirinya menjadi sangat buas dan kuat melebihi anak buahnya dan berubah menjadi Raja Kelinci Besar dengan sebagian badan luar berubah menjadi emas yang tajam hingga disekeliling rantai cahaya mengkilap.

Rawwwrrrr!!!

Suara mengamuk Raja Kelinci Buas yang membara menatap sekeliling keadaan hutan mencari musuh yang membunuh anak buah ini.

Di sisi lain, sebelum kabut yang aku buat sengaja menghabisi semua anak buahnya dari penjaga di gerbang, penjaga di menara dan penjaga di pesta aku menghabisi dengan pisau angin aku arahkan.

Memang membutuhkan waktu lama untuk membuat taktik ini agar Raja Kelinci Buas mengamuk dan sengaja menyuruh dia melihat hal pembantaian ini.

Ketika membunuh aku menutup mata untuk mengatur arah pisau angin agar terbang sesuai dengan target. Cuma berbekal fokus dan konsentrasi penuh tanpa di ganggu Art aku bisa membunuh semua.

Hanya menyisakan satu anak buah saja agar melihat respon dari Raja Kelinci Buas itu. Ketika anak buah menghampiri memberikan informasi situlah aku membunuhnya di depan mata sehingga akhirnya rencana aku berhasil membuat Raja Kelinci Buas itu mengamuk sesuai perkiraanku.

Dan inilah saatnya memancing dia keluar dari markas andalannya.

'Art, inilah waktu taktik kita mulai!' kataku yang bersemangat.

...[Semoga Tuan Mike selamat memancingnya. Art cuma bisa berdoa saja.]...

...[(〃∀〃)ゞ]...

'Sialan kau Art, bagus kau senyap saja daripada ngomong!' geramku sama Art.

Art hanya becanda tiba-tiba menyambung ngomongku.

...[Tidak-tidak Tu–]...

Aku malas lagi cuma bisa menghidupkan mode senyap Art.

Aku berusaha untuk menahan geram ini lalu menghembuskan napas dan membuang. Ketika selesai barulah aku menampakkan diriku. Setelah berjuang menahan geram akhirnya aku keluar dengan pelan dihadapan Raja Kelinci Buas mencari musuhnya.

Kemudian aku menampakkan diriku dihadapannya, seketika aura intimidasi mengecam membuat aku tertahan di tanah. Akan tetapi itu bisa aku lalui dengan jubah yang aku pakai menghilang debuff yang diberikan oleh Raja Kelinci Buas.

Karena aku tahu Raja Kelinci Buas memberikan aura ketakutan, aura intimidasi dan merusak mental pertahanan musuh ketika menghadapi dia membuat Raja Kelinci Buas bisa memprovokasi orang lewat debuff ini.

Walaupun tingkatan Raja Kelinci Buas tinggi, tetapi tingkatan Raja Kelinci Buas masih dibawah Naga Angin. Tanpa basa-basi menghadapinya, karena Raja Kelinci Buas meratapi diriku yang bertubuh mungil menghadapi dia hanya melototkan matanya saja.

Aku tidak lama mengambil obor di samping tadi ketika pesta, tanpa lama aku meniup api itu dengan tiupan angin dari mulut aku. Tiba-tiba api besar menyala menyerang muka Raja Kelinci Buas dengan kepanasan membara di mukanya dia termundur dan berusaha memadamkan dengan elemen daunnya.

Aku melihat kesempatan lengah dari Raja Kelinci Buas segera lari dari Markas Raja dengan sayap angin dan langkah bayangan angin kemampuanku. Tanpa peduli melihat ke belakang aku melaju dengan cepat menuju jebakan yang dibuat anak buahnya.

"Dasar brengsek kau serangga kecil! Aku akan mencabikmu sekaligus memakanmu hidup-hidup!" Pekik Raja Kelinci Buas menahan sakit pada mukanya terkena tiupan api.

Usai terkena serangan tersebut, Raja Kelinci Buas melihat ke arah musuh. Tanpa disadari olehnya, musuh bertubuh mungil itu melarikan diri ke arah selatan menuju rute yang dibuat anak buahnya.

Tidak lama Raja Kelinci Buas jengkel sama musuh bertubuh mungil itu lalu mengejarnya dengan raut muka kesal.

"Sini kau musuh tengil!" kesal Raja Kelinci Buas.

Kemudian Raja Kelinci Buas dengan kaki panjang melompat mengejar diriku, tanpa permasalahan area situ dibuat jebakan oleh anak buahnya. Dia mengejar aku terus tanpa mempedulikan jebakan lain.

Aku berusaha terbang melaju terus sambil melewati rute sesekali aku menoleh ke belakang untuk melihat keadaan sekejap, Tanpa aku berbuat banyak Raja Kelinci Buas itu terus mengejar aku terus.

'Saatnya pertunjukkan!' senangku merasa Raja Kelinci Buas itu terpancing.

Rencana yang aku buat akhirnya berhasil dengan matang. Walaupun setengah aku lewati rute jebakan tersebut, Raja Kelinci mengikuti alur rencanaku.

Hingga saatnya bermulai. Saat berlari aku mengetahui bahwa didekat sana ada pohon yang tengahnya terbelah dan sejajar memiliki sebuah benang jaring laba-laba. Tanpa berpikir lama, aku lalui dengan menyerosot ke bagian bawah jaring secara laju dengan mendarat terlentang.

Tangan kananku menahan kecepatan dari merosot tadi, setelah melewati itu aku berlari lagi menuju jebakan lainnya. Raja Kelinci Buas yang sudah terlanjur emosi hanya melewati dengan kedua badannya tanpa memikirkan dampak terkena jaring tersebut.

Aku merasa Raja Kelinci Buas sudah tidak terkontrol emosinya, menyerang dengan tebasan angin untuk memancingnya mengikuti aku terus.

Strak!!!

Strak!!!

Aku keluarkan sebagian tebasan sambil menoleh ke belakang melihat Raja Kelinci Buas mengejarku.

Cing…

Tebasan angin datang menyerang tubuh Raja Kelinci Buas aku targetkan. Namun, berhasil dihindarinya memakai cakar emas panjangnya di bawah jari kaki. Raja Kelinci Buas yang kesal sama diriku lalu melompat menuju aku.

Bayangan Raja Kelinci Buas dari atas, aku rasa semakin mendekat diriku. Ketika aku tahu bayangan itu menuju ke aku, ketika menoleh atas langsung aku melajukan kecepatan langkah bayangan angin.

Sssttt…

Semakin aku melaju semakin besar Raja Kelinci Buas melompat, tapi aku melihat dahan pohon yang bergantung di atas katrol yang disiapkan. Tanpa memakai lama aku melepaskan tali katrol di pohon, dahan pohon yang sudah dibelah terlepas dan memberikan lemparan ke belakang dengan ayunan kuat menuju tempat mendarat Raja Kelinci Buas melompat.

Setelah melompat Raja Kelinci Buas tepat berada mendarat di sana sehingga terkena dorongan dari dahan pohon yang diayunkan dari depan ke belakang.

Crash!!!

Benturan kuat terkena Raja Kelinci Buas menahan dengan kedua tangannya, suara benturan kuat membuat aku berhenti sebentar memberikan sambutan tombak angin yang dilempar dari jauh hingga tembakan peluru angin dari jauh.

'Terimalah ini tombak!' kataku memegang tombak angin di gumpalan sebuah tanah dan melemparnya.

Trak!!

Lemparan tombak angin meluncur dengan cepat disusul tembakan peluru angin.

'Tidak lupa aku dengan serangan tambahan ini.' Senyumku.

Tas!!!

Suara aku menembak peluru setelah tombak angin tadi meluncur.

Hingga gumpalan debu tanah telah menghilang sebagian, fokus Raja Kelinci Buas mulai terlihat jelas tanpa samar-samar. Akan tetapi, Raja Kelinci Buas lengah terhadap serangan berdatangan. Tanpa persiapan tombak angin meluncur ke bagian badannya.

Crash!!!

Raja Kelinci Buas terkena tombak angin berusaha menahan badannya, kemudian Raja Kelinci Buas meraung-raung kesakitan tetapi terkena lagi dengan tembakan peluru angin.

Bang!!!

Suara tembakan peluru angin tepat mengenai kepala Raja Kelinci Buas, hingga badan Raja Kelinci Buas tumbang ke belakang. Aku terdiam sebentar menatap tumbang Raja Kelinci Buas secara langsung untuk memastikan keadaannya.

Setelahku perhatian sebentar, Tiba-tiba di tubuh Raja Kelinci Buas terluka karena terkena serangan angin lalu digerogoti beberapa sel-sel daging dari badan belum terluka memindah untuk memulihkan tubuhnya. Aku menatap serius melihat keanehan ini, tersadarkan ini adalah kemampuan regenerasi dari kemampuan dia.

Aku mengetahui hal ini kemudian mengantikan rencana kedua karena sudah melihat. Kemampuan regenerasi kuatnya.

'Wah, tidak bisa nih ganti rencana keduaku!' pikirku.

Tanpa berlangsung lama Raja Kelinci Buas berhasil meregenerasi tubuhnya kembali seperti semula, tombak yang tertancap lalu dengan kuat dia putuskan dari tubuh dan kepalanya tertembak peluru angin kembali seperti semula.

Amarah yang tersulutkan dari napas Raja Kelinci Buas itu terlihat olehku, hingga Raja Kelinci Buas meraung.

Gruoooohhh!!

"Sialan, musuh tengik nih. Aku tidak akan melepaskanmu!" dengus amarah Raja Kelinci Buas melihat ke arahku.

Tanpa lama kekuatan daunnya keluar memberikan serangan efek area padaku. Oleh karena itu aku menghindari dengan perisai angin sambil melompat ke atas.

'Perisai angin tidak kuat menahan sihir dari Raja Kelinci Buas, kalau gitu aku harus cepat ke sarang Naga Angin.' Jelasku.

'Kalau gitu tidak perlu serangan terlalu banyak.'

Setelah aku amati Raja Kelinci Buas masih sanggup untuk bertarung, oleh karena itu aku langsung terbang membelok dari jalan setapak. Karena aku mengetahui menggunakan jebakan yang banyak akan sia-sia bila terkena oleh Raja Kelinci Buas membuat dia tidak terluka satupun.

Terbang dengan pengendalian angin aku berusaha menurun ketinggian terbang dengan melewati lika-liku pepohonan dan sejak belukar tebal aku lalui dengan memotong habis menggunakan pisau angin begitu juga belakangku di kejar Raja Kelinci Buas. Dengan tubuh besar dia bisa menghancurkan pepohonan dan semak secara mudah, aku berusaha memperlambat gerakan dengan memotong pohon tinggi untuk menghalangiku.

Usaha aku lalui cuma sia-sia kedua kalinya karena pohon yang aku tebang bisa dilalui dengan lompatan kakinya. Membuat aku merasa menyebalkan untuk melawan Raja Kelinci Buas karena lompatan ini, keresahan ini membuat aku terus maju tanpa bertele-tele aku langsung membawa medan pertarungan sebenarnya.

Dengan serangan daun dari Raja Kelinci Buas datang untuk melilitkan tubuhku, aku bisa menghindarinya dengan pisau angin terbang di sekeliling tubuhku, tetapi ini cukup sulit menghancurkan karena lilitan daun ini seperti tentakel gurita yang mengeluarkan cairan racun panas. Untung aku memakai jubah bisa menghindari cairan panas.

Sambil menghindari aku terus mencari arah rute jurang Naga Angin, sesampainya aku di arah jurang Naga Angin ini terlihat dari retakan tanah yang dihancurkan oleh Naga Angin ulah tadi. Setelah sampai akhirnya aku bisa lega dengan keadaan ini, aku dengan sengaja menghancurkan tebing dan pepohonan disekitar jurang tersebut dengan tebasan angin agar bisa puingnya jatuh ke dalam.

Dengan begini aku bisa memancing Naga Angin keluar. Tanpa lama aku terbang ke atas bukit dengan kecepatan penuh mengeluarkan bola kecil berupa pusaran angin untuk aku lemparkan ke dekat jurang tersebut.

Tanpa lama Raja Kelinci Buas itu keluar dari hutan dan terpancing ke jurang. Keluarnya Raja Kelinci Buas dia menatap mautnya ke arahku, tapi sudah terlambat. Karena ini pertanda Raja Kelinci Buas sudah menerima rencanaku.

'Rencanaku berhasil, Art.' Senyumku melihat Raja Kelinci Buas terpancing.

Tidak lama bola kecil pusaran angin aku lempar ke tempat jurang tersebut, tidak lama bola kecil itu terlempar berubah menjadi bola besar pusaran angin menyedot semua pohon dan batuan ke tengah. Beberapa tanah dan puing-puing lainnya terangkat terkena pusaran angin menyedot semua barang ke tengah lubang.

Raja Kelinci Buas berada di sana bertahan dengan perisai daunnya, akan tetapi tidak untuk Naga Angin merasa tempatnya terasa terancam hingga daerah jurang longsor begitu kuat. Setelahnya badai dan angin kuat menutup seluruh Ruang Dimensi Art.

Inilah sebuah pertanda Naga Angin marah dan menggunakan kekuatan angin dan badainya bangun dari jurang tempat sarangnya berhibernasi.

Tidak lama Naga Angin mengeluarkan tangannya naik ke atas jurang dengan amarahnya kemudian seluruh badannya naik ke atas. Dengan menampakkan seluruh tubuhnya diselimuti angin hitam dan badai yang kuat, dan inilah saatnya pertarungan yang aku ingin lihat secara nyata dan langsung sesuai fantasi otakku.

Usai Naga Angin naik dari jurang lalu dia meraung dengan kepalanya naik ke atas.

Gruoooohhh!!!!

Suara raungan Naga Angin bergema di Ruang Dimensi Art berserta petir dan angin ribut menyelimuti semua langit. Hingga Naga Angin menatapi binatang buas yang mengganggunya adalah Raja Kelinci Buas, karena aku sudah berhasil memancing amarah Naga Angin. Sedangkan Raja Kelinci Buas hanya bisa terdiam.

Sehingga tujuan aku sudah tersampai, setelah itu aku meledak pusaran angin yang sudah berbentuk sebuah bentuk baru besar.

Boom!!

Suara ledakan pusaran angin menhamburkan tanah, batu, dan pohon di titik tengah pecah ke seluruh area. Hingga Naga Angin menghindari ini dengan terpaan angin di mulutnya.

Aaaaaaauuuhhhh!!!

Terpaan angin kuat berhasil melindungi Naga Angin dari puing-puing, kemudian Naga Angin bangun dan bangkit dengan kekuatan yang dia simpan selama bertahun-tahun ke medan area begitu juga Raja Kelinci Buas yang bersiap secara fisik dan kekuatan melawan dengan Naga Angin.

karena sejatinya mereka saling bertarung untuk memperebutkan takhta paling kuat di hutan ini.

Aku yang sudah santai dengan masalah ini lalu berkamuflase menjadi angin dan berlindung di dalam perisaiku angin agar tidak terkena serangan angin kuat dari Naga Angin begitu juga dengan dampaknya. Sementara aku harus siap mengamati kekuatan kedua binatang Buas yang kuat selama bertahun-tahun.

Sehingga aku memberitahu ini pada Art agar dia bisa melihat rencana yang aku lakukan secara diam-diam.

'Art, saatnya kita menonton pertarungan yang menarik nih.' Ucapku sambil mengambil cemilan stroberi dalam tas kecilku.

Art akhirnya nongol sekian lama karena tertekan olehku. Sehingga dia mematikan mode senyap secara otomatis.

...[Art, minta maaf Tuan Mike. Gara-gara tadi tuh.]...

'Sih tidak perlu sekarang kau fokus pertarungan ini, dan aku minta detail kekuatan dan serangan mereka.' Perintahku.

...[Baiklah, Art akan mengamati pertarungan kedua binatang buas ini. Walaupun ini sesuatu yang menggemparkan di Ruang Dimensi Art. Ini juga akan mempengaruhi keadaan di Dimensi ini.]...

Jelas Art pada aku tapi aku tidak mempedulikan karena terfokus makan saja.

...[Hmmm… Tuan Mike?]...

Aku hanya makan cemilan stroberiku sambil mengunyah. Art yang memanggilku hanya aku berikan respon dengan jari memapah dia menunjukkan ke pertarungan mereka.

Pertarungan yang kuat ini memancing aku untuk membunuhnya mereka saat sudah lelah dan kehabisan tenaga. Oleh karena itu aku harus menunggu kesempatan di bukit, Namun lucunya Art malah menganalisis data-data Ruang Dimensi Art. Padahal ini tidak mempengaruhi tetap saja berdampak bagi Art.

Aku hanya menghembuskan napas menatap Art sibuk mengolah data, walaupun ada rasa kasihan. Tetapi proses data system tidak bisa aku pahami karena misteri ini masih belum aku pecahkan.

Aku cuma berharap dari Misi Penuntasan Tahap I, aku bisa mendapatkan sebuah cincin roh dan peningkatan status dengan pesat dengan gini aku tidak mempermasalahkan tubuhku kecil ini.

Terpopuler

Comments

Dr. Rin

Dr. Rin

klw kata tetapi sesudahnya hrus ada koma, kah? 🤔

2023-06-14

0

Dr. Rin

Dr. Rin

Terbaik lah Art ini 👍

2023-06-14

0

Dr. Rin

Dr. Rin

kaya jurusnya hashirama yak? 🤔

2023-06-14

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 - Ngembun Baca Novel
2 Episode 2 - Lahir Kembali di Novelku?
3 Episode 3 - Surat dan Hadiah Mainan
4 Episode 4 - Bermain Teka-Teki
5 Episode 5 - Pertemuan Kelvin
6 Episode 6 - Taman Istana Rahasia
7 Episode 7 - Misi Penuntasan Tahap I
8 Episode 8 - Misi Penuntasan Tahap I (Mengambil Alih Wilayah Kedua ke Utara.)
9 Episode 9 - Misi Penuntasan Tahap I (Mengambil Alih Wilayah Kedua ke Utara II.)
10 Episode 10 - Misi Penuntasan Tahap I (Mengambil Alih Wilayah Kedua ke Utara III)
11 Episode 11 - Misi Penuntasan Tahap I (Mengambil Alih Wilayah Kedua ke Utara IV.)
12 Episode 12 - Misi Penuntasan Tahap I (Penyelesaian Penuntasan I.)
13 Episode 13 - Misi Penuntasan Tahap I (Penyelesaian Penuntasan II.)
14 Episode 14 - Misi Penuntasan Tahap I (Penyelesaian Penuntasan III.)
15 Episode 15 - Misi Penuntasan Tahap I (Penyelesaian Penuntasan IV.)
16 Episode 16 - Misi Penuntasan Tahap I (Penyelesaian Penuntasan Berakhir.)
17 Episode 17 - Bermain Bersama
18 Episode 18 - Persiapan Pergi Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk.
19 Episode 19 - Pergi ke Istana Kerajaan Ernk.
20 Episode 20 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (Dibuka)
21 Episode 21 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (II)
22 Episode 22 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (III)
23 Episode 23 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (IV) Tujuan Tercapai.
24 Episode 24 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (V) Tujuan Terselubung
25 Episode 25 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (VI) Kesepakatan antara Kedua Pihak
26 Episode 26 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (VII) Kesepakatan Berhasil!
27 Episode 27 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (VIII) Kesempatan
28 Episode 28 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (IX) Perkiraan
29 Episode 29 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (X) Edgar Ernk
30 Episode 30 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (XI) Pertarungan Sengit!
31 Episode 31 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (XII) Berlanjut
32 Episode 32 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (XIII) Kalah!
33 Episode 33 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (XIV) Pasrah yang akan terjadi
34 Episode 34 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (XV) Perjanjian
Episodes

Updated 34 Episodes

1
Episode 1 - Ngembun Baca Novel
2
Episode 2 - Lahir Kembali di Novelku?
3
Episode 3 - Surat dan Hadiah Mainan
4
Episode 4 - Bermain Teka-Teki
5
Episode 5 - Pertemuan Kelvin
6
Episode 6 - Taman Istana Rahasia
7
Episode 7 - Misi Penuntasan Tahap I
8
Episode 8 - Misi Penuntasan Tahap I (Mengambil Alih Wilayah Kedua ke Utara.)
9
Episode 9 - Misi Penuntasan Tahap I (Mengambil Alih Wilayah Kedua ke Utara II.)
10
Episode 10 - Misi Penuntasan Tahap I (Mengambil Alih Wilayah Kedua ke Utara III)
11
Episode 11 - Misi Penuntasan Tahap I (Mengambil Alih Wilayah Kedua ke Utara IV.)
12
Episode 12 - Misi Penuntasan Tahap I (Penyelesaian Penuntasan I.)
13
Episode 13 - Misi Penuntasan Tahap I (Penyelesaian Penuntasan II.)
14
Episode 14 - Misi Penuntasan Tahap I (Penyelesaian Penuntasan III.)
15
Episode 15 - Misi Penuntasan Tahap I (Penyelesaian Penuntasan IV.)
16
Episode 16 - Misi Penuntasan Tahap I (Penyelesaian Penuntasan Berakhir.)
17
Episode 17 - Bermain Bersama
18
Episode 18 - Persiapan Pergi Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk.
19
Episode 19 - Pergi ke Istana Kerajaan Ernk.
20
Episode 20 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (Dibuka)
21
Episode 21 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (II)
22
Episode 22 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (III)
23
Episode 23 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (IV) Tujuan Tercapai.
24
Episode 24 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (V) Tujuan Terselubung
25
Episode 25 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (VI) Kesepakatan antara Kedua Pihak
26
Episode 26 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (VII) Kesepakatan Berhasil!
27
Episode 27 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (VIII) Kesempatan
28
Episode 28 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (IX) Perkiraan
29
Episode 29 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (X) Edgar Ernk
30
Episode 30 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (XI) Pertarungan Sengit!
31
Episode 31 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (XII) Berlanjut
32
Episode 32 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (XIII) Kalah!
33
Episode 33 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (XIV) Pasrah yang akan terjadi
34
Episode 34 - Pesta Perjamuan Kerajaan Ernk (XV) Perjanjian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!