Kevin berhenti di depan pintu gerbang rumah Dannis Chin, rumah itu sangat mewah bak istana saja, Rara sampai takjub saat melihatnya, sedangkan Wei biasa saja, dulunya Wei adalah anak orang terpandang, hanya saja nasibnya tidak baik, ia harus kehilangan orangtua beserta seluruh kekayaan yang di miliki kedua orangtuanya, tanpa ia tahu sebabnya apa, ia masih terlalu kecil, baru berusia lima tahun, saat itu ibunda Rara yang mengurus Wei, ia tumbuh seperti anak kandung dari ibunda Rara, karena itulah sampai saat ini Wei merasa berhutang budi pada keluarga Rara.
"Silahkan masuk Nona." ucap Kevin, sambil membukakan pintu, Rara dan Wei pun keluar dari mobil.
Mereka pun masuk ke dalam rumah yang megah itu, di sambut oleh beberapa pelayan, Rara dan Wei hanya mengikuti kemana Kevin membawa mereka.
Kevin berhenti tepat di depan sebuah kamar, ia mengetuk pintu tersebut.
Pintu pun terbuka, Lily yang membuka pintu tersebut.
"Wei, kau datang?" Lily langsung menghampiri Zhang Wei.
"Hai Nona Lily," sapa Wei pada bossnya.
"Hai, kau pasti Rara ya? ah kay saudara Weiwei kan?" tanya Lily.
"Weiwei?" Rara melirik ke arah Wei.
"Iya, aku memanggilnya Weiwei sangat imut kan." sahut Lily ceria.
Wei hanya tersenyun kecil, ia sudah terbiasa dengan sifat ceria Lily yang apa adanya.
"Ah iya, aku Elleora, panggil saja Rara, atau Ra." ucapnya sambil mengulurkan tangan.
Lily menyambut tangan Rara, malah ia memeluk Rara.
"Waktu itu kita belum sempat berkenalan, terimakasih ya, kau telah berjasa menolong mama, aku sangat berterimakasih padamu," tutur Lily masih memeluk Rara.
Rara terbengong, ia tidak menyangka kalau keluarga bossnya yang angkuh itu, justru sangat baik dan hangat kepadanya, sangat jauh diluar bayangannya.
Lily melepaskan pelukannya.
"Aku senang bisa membantu." jawab Rara sambil tersenyum ramah.
"Kau memang seperti bidadari, cantik dan baik hati, kau seharusnya jadi model saja, kau sangat cocok, perfect." tutur Lily, Rara hanya tertawa kecil menanggapi ucapan Lily tadi.
"Ekhem!" Kevin sudah berdiri cukup lama, terdiam diantara tiga gadis yang sedang asyik mengobrol itu.
"Astaga, aku sampai lupa keberadaanmu Kevin, kalian silahkan masuk saja ya, oppa sudah ada di dalam." tuturnya.
"Baik," jawab Rara,mereka pun masuk, kecuali Kevin.
"Kau tidak masuk?" tanya Lily pada asisten oppanya itu.
"Tidak Nona, saya menunggu diluar saja," ucapnya, mendadak Wei juga keluar kembali, ia tidak jadi ikut masuk ke dalam.
"Kenapa kau keluar lagi?" tanya Lily.
"Aku sebaiknya di luar saja, mungkin ada hal penting yang ingin di bicarakan, jadi aku tidak mau mengganggu." sahut Wei.
"Hm, padahal tidak apa-apa, tapi kalau mau menunggu diluar juga boleh, kebetulan sekali, kau bisa menunggu sambil ditemani oleh Kevin yang sangat tampan, oke Weiwei, aku masuk dulu," Lily melambaikan tangan pada Wei dan Kevin yang sedang terdiam berdua.
"Silahkan duduk." ucap Kevin.
"Iya," jawab Wei, ia pun duduk di sebelah Kevin.
Mereka terdiam cukup lama, sampai akhirnya Wei tidak tahan terus berdiam seperti itu, ia pun berinisiatif untuk memulai obrolan.
"Kau sudah berapa lama bekerja dengan boss Ken?" tanya Wei.
"Sudah sejak kecil." jawab Kevin.
"Sejak kecil?" tanya Wei bingung.
"Iya, aku ikut dengan keluarga Chin sejak kecil, aku di adopsi dari sebuah panti asuhan, kebetulan keluarga Chin adalah donatur terbesar di panti asuhan tersebut." jawab Kevin, di luar dugaan, Kevin yang biasanya cuek, dingin, dan ketus itu, justru malah menceritakan hal itu pada orang lain seperti Wei.
"Ah, kita sama." jawab Wei.
Kevin melirik gadis di sebelahnya, sekilas.
"Sama?" tanya Kevin.
"Iya, aku berpisah dari orang tuaku, sejak usia lima tahun, dan ibunda Rara yang merawatku setelah itu, karena itu aku dan Rara menjadi saudara, sudah seperti saudara kandung saja." tutur Wei.
"Hm, lalu sekarang kau tinggal masih bersama dengan ibu angkatmu?" tanya Kevin.
"Beliau sudah meninggal dua tahun yang lalu." jawab Rara, mendadak wajahnya berubah sendu.
"Maaf." ucap Kevin.
"Tidak apa-apa, ternyata kau bisa diajak mengobrol, kukira kau sangat sulit diajak berbicara." ucap Wei sambil tersenyum, baru pertama kali mereka saling memandang seperti sekarang ini.
"Aku harus profesional ketika sedang bekerja, saat ini aku sedang tidak bekerja, karena sedang tidak dalam perintah boss." sahut Kevin.
Wei menganggukkan kepalanya.
"Oh jadi begitu, aku mulai mengerti, maaf aku sudah salah sangka." Wei tercengir.
"Banyak yang seperti dirimu, aku tidak heran." jawab Kevin.
Keduanya pun terbawa suasana, asyik mengobrol berdua, keduanya kelihatan mulai nyambung, berbicara satu sama lain.
***
Di kamar Araabella.
Rara baru saja masuk, ia diantar oleh Lily menemui Araa, disana juga ada Ken dan Dane.
"Mama, ini adalah Rara, dia yang sudah membantu Mama." tutur Lily.
Rara membungkukkan tubuhnya.
"Apa kabar semuanya." sapanya pada semua yang ada di ruangan itu.
Ken hanya terdiam, tidak menjawab.
"Selamat datang Rara, aku senang sekali bisa bertemu denganmu lagi." sahut Dane, sangat ramah terhadap Rara.
"Iya Tuan." jawab Rara tertunduk.
"Rara, nama lengkapmu siapa? namamu mirip dengan namaku ya." tutur Araabella yang kasih terduduk di atas tempat tidurnya.
"Namaku, Elleora Patricia." jawab Rara sambil melingkarkan senyuman tipis di bibirnya.
"Nama yang bagus, bisakah kau mendekat padaku? Rara." pinta Araa.
Ken dan Dane hanya diam menyimak, Ken sama sekali tidak menatap wajah Rara, ia masih terlihat kaku, dan dingin.
Rara mengikuti keinginan Araa, ia lebih mendekat lagi, ia duduk di sebelah Araa.
Araa mengusap punggung telapak tangan Rara sambil tersenyum.
"Bagaimana bisa, kau memang sama seperti bidadari yang ada dalam ingatanku, saat aku sedang tidak sadarkan diri, ia mengecup keningku, wajahnya sama seperti dirimu, Rara." tutur Araa, sambil membelai pipi gadis di hadapannya.
"Maafkan saya Nyonya, kalau saya lancang, kala itu saya memang sempat mengecup kening Nyonya Araa, maaf sekali lagi, saya hanya teringat dengan mendiang ibunda saya yang sudah meninggal, saya tidak bermaksud lancang." tutur Rara berterus terang.
Ken mengangkat wajahnya, ia melihat ke arah Rara sebentar, lalu kembali berpaling, sedangkan Dane dan Lily hanya tersenyum kecil.
"Sayang, kau tidak perlu meminta maaf, kau tahu tidak? justru karena kecupan di kening, yang kau berikan padaku, yang membuatku merasa lebih tenang, terimakasih banyak, kau memang gadis yang baik, aku ingin sekali mengangkatmu menjadi putriku, kau bilang ibumu sudah meninggal kan?" Araa mengusap puncak kepala gadis itu lemah.
Mendengar hal itu, Ken mendadak terbatuk, ia merasa kaget karena ucapan mamanya tadi.
"Kau kenapa?" tanya Dane.
"Tidak, lanjutkan saja." jawab Ken.
"Maaf Nyonya, saya merasa sangat tulus melakukan hal itu, dan saya tidak mengharapkan apa-apa, saya juga tidak pantas menjadi anak angkat nyonya, saya bukan siapa-siapa." sahut Rara masih tertunduk.
"Kenapa kau berbicara seperti itu, kami semua tidak ada yang menganggapmu begitu, kau memiliki hati yang baik, baru pertama kali bertemu saja, aku sudah bisa melihatnya." sahut Araa.
"Mama benar, lagipula kau itu sangat cantik, setelah ini aku akan mengajakmu berkenalan dengan teman produserku, kau pasti akan menjadi model terkenal, Rara kau sangat cantik." tutur Lily bersemangat.
Dane dan Araa menggeleng melihat tingkah putri bungsu mereka.
Sedangkan Ken tidak peduli sama sekali, sesekali Rara melirik ke arah Ken, yang tampaknya tidak terlalu menanggapi obrolan saat itu.
"Begini saja, bagaimana kalau kau aku jodohkan dengan puteraku saja, Kennard, kalian sangat cocok." Celetuk Dane.
Lily dan Araa, keduanya terlihat antusias dan setuju dengan ucapan Dannis Chin barusan.
Sedangkan Rara dan Ken terkesiap, mereka terkejut saat mendengar ucapan Dane.
"Apa!" sentak Rara dan Ken bersamaan.
_______________
Author : Makasih buat kalian yang udah komen, bermacam² ada yang kasih semangat, kasih masukan ide cerita, kasih tanggapan, ada juga yang curhat, macem² pokoknya, cherry baca semuanya 😂
Yang udah kasih masukan supaya cerita ini jangan sama kayak MHIC, aku udah buat kerangka cerita ya, dan cerita ini nggak sama kok, cuma ya ada sedikit aja kesamaan dibeberapa sektor, mohon di maklumi ya, cherry harap kalian enjoy menikmati alur yang cherry suguhkan, karena cherry juga berusaha enjoy saat menuangkan ide, kehaluan, di dalam tulisan ini 😁
Jangan lupa setelah ini sempatkan jempol kalian, jari jemari kalian untuk klik like, dan ketikkan komen manis kalian ya. ☺️🥰
Jangan lupa besok mulai VOTE ya 😁😁 kalau rank naik, cherry juga semangat up nya 🥰🥰😘
NOTE : JANGAN MENGIRA NGIRA DULU YA GAES. BELUM TENTU MEREKA BERJODOH, CHERRY SUKA KASIH KEJUTAN 😂😂😂😂🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Ellllll8
ohhh my God maunya dijodohkan aja Daddy dane
2024-01-03
0
Eva Rubani
seruuu
2023-02-03
2
nobita
ide yg bagus papa Dane... aku mendukung mu
2023-01-03
0