Setelah meeting selesai, Rara kembali mengikuti bossnya di belakangnya, ia tidak berani berbicara sepatah katapun, untungnya saat meeting tadi, Rara tidak melakukan kesalahan yang membuat bossnya marah.
'Bahaya sekali, aku mendapatkan boss yang sangat ketus seperti dia, salah-salah sedikit, aku bisa terancam di pecat, kesabaran ku harus extra, bulan depan Zhang Wei harus membayar uang kuliah, aku tidak boleh membiarkannya bekerja paruh waktu lagi, aku tidak tega.'
Rara terus melamun sampai tidak sadar kalau bossnya menghentikan langkah kakinya.
Tiba-tiba Rara menabrak punggung bossnya, hal itu sontak membuatnya segera tersadar dari lamunannya.
"Astaga, maafkan saya Tuan," Rara membungkukkan badannya, meminta maaf pada bossnya.
"Gunakan matamu, jangan melamun!" ucapnya ketus.
Rara hanya terdiam, ia menarik napas lagi, lalu membuangnya.
'Fokus, fokus, fokus, kenapa aku bisa menabraknya sih!'
Ken masuk ke dalam ruangannya lagi, saat ini sudah jam makan siang, Rara bermaksud untuk istirahat makan siang.
"Mau kemana kau?" tanya Ken pada sekertaris barunya itu.
Rara berbalik, ia memaksakan senyumnya lagi, sambil meremas jarinya, mencoba tetap tenang menghadapi keangkuhan bossnya.
"Saya ingin makan siang, Tuan." jawabnya kaku.
"Kau tidak belajar melayani bossmu? kenapa kau bisa di terima menjadi sekertaris disini? Ambilkan aku makan, aku mau makan siang seperti biasanya, jangan lama, kalau tidak gajimu ku potong lagi." tegas Ken.
Rara sudah kehabisan kata-kata, ia tidak bisa menolak, atau hanya sekedar bertanya makanan apa yang di inginkan bossnya itu, sikap angkuh Kennard, seolah mematikan semua keberanian orang yang menjadi lawan bicaranya.
"Baik Tuan, akan saya siapkan." jawab Rara dengan terpaksa, kalau saja bukan demi pekerjaan, dia tidak akan mau di perlakukan seperti ini.
'Apa memang semua sekretarisnya di perlakukan seperti ini sebelumnya? pantas saja tidak ada yang betah bekerja dengannya.'
Padahal Kennard selalu memecat sekertaris pribadinya yang menurutnya tidak disiplin, lelet dan tidak bisa di andalkan, tidak ada yang mengundurkan diri, walaupun Ken itu ketus, angkuh, tapi banyak wanita yang menggilai ketampanan Kennard, hanya saja takut mendekati Ken yang sulit sekali menerima kehadiran orang asing di sisinya.
"Astaga, aku bahkan tidak tahu sama sekali, apa makan siang yang biasanya di makan oleh Tuan Ken yang angkuh itu, aku harus bertanya pada siapa?" Rara langsung terlintas asisten bossnya, ia segera mencari keberadaan asisten bossnya itu, untuk menanyakan apa makan siang yang di sukai bossnya.
Kebetulan sekali, Rara bertemu dengan Kevin di koridor kantor, ia segera menghampiri Kevin dengan tergesa, karena takut bossnya marah kalau menunggu lama.
"Selamat siang Tuan, saya Rara, sekertaris tuan Ken yang baru, maaf apa saya boleh bertanya sesuatu?"
"Mau tanya apa? kenapa kau tidak siapkan makan siang untuk Tuan Ken?" tanya Kevin.
"Saya di minta membawakan makan siang sesuai kesukaan boss Ken, tapi saya tidak tahu, apa makan siang yang biasa di santap oleh Tuan Kennard, bisakah Tuan memberitahu saya?" ucapnya setengah memohon pada Kevin.
"Lain kali cari informasi lebih banyak, apa saja yang berhubungan dengan Tuan Ken, sekertaris sebelumnya, di pecat karena tidak berinisiatif sejak awal, kalau kau masih mau bekerja disini bekerja dengan sungguh-sungguh, makanan kesukaan tuan Ken adalah bibimbap, kali ini saja ku beritahu,"
Kevin pun pergi meninggalkan Rara, sebagai asisten pribadi Ken, Kevin adalah satu-satunya orang kepercayaan Kennard, mulai besok Kevin bahkan harus kembali mengantar jemput Ken, yang akan pindah ke apartemen pribadi.
"Bibimbap?"
Tanpa pikir panjang, ia segera mencari resto yang menjual bibimbap, ia sudah tidak memiliki banyak waktu, sebelum bossnya kembali marah.
"Semoga saja aku tidak dalam masalah setelah ini, bagaimana mungkin aku sampai tidak berselera makan lagi, kalau mengingat betapa ketusnya dia, sabar sabar." Rara segera masuk ke ruangan kerjanya, membawakan makanan yang sudah ia pesan tadi.
"10 menit? kamu membuatku menunggu!"
Kata-kata yang keluar dari mulut bossnya itu, langsung membuat Rara semakin menciut.
"Salah lagi...," gumamnya pelan.
"Masih bengong? kau mau aku menunggu berapa lama lagi hah?" sentak Ken lagi.
Rara segera menaruh makanan yang ia sudah bawa tadi ke meja bossnya.
"Ini Tuan, sudah saya bawakan makan siang, semoga sesuai dengan selera Tuan Ken."
Ken mengambil sumpit, kemudian mulai membuka kotak makan yang ada di hadapannya.
"Kevin yang memberitahumu?" tanya Ken sambil mulai memakan makanan itu.
"Iya Tuan, maaf karena saya belum tahu makanan apa yang biasa Tuan makan." jawab Rara.
"Kalau tidak tahu, kenapa tadi tidak bertanya?" Ken masih mengunyah makanan di mulutnya perlahan.
"Minumanku mana?" tanya Ken.
"Maaf Tuan, sebentar saya ambilkan," Rara segela mengambil segelas air putih dan memberikannya pada bossnya.
"Lain kali kalau kau tidak tahu, tanyakan, jangan diam apalagi mengiyakan, aku tidak suka karyawan yang pasif." celetuk Ken lagi-lagi sangat ketus.
'Dasar kau mulut pedas! bagaimana aku mau bertanya, kau saja sangat ketus, kalau aku tanya, lalu kau tidak terima, kau dengan mudah memotong gajiku. Astaga..., nasibku sial sekali, mendapatkan boss arrogant sepertimu!'
Rara mencoba bersikap tenang. Hanya sisa tiga jam lagi, dan dia bisa pulang. Tapi jangankan tiga jam, satu jam saja rasanya sangat lama baginya.
"Kau kenapa hanya berdiri disitu? sana makan siang. Waktunya sisa 15 menit," Ken sama sekali tidak menatap Rara.
"Aku tidak merasa lapar, sebaiknya aku kembali bekerja saja," jawab Rara, yang hanya bisa menahan rasa kesal.
"Belum waktunya bekerja, waktunya istirahat jadi kau harus makan, aku tidak suka di bantah." Ken menaruh sumpitnya, menandakan ia sudah kenyang.
Rara hanya terdiam, dia lebih memilih duduk, lalu membuka isi tasnya, ia masih memiliki satu buah roti, lalu ia memakan roti itu, walaupun selera makannya sudah hilang, hari ini dia menahan perasaan kesal dalam hatinya, karena mendapatkan boss yang angkuh seperti Kennard.
Ken melirik sekilas ke arah sekertarisnya, untuk pertama kalinya Ken terlihat tertawa kecil, entah apa yang di tertawakan olehnya, Rara hanya menghela napas, tidak mau memikirkan.
Akhirnya setelah enam jam bekerja, tiba juga saatnya pulang, Rara sudah tidak sabar ingin pulang, ia segera membereskan mejanya, sedangkan Ken tanpa berbicara pada sekertarisnya, langsung begitu saja pergi.
"Boss memiliki kebebasan, terserah dia mau kemanapun. Tapi kenapa dia berbeda, ku perhatikan dia sangat rajin. Padahal biasanya boss lebih jarang menetap di kantor, tapi dia benar disiplin. Datang dan pulang tepat waktu," gumam Rara, ia segera membawa tasnya, meninggalkan kantor.
Kali ini Ken kembali di antar jemput oleh asistennya, Kevin.
Sepanjang perjalanan Ken seringkali terlihat tersenyum bahkan tertawa sendirian.
Kevin melihat tingkah bossnya itu dari kaca mobil di hadapannya.
"Kev, kau tahu tidak, baru kali ini aku merasa terhibur," ucap Ken sambil menahan tawa.
"Kalau saya boleh tahu, memangnya karena hal apa Tuan merasa terhibur?" tanya Kevin sambil serius menyetir.
"Sekertaris baru, dia sangat lucu, kenapa dia tidak bertanya padaku. Saat aku memintanya membelikanku makan siang, dia malah bertanya padamu. Bukannya itu lucu?" ucap Ken sambil tertawa, seolah hal itu sangat lucu, padahal Kevin sendiri tidak merasa itu lucu sama sekali.
"Mungkin dia takut tuan memotong gajinya lagi, kalau dia salah bertanya, itu hanya pemikiranku saja." jawab Kevin polos.
Ken menghentikan tawanya, ia terdiam sejenak.
"Apa menurutmu aku keterlaluan?"
"Keterlaluan dalam hal apa?" tanya Kevin kembali.
"Keterlaluan karena memotong gajinya."
"Itu hak Tuan, tapi biaya perbaikan mobil Tuan cukup besar. Kalau Tuan memotong gajinya, maka satu tahun gajinya saja tidak cukup untuk melunasinya."
Ken hanya mengangguk, tapi tidak berkata apapun setelahnya.
Saat itu Ken melihat, seorang gadis yang mirip dengan sekertaris barunya. Sedang berdiri di sebelah mobilnya, gadis itu terlihat bingung.
"Hentikan Kevin," perintahnya.
"Ada apa Tuan?"
"Bukannya itu sekertaris baru di kantor?" Ken menunjuk ke arah gadis di seberang jalan.
"Kurasa iya Tuan."
"Sedang apa dia malah berdiri di pinggir jalan?" tanyanya heran.
"Mungkin mobilnya mogok Tuan, apa kita mau menolongnya?"
Ken terdiam sejenak, ia biasanya tidak peduli dengan urusan orang lain, tapi kali ini dia malah ingin menolong gadis itu.
"Baiklah, kita kesana," perintah Ken.
___________________
Author : Cherry usahain up lebih dari satu setiap hari, tapi like dan komen yang banyaaak yaaa.... 😘😘😘😋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Puput
ini namannya campuran antara Korea, Nama orang dari negara negara barat sana China ya thor?
2024-04-14
0
Kenzi Kenzi
pedes.banget bang lambe
2022-05-28
0
Q.M.19
Okey aq baca lagi aja ini sambil tnggu up ud di aplks sblh jg
2021-07-30
0