Setelah melalui hari yang melelahkan di kantor, akhirnya tiba saatnya pulang, Rara hari ini sudah menerima surat rincian penerimaan gaji pertamanya, ia duduk di mobil sambil membuka kertas tersebut.
Ia terkejut saat melihat jumlah yang tertera di kertas itu.
"Ini? apa aku tidak salah melihatnya? dia tidak memotong gaji ku sama sekali, bukankah dia sendiri yang bilang akan memotongnya setiap bulan?" gumamnya masih kaget, ia mengulang kembali, memerhatikan secara lebih jeli apa yang tertulis di kertas itu, dan memang benar, bossnya tidak sama sekali memotong gaji Rara sepeserpun.
Ada perasaan senang karena gajinya tidak di potong, tapi juga ia heran, apa mungkin karena ia sudah menolong mamanya, maka dari itu bossnya tidak jadi memotong gajinya untuk biaya ganti rugi mobilnya, pikirnya.
Tiba-tiba ponselnya berdering.
Rara menatap layar ponselnya, dan ia terkejut.
"Tuan Ken? untuk apa dia meneleponku?" Decaknya.
Rara menggeser layar ponsel miliknya, perlahan ia letakkan di dekat telinganya, jantungnya berdegup kencang, ada apa sih, kenapa aku malah berdebar seperti ini, batinnya.
"Hallo Tuan, ada yang bisa saya bantu?" tanya Rara dari ujung telepon.
Tidak ada respon dari bossnya itu, Rara menunggu Ken menjawab pertanyaannya, tapi tidak terdengar satu patah katapun darinya.
"Hallo Tuan?" Rara melihat lagi layar ponselnya, padahal telpon masih tersambung, tapi kenapa tidak ada suara, pikirnya.
"Tuan, apa tuan masih mendengar saya?" tanya Rara, ia bingung apa bossnya ini salah tekan, berbagai macam pikiran muncul di otaknya, ia ingin mematikan telpon tersebut tapi takut Ken marah.
"Kau.. bisa.. datang kesini, aku butuh.. bantuan.." Suara Ken terbata, seperti sedang menggigil. Mendengar hal itu, membuat Rara menjadi cemas.
"Tuan, apa kau parah? tuan jawab aku?"
Tuuuuuut...
Panggilan terputus.
"Astaga, kenapa malah matikan? dia sebenarnya kenapa? apa tidak ada yang menjenguknya, apa aku perlu menghubungi mama dan papanya?" Rara bertanya-tanya sendiri, ia bingung harus melakukan apa, bossnya meminta tolong agar ia datang ke apartemen miliknya, tapi kenapa Ken tidak meminta asistennya saja yang datang, kenapa malah dia yang di minta datang, pikir Rara.
Tapi karena ia sendiri cemas dengan keadaan Ken, akhirnya ia segera pergi ke apartemen Ken, ia menambah kecepatan laju mobilnya, tidak ingin sampai terjadi apa-apa dengan bossnya
Sesampainya di apartemen, ia terburu-buru menekan bel, Ken membuka pintu dalam keadaan lemas, pucat dan terlihat tidak bertenaga, Rara terkejut saat melihatnya.
"Tuan, anda tidak apa-apa kan?" tanya Rara, Ken langsung merebahkan tubuhnya di sofa panjang ruang tamunya, Rara segera masuk, dan tidak lupa menutup pintu.
Ken hanya diam, sekujur tubuhnya terlihat menggigil, Rara menyentuh dahi Ken, dan ternyata Ken demam tinggi.
"Astaga Tuan, kau demam!" decaknya, ia segera pergi ke dapur mengambil air hangat dan handuk kecil yang ada di dalam lemari, lalu ia segera mengompres dahi Ken.
"Kenapa bisa sampai sepanas ini, berapa suhu tubuhnya sekarang, Tuan, sebaiknya kau kerumah sakit saja, aku akan menghubungi asisten Kevin, agar dia bisa membawamu ke rumah sakit," Tutur Rara, Ken masih menggigil, dan tiba-tiba tanpa aba-aba, Ken menarik tubuh Rara, hingga terjatuh diatas dadanya, lalu dengan kekuatannya yang tersisa, ia memeluk tubuh Rara, membiarkannya berada tepat di pelukannya. Rara terkejut, ia juga bingung kenapa bossnya malah memeluknya seperti ini, dia pasti mengigau karena demamnya terlalu tinggi, pikir Rara.
"Tuan, jangan seperti ini, aku berat, kau bisa bertambah sakit, sebaiknya aku segera menghubungi asisten Kevin sekarang, agar kau bisa ke rumah sakit." Rara tidak dapat melepaskan pelukan Ken yang terllu kuat itu, bahkan ketika sakit saja tenaga Ken masih sangat kuat, sampai ia tidak bisa melepaskan pelukan bossnya itu.
"Jangan pergi, tetaplah disini, aku sangat mencintaimu... aku mau kau tetap berada di sampingku..." Ken meracau sendirian, Rara kaget setengah mati, saat Ken bilang mencintainya, siapa yang di maksud bossnya, mana mungkin diriku, batin Rara lagi.
"Tuan, bisakah kau melepaskan pelukanmu dulu, apa maksud kata-katamu barusan? kau pasti mengigau karena demam," ucap Rara.
"Lihat aku! kenapa kau meninggalkanku hah?" Ken terduduk, ia masih memegang erat kedua bahu Rara, entah kenapa bossnya kali ini malah terlihat marah padanya, padahal belum lama bilang mencintainya, Rara semakin yakin kalau bossnya sedang mengingau.
"Tuan, siapa yang ku maksud? aku sekertarismu, kau pasti mengigau, kita harus ke rumah sakit." ucap Rara.
Ken tidak mendengarkan ucapan Rara, ia malah semakin mendekat, semakin dekat, hingga keduanya tidak berjarak.
"Sudah ku katakan kalau kau adalah milikku! jangan pergi dari sisiku! kenapa kau masih saja tetap pergi meninggalkanku?" Ken memaksa mencium bibir Rara, Rara membulatkan matanya, ia kaget saat bossnya itu malah menciumnya, ia berusaha melepaskan tapi bossnya malah semakin menggila, memberikan sesapan demi sesapan di bibir merah Rara, ia memberontak, berusaha melepaskan ciuman itu. Tapi usahanya sia-sia, Rara heran padalah Ken sedang sakit, kenapa tenaganya masih sangat kuat.
Rara mengumpulkan seluruh tenaganya, ia mendorong tubuh bossnya itu sampai akhirnya bossnya itu terjatuh, dan tergolek lemas.
"Tuan jangan seperti ini!"
Ken yang semakin melemah, masih memejamkan matanya, dan sekarang malah benar-benar tidak sadarkan diri.
Rara merapikan bajunya yang berantakan karena perlakuan Ken tadi. Rara sadar kalau bossnya sedang mengigau. Karena itu ia tidak marah pada bossnya. Hanya heran siapa wanita yang di maksud Kennard, sepertinya wanita itu sangat penting bagi Ken.
"Tuan, bangun! kenapa tuan malah tidak sadarkan diri? ya Tuhan, bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan?" Rara kebingungan saat melihat bossnya pingsan.
Ia teringat untuk menelpon asisten Kevin, ia segera mencari nomor telpon Kevin, tapi ia lupa kalau ia tidak memiliki nomor ponsel Kevin, ia melihat handphone milik Ken tergeletak diatas meja, dengan terpaksa ia membuka handphone milik bossnya itu.
Alangkah terkejutnya dia saat melihat foto wanita yang wajahnya mirip dirinya, di handphone Ken.
"Astaga, dia ini? ini jelas-jelas bukan fotoku, tapi kenapa bisa sangat mirip denganku? tapi rambutnya keriting, sedangkan aku?" Rara masih terbengong melihat foto tersebut, sampai akhirnya ia teringat kalau ia harus menghubungi asisten Kevin, untuk meminta bantuan, agar membawa Ken ke rumah sakit.
Ia pun segera menyingkirkan segala tanda tanya yang ada di otaknya tentang foto tersebut, ia langsung menekan panggilan ke nomor asisten pribadi Ken.
"Hallo tuan Kevin, tolong segera ke apartemen tuan Ken, dia pingsan dan demamnya sangat tinggi tadi, tolong bawa dia ke rumah sakit." Ucap Rara, Kevin terkejut dan langsung segera berangkat menuju apartemen bossnya.
Rara sendiri masih panik karena melihat Ken yang belum juga sadar, ia juga masih terheran dan penuh tanda tanya, dengan sosok wanita yang mirip dirinya, yang ada di handphone bossnya.
"Sebenarnya siapa wanita itu? kenapa bisa sangat mirip denganku?" gumamnya.
______________
Author : Gimana reader kita main tebak tebakan yuk 🙄😂
Netizen : Kenapa sih senengnya bikin cerita gantung, emang dikira jemuran di gantung terus!
Reader : Netizen biasa aja kali, kita aja yang reader kalem, ente kenapa sewot!
Netizen : Ya lagian authornya seneng gantungin mulu.
Reader : Netizen lu vote kagak, baca gratisan masih aja protes!
Author : Kalian ribut aja dah berdua, lanjutin, cherry mau lanjut ngehalu lagi, kalau mau di up jangan lupa komeng yang banyaaak 😁😁
VOTE nya juga dong reader.. gimana mau crazy up kalau kalian nggak mau ngevote 👀
Makasih buat nak anak geng rusuh yang selalu support aku, kalian luar biasa zeyeenkkk 😍😘😘😘
Ini RARA gaes 🙄
Dan ini wanita yang ada di foto 🙊
Mukanya sama kan, cuma beda gaya rambut doang astaga... lantas siapa dia? kenapa ada di handphone Ken, tapi Rara sendiri nggak merasa itu dirinya, hanya yang ia kaget kenapa mirip sama dia 🙈
Komen dan vote yang banyaaak bakalan aku up lagi 😂😂😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Kenzi Kenzi
ya poto.mu neng,........kembar an
2022-05-30
2
maura shi
q pernah liat nih visual rara yg pake pita merah,judul novelnya red is you
2021-02-27
0
Rahil Ramadhani
mungkin mereka kembar tpi berpisah
2021-01-09
1