"Hallo tuan Kevin, tolong segera ke apartemen tuan Ken, dia pingsan dan demamnya sangat tinggi tadi, tolong bawa dia ke rumah sakit." Ucap Rara, Kevin terkejut dan langsung segera berangkat menuju apartemen bossnya.
Rara sendiri masih panik karena melihat Ken yang belum juga sadar, ia juga masih terheran dan penuh tanda tanya, dengan sosok wanita yang mirip dirinya, yang ada di handphone bossnya.
"Sebenarnya siapa wanita itu? kenapa bisa sangat mirip denganku?" gumamnya.
Beberapa saat kemudian, terdengar suara bel, sepertinya asisten Kevin sudah datang, Rara bergegas membukakan pintu.
Ternyata benar, itu adalah Kevin yang datang dengan tergesa, karena takut terjadi sesuatu pada Ken.
"Bagaimana keadaan Tuan Ken?" tanya Kevin.
"Tuan Ken pingsan, tapi panasnya sudah turun, hanya saja belum sadarkan diri." sahutnya.
Kevin segera menghampiri bossnya, mengecek dahinya, ternyata benar demamnya sudah turun, Kevin berpikir untuk memindahkan Ken ke atas tempat tidurnya, setelah itu memanggil dokter untuk memeriksa bossnya, karena ia tahu kalau bossnya paling tidak suka di rawat di rumah sakit, bisa-bisa bossnya itu marah kalau tahu ia dilarikan ke rumah sakit.
Kevin memapah Ken, bermaksud memindahkannya ke atas tempar tidur, melihat hal itu, Rara ikut membantu Kevin memapah Ken.
Setelah Ken berhasil di pindahkan ke atas tempat tidur, Kevin segera menghubungi dokter keluarga Chin, Rara bingung kenapa bukan membawa ke rumah sakit saja.
"Tuan, kenapa tidak membawanya ke rumah sakit?" tanya Rara.
"Tuan Ken tidak suka di rawat di rumah sakit, ngomong-ngomong kenapa kau bisa ada disini?" tanya Kevin yang sejujurnya masih belum tahu, kenapa malah ada Rara di apartemen Ken.
"Hm, itu.. Tuan Ken yang memintaku kesini, suaranya terdengar seperti orang yang sedang menggigil jadi saya langsung kesini, dan keadaan Tuan Ken tadinya demam tinggi, tapi syukurlah sekarang demamnya sudah turun." terangnya, sambil menarik napas dalam, lalu membuangnya perlahan.
"Karena Tuan Ken yang memintamu kesini, jadi kau sebaiknya jangan pergi kemana-mana dulu, sampai Tuan Ken sadar." tegas Kevin.
Rara mengangguk. "Baik," jawabnya.
Kevin duduk tepat di kursi sebelah Rara, sebenarnya Rara masih penasaran dengan foto yang ia temukan di handphon milik Ken, siapa wanita yang mirip dengannya itu, hal itu terus membuat Rara kepikiran sejak tadi.
Rara berpikir untuk menanyakan hal itu pada Kevin, ia berpikir pasti Kevin tahu siapa wanita itu, mengingat hubungan keduanya yang sangat dekat, pikir Rara.
"Tuan, bolehkan saya menanyakan sesuatu pada Tuan?" tanya Rara.
"Mau tanya apa?" tanya Kevin kembali.
Rara sebenarnya ragu, karena takutnya Kevin mengira ia lancang, tapi ia sangat penasaran sekali ingin tahu siapa wanita itu.
"Aku tadi kan terpaksa membuka handphone tuan Ken, karena ia pingsan, lalu saat aku bermaksud mencari nomor ponsel Tuan Kevin, aku malah di kejutkan oleh foto seorang wanita, yang wajahnya mirip denganku, apa Tuan Kevin tahu, siapa wanita itu?" tanya Rara sangat penasaran.
Kevin sontak langsung menatap tajam ke arah Rara, "Apa kau membuka gallery di ponselnya?" tanya Kevin.
Rara menggeleng cepat.
"Tolong jangan salah paham, begitu aku buka handphone miliknya, sudah langsung muncul foto tersebut, sepertinya sebelum itu Tuan Ken baru melihatnya." jawabnya.
Kevin memperbaiki posisi duduknya, dan kembali bersikap tenang.
"Kenapa kau ingin tahu siapa wanita itu?" tanya Kevin.
"Aku hanya penasaran kenapa wanita itu memiliki wajah sepertiku?" sahut Rara sambil menunduk.
"Tapi kau tidak merasa itu adalah dirimu kan? berhentilah merasa penasaran terhadap apa yang tidak seharusnya kau lihat, karena kau tidak sengaja melihatnya, maka itu bukan salahmu, dan sekarang anggap saja kau tidak pernah melihatnya." tukasnya, dengan raut dingin.
Rara mengangguk.
"Baiklah, maafkan saya." ucapnya sambil membuang napas pelan.
Selang berapa lama, dokter akhirnya datang, dan langsung memeriksa keadaan Ken, setelah selesai pemeriksaan, Dokter menyarankan agar setelah sadar nanti, Ken harus segera makan dan minum, karena sepertinya Ken kekurangan cairan, dan terlambat makan sebelumnya, dokter juga memberikan resep obat untuk di minum setelah Ken sadar.
Setelah pemeriksaan selesai, dokter itu segera pergi.
"Nona, sebaiknya kau menjaga Tuan Ken sampai ia tersadar, aku akan pergi untuk menebus obat, kau bisa kan menjaganya dulu." tanya Kevin.
"Baik, aku akan menjaganya," jawab Rara.
Kevin pun segera pergi keluar untuk menebus resep yang tadi berikan oleh dokter.
Sementara Rara terjaga, di samping ranjang tempat tidur bossnya, sejujurnya ia lelah, karena sepulang dari bekerja belum sempat beristirahat, dan langsung pergi ke apartemen bossnya, ia berulang kali menguap, dan sampai akhirnya tertidur.
Ken menggerakkan jarinya, kepalanya terasa berat, ia kenyentuh keningnya yang terasa berdenyut, pandangannya agak kabur, ia melihat seorang gadis yang tertidur sambil menangkupkan kepalanya di atas tempat tidurnya.
"Gadis ini, dia bukannya sekertaris baru, kenapa dia bisa ada disini? ahh.. kepalaku sakit sekali, aku sampai lupa kalau tadi aku yang memintanya kesini, dia sendirian disini, apa dia yang menjagaku sejak tadi?"gumamnya.
Ken terduduk, ia memperhatikan sejenak wajah Rara yang sedang tertidur, ia pandangi seksama wajah itu, yang memang tidak asing buatnya.
"Pertama kali aku melihatnya, aku pikir mataku yang bermasalah, sejak saat itu aku tidak mau memandang wajahnya, kupikir aku gila, karena melihat sosoknya pada diri gadis ini, tapi ternyata aku tidak salah lihat, gadis ini memang sangat mirip dengannya," Ken bermaksud menyentuh ujung kepala Rara, tapi suara pintu terbuka, membuatnya segera menjauhkan tangannya itu.
"Sayang, astaga kau kenapa? kau sakit kenapa tidak memberitahu mama?" Araa menghambur memeluk tubuh Ken yang masih lemah, Rara segera terjaga dari tidurnya, ia kaget karena ada Araa di hadapannya.
"Maafkan saya, saya ketiduran tadi." ucap Rara, segera berdiri memberi salam.
"Rara, kau ada disini?" ucap Araa kaget.
"Tuan, ini obat yang tadi dokter sudah sarankan, sebaiknya setelah ini tuan makan, dan segera minuk obat." ucap Kevin.
"Ya," jawab Ken singkat.
"Ma, aku yang meminta sekertarisku kesini, dan kau sekarang sudah boleh pulang, ada mama yang menemaniku." tutur Kennard.
"Baik Tuan, kalau begitu saya permisi dulu, Nyonya saya permisi." sahut Rara.
"Tunggu dulu, jangan pergi, bolehkan kau temani aku disini, lagipula ini sudah malam, kau bisa menginap disini, ada aku jadi tidak perlu merasa sungkan." pinta Araabella memohon pada Rara.
"Kalau begitu saya permisi Nyonya, Tuan." Kevin segera keluar dari apartemen bossnya itu.
"Terimakasih Kevin," ucap Araa.
"Kalau kau mau, kau boleh menginap." ucap Ken.
Araa tersenyum senang, ia sebenarnya merasa sangat bahagia, karena Ken meminta Rara untuk datang saat ia sedang sakit, yang ia tahu Ken tidak suka di dekati ketika sedang sakit, karena Ken memiliki kebiasan yang aneh ketika sakit.
"Baiklah Nyonya, saya akan tinggal." jawab Rara terpaksa mengiyakan.
Araa kembali tersenyum, sedangkan Ken terlihat masih lemah, ia kembali memejamkan mata.
"Rara, saat kau tadi kesini, Ken tidak mencium atau memelukmu kan?"
Sontak Ken dan Rara terkejut mendengar pertanyaan Araa barusan.
Ken yang sedang memejamkan matanya saja sampai terbangun dan mendadak segar.
"Ma, mana mungkin aku seperti itu!" tegas Ken.
Araa tertawa kecil.
"Aku ini mamamu, mama paling tahu kebiasaanmu kalau sedang demam, suka mengigau yang tidak-tidak," sahut Araa.
Ken mengusap wajahnya kasar, sambil menyandarkan tubuhnya kembali.
"Tidak, tadi tidak terjadi hal seperti itu," jawab Rara ragu.
Ken mulai mengingat lagi kejadian tadi, ia menutup mulutnya, ia tersadar kalau tadi benar saja, ia memang memeluk bahkan mencium Rara, Astaga memalukan sekali, batin Ken.
________________
Author : Cuma mau bilang komen yang rame, kalau sampai 100 komen bakalan aku up lagi, usahakan setelah baca jangan lupa like komen dan vote ya readers 😁😒
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Eva Rubani
hehehe
2023-02-03
0
Kenzi Kenzi
dlm keadaan sadar.bang😏😏
2022-05-30
0
💞Monic@💦
malu malu mau ya Ken..🤭
2020-12-11
1