"Honey, dimana kau letakkan semua baju tidurku? kenapa hanya tersisa baju tipis saja?" tanya Jenny pada suaminya.
Arsel mengedikan bahunya.
"Mana kutahu, kenapa bertanya padaku? pasti bibi yang menyimpannya, aku tidak tahu menahu." jawabnya.
"Ayolah, aku sudah tanya pada bibi, dia bilang kau yang sembunyikan semua piyama ku, dan kau yang menggantinya dengan baju tipis ini, kau kan tahu aku malu mengenakan ini.." Jen membawa satu baju yang menurutnya tidak terlalu tipis, mau bagaimana lagi, suaminya sangat jahil terhadapnya, ada saja ide untuk mengusili istrinya.
Arsel hanya menahan tawa, saat melihat Jen menekuk wajahnya, padahal ia sengaja ingin melihat Jen mengenakan baju tipis, seperti saat malam pertama dulu, Jen membuat Arsel terkesima, hingga tidak bisa menahan diri kita melihat Jen mengenakannya.
"Astaga, Hubby.. kau berniat sekali ingin aku mengenakan baju tipis seperti ini, sudah tahu aku tidak nyaman saat mengenakannya." ucap Jen, ia langsung menelusup kan tubuhnya dibalik selimut tebal.
"Ayolah Honey, kau kan sudah memiliki seorang putra, masa masih saja malu pada suamimu sendiri, lagipula kau tidak pernah berubah masih cantik, bahkan bertambah cantik setiap harinya...," puji Arsel pada istrinya.
Jenny berbalik ke arah suaminya, lalu membuka selimut yang membalut tubuhnya.
"Anak kita sudah besar, mana mungkin aku masih terlihat cantik, kau pasti hanya menghiburku saja."
"Kau yang tercantik, sejak dulu sampai selamanya, bahkan ketika kita sudah memiliki cucu sekalipun,
I love you..., Honey...,"
Arsel mendongakkan wajah Jen dan memiringkan nya untuk menerima sapuan dari bibirnya. Wanita yang sudah memiliki seorang putra yang sudah beranjak dewasa. Arsel masih saja liar memberikan ciuman bertubi-tubi pada Jenny, sampai Jen kehabisan oksigen.
"Honey, kau tidak berubah, selalu saja membuatku tidak berdaya. Cepatlah, besok aku harus bangun pagi, Arcelio akan di wisuda, kita tidak boleh datang terlambat."
"Sebentar lagi, jangan pikirkan hal lain, kau selalu saja seperti itu, Jenny.." Arsel menyibak anak rambut yang menutupi wajah cantik Jen yang seolah tidak pernah berganti dari waktu ke waktu, tetap cantik seperti dulu, saat Arsel pertama kali bertemu.
"Baiklah, terserah kau saja...," sahut Jen, yang tidak dapat membantah lagi.
"Oppa, cepatlah bangun, ini sudah jam berapa? kau kan janji akan mengantarku ke kampus hari ini? kenapa malah tidur terus?" gadis berumur 20 tahun itu terus menggoyangkan tubuh kakak laki-lakinya yang akrab di panggil Oppa itu.
Pria itu akhirnya terbangun, ia menyipitkan matanya, melihat gadis manis yang ada di sebelahnya, yang tidak lain adalah adik kandungnya.
"Lily, kau ini bisa tidak sih membangunkan ku nanti saja? aku masih ngantuk sekali!" tegasnya, ia kembali menarik selimut, menutupi wajahnya dengan bantal.
"Ken Oppa! kalau tidak mau bangun juga, maka akan aku guyur dengan air sekarang juga! aku sudah dapat restu dari Mama." sentak gadis itu.
"Astaga! restu apa lagi sih? memangnya kau sudah mau menikah hah? pintar sekali kau bicara!" Ken beranjak sambil mencubit pipi adiknya yang sangat bawel itu.
"Nah kalau sudah bangun, segera mandi, aku tunggu dibawah, kalau saja kau membelikan ku mobil, maka aku tidak perlu susah-susah menunggu kau mengantarku!" tutur Lily.
"Kimberly! Bermimpi saja, aku tidak akan memberikanmu mobil. Sebelum kau berusia 23 tahun." sahut Ken, ia segera masuk ke dalam kamar mandi.
"Susah sekali membujuk oppa, padahal aku kan sudah pandai menyetir, kesal sekali rasanya, meminta pada papa juga tidak diberi, mereka sama saja," gumam Lily terlihat kesal.
Setelah selesai mandi, Ken segera memakai pakaian, seperti biasa ia terlihat tampan dan mempesona.
"Punya adik cerewetnya bukan main, benar-benar membuatku pusing, tapi kalau tidak ku jaga, bisa-bisa dia terpengaruh dengan pergaulan yang tidak jelas, yasudah lah memang harus aku yang menjaganya, kalau bukan aku siapa lagi," gumam Ken, ia sudah selesai menyisir rambutnya, setelah itu ia berjalan menuju ruang makan.
"Sayang, duduklah kita sarapan." ucap Araa pada putera sulungnya itu.
"Ken, hari ini kau antar adikmu ke kampus ya, Papa tidak bisa mengantar karena ada urusan pekerjaan di kantor." Dane ikut menyambung pembicaraan.
"Hmm...," sahut Ken dengan tatapan dingin.
"Kenapa kau tidak membiarkan Lily di antar dengan supir saja Ken? Papa kan sudah menawarkan mu, agar kau juga tidak perlu repot mengantar jemput adikmu," ucap Dane pada putranya.
"Tidak, aku tidak percaya pada supir, Lily adalah seorang gadis, tunggu sampai aku menemukan supir wanita untuk Lily, baru ia bisa diantar oleh supir."
Dane dan Araa tidak dapat membantah putranya itu, kepribadian Ken yang sangat kuat, membuatnya tidak bisa menerima bantahan dari siapapun, termasuk kedua orangtuanya.
"Oppa, kalau tidak mau di repot kan, belikan saja aku mobil." ucap Lily kembali merayu oppanya.
"Tidak!" jawab Dane dan Ken bersamaan.
Araa menggelengkan kepalanya, melihat tingkah anaknya.
"Astaga, kalian kompak sekali!" Lily mencebik sambil menggigit roti isi yang ada di tangannya.
"Kau belum waktunya membawa mobil sendiri, biar oppamu yang mengantar kau ke kampus." ucap Dane pada putri bungsunya itu.
"Astaga, aku juga sebenarnya merasa repot mengantar jemput kau Lily! tapi kau tidak mungkin ku ijinkan menyetir sendirian." sahut Ken.
"Kalau begitu biarkan aku naik bis saja." Tukasnya.
"Lily, kalau naik bis apa kau tidak apa-apa?" tanya Araa sambil menuang susu ke gelas Ken.
"Tidak apa-apa, aku bisa berangkat sendiri, pulangnya aku bisa menumpang pada temanku, kalian tidak tahu ya, temanku semuanya sudah memiliki mobil, bahkan sejak mereka lulus sekolah menengah atas." tutur Lily memberitahu semua yang ada di ruangan itu.
"Cepat habiskan sarapan mu, aku tunggu diluar. Ma, Pa, aku berangkat." ucap Ken yang malas mendengarkan ocehan adiknya itu.
"Hati-hati sayang." sahut Araa pada putranya.
"Ma, Pa, oppa kenapa begitu ketus sih! aku berangkat dulu."Lily mengecup pipi kedua orangtuanya.
"Hati-hati, menurut lah pada oppamu." ucap Araa sambil menggelengkan kepalanya.
"Lihat kedua anakmu sayang, sangat susah diatasi." tutur Dane pada istrinya.
"Ayolah, mereka seperti dirimu, susah di atasi." Sahut Araabella sambil mencebik.
"Tetap saja, aku yang terbaik, iya kan?" Dane menghampiri Araa, mengecup lembut bahu Araa, lalu memberikan ciuman selamat pagi di bibir Araa.
"Aku tidak bisa berdebat denganmu, cepat habiskan sarapanmu, kita harus berangkat sekarang."
"Baiklah sayang..."
Di perjalanan Lily terus menekuk wajahnya, ia merasa kesal karena Ken masih tidak membiarkan dia menyetir sendiri.
"Kenapa dengan wajahmu itu?" tanya Ken sambil fokus menatap lurus ke jalanan.
"Tidak apa-apa." jawabnya singkat.
"Aku akan bicara pada mama dan papa, sebaiknya kau tinggal di asrama kampus saja, lebih baik begitu, jadi kau tidak perlu jauh-jauh berangkat dari rumah, aku akan meminta orang menjaga dan memantau mu di sana, jadi kau juga tidak bisa macam-macam selain belajar," tutur Kennard.
"Apa?" Lily terkejut mendengar hal tersebut.
"Oppa! aku tidak mau di asrama, pasti sangat membosankan, lagipula mama dan papa belum tentu mengijinkan ku untuk tinggal di asrama."
"Mama dan papa akan mengikuti ucapanku, aku lakukan ini demi kebaikanmu juga. Lagipula di sana kau tidak boleh membuat masalah, kau mau mobil kan?"
Lily melirik ke arah Kennard, kemudian menganggukkan kepala.
"Aku akan berikan kau mobil, kalau dalam satu tahun kau mendapatkan nilai yang bagus, dan kau bisa bertahan tinggal di asrama." tegas Ken pada adiknya.
"Astaga... kenapa harus menggunakan persyaratan seperti itu?" tolak Lily masih belum bisa menerima.
"Menurut Lah, atau ku potong uang sakumu nanti!"
Lily langsung diam tidak berani membantah ucapan Ken lagi.
Setibanya di depan kampus Lily, ia langsung turun dari mobil Ken, ia melambaikan tangan sambil memasang wajah masam, Ken sama sekali tidak mempedulikan hal itu.
"Belajar yang rajin, aku akan meminta supir kantor untuk menjemputmu nanti, minggu depan kau sudah harus pindah ke asrama, aku pergi ke kantor dulu."
"Iyaa, baiklah, hati-hati di jalan," Lily membungkukkan badannya, Ken sudah kembali melajukan mobilnya menuju perusahaan tempatnya bekerja.
Saat ia sedang serius menyetir tiba-tiba saja ada suara benturan yang cukup kencang dari belakang mobilnya, ia pun terkejut sampai mengerem mendadak.
"Siapa yang menabrak mobilku?" decaknya, ia segera melepas seatbelt dan keluar melihat kondisi mobilnya.
"Astaga! mobilku!" Ken memijat pelipisnya, ia terkejut saat melihat bumper belakang mobilnya penyok.
Seorang wanita keluar dari mobil, ia tergesa-gesa melihat mobil yang barusan ia tabrak itu.
"Maafkan saya Tuan, saya benar-benar tidak sengaja, saya tadi mengantuk saat menyetir, maafkan saya, saya akan bertanggung jawab," tutur wanita itu.
Ken membuang napas kasar, ia paling tidak suka kalau ada yang membuatnya kesal di pagi hari ketika ia baru akan memulai aktifitasnya.
Lampu jalanan kembali hijau, mobil lain sudah memberikan klakson karena terhalang oleh mobil Ken dan mobil wanita yang menabrak tadi.
"Aku malas berurusan dengan pembuat onar, anggap saja kita tidak pernah bertemu." celetuknya, ia segera masuk kedalam mobilnya, meninggalkan wanita itu.
"Cih! kenapa dia sangat kasar! sombong! aku kan sudah meminta maaf!" maki wanita itu.
"Hey Nona! minggirlah kami sudah terlambat ke kantor! kau sedang apa!" maki salah satu orang yang tidak bisa melajukan mobilnya, karena wanita itu tidak juga menyingkir, membuat kendaraan terhenti dan macet.
"Astaga!" wanita itu segera masuk ke dalam mobilnya, dan mulai mengendara.
___________________
Author : Annyeong, ketemu lagi dengan cherry, yeeye.. finally kita lanjut sequel Cold Husband dan ini adalah cerita tentang Kennard Xavier Chin putera sulung dari Dannis Chin dan Araabella Islean Frederic 🥰
MYDAH "My Dear Arrogant Husband"
Untuk karakter Marvin dan Adeline udah nggak akan dibahas ya di cerita ini 😌
kalau kangen mereka kalian bisa baca MHIC season 1 🤭
NOTE : LIKE KOMENTAR DAN KLIK FAVORITE ok 😁 RATE BINTANG LIMA YA 😁
Kalau komentar rame setelah ini Cherry up beserta VISUAL CASTnya , min komen 100 lah langsung cherry up sama visual cast 😌😌
Diatas udah ku kasih romansa Arsel dan Jenny ya 😂😂 udah jangan pada nagih terus, ikutin aja terus ceritanya ya.. 😌
Sarangheyo
❤️ Apple Cherry
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
AdZkia Nahda RafaNda
cerita nya puanjang banget ya thor
2021-05-01
0
🏕V⃝🌟🍾ᚻᎥ∂ ᶢᵉˢʳᵉᵏ 💃V@X💃
baru mampir
2020-10-07
0
💞 iffah 💞
karakter Marvin sama Adeline gpp ga di bahas asal jgn di buat meninggal aja Thor soalnya paling menyedihkan😢
2020-09-13
0