Kevin memutar kemudinya, menghampiri Rara yang sedang berdiri menatap mesin mobilnya.
"Dasar mobil butut tidak berguna!" maki Rara, ia merasa kesal, niatnya ingin segera sampai rumah, tapi malah mobilnya mogok.
Kevin membuka jendela mobil, lalu menyapa Rara.
"Mobilmu kenapa?" tanya Kevin.
Rara terkejut bukan main, seperti hantu saja, tiba-tiba muncul batinnya.
"Kenapa kau bisa ada disini Tuan?" tanya Ra.
"Mobilmu mogok?" Kevin tidak mengindahkan ucapan Rara sama sekali.
"Masuklah, mobilmu biar di urus oleh orang bengkel, Tuan Ken memintaku membantumu, masuklah." tutur Kevin.
"Tu-Tuan Ken?"
Pintu mobilpun otomatis terbuka, benar saja, terlihat Ken sedang duduk dengan posisi tegap, tatapan lurus ke depan, masih dengan raut yang sama, dingin, acuh.
"Astaga!" decaknya.
Ken menoleh ke arah Rara.
"Kenapa? aku ini bukan setan, kenapa kau malah kaget, masuk!" perintah Ken, anehnya Rara langsung masuk, ia menurut saja, tidak berani membantah, padahal ini kan bukan jam kerja.
Rara duduk tepat di sebelah Ken.
"Kau kira kita bisa duduk bersebelahan seperti ini?"
Ken menajamkan matanya, hal itu membuat Rara meringsut menjauh.
"Duduk di depan!" perintahnya lagi.
Rara hanya bisa menuruti keinginan bossnya itu, walaupun jantungnya serasa mau copot setiap berada di dekat Ken, bukan karena berdebar-debar, tapi karena ketakutan, mendengar suara Ken yang selalu berhasil membuat bulu kuduknya merinding.
"Maaf, apa aku boleh duduk disini?" Rara bertanya pada Kevin, ia tidak ingin salah lagi jadi ia bertanya saja.
Ken terlihat sedang memijat keningnya, melihat sikap Rara yang terlalu polos dan bodoh menurutnya.
"Silahkan." jawab Kevin singkat.
'Sial, karena mobilku mogok, aku harus berada dalam satu mobil, dengan dua lelaki kaku, dingin, angkuh seperti mereka, Astaga, dosa apa yang telah ku perbuat, kenapa hari ini aku sungguh sial!'
Kevin segera melajukan mobilnya, menuju rumah Rara.
"Kenapa Tuan bisa tahu arah rumahku?" tanya Rara pada Kevin.
"Aku tidak perlu menjelaskannya padamu." jawab Kevin singkat.
Ken terlihat menahan tawanya, lagi-lagi entah apa yang membuatnya tertawa, Kevin sendiri heran, padahal tidak ada yang lucu menurutnya, tapi sejak tadi bossnya itu terlihat senyum dan tertawa sendirian.
"Bodoh sekali." gumam Ken.
'Kenapa dia malah tertawa sih, apanya yang lucu? aku kok merinding, sudahlah... aku sebaiknya diam, mereka berdua sama saja, satu spesies.'
Rara akhirnya memilih diam, tidak mau bertanya ataupun mengajak berbicara.
Benar saja, tanpa menanyakan alamat rumah Rara terlebih dahulu, Kevin langsung tahu, dimana rumah Rara, buktinya saat ini mereka sudah sampai tepat di depan rumah Rara.
"Turunlah, mengenai mobilmu, nanti malam akan di antar oleh orang bengkel, silahkan keluar." ucap Kevin.
Ken hanya diam saja, tidak melirik ke arah Rara sama sekali.
Ra membungkukkan tubuhnya memberi salam.
"Terimakasih." ucapnya.
Mobil bossnya itu pun segera berlalu, pergi menjauh dari pandangannya.
"Huuuh... jantungku, hari ini aku sungguh sial, paginya menabrak boss, di kantor gajiku harus di potong, aku mendapakan boss yang angkuh, dan sekarang mobilku--" Rara hanya bisa mengelus dada saja.
"Astaga! jangan-jangan biaya bengkel mobilku, sekelas boss seperti Ken, pasti bengkelnya sangat mahal, biaya servisnya, kalau itu harus di potong dari gajiku juga bagaimana?" Rara terlihat frustasi, ia masih tergeletak duduk di depan pintu, bukannya masuk ia malah meratapi nasibnya sendiri.
Pintu pun terbuka.
"Kau kenapa malah duduk di depan pintu? seharusnya kau masuk ke dalam." gadis cantik itu membantu Rara berdiri, ia adalah adik angkat Rara, walaupun mereka bukan saudara kandung, lebih tepatnya mereka seperti sahabat, tapi Rara sangat menyanyangi gadis itu.
"Ra, kau tidak apa-apa?" tanya gadis itu.
"Aku tidak apa-apa Wei, masuklah, aku juga lelah." sahut Rara mengajak adiknya itu masuk ke dalam rumah.
"Hei, tapi kenapa kau terlihat sangat suntuk?" tanya Wei pada Rara.
"Aku hanya lelah seharian bekerja, bisakah kau buatkan aku air lemon madu?" pintanya.
"Tentu, akan aku buatkan sekarang, kau mandi saja dulu, aku akan membawakannya ke kamarmu." ujar Wei.
"Baik, kau memang adikku yang paling cantik, besok kau bisa mulai kuliah lagi ya.."
"Aku sudah bilang kan, kalau aku tidak mau kuliah, aku akan mencari pekerjaan, aku tidak mau merepotkanmu terus, aku juga ingin membantumu." tutur Wei.
"Mana boleh seperti itu, aku kan sudah berjanji pada ayah dan ibumu, aku akan mengurusmu, hanya biaya kuliah saja aku masih sanggup." tegas Rara.
"Aku tahu kau sanggup, kau kan pekerja keras, tapi ini pilihanku, aku tidak mau kuliah, kau tahu tidak, aku mendapatkan tawaran pekerjaan, gajinya lumayan besar." ucap Wei.
"Kerja apa?" tanya Rara penasaran.
"Aku diminta menjadi supir pribadi keluarga kaya raya, gajinya sangat menggiurkan, jadi aku pikir aku terima saja, kalau aku sudah bekerja, aku bisa membantumu membeli rumah yang layak, rumah ini terlalu sempit untuk kita berdua."
Rara beranjak dari duduknya.
"Apa kau yakin tidak ingin kuliah? lalu apa kau yakin akan bekerja sebagai supir pribadi?"
Sejujurnya, Rara ingin Wei kuliah dan tidak perlu bekerja, tapi ia paham betul kalau Wei tidak dapat dipaksa, ia juga tahu kalau selama ini Wei memang tidak ingin melanjutkan kuliahnya lagi.
"Aku sangat yakin, kau tidak perlu cemas, aku Zhang Wei, bisa mengatasinya, dan semuanya akan berjalan lancar, kau doakan saja ya." tutur Wei.
Rara hanya menghela napasnya, ia tidak bisa memaksa Wei untuk tetap kuliah lagi pikirnya.
"Baiklah, aku ke kamar dulu, jangan lupa air lemonku ya.."
"Oke."
Sesampainya di rumah Ken, Kevin menunggu bossnya mengambil barang-barang yang tertinggal, setelah itu Ken akan kembali ke Apartemennya sendiri, yang jaraknya dekat dengan kantornya.
Ken masuk ke kamarnya mengambil beberapa barang, setelah itu keluar lagi, ia malah berpapasan dengan Araa, mamanya yang ternyata sudah berada di rumah.
"Ma, Mama kok sudah ada di rumah?" tanya Ken pada Araa.
"Mama pulang cepat sayang, kau jadi pindah ke apartemen?" tanya Araa.
"Jadi Ma," jawabnya singkat.
"Oh iya, tadi aku sudah mendapat kabar kalau orang yang akan menjadi supir pribadi Lily sudah ada, dan sudah siap bekerja besok, tadinya aku sempat berpikir ingin mengirim Lily ke asrama kampusnya, tapi karena supir wanita sudah ada, Lily tidak perlu ke asrama kampusnya lagi." terang Ken pada mamanya.
"Astaga, kalau sampai Lily ke asrama kampus, bagaimana dengan Mama dan Papa, kami akan kesepian, untunglah supirnya sudah ada." Sahut Araa merasa lega karena tidak jadi berjauhan dari anak perempuannya.
"Iya, besok dia akan mulai bekerja, Mama saja yang mengatur semuanya ya, namanya Zhang Wei, kalau begitu aku pamit ya Ma, aku harus kembali ke apartemen, sampaikan salamku pada Papa, aku akan pulang setiap minggu." Ken mengecup pipi Araa.
"Baiklah, hati-hati sayang." Araa mencium balik pipi putra sulungnya itu.
"Bye Mam.."
Ken pun segera masuk kembali ke mobilnya.
"Jalan!"
"Baik," jawab Kevin.
Tiba-tiba Ken teringat mobil sekertaris pribadinya yang mogok tadi.
"Kevin, bagaimana dengan mobil wanita bodoh tadi?" tanya Ken.
"Wanita bodoh mana yang Tuan maksud?" tanya Kevin tidak paham yang dimaksud bossnya.
"Siapa lagi, sekertaris baru itu," jawabnya ketus.
"Oh, maaf saya tidak tahu kalau dia yang Tuan maksud. Mobilnya akan segera selesai dan diantar ke rumah nya," terang Kevin pada bossnya.
"Yasudah." jawab Ken.
"Apa saya perlu memotong gajinya untuk membayar biaya servis mobilnya?" tanya Kevin.
"Apa kau kira aku setega itu? bisa-bisa ia malah memiliki hutang denganku, gajinya saja mana cukup, sudah relakan saja, aku tidak masalah." jawab Ken.
"Baik Tuan."
Kevin agak heran dengan kebaikan bossnya kali ini, padahal sudah lama sekali rasanya, dia tidak melihat bossnya membantu seorang wanita, dan kali ini juga bossnya itu tidak memecat langsung sekertaris barunya, padahal ia sangat susah mendapatkan kecocokan dengan sekertaris sebelumnya.
____________
Author : Aku mau tanya sama Netizen, darimana Kevin tahu alamat rumah Rara?
Jawab di kolom komentar, jawaban terunik terheboh, tercetar, nggak mendapat apa-apa cuma balasan komen dari othor aja 🤭🤭😂
Netizen : Ya kali dapat apaan, cuma dibales komeng doang mah buat apaan thor 😒😌 bikin kenyang juga enggak.
Author : Udah pernah di sleding belum? 😌
Netizen : Males ah othornya barbar 🙄🙄🙄
Author : Tuh tau 😌😌
Note : Jangan lupa like dan komeng yang banyaaaaak ok 😁😁😁 nanti aku up lagi lah 😘😋
______________
BONUS FOTO ZHANG WEI
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Eva Rubani
lanjut
2023-02-03
0
Kenzi Kenzi
nyimak bae
2022-05-28
0
Eka Resti
visual nyaa kayak Eleanor Lee
2020-12-11
0