DSM-20

Dua bulan kemudian. 

Aku tidak menyangka jika dua bulan sudah diriku menyandang gelar status sebagai seorang janda. Perceraianku dengan Mas Ashraf bisa berjalan dengan mudah tanpa suatu kendala. Awalnya Mas Ashraf masih menolak kala itu, tetapi tiga hari kemudian, ia mendatangi rumah orang tuaku dan menyetujui untuk bercerai denganku. 

Aku yakin kalau persetujuan Mas Ashraf karena pengaruh Ibu Mertuaku. Ah, aku tidak boleh berburuk sangka kepada orang lain. 

Tak ada hal yang membuatku bertahan apalagi menahan. Aku justru bernapas lega saat kami berdua sudah resmi bercerai. Aku kembali ke rumah orang tuaku. Semua barangku yang berada di rumah Mas Ashraf langsung dikirimkan oleh Ibu Mertuaku ke rumah Bapak padahal aku belum mengambilnya. Aku sampai merasa kalau sedang diusir oleh Ibu Mertuaku sendiri. Namun, hal inilah yang membuatku menjadi yakin dan tidak menyesal karena sudah bercerai dari Mas Ashraf. 

Aku mencoba tidak peduli lagi pada mantan suamiku itu. Tidak mau lagi memikirkannya. Fokusku sekarang ini adalah merawat dan menyenangkan diriku sendiri. Beruntung, ketika bercerai sekarang ini kami belum memiliki keturunan. Sehingga semua terasa mudah dan tidak yang harus membuat berat untuk berpisah. 

Mungkin, inilah kenapa Tuhan belum memberi keturunan padaku. Bukan karena tidak sayang, tetapi Mas Ashraf bukanlah lelaki baik untukku. 

Aku pun berhenti bekerja di rumah Ibu Mery. Walaupun wanita itu memperlakukanku dengan sangat baik. Seperti seorang saudara bukan pembantu, tetapi aku memang sengaja berhenti karena tidak ingin jika harus melihat Mas Ashraf setiap pagi. 

Aku sungguh ingin melupakan semua kenangan bersama lelaki itu. 

***

"Wah, ada mantan anak menantumu, Bu Sumarni." 

Aku tersentak saat mendengar suara yang tidak asing bagiku apalagi menyebut nama Ibu Mertuaku—mantan Ibu Mertuaku maksudnya. Aku pun berbalik dan berdecak kesal ketika melihat Ibu Mertuaku bersama dengan Mpok Idah. 

Dua wanita julid dan tukang ghibah. 

Apalagi saat melihat tatapan Ibu Mertuaku yang terlihat sinis. Membuatku ingin sekali merem*snya.

"Oh, Ibu." Aku berlagak tersenyum di depan mereka padahal hatiku benar-benar merasa sangat kesal. Terus saja ingin mengumpati wanita itu. 

"Sedang apa kau di sini?" tanya Ibu Sumarni. Kulihat sudut bibirnya tertarik seolah sedang mengejekku. 

"Tentu saja sedang berbelanja, Bu. Bukankah ini pasar tempat untuk berbelanja," sahutku santai. 

Jika dulu aku mudah untuk ditindas sebagai bentuk rasa hormat kepada Ibu Mertuaku, tetapi tidak untuk sekarang. Hubungan kami tidak ada rasa saling hormat menghormati. 

Rasanya, ingin sekali tertawa keras saat melihat Ibu Surmani mendengkus kasar. Mungkin, wanita itu merasa heran karena aku tidak lagi setunduk dulu. 

"Aku sampai lupa, bagaimana kabar Ibu juga Mas Ashraf. Pasti lebih asyik tanpa kehadiranku." Aku benar-benar ingin sekali meledek wanita itu. Namun, kucoba untuk menahan diri agar tidak keterlaluan. Bagaimanapun aku masih tahu adab dan sopan santun.

"Iyalah, Ashraf sudah menikah dengan Yuni bahkan aku yakin mereka akan segera memiliki momongan," ujarnya angkuh.

"Wah, cepat sekali. Padahal aku dan Mas Ashraf baru bercerai dua bulan. Apa itu artinya Mas Ashraf tidak lagi sayang padaku? Beruntung kami sudah bercerai karena percuma juga menjalin hubungan rumah tangga tanpa ada rasa cinta." 

Aku tidak tahu lagi kenapa nyaliku bisa sebesar ini. Lihatlah, wajah Ibu Sumarni sudah memerah karena menahan amarah. Seandainya bukan di tempat umum, sudah pasti Ibu Sumarni akan membentak dan menyakitiku tanpa ampun.

"Maaf, Bu. Sepertinya aku harus pergi dari sini. Masih banyak yang harus kubeli." Aku pun hendak pergi dari sana. Namun, aku tersentak saat tubuhku terasa terdorong hingga akhirnya jatuh terjerembab. Perhatian sebagian orang pun tertuju padaku. 

Sumpah, aku merasa sangat kesal apalagi saat melihat Ibu Sumarni pergi begitu saja tanpa meminta maaf. 

"Lihat saja, semua akan mendapat balasan yang setimpal," gumamku lirih. 

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

jangan mau ditindas saja Ira..lawan mereka kembali..

2023-10-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!