Seharian ini aku merasa sangat jenuh karena bingung mau melakukan apa. Mau pulang ke rumah pun rasanya sangat sungkan. Beberapa kali kulirik ponsel, tetapi tidak ada satu pun pesan apalagi panggilan dari Mas Ashraf.
Kudes*hkan napasku ke udara secara kasar. Memang benar kalau Mas Ashraf tidak lagi peduli padaku. Dengan bermalasan, kuambil ponsel dan segera kuhubungi kedua orang tuaku. Aku pun meminta adikku agar menjemput di rumah Ibu Mery. Walaupun tanpa izin Mas Ashraf, aku tetap akan pulang ke rumah bapak.
Untuk sekarang ini aku ingin pulang ke rumah. Menceritakan semuanya dan meminta solusi yang terbaik. Walaupun aku tahu, jika bercerita tentang perlakuan Mas Ashraf padaku akan membuat kedua orang tuaku meradang. Namun, tidak ada yang bisa kulakukan lagi selain itu.
Jika Mas Ashraf saja mengadu pada ibunya bahkan tidak pernah membela ketika ibunya terus menjelekkanku, lalu kenapa aku tidak bisa melakukan hal yang sama? Mengadu pada orang tuaku agar kami sama-sama memiliki pembela.
Selama ini aku sudah berusaha bersikap sebaik mungkin kepada Mas Ashraf dan Ibu Mertuaku. Namun, nyatanya aku tetap saja salah dan parahnya lagi, Mas Ashraf dengan terang-terangan bermesraan dengan wanita lain di depanku. Ibu Mertuaku bukannya menasehati, tetapi justru menyetujui.
Ketika semua pekerjaan sudah beres, aku pun langsung bergegas pulang. Kedatanganku tentu saja disambut oleh mereka. Seperti tamu agung yang sangat dinanti-nantikan. Setelah cukup lama mengobrol, aku pun meminta berbicara dengan kedua orang tuaku. Menyuruh adikku agar pergi karena ini merupakan pembicaraan yang serius.
Kutatap kedua orang tuaku. Mereka yang barusan terlihat semringah, kini menatapku dengan heran. Membuatku merasa bimbang akan menceritakan semuanya atau tidak.
"Kenapa, Ra? Apa ada masalah?" tanya Ibuku. Memecah keheningan di antara kami.
Kuhirup napas dalam untuk sedikit mengurangi rasa sesak yang terasa. "Bu, Pak. Aku mau minta solusi sama kalian."
"Solusi apa?" tanya Bapakku dengan tidak sabar.
Aku pun menceritakan semuanya. Tentang Mas Ashraf, tentang ibu mertuaku dan juga tentang Yuni. Tentu saja hal itu membuat kedua orang tuaku meradang. Bahkan, ayahku sampai bangkit dan hendak menemui Mas Ashraf untuk memberi pelajaran. Namun, sebisa mungkin aku menahan. Tidak ingin jika masalah ini semakin runyam.
"Lalu sekarang apa yang akan kau lakukan, Ra? Bapak tidak sudi jika kau tinggal dan disia-siakan seperti itu. Dua puluh tahun lebih bapak dan ibu merawatmu dengan penuh kasih sayang. Hati bapak terluka mendengar kau disakiti seperti ini, Ra." Suara Bapak terdengar berat.
Segera kupeluk lelaki itu. Cinta pertama yang akan menjadi cinta selamanya untukku. Sebaik apa pun pasanganku, tetap saja tidak akan bisa menggantikan posisi Bapak, apalagi lelaki seperti Mas Ashraf. Jika pertama menikah kunilai mereka hampir sebanding, tetapi ternyata kalah jauh. Mas Ashraf tidak akan bisa menandingi Bapakku.
Aku diam karena merasa bimbang. Akan keputusan apa yang harus kuambil sekarang ini. Di sisi lain aku masih belum bisa bila harus bercerai. Rasanya belum siap menanggung gelar janda yang tentu saja akan menjadi bahan pembicaraan banyak orang. Namun, jika terus bersama. Aku tidak yakin hatiku tetap baik-baik saja.
"Ra ... sebenarnya bapak tidak ingin ikut campur masalah rumah tangga kalian. Itu menjadi urusan kalian. Tapi, setelah mendengar ceritamu maka Bapak pikir harus turun tangan." Bapak berbicara penuh dengan ketegasan dan hal itu membuatku mendadak cemas. Jika sudah seperti ini maka aku harus bersiap pada apa pun keputusan Bapak. Entah mengapa, aku justru merutuki diriku sendiri karena sudah mengadu pada Bapak.
Pasti apa yang kualami sudah membuat mereka kepikiran.
"Pak ...."
"Bapak akan bantu proses perceraianmu. Tidak apa kau menjadi seorang janda, tapi percayalah kalau suatu saat akan ada lelaki baik yang bisa menggantikan Ashraf. Yang bisa menjagamu dengan baik."
Aku dan Ibu sama-sama diam tanpa berani mendebat. Jika sampai ada yang membuka suara, sudah pasti Bapak akan semakin geram. Aku tahu, apa yang dilakukan oleh Bapak adalah bentuk rasa sayang padaku. Karena Bapak tidak ikhlas melihatku disakiti oleh lelaki lain meskipun itu adalah suamiku sendiri.
Aku benar-benar bingung harus bagaimana. Bahkan, aku tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Mas Ashraf jika tahu digugat cerai. Mungkinkah Mas Ashraf akan kembali menolak bercerai atau langsung setuju.
Entahlah, batinku gelisah sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
🥀⃞Weny🅠🅛
gak usah takut akan janda Ra, dari pada kamu di madu...
2023-05-15
2
Rahma Inayah
bnr ra jgn cuma asrahf aja yg bs cerita kpd ibu nyq km jg pny ortu dan bs buat cerita berbagi keluh kesah lbh baik janda dr pada hpd di madu dan tertekan bathin skrg yuni di belq nnt stlh km pish ra dr ashraf akan tau belang yuni maka ibu nya dan ashraf akan menyesal sdh membuang berliana demi imitasi..
2023-05-15
2
Rika rohil
next thor...
2023-05-15
1