Bab 20 - Biar Aku yang Pergi

Sore itu, Khaira dan Aira duduk bersampingan sambil memperhatikan aksi Billy yang begitu luar biasa dalam melakukan aksi peretasan data. Dua wanita itu bahkan diam melongo dengan mulut yang sedikit terbuka melihat tampilan di layar laptop yang kini tak lagi mereka pahami.

"Kamu lihat ini, Ra? Ini adalah beberapa rekaman CCTV yang berhasil om dapatkan di beberapa tempat, mulai dari CCTV milik tetangga rumahmu, beberapa toko di pinggir jalan yang kamu lalui saat diculik, dan CCTV pinggir jalan sebelum masuk ke area gudang."

Jari-jari Billy kembali bergerak dengan lincah di atas keyboardnya, terlihat ia mengambil potongan gambar dari pelaku dan mencocokkannya dengan identitas Anton yang berhasil ia dapatkan.

"Lihat ini, cocok 100%," ujar Billy menunjuk ke layar laptopnya.

"Tapi, Bang. Kamu tahu sendiri, Anton juga memiliki alibi kuat, di mana saat terjadi kebakaran, dia berada di klub malam," ujar Aira.

"Memang benar, kamu lihat di CCTV ini, sebelum kebakaran, Anton memang terlihat pergi, tapi dia bisa saja menyuruh temannya untuk menggantikan aksi tercela itu."

Billy kembali mengutak-atik laptopnya. "Lihat ini, ini adalah riwayat pesan yang dikirim oleh seseorang ke nomor Boy. Di sini dia sudah mengeluarkan kalimat ancaman 'akan melenyapkanmu', sayangnya, nomor yang dia gunakan adalah nomor sekali pakai, karena setelah kejadian malam itu, nomornya tidak lagi terdeteksi."

"Tuh, kan, Boy memang tidak bersalah, dia hanyalah korban yang datang karena ingin melindungiku, meskipun tujuan mereka mungkin memang ingin mencelakai Boy." Khaira berbicara dengan wajah yang begitu sendu.

"Tolong bantu aku, Om, Tante, kalau perlu ajak detektif dan pengacara untuk memudahkan urusan kita," pinta Khaira memelas.

"Bagaimana dengan Papamu, Ra?" tanya Aira yang sedikit ragu jika Zafran akan setuju dengan yang akan mereka lakukan nantinya.

"Jangan beritahu Papa. Papa kalau sudah marah, hatinya akan keras, tolong bantu Khaira, please!" rengek Khaira, membuat Billy dan Aira kini hanya bisa saling memandang.

***

Malam harinya, di sebuah club malam, terlihat beberapa anak muda sedang berpesta guna merayakan keberhasilan ketua geng motor mereka dalam menjebak ketua geng motor Black Wings yang tidak lain adalah musuh mereka.

"Selamat, Bos. Akhirnya keinginanmu selama ini berhasil," ujar salah satu anggota geng Brandalz sambil mengambil sebuah minuman yang di bawakan oleh seorang pelayan laki-laki.

"Tentu saja, sepertinya Boy tidak pernah menyangka jika aku jauh lebih pintar darinya, buktinya, aku yang berbuat, dia yang bertanggung jawab." Anton tertawa lepas mengingat bagaimana Boy saat ini harus menanggung akibat dari perbuatan liciknya.

"Silahkan di mimum." Anton mengangguk merespon perkataan sang pelayan.

"Hei, Jhon. Kerjamu bagus juga, meninggalkan pemantik di dalam gudang lalu membakarnya. Jika saja kau tidak melakukan itu, tentu kamu sudah menjadi tersangka saat ini." Mereka semua tertawa sambil sesekali meneguk mimuman mereka dengan wajah yang begitu bahagia dan puas.

Tanpa mereka sadari seorang pelayan yang sejak tadi masih berada di ruangan itu dapat mendengar semuanya. Laki-laki berseragam pelayan dan mengenakan masker itu kini berjalan meninggalkan tempat geng Brandalz melakukan pesta. Ia terus berjalan menuju halaman parkir club malam tersebut di mana sebuah mobil telah terparkir di sana.

"Bagaimana, Om?" tanya Khaira yang sejak tadi menunggu di dalam mobil beserta Aira dan Akmal.

Aira sengaja mengajak Akmal karena ia tahu lelaki itu mau mendukung Khaira, keponakan kesayangannya.

"Beres." Billy memasuki mobil lalu membuka masker dan mengeluarkan kamera mini yang sejak tadi melekat di saku bajunya.

"Bagus, sekarang kita temui pengacara kenalanku, selanjutnya dia yang akan mengurus semuanya," ujar Akmal.

Malam itu juga mereka langsung menemui sang pengacara dengan membawa semua bukti yang telah mereka kantongi.

***

Keesokan harinya, di sebuah rumah mewah, satu keluarga tengah menikmati sarapan mereka dalam diam.

"Silvi, sebentar lagi kamu akan UTS kan? Pastikan kamu tidak mengecewakan ayah kali ini." Sang kepala keluarga mulai membuka pembicaraan.

Silvi tidak langsung menjawab, ia melirik sejenak ke arah sang kakak yang sudah memberikan kabar bahwa rencananya berhasil karena ia berpikir Khaira mengalami luka bakar parah seperti luka bakar yang dimiliki Boy. Sehingga menurutnya, kemungkinan besar Khaira tidak akan ikut UTS karena masih dalam tahap pemulihan.

"Iya, Pa," jawab Silvi kini dengan penuh keyakinan.

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan pintu dari depan rumah, membuat pembicaraan mereka terhenti.

"Biar aku saja, Ayah." Anton dengan sigap segera bangkit dari duduknya lalu menuju ke pintu depan rumah.

Anton dibuat terkejut saat ia membuka pintu rumah dan mendapati dua orang polisi sedang berdiri di sana. Usai menunjukkan surat penangkapan kepada Anton, laki-laki itu pun di bawa paksa oleh polisi. Bukan tanpa alasan, Anton sempat menolak untuk di bawa, ia bahkan melawan dan berteriak hingga mengundang perhatian keluarganya.

Pada akhirnya, Anton dimasukkan ke dalam mobil polisi dengan di tonton oleh sang ayah, ibu dan adiknya, Silvi yang kini ikut merasa takut jika saja namanya akan ikut terseret karena senjata makan tuan sang kakak.

***

Siang itu, Khaira beridiri menatap kantor polisi bersama kedua omnya. Tugas mereka telah selesai dengan memenjarakan Anton dan membebaskan Boy. Bahkan kini Khaira begitu lega karena Anton akhirnya divonis atas kejahatan pembunuhan berencana dengan ancaman penjara seumur hidup.

Akan tetapi, masih ada satu keinginan Khaira yang meski berat pada akhirnya dipenuhi oleh Billy dan Akmal, apalagi kalau bukan berbicara dengan Boy.

.

.

.

Sorang laki-laki muda terlihat keluar dari kantong polisi dengan keadaan begitu pucat dan tidak bersemangat sama sekali. Khaira yang melihatnya langsung menghampiri laki-laki itu yang seketika berhenti saat melihat kedatangan gadis yang sangat ia cintai.

Meski jarak keduanya dan kedua Om Khaira tidak terlalu jauh dan di ruangan terbuka, tetap saja Khaira tidak dapat menutupi rasa canggungnya.

"Terima kasih sudah menolongku malam itu," ucap Khaira setelah berusaha keras membuka suara. Ia sendiri bingung kenapa lidahnya tiba-tiba terasa berat dan kaku.

"Tidak perlu berterima kasih, akulah yang harusnya berterima kasih karena kamu sudah membantuku bebas," jawab Boy tersenyum, tapi dari matanya tampak jelas sebuah kesedihan yang entah karena apa, Khaira pun tidak tahu sama sekali.

"Apa kamu baik-baik saja?" tanya Khaira yang menyadari ada kesedihan di mata Boy.

Tak lantas menjawab, Boy justru kembali tersenyum sambil menatap manik mata milik Khaira yang refleks membuat gadis itu seketika tertunduk. "Tunggu dulu, apa kamu sedang mengkhawatirkanku? Apa itu artinya kita bisa kembali berteman?" Lanjutnya antusias.

Khaira kembali menatap laki-laki di hadapannya. "Aku sangat berterima kasih karena kamu telah menjagaku selama ini. Tapi maaf, Boy. Kita tidak bisa lagi berteman seperti dulu, aku harus pindah sekolah ke tempat asalku."

"Kenapa harus pindah, Ra?"

"Ini syarat dari Papaku, jika kamu bebas maka aku harus pindah agar kita tak lagi saling bertemu."

Boy terdiam mendengar penjelasan Khaira. Sebegitu bencinya kah ayahnya Khaira kepada dirinya?

"Aku pergi dulu, jaga kesehatanmu." Saat Khaira hendak berbalik, Boy dengan ceoat menahannya.

"Tunggu, kamu tidak perlu pindah, jika memang ayahmu tidak ingin kita berdekatan, maka biarkan aku saja yang pergi dari kota ini," kata Boy membuat Khaira kembali menghadap ke arahnya.

"Kenapa?" tanya gadis itu.

"Karena kini kamu sudah aman, lagi pula aku tidak memiliki siapa-siapa lagi di sini."

-Bersambung-

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Yeezzzz 💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻 Akhirnya 👏🏻👏🏻👏🏻👍🏻👍🏻

2023-08-31

1

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Bagus,Kali ini Anton kena..

2023-08-31

1

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Zafran tuh kan BODOH malah menyalahkan kan dan menjauhkan orang yg tlah menolong anaknya berkali2,Andai Boy gak ada mungkin Khaira sudah lama rosak oleh Anton, Bego jadi ortu.🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️

2023-08-31

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Sang Ketua Geng
2 Bab 2 - Sang Gadis Baik
3 Bab 3 - Siapa Dia?
4 Bab 4 - Suara Ketukan Pintu
5 Bab 5 - Keluarga
6 Bab 6 - Sugar Duda
7 Bab 7 - Nasehat Orang Tua
8 Bab 8 - Rasa Lega
9 Bab 9 - Rasa Empati
10 Bab 10 - Penakluk Hati
11 Bab 11 - Ungkapan tak Berbalas
12 Bab 12 - Menjadi Bodyguardmu
13 Bab 13 - Terpaksa Menjauh
14 Bab 14 - Menjaganya dari Jauh
15 Bab 15 - Apa dia Pemalu?
16 Bab 16 - Khaira Hilang
17 Bab 17 - Kedatangan Boy
18 Bab 18 - Pindah
19 Bab 19 - Menjadi Tersangka
20 Bab 20 - Biar Aku yang Pergi
21 Bab 21 - Semuanya Telah Pergi
22 Bab 22 - Hadiah dari Abah
23 Bab 23 - Cantik
24 Bab 24 - Dia sudah Menikah
25 Bab 25 - Gadis Istimewa
26 Bab 26 - Berbicara Berdua
27 Bab 27 - Dia Mirip Khaira
28 Bab 28 - Dia Berubah
29 Bab 29 - Lulus Kuliah
30 Bab 30 - Ancaman Boy
31 Bab 31 - Melihatnya Kembali
32 Bab 32 - Jika Takdir ...
33 Bab 33 - Tak Ada Basa-Basi
34 Bab 34 - Kembalilah Dulu
35 Bab 35 - Kedatangan Seseorang
36 Bab 36 - Ujian atau Hukuman
37 Bab 37 - Fakta Tentang Boy
38 Bab 38 - Sholat Istikharah
39 Bab 39 - Kembalinya Geng Motor
40 Bab 40 - Kenapa Kamu Ada Di sini?
41 Bab 41 - Air Mata Bahagia Tarakhir
42 Bab 42 - Senyuman yang Memudar
43 Bab 43 - Keluarga Yang Hangat
44 Bab 44 - Antara Cinta dan Keikhlasan
45 Bab 45 - Belajar Ikhlas
46 Bab 46 - Buah dari Kesabaran
47 Bab 47 - Sapu Tangan
48 Bab 48 - Ibu
49 Bab 49 - Ngidam Khaira
50 Bab 50 - Ta'arruf yang Singkat
51 Bab 51 - Kedatangan Anton
52 Bab 52 - You Are Not A Bad Boy (End)
53 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Bab 1 - Sang Ketua Geng
2
Bab 2 - Sang Gadis Baik
3
Bab 3 - Siapa Dia?
4
Bab 4 - Suara Ketukan Pintu
5
Bab 5 - Keluarga
6
Bab 6 - Sugar Duda
7
Bab 7 - Nasehat Orang Tua
8
Bab 8 - Rasa Lega
9
Bab 9 - Rasa Empati
10
Bab 10 - Penakluk Hati
11
Bab 11 - Ungkapan tak Berbalas
12
Bab 12 - Menjadi Bodyguardmu
13
Bab 13 - Terpaksa Menjauh
14
Bab 14 - Menjaganya dari Jauh
15
Bab 15 - Apa dia Pemalu?
16
Bab 16 - Khaira Hilang
17
Bab 17 - Kedatangan Boy
18
Bab 18 - Pindah
19
Bab 19 - Menjadi Tersangka
20
Bab 20 - Biar Aku yang Pergi
21
Bab 21 - Semuanya Telah Pergi
22
Bab 22 - Hadiah dari Abah
23
Bab 23 - Cantik
24
Bab 24 - Dia sudah Menikah
25
Bab 25 - Gadis Istimewa
26
Bab 26 - Berbicara Berdua
27
Bab 27 - Dia Mirip Khaira
28
Bab 28 - Dia Berubah
29
Bab 29 - Lulus Kuliah
30
Bab 30 - Ancaman Boy
31
Bab 31 - Melihatnya Kembali
32
Bab 32 - Jika Takdir ...
33
Bab 33 - Tak Ada Basa-Basi
34
Bab 34 - Kembalilah Dulu
35
Bab 35 - Kedatangan Seseorang
36
Bab 36 - Ujian atau Hukuman
37
Bab 37 - Fakta Tentang Boy
38
Bab 38 - Sholat Istikharah
39
Bab 39 - Kembalinya Geng Motor
40
Bab 40 - Kenapa Kamu Ada Di sini?
41
Bab 41 - Air Mata Bahagia Tarakhir
42
Bab 42 - Senyuman yang Memudar
43
Bab 43 - Keluarga Yang Hangat
44
Bab 44 - Antara Cinta dan Keikhlasan
45
Bab 45 - Belajar Ikhlas
46
Bab 46 - Buah dari Kesabaran
47
Bab 47 - Sapu Tangan
48
Bab 48 - Ibu
49
Bab 49 - Ngidam Khaira
50
Bab 50 - Ta'arruf yang Singkat
51
Bab 51 - Kedatangan Anton
52
Bab 52 - You Are Not A Bad Boy (End)
53
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!