Bab 3 - Siapa Dia?

Di sebuah rumah mewah, tepatnya di hadapan meja makan, sebuah keluarga kecil sedang makan malam bersama. Namun, suasana kali ini sedikit berbeda, bukan suasana hangat yang terasa melainkan ketegangan.

"Sekarang jelaskan kepada ayah, bagaimana bisa peringkatmu turun ke peringkat dua?" tanya pria paruh baya dengan nada dingin, sembari tetap menyuapkan makanan ke mulutnya.

"Ma-maaf Ayah, ini semua karena anak miskin itu, dia yang mengambil posisi...."

Braaakkk

Silvi dan kakak beserta ibunya terperanjat kaget saat sang ayah menghentakkan garpu dan sendoknya di atas meja dengan begitu kuat.

"Kenapa malah menyalahkan orang lain? Bukankah jika peringkatmu turun itu artinya kamu tidak giat belajar?" sergah sang ayah dengan suara yang menggelegar.

"Ta-tapi, Ayah, selama ini aku sudah giat belajar...."

"Mana buktinya? Nyatanya peringkatmu malah turun. Jika seperti ini, lebih baik kamu diam di kamar untuk bekajar dan jangan pernah keluar sampai peringkatmu kembali naik."

"Tapi Ayah...."

"Tidak ada tapi-tapian."

"Ayah, Silvi benar, selama ini dia sudah belajar dengan giat, dan aku saksinya."

"Diam kamu Anton! Memikirkan kenakalanmu saja ayah sudah muak, tidak usah ikut campur, hanya Silvi yang kini bisa ayah andalkan, bukan kamu, yang hanya tahu kesana-kemari naik motor tidak jelas!"

Laki-laki bernama Anton itu seketika terdiam mendengar penuturan sang ayah yang cukup menohok hatinya. Ia menoleh ke arah sang adik yang kini tertunduk dengan air mata yang mulai membasahi pipi, ia kemudian menoleh ke arah sang ibu yang sejak tadi hanya diam dan fokus makan, seolah-olah ia tidak mendengar keributan di hadapannya.

"Keputusan ayah tidak bisa di ganggu gugat, mulai malam ini sampai ujian selanjutnya, jangan pernah lagi keluar dari kamar kamu, selain pergi ke sekolah dan les belajar," ujar ayah kepada Silvi setelah menyelesaikan makannya lalu segera beranjak pergi diikuti oleh sang ibu.

Usai kepergian kedua orang tuanya, tangisan Silvi pecah seketika, Anton yang berada di samping sang adik hanya bisa mentap sendu sembari mengusap pelan punggungnya.

"Siapa anak miskin yang tadi kamu katakan telah merebut peringkatmu, Dek?" tanya Anton pelan.

"Khaira, namanya Khaira, aku sangat membencinya, Kak. Hiks," adu Silvi di tengah isak tangisnya.

"Apa kamu mau kakak membantumu agar dia tidak lagi menjadi sainganmu?"

Tangis Silvi seketika terhenti, ia menoleh ke arah Anton yang kini tersenyum penuh arti ke arahnya. Ia jelas tahu maksud dari sang kakak yang merupakan seorang ketua geng motor. Kepalanya perlahan mengangguk diiringi dengan senyuman tipis yang tersungging di wajahnya.

***

Khaira sedang sibuk membantu memasukkan beberapa pakaian Shaza ke dalam koper, pagi ini sang sahabat berencana kembali ke kota asalnya untuk berlibur selama dua minggu ke depan.

"Ra, kamu yakin nggak mau pulang buat liburan?" tanya Shaza setelah semua persiapannya selesai.

"Nggak deh, Sa. Aku ingin kerja paruh waktu di sini, aku ingin belajar lebih mandiri dan nggak terlalu membebankanà kedua orang tuaku lagi."

"Kerja paruh waktu?" Shaza mengerutkan keningnya mendengar penuturan Khaira yang kini mengangguk yakin.

"Apa aku nggak salah dengar, Ra? Ayah kamu kan pebisnis restoran sukses, masa iya kamu kerja paruh waktu?"

Khaira hanya tersenyum sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Yaa mau gimana lagi? Aku hanya ingin lebih mandiri, soalnya aku pernah dengar orang dewasa berkata, menggunakan uang sendiri itu jauh lebih menenangkan daripada menggunakan uang orang tua, aku ingin membuktikan itu semua."

"Kamu kan bisa melalukan itu setelah kerja nanti, Ra." Shaza benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran Khaira, tapi di sisi lain ia juga kagum dengan kesederhanaan dan kemandirian sahabatnya itu.

.

.

.

Usai kepergian Shaza, Khaira mulai mencari lowongan pekerjaan paruh waktu di internet. Dengan semangat membara, gadis itu mengendarai motor maticnya menuju alamat tempat kerja yang telah ia kantongi.

Sejak pagi sampai siang hari Khaira melamar pekerjaan, tapi dari beberapa tempat itu tidak ada yang menerima pekerja paruh waktu. Hingga akhirnya pilihan terakhir gadis itu jatuh pada sebuah cafe yang cukup besar di pusat kota.

Awalnya Khaira sedikit pesimis akan diterima kerja, tapi dengan sisa harapan yang gadis itu miliki, akhirnya ia memberanikan diri untuk masuk ke dalam dan menawarkan lamaran pekerjaan.

"Maaf, Dek. Kami tidak membuka lowongan untuk pekerja paruh waktu."

Lagi-lagi hanya ucapan penolakan yang Khaira terima. Dengan langkah berat, gadis itu berjalan gontai keluar dari cafe dan langsung menuju ke halaman parkir di mana motornya terparkir di sana.

"Sepertinya aku memang diminta untuk pulang ke kota asal juga," lirihnya seraya memakai helmnya yang berwarna pink dengan motif hello kitty.

Baru saja ia hendak menyalakan motor, suara seseorang yang memanggilnya tiba-tiba membuat gadis itu menoleh.

"Dek!"

"Ada apa, Pak?"

"Kami baru saja mengalami perubahan struktur dan jadwal karyawan, dan adek kami terima bekerja di cafe ini, mulai malam ini adek sudah bisa bekerja di sini."

Khaira menautkan kedua alisnya karena merasa sedikit aneh dengan apa yang baru saja disampaikan oleh manager di cafe itu. Namun, ia tak ingin ambil pusing, yang ia inginkan saat ini hanyalah bekerja dan merasakan hidup dengan uang hasil keringatnya sendiri.

"Bagaimana, Dek?" tanya manager itu karena tak mendapat respon dari gadis remaja di hadapannya.

"Eh, iya, saya siap bekerja malam ini juga, Pak. Terima kasih banyak," ucapnya begitu riang.

"Kalau begitu saya pamit dulu yah, Pak. Insya Allah nanti malam saya akan datang, assalamu 'alaikum Pak."

Khaira segera melajukan motornya meninggalkan cafe itu dengan perasaan yang begitu lega.

Sementara sang manager kini kembali masuk ke dalam cafe, di mana beberapa karyawan sudah menunggu kedatangannya sejak tadi.

"Jadi benar, bos kita yang langsung memerintahkan Bapak untuk menerima gadis itu?" tanya salah satu karyawan laki-laki berseragam pelayan itu.

"Bukan bos, tapi tuan muda," jawab sang manager.

"Apa? Bukankah tuan muda sangat anti dengan gadis muda? Buktinya di cafe ini kebanyakan karyawan laki-laki, perempuan hanya tiga, itu pun yang sudah berkeluarga."

"Sepertinya tuan muda kita sudah berubah."

***

Sesuai kesepakatan siang tadi, malam itu Khaira benar-benar datang bekerja di cafe itu. Dengan dibimbing langsung oleh salah satu karyawati, ia mulai paham dan bisa mengerjakan pekerjaannya sedikit demi sedikit sebagai pelayan.

Banyaknya pengunjung di cafe itu, membuat Khaira semakin bersemangat bekerja di hari pertamanya. Hingga pukul 10 malam, cafe akhirnya tutup, dan kini waktunya bagi para karyawan untuk pulang, termasuk Khaira.

Khaira melajukan motor maticnya menuju rumah kontrakan yang waktu tempuh perjalanannya sekitar 15 menit. Meski sudah larut, tapi ia bersyukur karena jalan yang ia lewati selalu ramai oleh kendaraan yag lalu lalang.

Hingga saat ia memasuki gerbang perumahan, barulah ia mulai merasakan ada yang aneh. Selama perjalanan ia melihat dari kaca spion ada motor yang selalu mengikutinya. Berkali-kali ia mencoba tenang dan berpikir positif jika itu hanya pengendara motor lain yang kebetulan searah. Namun, ia semakin curiga saat motor itu ikut masuk ke perumahan dan juga ikut berhenti saat Khaira memasuki pagar rumah kontrakannya.

"Siapa dia? Kenapa dia mengikutiku?" lirih Khaira saat mengintip di jendela dan mendapati pria bermotor itu masih berada di jalan yang tidak jauh dari rumahnya. Ia tidak dapat melihat wajahnya di balik kegelapan, tapi yang pasti, pemotor itu tidak melakukan apa pun dan hanya sekadar diam di motor.

-Bersambung-

Terpopuler

Comments

LENY

LENY

DUH SI SILVI AMIT2 MAU JUARA 1 TAPI CURANG DAN MENTALAHKAN ORANG LAIN SAMA BIADABNYA DGN KAKAKNYA ANTON. LAGIPULA PUNYA ORANG TUA SEPERTI ITU.
JANGAN SAMPE KHAIRA DICELAKAIN SEREM ANAK SEKOLAH KOK LAKNAT IBLIS.

2024-12-27

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

PSTI CAFE NYA SI BOY

2023-09-25

1

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

PADAHAL KHAIRA SBNARNYA DARI KLUARGA KAYA.

2023-09-25

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Sang Ketua Geng
2 Bab 2 - Sang Gadis Baik
3 Bab 3 - Siapa Dia?
4 Bab 4 - Suara Ketukan Pintu
5 Bab 5 - Keluarga
6 Bab 6 - Sugar Duda
7 Bab 7 - Nasehat Orang Tua
8 Bab 8 - Rasa Lega
9 Bab 9 - Rasa Empati
10 Bab 10 - Penakluk Hati
11 Bab 11 - Ungkapan tak Berbalas
12 Bab 12 - Menjadi Bodyguardmu
13 Bab 13 - Terpaksa Menjauh
14 Bab 14 - Menjaganya dari Jauh
15 Bab 15 - Apa dia Pemalu?
16 Bab 16 - Khaira Hilang
17 Bab 17 - Kedatangan Boy
18 Bab 18 - Pindah
19 Bab 19 - Menjadi Tersangka
20 Bab 20 - Biar Aku yang Pergi
21 Bab 21 - Semuanya Telah Pergi
22 Bab 22 - Hadiah dari Abah
23 Bab 23 - Cantik
24 Bab 24 - Dia sudah Menikah
25 Bab 25 - Gadis Istimewa
26 Bab 26 - Berbicara Berdua
27 Bab 27 - Dia Mirip Khaira
28 Bab 28 - Dia Berubah
29 Bab 29 - Lulus Kuliah
30 Bab 30 - Ancaman Boy
31 Bab 31 - Melihatnya Kembali
32 Bab 32 - Jika Takdir ...
33 Bab 33 - Tak Ada Basa-Basi
34 Bab 34 - Kembalilah Dulu
35 Bab 35 - Kedatangan Seseorang
36 Bab 36 - Ujian atau Hukuman
37 Bab 37 - Fakta Tentang Boy
38 Bab 38 - Sholat Istikharah
39 Bab 39 - Kembalinya Geng Motor
40 Bab 40 - Kenapa Kamu Ada Di sini?
41 Bab 41 - Air Mata Bahagia Tarakhir
42 Bab 42 - Senyuman yang Memudar
43 Bab 43 - Keluarga Yang Hangat
44 Bab 44 - Antara Cinta dan Keikhlasan
45 Bab 45 - Belajar Ikhlas
46 Bab 46 - Buah dari Kesabaran
47 Bab 47 - Sapu Tangan
48 Bab 48 - Ibu
49 Bab 49 - Ngidam Khaira
50 Bab 50 - Ta'arruf yang Singkat
51 Bab 51 - Kedatangan Anton
52 Bab 52 - You Are Not A Bad Boy (End)
53 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Bab 1 - Sang Ketua Geng
2
Bab 2 - Sang Gadis Baik
3
Bab 3 - Siapa Dia?
4
Bab 4 - Suara Ketukan Pintu
5
Bab 5 - Keluarga
6
Bab 6 - Sugar Duda
7
Bab 7 - Nasehat Orang Tua
8
Bab 8 - Rasa Lega
9
Bab 9 - Rasa Empati
10
Bab 10 - Penakluk Hati
11
Bab 11 - Ungkapan tak Berbalas
12
Bab 12 - Menjadi Bodyguardmu
13
Bab 13 - Terpaksa Menjauh
14
Bab 14 - Menjaganya dari Jauh
15
Bab 15 - Apa dia Pemalu?
16
Bab 16 - Khaira Hilang
17
Bab 17 - Kedatangan Boy
18
Bab 18 - Pindah
19
Bab 19 - Menjadi Tersangka
20
Bab 20 - Biar Aku yang Pergi
21
Bab 21 - Semuanya Telah Pergi
22
Bab 22 - Hadiah dari Abah
23
Bab 23 - Cantik
24
Bab 24 - Dia sudah Menikah
25
Bab 25 - Gadis Istimewa
26
Bab 26 - Berbicara Berdua
27
Bab 27 - Dia Mirip Khaira
28
Bab 28 - Dia Berubah
29
Bab 29 - Lulus Kuliah
30
Bab 30 - Ancaman Boy
31
Bab 31 - Melihatnya Kembali
32
Bab 32 - Jika Takdir ...
33
Bab 33 - Tak Ada Basa-Basi
34
Bab 34 - Kembalilah Dulu
35
Bab 35 - Kedatangan Seseorang
36
Bab 36 - Ujian atau Hukuman
37
Bab 37 - Fakta Tentang Boy
38
Bab 38 - Sholat Istikharah
39
Bab 39 - Kembalinya Geng Motor
40
Bab 40 - Kenapa Kamu Ada Di sini?
41
Bab 41 - Air Mata Bahagia Tarakhir
42
Bab 42 - Senyuman yang Memudar
43
Bab 43 - Keluarga Yang Hangat
44
Bab 44 - Antara Cinta dan Keikhlasan
45
Bab 45 - Belajar Ikhlas
46
Bab 46 - Buah dari Kesabaran
47
Bab 47 - Sapu Tangan
48
Bab 48 - Ibu
49
Bab 49 - Ngidam Khaira
50
Bab 50 - Ta'arruf yang Singkat
51
Bab 51 - Kedatangan Anton
52
Bab 52 - You Are Not A Bad Boy (End)
53
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!