Karakter yang berbeda, lahir dari keluarga yang berbeda, konflik yang berbeda, cara komunikasi yang berbeda, hingga pola asuh yang berbeda. Meski begitu, sadar tidak sadar, suka tidak suka, semuanya akan menjadi diri sendiri saat bersama keluarga.
__________________________________________
Boy mengeraskan rahangnya saat melihat Anton mengetuk pintu rumah kontrakan Khaira dengan kuat, bahkan ia nekat menggunakan suara sang adik di ponselnya untuk memancing gadis itu keluar.
Laki-laki itu berjalan perlahan mendekati Anton, lalu dengan cepat ia menutup mulut Anton dan menyeretnya ke samping rumah.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Boy setelah menghempaskan tubuh Anton dengan kasar.
Bukannya menjawab, Anton justru tertawa mengejek saat melihat wajah Boy yang masih terdapat beberapa plester. "Kupikir kau sedang bersembunyi, besar juga nyalimu menemuiku dalam keadaan seperti ini."
"Tidak usah banyak bacot, katakan sekarang mau apa kau di rumah ini?"
"Jika kukatakan aku ingin mengganggunya, kau mau apa?" Anton tersenyum miring lalu pergi meninggalkan Boy menuju ke motornya. Mungkin dia memang harus pergi karena rencana dia malam ini sudah gagal oleh kedatangan Boy.
"Kurang ajar kau!"
Bugh
Tanpa di duga, Boy melayangkan tendangannya ke punggung Anton hingga laki-laki itu tersungkur ke depan. Ia benar-benar tidak terima jika gadis baik seperti Khaira di dalam rumah itu di ganggu oleh laki-laki sepertinya.
"Pergi kau dari sini, sudah cukup banyak aku mendengarmu mengganggu ketenangan warga, tapi tidak kali ini karena aku yang akan langsung menghalangimu!"
Anton mengerang kesakitan karena merasakan sakit di punggungnya. Baru saja ia ingin menghajar balik, lagi-lagi suara sirine polisi menghentikannya.
"Hey, kau pikir aku akan membiarkanmu begitu saja setelah kau menendangku? Jika kau memang jantan, ku tunggu kau ditempat biasa, datanglah sendiri," pungkas Anton lalu segera pergi melajukan motornya.
Boy yang sudah mengenali suara itu kini tak lagi ketakutan, ia justru berbalik ke arah rumah Khaira untuk memastikan.
"Apa kamu pikir rumahku ini arena berkelahi?" Suara tegas dari Khaira yang muncul di balik pintu bukannya membuat Boy terkejut, ia justru tersenyum senang karena akhirnya ia kembali bisa bertatapan dengan gadis yang sudah membuatnya takluk.
"Aku hanya sedang mengusir dia karena telah mengganggu ketenanganmu," jawab Boy sembari mengusap dadanya yang berdebar lebih cepat dari biasanya.
"Dari mana kamu tahu jika dia sedang mengganggu ketenanganku?" selidik Khaira.
"Ah i-itu, aku tidak sengaja lewat di depan rumahmu dan melihatnya tadi," jawab Boy tergagap dan tentu saja alasan itu hanyalah kebohongan belaka.
Khaira membulatkan mulutnya menanggapi perkataan Boy. "Baiklah, kalau begitu kita sudah impas, aku sudah menolongmu dan kamu sudah menolongku, sekarang pergilah karena ini sudah sangat larut." Khaira dengan cepat masuk dan menutup pintu rumahnya. Ia sadar betul, berlama-lama di luar dengan pria asing saat seperti ini sangat berbahaya untuknya.
Boy sama sekali tidak tersinggung oleh sikap Khaira, ia justru kembali tersenyum menatap pintu di mana gadis iti tadi berdiri. "Gadis yang unik," lirihnya lalu pergi menuju motor yang berada tidak jauh dari rumah Khaira dengan senyuman yang tak lepas dari wajahnya.
Baru saja ia menaiki motor dan memakai helm, senyumannya seketika lenyap tak berbekas saat mengingat perkataan Anton. "Benar, aku masih punya urusan yang belum selesai dengan brandal itu." Boy segera melajukan motornya ke tempat biasa yang menjadi titik temunya dengan geng Brandalz.
Suasana di tempat itu begitu sunyi, jalanan yang biasanya menjadi arena balap itu tampak begitu gelap dan sepi, tak ada sama sekali orang yang terlihat di sana, pun tak ada cahaya selain cahaya yang berasal dari lampu motornya.
"Akhirnya kau datang juga."
Boy menoleh ke arah sumber suara di mana Anton kini berjalan ke arahnya.
"Apa kau ingin adu balap lagi denganku? Atau ingin berduel denganku?"
"Wow, santai bray, sepertinya kau sangat tidak sabaran, katakan dulu, siapa gadis itu untukmu? Apa dia kekasihmu?"
"Apa maksudmu? Apa penghuni rumah itu seorang gadis? Aku hanya kebetulan lewat dan melihat sampah di depan rumah itu, makanya aku ingin menyingkirkannya agar tak mendatangkan penyakit," sindir Boy, ia sengaja tidak menjawab jujur pertanyaan Anton, semua itu ia lakukan demi keselamatan Khaira.
Anton mengepalkan tangannya mendengar sindiran Boy. Ia yang sudah sangat kesal pun akhirnya memberikan kode kepada para anggota gengnya yang sejak tadi bersembunyi untuk keluar dengan membawa senjata mereka masing-masing.
"Sayangnya aku lebih suka jika kau habis di keroyok, Boy."
Boy tertawa sumbang mendengar ocehan Anton. "Aku tahu itu, artinya kau sadar jika kemampuan bela dirimu sangat jauh di bawahku makanya kau takut berduel dan lebih memilih main keroyokan, dasar pengecut," sarkas Boy seraya mengangkat tangannya dan membuat sebuah kode.
Tak lama setelah itu, beberapa pemuda yang tidak lain anggota geng Black Wings muncul di balik gelapnya malam dan membawa serta senjata mereka. Bahkan jumlah mereka jauh lebih banyak dibandingkan anggota geng Brandalz.
"Sayangnya, aku bukan orang bodoh yang bisa jatuh di lubang sama berkali-kali." Boy kembali memberi kode kepada anggotanya untuk mulai menyerang, bahkan ia tak ingin lagi memberi kesempatan kepada Anton untuk berbicara. Sejak kemarin ia sudah cukup menahan diri untuk tidak membalas apa yang sudah Anton lakukan padanya beberapa hari yang lalu hingga ia tidak berdaya.
Perkelahian antar dua geng motor itu pun tak terelakkan lagi, di bawah gelapnya malam dan di tengah dinginnya udara. Meski geng Brandalz kalah jumlah, tapi mereka tak ada pilihan lain selain ikut melawan. Alhasil, hanya dalam waktu beberapa menit saja, geng Brandalz berhasil dilumpuhkan oleh Black Wings.
Boy kembali ke rumahnya di malam yang semakin larut. Sebuah mobil yang terparkir di halaman rumahnya membuat laki-laki itu tahu bahwa sang ayah kini ada di rumah. Dengan langkah pelan, ia memasuki rumah yang sebagian sudah dalam keadaan gelap.
"Boy."
Boy sedikit teperanjat saat mendengar suara bariton dalam ruang tamu yang cukup gelap itu.
"Besok pagi bibi dan sepupumu akan berkunjung ke rumah, ayah harap kamu berlaku sopan dan jangan mempermalukan ayah di depan mereka," ujar pria paruh baya itu lalu pergi.
Boy menatap sang ayah yang kini telah berlalu dalam gelap. Miris? Ia tentu miris melihat keadaannya sendiri. Bukankah seharusnya sang ayah menanyakan kegiatannya malam ini hingga terlambat pulang seperti para ayah yang lain?
Boy tersenyum kecut dalam diam, sepertinya ia terlalu berharap banyak kepada sang ayah, berharap akan sesuatu yang mustahil ia dapatkan, entah sampai kapan pun itu.
***
Lantunan adzan subuh yang begitu indah menyapa pendengaran seorang gadis yang masih terlelap di balik selimut. Matanya masih terasa sangat berat saat ia membukanya, kejadian semalam benar-benar membuatnya gelisah hingga membuatnya sulit tidur.
Siapa penguntit itu? Kenapa dia mengetahui namaku?
Dengan mata yang sesekali terpejam dan langkah sempoyongan, Khaira berjalan menuju kamar mandi untuk berwudhu sebelum menunaikan kewajibannya sebagai umat muslim.
Masih dalam keadaan berdoa usai menunaikan sholat subuh. Khaira kembali dikejutkan oleh suara ketukan pintu di depan rumahnya. Rasa takut akan kejadian semalam seketika kembali menghampiri.
Walaupun ada rasa takut, Khaira tetap memberanikan diri untuk mengintip keluar. Setidaknya dengan mengetahui siapa yang ada diluar, ia bisa membuat keputusan mengenai langkah apa yang harus dia lakukan setelah ini, menelepon polisi atau tidak.
"Mau sampai kapan kamu membiarkan kami diluar kedinginan seperti ini?"
Mata Khaira seketika membola, diikuti dengan embun yang perlahan memburamkan pandangannya.
-Bersambung-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Kah kah kah Mampos kau Anton,Mau main curang ya,,
2023-08-31
1
Qaisaa Nazarudin
Untung aja Khaira gak bukain pintunya,Sekarang kamu tau kan kamu dlm bahaya,Kerja gak ada untungnya kalo di bandingkan keselamatan dan nyawa kamu Khai..
2023-08-31
1
tukang nyimak
selalu waspada ya Khai.. banyak penggemarnya 😁😁
2023-04-27
1