Bab 5 - Keluarga

Karakter yang berbeda, lahir dari keluarga yang berbeda, konflik yang berbeda, cara komunikasi yang berbeda, hingga pola asuh yang berbeda. Meski begitu, sadar tidak sadar, suka tidak suka, semuanya akan menjadi diri sendiri saat bersama keluarga.

__________________________________________

Boy mengeraskan rahangnya saat melihat Anton mengetuk pintu rumah kontrakan Khaira dengan kuat, bahkan ia nekat menggunakan suara sang adik di ponselnya untuk memancing gadis itu keluar.

Laki-laki itu berjalan perlahan mendekati Anton, lalu dengan cepat ia menutup mulut Anton dan menyeretnya ke samping rumah.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Boy setelah menghempaskan tubuh Anton dengan kasar.

Bukannya menjawab, Anton justru tertawa mengejek saat melihat wajah Boy yang masih terdapat beberapa plester. "Kupikir kau sedang bersembunyi, besar juga nyalimu menemuiku dalam keadaan seperti ini."

"Tidak usah banyak bacot, katakan sekarang mau apa kau di rumah ini?"

"Jika kukatakan aku ingin mengganggunya, kau mau apa?" Anton tersenyum miring lalu pergi meninggalkan Boy menuju ke motornya. Mungkin dia memang harus pergi karena rencana dia malam ini sudah gagal oleh kedatangan Boy.

"Kurang ajar kau!"

Bugh

Tanpa di duga, Boy melayangkan tendangannya ke punggung Anton hingga laki-laki itu tersungkur ke depan. Ia benar-benar tidak terima jika gadis baik seperti Khaira di dalam rumah itu di ganggu oleh laki-laki sepertinya.

"Pergi kau dari sini, sudah cukup banyak aku mendengarmu mengganggu ketenangan warga, tapi tidak kali ini karena aku yang akan langsung menghalangimu!"

Anton mengerang kesakitan karena merasakan sakit di punggungnya. Baru saja ia ingin menghajar balik, lagi-lagi suara sirine polisi menghentikannya.

"Hey, kau pikir aku akan membiarkanmu begitu saja setelah kau menendangku? Jika kau memang jantan, ku tunggu kau ditempat biasa, datanglah sendiri," pungkas Anton lalu segera pergi melajukan motornya.

Boy yang sudah mengenali suara itu kini tak lagi ketakutan, ia justru berbalik ke arah rumah Khaira untuk memastikan.

"Apa kamu pikir rumahku ini arena berkelahi?" Suara tegas dari Khaira yang muncul di balik pintu bukannya membuat Boy terkejut, ia justru tersenyum senang karena akhirnya ia kembali bisa bertatapan dengan gadis yang sudah membuatnya takluk.

"Aku hanya sedang mengusir dia karena telah mengganggu ketenanganmu," jawab Boy sembari mengusap dadanya yang berdebar lebih cepat dari biasanya.

"Dari mana kamu tahu jika dia sedang mengganggu ketenanganku?" selidik Khaira.

"Ah i-itu, aku tidak sengaja lewat di depan rumahmu dan melihatnya tadi," jawab Boy tergagap dan tentu saja alasan itu hanyalah kebohongan belaka.

Khaira membulatkan mulutnya menanggapi perkataan Boy. "Baiklah, kalau begitu kita sudah impas, aku sudah menolongmu dan kamu sudah menolongku, sekarang pergilah karena ini sudah sangat larut." Khaira dengan cepat masuk dan menutup pintu rumahnya. Ia sadar betul, berlama-lama di luar dengan pria asing saat seperti ini sangat berbahaya untuknya.

Boy sama sekali tidak tersinggung oleh sikap Khaira, ia justru kembali tersenyum menatap pintu di mana gadis iti tadi berdiri. "Gadis yang unik," lirihnya lalu pergi menuju motor yang berada tidak jauh dari rumah Khaira dengan senyuman yang tak lepas dari wajahnya.

Baru saja ia menaiki motor dan memakai helm, senyumannya seketika lenyap tak berbekas saat mengingat perkataan Anton. "Benar, aku masih punya urusan yang belum selesai dengan brandal itu." Boy segera melajukan motornya ke tempat biasa yang menjadi titik temunya dengan geng Brandalz.

Suasana di tempat itu begitu sunyi, jalanan yang biasanya menjadi arena balap itu tampak begitu gelap dan sepi, tak ada sama sekali orang yang terlihat di sana, pun tak ada cahaya selain cahaya yang berasal dari lampu motornya.

"Akhirnya kau datang juga."

Boy menoleh ke arah sumber suara di mana Anton kini berjalan ke arahnya.

"Apa kau ingin adu balap lagi denganku? Atau ingin berduel denganku?"

"Wow, santai bray, sepertinya kau sangat tidak sabaran, katakan dulu, siapa gadis itu untukmu? Apa dia kekasihmu?"

"Apa maksudmu? Apa penghuni rumah itu seorang gadis? Aku hanya kebetulan lewat dan melihat sampah di depan rumah itu, makanya aku ingin menyingkirkannya agar tak mendatangkan penyakit," sindir Boy, ia sengaja tidak menjawab jujur pertanyaan Anton, semua itu ia lakukan demi keselamatan Khaira.

Anton mengepalkan tangannya mendengar sindiran Boy. Ia yang sudah sangat kesal pun akhirnya memberikan kode kepada para anggota gengnya yang sejak tadi bersembunyi untuk keluar dengan membawa senjata mereka masing-masing.

"Sayangnya aku lebih suka jika kau habis di keroyok, Boy."

Boy tertawa sumbang mendengar ocehan Anton. "Aku tahu itu, artinya kau sadar jika kemampuan bela dirimu sangat jauh di bawahku makanya kau takut berduel dan lebih memilih main keroyokan, dasar pengecut," sarkas Boy seraya mengangkat tangannya dan membuat sebuah kode.

Tak lama setelah itu, beberapa pemuda yang tidak lain anggota geng Black Wings muncul di balik gelapnya malam dan membawa serta senjata mereka. Bahkan jumlah mereka jauh lebih banyak dibandingkan anggota geng Brandalz.

"Sayangnya, aku bukan orang bodoh yang bisa jatuh di lubang sama berkali-kali." Boy kembali memberi kode kepada anggotanya untuk mulai menyerang, bahkan ia tak ingin lagi memberi kesempatan kepada Anton untuk berbicara. Sejak kemarin ia sudah cukup menahan diri untuk tidak membalas apa yang sudah Anton lakukan padanya beberapa hari yang lalu hingga ia tidak berdaya.

Perkelahian antar dua geng motor itu pun tak terelakkan lagi, di bawah gelapnya malam dan di tengah dinginnya udara. Meski geng Brandalz kalah jumlah, tapi mereka tak ada pilihan lain selain ikut melawan. Alhasil, hanya dalam waktu beberapa menit saja, geng Brandalz berhasil dilumpuhkan oleh Black Wings.

Boy kembali ke rumahnya di malam yang semakin larut. Sebuah mobil yang terparkir di halaman rumahnya membuat laki-laki itu tahu bahwa sang ayah kini ada di rumah. Dengan langkah pelan, ia memasuki rumah yang sebagian sudah dalam keadaan gelap.

"Boy."

Boy sedikit teperanjat saat mendengar suara bariton dalam ruang tamu yang cukup gelap itu.

"Besok pagi bibi dan sepupumu akan berkunjung ke rumah, ayah harap kamu berlaku sopan dan jangan mempermalukan ayah di depan mereka," ujar pria paruh baya itu lalu pergi.

Boy menatap sang ayah yang kini telah berlalu dalam gelap. Miris? Ia tentu miris melihat keadaannya sendiri. Bukankah seharusnya sang ayah menanyakan kegiatannya malam ini hingga terlambat pulang seperti para ayah yang lain?

Boy tersenyum kecut dalam diam, sepertinya ia terlalu berharap banyak kepada sang ayah, berharap akan sesuatu yang mustahil ia dapatkan, entah sampai kapan pun itu.

***

Lantunan adzan subuh yang begitu indah menyapa pendengaran seorang gadis yang masih terlelap di balik selimut. Matanya masih terasa sangat berat saat ia membukanya, kejadian semalam benar-benar membuatnya gelisah hingga membuatnya sulit tidur.

Siapa penguntit itu? Kenapa dia mengetahui namaku?

Dengan mata yang sesekali terpejam dan langkah sempoyongan, Khaira berjalan menuju kamar mandi untuk berwudhu sebelum menunaikan kewajibannya sebagai umat muslim.

Masih dalam keadaan berdoa usai menunaikan sholat subuh. Khaira kembali dikejutkan oleh suara ketukan pintu di depan rumahnya. Rasa takut akan kejadian semalam seketika kembali menghampiri.

Walaupun ada rasa takut, Khaira tetap memberanikan diri untuk mengintip keluar. Setidaknya dengan mengetahui siapa yang ada diluar, ia bisa membuat keputusan mengenai langkah apa yang harus dia lakukan setelah ini, menelepon polisi atau tidak.

"Mau sampai kapan kamu membiarkan kami diluar kedinginan seperti ini?"

Mata Khaira seketika membola, diikuti dengan embun yang perlahan memburamkan pandangannya.

-Bersambung-

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Kah kah kah Mampos kau Anton,Mau main curang ya,,

2023-08-31

1

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Untung aja Khaira gak bukain pintunya,Sekarang kamu tau kan kamu dlm bahaya,Kerja gak ada untungnya kalo di bandingkan keselamatan dan nyawa kamu Khai..

2023-08-31

1

tukang nyimak

tukang nyimak

selalu waspada ya Khai.. banyak penggemarnya 😁😁

2023-04-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Sang Ketua Geng
2 Bab 2 - Sang Gadis Baik
3 Bab 3 - Siapa Dia?
4 Bab 4 - Suara Ketukan Pintu
5 Bab 5 - Keluarga
6 Bab 6 - Sugar Duda
7 Bab 7 - Nasehat Orang Tua
8 Bab 8 - Rasa Lega
9 Bab 9 - Rasa Empati
10 Bab 10 - Penakluk Hati
11 Bab 11 - Ungkapan tak Berbalas
12 Bab 12 - Menjadi Bodyguardmu
13 Bab 13 - Terpaksa Menjauh
14 Bab 14 - Menjaganya dari Jauh
15 Bab 15 - Apa dia Pemalu?
16 Bab 16 - Khaira Hilang
17 Bab 17 - Kedatangan Boy
18 Bab 18 - Pindah
19 Bab 19 - Menjadi Tersangka
20 Bab 20 - Biar Aku yang Pergi
21 Bab 21 - Semuanya Telah Pergi
22 Bab 22 - Hadiah dari Abah
23 Bab 23 - Cantik
24 Bab 24 - Dia sudah Menikah
25 Bab 25 - Gadis Istimewa
26 Bab 26 - Berbicara Berdua
27 Bab 27 - Dia Mirip Khaira
28 Bab 28 - Dia Berubah
29 Bab 29 - Lulus Kuliah
30 Bab 30 - Ancaman Boy
31 Bab 31 - Melihatnya Kembali
32 Bab 32 - Jika Takdir ...
33 Bab 33 - Tak Ada Basa-Basi
34 Bab 34 - Kembalilah Dulu
35 Bab 35 - Kedatangan Seseorang
36 Bab 36 - Ujian atau Hukuman
37 Bab 37 - Fakta Tentang Boy
38 Bab 38 - Sholat Istikharah
39 Bab 39 - Kembalinya Geng Motor
40 Bab 40 - Kenapa Kamu Ada Di sini?
41 Bab 41 - Air Mata Bahagia Tarakhir
42 Bab 42 - Senyuman yang Memudar
43 Bab 43 - Keluarga Yang Hangat
44 Bab 44 - Antara Cinta dan Keikhlasan
45 Bab 45 - Belajar Ikhlas
46 Bab 46 - Buah dari Kesabaran
47 Bab 47 - Sapu Tangan
48 Bab 48 - Ibu
49 Bab 49 - Ngidam Khaira
50 Bab 50 - Ta'arruf yang Singkat
51 Bab 51 - Kedatangan Anton
52 Bab 52 - You Are Not A Bad Boy (End)
53 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Bab 1 - Sang Ketua Geng
2
Bab 2 - Sang Gadis Baik
3
Bab 3 - Siapa Dia?
4
Bab 4 - Suara Ketukan Pintu
5
Bab 5 - Keluarga
6
Bab 6 - Sugar Duda
7
Bab 7 - Nasehat Orang Tua
8
Bab 8 - Rasa Lega
9
Bab 9 - Rasa Empati
10
Bab 10 - Penakluk Hati
11
Bab 11 - Ungkapan tak Berbalas
12
Bab 12 - Menjadi Bodyguardmu
13
Bab 13 - Terpaksa Menjauh
14
Bab 14 - Menjaganya dari Jauh
15
Bab 15 - Apa dia Pemalu?
16
Bab 16 - Khaira Hilang
17
Bab 17 - Kedatangan Boy
18
Bab 18 - Pindah
19
Bab 19 - Menjadi Tersangka
20
Bab 20 - Biar Aku yang Pergi
21
Bab 21 - Semuanya Telah Pergi
22
Bab 22 - Hadiah dari Abah
23
Bab 23 - Cantik
24
Bab 24 - Dia sudah Menikah
25
Bab 25 - Gadis Istimewa
26
Bab 26 - Berbicara Berdua
27
Bab 27 - Dia Mirip Khaira
28
Bab 28 - Dia Berubah
29
Bab 29 - Lulus Kuliah
30
Bab 30 - Ancaman Boy
31
Bab 31 - Melihatnya Kembali
32
Bab 32 - Jika Takdir ...
33
Bab 33 - Tak Ada Basa-Basi
34
Bab 34 - Kembalilah Dulu
35
Bab 35 - Kedatangan Seseorang
36
Bab 36 - Ujian atau Hukuman
37
Bab 37 - Fakta Tentang Boy
38
Bab 38 - Sholat Istikharah
39
Bab 39 - Kembalinya Geng Motor
40
Bab 40 - Kenapa Kamu Ada Di sini?
41
Bab 41 - Air Mata Bahagia Tarakhir
42
Bab 42 - Senyuman yang Memudar
43
Bab 43 - Keluarga Yang Hangat
44
Bab 44 - Antara Cinta dan Keikhlasan
45
Bab 45 - Belajar Ikhlas
46
Bab 46 - Buah dari Kesabaran
47
Bab 47 - Sapu Tangan
48
Bab 48 - Ibu
49
Bab 49 - Ngidam Khaira
50
Bab 50 - Ta'arruf yang Singkat
51
Bab 51 - Kedatangan Anton
52
Bab 52 - You Are Not A Bad Boy (End)
53
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!