Rasa Peduli.

Sorin terkejut dengan tangannya yang merangkul tubuh Ardi dari belakang. Ia langsung menoyor kepala Ardi dari belakang.

"ARDIII !" Sorin berteriak kencang, membuat telinga Ardi berdengung kesakitan.

"Aduh, telinga gue." Rintih Ardi kesakitan sambil menyetir motor.

"Aku bilang jangan ngebut, ya jangan ngebut Ar. Hampir saja aku jatuh." Omelan Sorin keluar dari mulutnya.

"Ternyata Lo juga bisa marah sekaligus ngomel ya?" Celetuk Ardi jujur kepada Sorin.

Sorin yang tak terima mencubit kedua pinggang Ardi bersamaan. "Aku juga manusia Ardi. Kamu kira aku patung tidak bisa marah?"

"Gak gitu konsepnya. Maksud gue--"

"Apa?" Timpal Sorin cepat karena ingin mendengar jawaban Ardi.

"Ya---, Gue kira Lo memang gak bisa marah."

"Enak saja kalau bicara." Sorin cemberut setelah mendengar alasan Ardi.

"Rumah Lo masih jauh dari sini?" tanya Ardi menetralisir suasana.

"Sebentar lagi sampai. Lurus saja terus belok." Sorin menunjuk arah pulang.

"Oke."

***

Suasana malam di Ibukota memang semakin ramai, belum lagi suara bising motor lalu lalang dimana-mana. Berbeda dengan suasana di pelosok desa penuh dengan keheningan, namun suara jangkrik dan katak bernyanyi pun masih sering terdengar.

"Bagaimana ya kabar bapak sekarang? Aku harus hubungi bapak lewat siapa?" Sorin membatin sambil mengaduk minuman menggunakan sedotan.

"Lo marah sama gue? Gara-gara gue ajak mampir makan dulu." tanya Ardi yang duduk tepat didepan Sorin.

Sorin diam. Ardi melayangkan pertanyaan ke dua kalinya dengan nada menggertak. "Sorin, Lo marah sama gue?!"

Gertakan Ardi membuat Sorin terjingkat. "HA-- , Ma-maaf Ardi. Gue gak bermaksud marah."

"Lo ngapain diam? Kurang kerjaan tau gak?! Lo harusnya bersyukur gue temenin pulang." Ardi menjelaskan panjang kali lebar yang hanya dibalas Sorin singkat.

"Maaf Ar." Sorin meminta maaf dengan ekspresi melas.

"Iya iya gue maafin. Tapi, sekarang Lo makan. Jangan ngelamun lagi."

"Makasih Ar." Sorin tersenyum menyembunyikan perasaan rindunya kepada bapak.

Senyuman Ardi melebar. "Tenang aja Lo gue anterin selamat sampai rumah."

"Iya aku percaya sama kamu Ar." balas Sorin sambil mengunyah makanan dimulut.

Dua jam kemudian, Sorin telah diantar sampai rumah oleh Ardi. "Makasih ya Ardi sudah nganterin sampai rumah."

"Iya. Bisa gak Lo gak bilang makasih terus. Gue percaya kalau Lo gak bohong ke gue."

"Syukurlah kalau Ardi percaya."

"Lo udah lama kerja di rumah makan pak Sholeh?" tanya Ardi ingin tahu.

"Masih bisa dihitung. Memangnya kenapa Ar?" Sorin menjawab apa adanya. Karena, Ia tidak bertanya ke Ardi.

"Gak apa-apa. Ibuku juga kerja disitu." balas Ardi santai.

"Bu Lena, ibumu?" Sorin sengaja mempertanyakan langsung ke Ardi. Karena, ingin mendengar jawaban dari mulut teman baiknya sendiri.

"Iya. Bu Lena ibuku."

"Ardi yang sabar ya." Seketika Sorin mengelus pundak Ardi pelan.

Perlakuan Sorin membuat Ardi tak berkutik sama sekali, Ia memandang penuh wajah Sorin dengan sikap lembutnya.

Ardi menilai Sorin sangat peduli. Sehingga membuat hatinya luluh dihadapan Sorin. Seakan Sorin mengetahui semua masalah dan penderitaannya.

"Lo masuk sana. Gue mau balik pulang ke rumah." Ardi memecah suasana karena Ia menebak, Bahwa sorin hanya menguatkan dirinya karena Bu Lena.

Sorin tersenyum. "Iya, aku masuk dulu ya. Ar"

"Oke." Ardi pun berlalu dari rumah Sorin. Setelah Sorin menutup pintu.

Hanya beberapa menit, Ardi yang pulang dari rumah Sorin, dihadang oleh seseorang yang sama sekali tidak dikenalinya.

***

To be continue...

Episodes
1 Berawal dari perpisahan.
2 Berjuang keras.
3 3) Bersemangat.
4 Seperti Malaikat.
5 Keberuntungan.
6 Menyembunyikan perasaan.
7 Keberuntungan.
8 Ketakutan.
9 Kejutan.
10 Draft
11 Hari baru sekolah baru.
12 Berusaha sabar.
13 Draft
14 Kebencian.
15 Kebencian yang mendalam.
16 Rintangan di Sekolah.
17 Menyakitkan.
18 Teman Baik.
19 Rasa Peduli.
20 Tidak terduga.
21 Gejolak hati.
22 Beraksi.
23 Draft
24 Jatuh.
25 Khawatir.
26 Sial.
27 Kesedihan.
28 Sayap pelindung.
29 Memendam semua.
30 I'm OK.
31 Senyuman penuh arti.
32 Pura pura lupa
33 Draft
34 Diantara dua pilihan.
35 Merencanakan sesuatu.
36 Degupan kencang.
37 Ikatan.
38 Jeritan hati.
39 Bersama Ardi.
40 Pembuat onar.
41 Kesempatan.
42 Berusaha berpikir positif.
43 Antara Henry dan Ardi.
44 Perhatian.
45 Merah jambu.
46 Kegiatan Sekolah (Jeritan Malam)
47 Awal yang buruk.
48 Kegiatan melelehkan.
49 Lebih waspada.
50 Misterius.
51 Berantakan.
52 Kebersamaan.
53 Menaruh hati.
54 Kehilangan kesadaran.
55 Keberanian.
56 Semakin berharap.
57 Mengkhawatirkan kondisinya.
58 Mengejarmu.
59 Masa Sedih.
60 Menemukanmu.
61 Keluar dari perangkap.
62 Dua pahlawan.
63 Perasaan Apa ini?
64 A & H.
65 Belajar menerima keadaan.
66 Jalan yang dipilih.
67 Jarak.
68 Tak sabar.
69 Cemburu dalam hati
70 Berusaha mengendalikan perasaan.
71 Dunia Henry.
72 Salah tingkah.
73 Moment mengejutkan.
74 Mencoba hal baru.
75 Lapang dada.
76 Proses..
77 Don't Go!
78 Kehilangan semangat.
79 Moment baru.
80 Bukan Perasaan Biasa.
81 Menjatuhkan pilihan.
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Berawal dari perpisahan.
2
Berjuang keras.
3
3) Bersemangat.
4
Seperti Malaikat.
5
Keberuntungan.
6
Menyembunyikan perasaan.
7
Keberuntungan.
8
Ketakutan.
9
Kejutan.
10
Draft
11
Hari baru sekolah baru.
12
Berusaha sabar.
13
Draft
14
Kebencian.
15
Kebencian yang mendalam.
16
Rintangan di Sekolah.
17
Menyakitkan.
18
Teman Baik.
19
Rasa Peduli.
20
Tidak terduga.
21
Gejolak hati.
22
Beraksi.
23
Draft
24
Jatuh.
25
Khawatir.
26
Sial.
27
Kesedihan.
28
Sayap pelindung.
29
Memendam semua.
30
I'm OK.
31
Senyuman penuh arti.
32
Pura pura lupa
33
Draft
34
Diantara dua pilihan.
35
Merencanakan sesuatu.
36
Degupan kencang.
37
Ikatan.
38
Jeritan hati.
39
Bersama Ardi.
40
Pembuat onar.
41
Kesempatan.
42
Berusaha berpikir positif.
43
Antara Henry dan Ardi.
44
Perhatian.
45
Merah jambu.
46
Kegiatan Sekolah (Jeritan Malam)
47
Awal yang buruk.
48
Kegiatan melelehkan.
49
Lebih waspada.
50
Misterius.
51
Berantakan.
52
Kebersamaan.
53
Menaruh hati.
54
Kehilangan kesadaran.
55
Keberanian.
56
Semakin berharap.
57
Mengkhawatirkan kondisinya.
58
Mengejarmu.
59
Masa Sedih.
60
Menemukanmu.
61
Keluar dari perangkap.
62
Dua pahlawan.
63
Perasaan Apa ini?
64
A & H.
65
Belajar menerima keadaan.
66
Jalan yang dipilih.
67
Jarak.
68
Tak sabar.
69
Cemburu dalam hati
70
Berusaha mengendalikan perasaan.
71
Dunia Henry.
72
Salah tingkah.
73
Moment mengejutkan.
74
Mencoba hal baru.
75
Lapang dada.
76
Proses..
77
Don't Go!
78
Kehilangan semangat.
79
Moment baru.
80
Bukan Perasaan Biasa.
81
Menjatuhkan pilihan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!