Draft

Keesokan hari.

Sorin memutuskan untuk kembali bekerja di Rumah makan Padang milik pak Sholeh.

Sorin akan jujur sepenuhnya ke pak Sholeh tentang apa yang telah terjadi. Ia tidak akan menghindar. Hanya karena, sehari tidak masuk bekerja tanpa izin.

Sorin bersemangat karena yakin. Ia pasti bisa mengumpulkan uang untuk melanjutkan sekolah.

Rasa percaya diri Sorin tumbuh juga karena Henry adalah orang kedua yang telah membuatnya semangat.

Sorin berharap nantinya ia akan bisa berhasil meraih impiannya dan membahagiakan bapak di kampung.

Satu jam kemudian, Sorin telah berada di tempat kerja.

"Permisi pak Sholeh." Sorin mendekat ke pak Sholeh setelah menyapu lantai.

Pak Sholeh yang sedang sibuk dengan bukunya beserta kalkulator. Beliau menoleh ke Sorin.

"Sorin..?!" Pak Sholeh terkejut melihat Sorin yang sudah ada didekatnya.

"Iya pak."

"Kamu tidak masuk kenapa? Kamu sakit ? Apa terjadi sesuatu padamu, nak?" tanya Pak Sholeh yang mendahului pembicaraan.

Pak Sholeh nampak khawatir terhadap Sorin.

DEGH.

"Apa ?! Pak Sholeh mengkhawatirkan keadaanku? Seharusnya beliau marah, ini malah kebalikannya," batin Sorin yang

diam mendengar ucapan pak Sholeh kepadanya.

Rasanya Sorin ingin menangis sepuasnya dihadapan Pak sholeh. Tapi, Apa pantas Sorin menceritakan semuanya kepada beliau? Sebenarnya, Sorin sudah tidak sabar menahan semuanya sendiri.

"Sorin, Kenapa kamu tidak masuk kerja. Bapak sangat khawatir keadaanmu. Bapak kepikiran kamu pulang malam setelah kerja."

Sorin berusaha menyembunyikan kejadian yang telah terjadi. Terlihat pak Sholeh begitu lega melihat Sorin yang tampak baik-baik saja.

"Sudah nak, Sekarang kembalilah bekerja."

"Baik pak. Terima kasih," ucap Sorin sambil membungkukan badannya sedikit.

"Gantungkan tasmu di kamar sebelah dapur."

Sorin membawa tasnya ke ruangan khusus karyawan sebelah dapur yang ruangannya tidak begitu luas tetapi terlihat rapi dan bersih. Lalu, Sorin kembali bekerja melayani pembeli yang baru saja datang.

***

Satu jam kemudian, Tiba-tiba ada seorang wanita yang datang dan langsung masuk ke ruangan khusus karyawan.

Sorin menoleh saat membersihkan meja batin Sorin, "Siapa wanita itu?".

Terdengar suara pak Sholeh di telinga Sorin.

"Lena, akhirnya kau datang juga," ucap pak Sholeh yang membuat Sorin semakin penasaran.

"Bagaimana kondisi anakmu?" tanya pak Sholeh.

Seketika Sorin paham. Bahwa wanita itu adalah karyawan pak Sholeh yang tidak masuk saat ia mencari pekerjaan di sini.

Tidak lama wanita itu menjawab "Anakku baik-baik saja. Tidak ada luka yang serius."

"Apa yang terjadi dengan anakmu?"

"Dia terlalu aktif di Sekolah. Jadi Anakku terjatuh ketika bermain basket ," kata singkat dari wanita itu.

"Syukurlah, kalau tidak terlalu parah."

Pak Sholeh terlihat sangat lega. Bagaimana tidak pak Sholeh begitu perhatian terhadap karyawannya. Pak Sholeh hidup sendiri karena istrinya telah meninggal. Dua anaknya sudah menikah ikut dengan suaminya. Pak Sholeh sekarang fokus dengan pekerjaannya membesarkan usaha masakan Padang sampai hari ini.

Terlihat Wanita yang bernama Lena langsung melayani pembeli yang baru saja menghampirinya. Pandangan wanita itu sempat ke Sorin tapi cuma sebentar. Sorin hanya diam dan fokus kembali dengan pekerjaan mencuci piring kotor yang menumpuk.

***

Cuaca hari ini sangat cerah. Siswa- siswi dari Sekolah Taruna Merdeka bergegas memasuki gerbang sebelum ditutup.

Siswa-siswi lainnya berusaha cepat melewati gerbang. Tampak Ardi tengah berusaha mengikat tali sepatunya yang terlepas. Kemudian, Ia kembali berjalan santai sambil memeriksa lengannya yang masih memar. Akibat insident yang di lakukan ibunya kemarin.

Setiap ia berjalan menuju kelas. Banyak pasang mata melihat kehadiran Ardi. Ia sangat ramah dan membuat para siswi-siswi terpesona dengan lekung senyumnya kepada siapapun.

"Hai Ardi." Ucap salah satu siswi melihat Ardi yang berjalan menuju kelas.

Ia tersenyum lebar dan melambaikan tangan, "Hai juga."

Ardi memasuki kelas. Berjalan ke bangku dibagian belakang. Tidak berlangsung lama baru saja Ardi duduk.

Terdengar jeritan siswi-siswi yang membawa kamera untuk mengabadikan Henry yang datang masuk ke ruang kelas menuju bangkunya.

***

To be continue ...

Episodes
1 Berawal dari perpisahan.
2 Berjuang keras.
3 3) Bersemangat.
4 Seperti Malaikat.
5 Keberuntungan.
6 Menyembunyikan perasaan.
7 Keberuntungan.
8 Ketakutan.
9 Kejutan.
10 Draft
11 Hari baru sekolah baru.
12 Berusaha sabar.
13 Draft
14 Kebencian.
15 Kebencian yang mendalam.
16 Rintangan di Sekolah.
17 Menyakitkan.
18 Teman Baik.
19 Rasa Peduli.
20 Tidak terduga.
21 Gejolak hati.
22 Beraksi.
23 Draft
24 Jatuh.
25 Khawatir.
26 Sial.
27 Kesedihan.
28 Sayap pelindung.
29 Memendam semua.
30 I'm OK.
31 Senyuman penuh arti.
32 Pura pura lupa
33 Draft
34 Diantara dua pilihan.
35 Merencanakan sesuatu.
36 Degupan kencang.
37 Ikatan.
38 Jeritan hati.
39 Bersama Ardi.
40 Pembuat onar.
41 Kesempatan.
42 Berusaha berpikir positif.
43 Antara Henry dan Ardi.
44 Perhatian.
45 Merah jambu.
46 Kegiatan Sekolah (Jeritan Malam)
47 Awal yang buruk.
48 Kegiatan melelehkan.
49 Lebih waspada.
50 Misterius.
51 Berantakan.
52 Kebersamaan.
53 Menaruh hati.
54 Kehilangan kesadaran.
55 Keberanian.
56 Semakin berharap.
57 Mengkhawatirkan kondisinya.
58 Mengejarmu.
59 Masa Sedih.
60 Menemukanmu.
61 Keluar dari perangkap.
62 Dua pahlawan.
63 Perasaan Apa ini?
64 A & H.
65 Belajar menerima keadaan.
66 Jalan yang dipilih.
67 Jarak.
68 Tak sabar.
69 Cemburu dalam hati
70 Berusaha mengendalikan perasaan.
71 Dunia Henry.
72 Salah tingkah.
73 Moment mengejutkan.
74 Mencoba hal baru.
75 Lapang dada.
76 Proses..
77 Don't Go!
78 Kehilangan semangat.
79 Moment baru.
80 Bukan Perasaan Biasa.
81 Menjatuhkan pilihan.
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Berawal dari perpisahan.
2
Berjuang keras.
3
3) Bersemangat.
4
Seperti Malaikat.
5
Keberuntungan.
6
Menyembunyikan perasaan.
7
Keberuntungan.
8
Ketakutan.
9
Kejutan.
10
Draft
11
Hari baru sekolah baru.
12
Berusaha sabar.
13
Draft
14
Kebencian.
15
Kebencian yang mendalam.
16
Rintangan di Sekolah.
17
Menyakitkan.
18
Teman Baik.
19
Rasa Peduli.
20
Tidak terduga.
21
Gejolak hati.
22
Beraksi.
23
Draft
24
Jatuh.
25
Khawatir.
26
Sial.
27
Kesedihan.
28
Sayap pelindung.
29
Memendam semua.
30
I'm OK.
31
Senyuman penuh arti.
32
Pura pura lupa
33
Draft
34
Diantara dua pilihan.
35
Merencanakan sesuatu.
36
Degupan kencang.
37
Ikatan.
38
Jeritan hati.
39
Bersama Ardi.
40
Pembuat onar.
41
Kesempatan.
42
Berusaha berpikir positif.
43
Antara Henry dan Ardi.
44
Perhatian.
45
Merah jambu.
46
Kegiatan Sekolah (Jeritan Malam)
47
Awal yang buruk.
48
Kegiatan melelehkan.
49
Lebih waspada.
50
Misterius.
51
Berantakan.
52
Kebersamaan.
53
Menaruh hati.
54
Kehilangan kesadaran.
55
Keberanian.
56
Semakin berharap.
57
Mengkhawatirkan kondisinya.
58
Mengejarmu.
59
Masa Sedih.
60
Menemukanmu.
61
Keluar dari perangkap.
62
Dua pahlawan.
63
Perasaan Apa ini?
64
A & H.
65
Belajar menerima keadaan.
66
Jalan yang dipilih.
67
Jarak.
68
Tak sabar.
69
Cemburu dalam hati
70
Berusaha mengendalikan perasaan.
71
Dunia Henry.
72
Salah tingkah.
73
Moment mengejutkan.
74
Mencoba hal baru.
75
Lapang dada.
76
Proses..
77
Don't Go!
78
Kehilangan semangat.
79
Moment baru.
80
Bukan Perasaan Biasa.
81
Menjatuhkan pilihan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!