Sorin melangkahkan kakinya keluar dari gerbong. Meskipun, ia sedikit bingung setelah ini dia harus tinggal dimana?
Terlihat sangat ramai membuat Sorin sempat bingung. Tiba-tiba dia mempunyai ide untuk mencari penginapan. Sorin berjalan tanpa tahu arah.
Sekitar Tiga puluh menit. Tiba-tiba ada seseorang yang memanggil dari belakang.
Sorin menoleh dengan cepat kearah suara itu. Dilihatnya, seorang laki-laki tampan berhidung mancung dengan kulitnya yang bersih, serta memiliki mata sipit menyodorkan sesuatu didepan sorin.
"Hey! ini jaketmu. Tadi aku menemukannya didepan gerbong kereta." Laki-laki itu terengah-engah seperti dikejar anjing.
Sorin dengan nada terkejutnya. "Ha?! Sungguh?"
"Iya." jawab Laki-laki tampan bermata sipit itu. Sambil mengatur nafasnya.
"Terimakasih ya Mas". ucap Sorin membawa jaketnya kembali.
"Iya. Sama-sama" jawab laki-laki itu sambil tersenyum.
Laki-laki bermata sipit itu langsung pergi meninggalkan Sorin. Lalu, Sorin kembali berjalan mencari penginapan. Ia berusaha sekuat tenaga berjalan hingga akhirnya dia melihat ada penginapan.
Sorin mengetuk pintu rumah pemilik. Tiba-tiba muncul seorang wanita yang terlihat garang dengan ekspresi matanya yang membuat orang takut melihatnya.
"Ada apa ya?" tanya tegas Wanita dengan lirikan mengintrogasi melihat Sorin dari bawah sampai ke atas.
"Maaf Bu mengganggu? Saya mau sewa kamar kosong?" ucap Sorin langsung.
"Boleh. Satu bulan enam ratus ribu." Terang wanita itu sambil mengerucutkan bibirnya."
"Iya Bu." kata Sorin sambil mengambil uangnya yang berada di tas. Lalu, menyerahkan uangnya.
Wanita pemilik penginapan itu. mengambil kunci kamar dan memberikannya langsung ke Sorin. Sorin berterima kasih kepada wanita itu.
Sorin lega bisa membayar uang sewa penginapan. Berkat ketelatenannya menabung dicelengan kesayangannya sejak sekolah dasar.
Sorin tidak ada pilihan lagi selain harus memecahkan celengan kesayangannya sebelum merantau.
Sorin pun istirahat sejenak menghilangkan keletihannya selama perjalanan dengan membaringkan tubuhnya di kasur empuk.
***
Suara ayam tiba-tiba terdengar di telinga. Membuat Sorin terbangun dari tidur panjangnya.
Ia telah mengeluarkan semua barang dari koper, menatanya sampai rapi. Lalu, membersihkan lantai. Sorin lega telah membersihkan semuanya
Kemudian, Ia berencana keluar membeli kebutuhan yang diperlukan setiap hari.
Sorin mencari Toko kelontong terdekat. Namun didekat penginapannya tidak ada.
Sorin berjalan kaki agar dapat menemukan Toko kelontong yang masih buka.
Tidak lama Sorin menemukan Toko kelontong yang jaraknya jauh dari lokasi penginapannya.
Setelah Sorin selesai belanja. Ia memutuskan untuk langsung mencari pekerjaan.
Langkah kaki Sorin yang mulai terasa pegal tidak menghentikan jalannya mencari sumber penghasilan.
Sorin seketika terhenti melihat ada rumah masakan padang dengan antrian yang panjang. Ia melihat hanya satu Bapak paru baya melayani pembelinya satu persatu dengan ramah.
Sorin berjalan menghampiri bapak itu.
Tanpa ragu ia mendekat lalu bertanya.
"Pak, Apa bapak membutuhkan karyawan?"
"Sebenarnya saya sudah mempunyai satu karyawan. Dia tidak masuk karena anaknya sedang sakit" jawab Bapak sambil melayani pembeli.
"Aku izinkan atau tidak, ya? Kalau tidak aku pasti kewalahan. Sekarang saja antri seperti ini." Batin Bapak paruh baya sambil cekatan melayani pembeli.
"Dilihat-lihat anak ini masih sekolah. Kalau, menurut pribadiku, dia sangat butuh. Apa aku harus menerimanya saja ya?" Lanjut batin Bapak paruh baya pemilik usaha nasi Padang tersebut.
Belum lagi Beliau tak sengaja mendengar salah satu pelanggannya berkomentar tidak mau menunggu lama.
***
To be continue..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments