"Iya. Aku akan mengantarmu pulang setelah kamu selesai makan." Henry berdiri dari kursi lalu pergi tanpa melihat Sorin yang tengah terdiam melihat Henry.
Tiga puluh menit kemudian. Henry kembali ke ruang makan.
"Cepatlah, jangan terlalu lama." Celetuk Henry.
"I-iya," balas Sorin sigap.
Sorin keluar dari rumah istana milik Henry. Ia melihat mobil yang sudah berada di halaman depan rumah.
Sorin yang tengah berdiri di depan pintu rumah Henry terkejut ada seseorang yang menepuk pelan bahu dari belakang. Sorin menoleh ke arahnya. Ternyata yang dilihat Sorin Ibu wanita paruh baya yang mengantarnya makan pagi tadi.
"Non Sorin, Kekasihnya tuan Henry ya?"
tebak wanita paruh baya ingin tahu.
Sorin menaikan alis tak percaya. "Tidak Bu, Saya teman Henry, bukan kekasihnya henry."
Tampak wanita itu tidak mempercayai ucapan yang dilontarkan Sorin. Bagaimana harus percaya sedangkan kenyataan Henry tidak pernah mengajak teman perempuannya bermain ke rumah selain sorin.
Tiba-tiba Henry datang menarik tangan Sorin. Tentu saja wanita paruh baya itu terkejut melihat apa yang dilakukan Tuan majikannya ke Sorin. Sorin pasrah tidak berkutik dengan tarikan tangan Henry, Ia segera masuk ke dalam mobil.
Henry melajukan mobil miliknya dengan kecepatan tinggi. Sorin sesekali menoleh ke arah Henry yang tengah diam seperti patung hanya fokus menyetir.
Tiba-tiba ucapan itu muncul.
"Rumahmu daerah mana?"
"Aku lupa jalan pulang."
"Bagaimana aku bisa mengantarmu pulang sedangkan kamu sendiri lupa?" Tanya Henry kebingungan.
"I-iya. Kita cari berdua. Gimana?" Pinta Sorin tidak ada pilihan lain.
"Jangan lupa jawab pertanyaanku tadi?" Henry mengingatkan Sorin.
"Pertanyaan apa?" Timpal Sorin tak mengerti.
"Kamu sekolah di mana?" Balas Henry penasaran.
"Aku putus sekolah ! Memangnya kenapa?!" Balas Sorin tersinggung mengenai hal yang mengusik kehidupan privasinya.
Henry langsung terdiam mendengar perkataan Sorin.
Sorin menghembuskan nafas kasar, ekspresi berubah menjadi galak. Henry diam berpikir, seketika menyadari kesalahan yang dilakukannya terhadap Sorin. Mereka berdua diam tanpa kata sejenak.
***
Henry mencari tempat tinggal Sorin. Barangkali Sorin mengingatnya. Tapi kenyataan hasilnya masih nol. Ia belum menemukan tempat tinggal sorin.
Jarum jam sudah terus berjalan. Tanpa di ketahui Sorin, Henry menghentikan mobilnya di parkiran khusus mobil. Sorin yang terlihat bingung.
"Kenapa berhenti disini?"
"Jangan marah. Kita mampir ke sini sebentar saja. Pasti kamu belum pernah ke sini."
Sorin hanya termenung melihat ekspresi yang ditunjukkan Henry kepadanya, "Aku ingin meminta maaf atas kesalahanku tadi. Dengan permintaan maaf aku mengajakmu ke sini."
"Kamu tidak perlu merepotkan diri."
"Tidak apa Sorin."
Lalu, mereka berdua berjalan beriringan layaknya sudah kenal lama.
Henry mengajak Sorin berjalan-jalan sejenak. Ia mengajak Sorin ke bazar yang terlihat begitu ramai penjual dan pembeli yang saling berinteraksi. Mereka berdua sangat menikmati suasananya.
Kekesalan Sorin hilang. Ia seketika merasa bahagia bersyukur bertemu dengan Henry. Karena, Henry mampu menciptakan kebahagiaan dengan cara kesederhanaan. Sorin begitu salut oleh Henry.
Empat puluh menit kemudian.
"Bisa kita kembali mencari tempat tinggalku?" pinta Sorin melihat Henry membeli gulali berbentuk Hello Kitty yang sangat imut.
Henry memberikan gulali itu kepada Sorin. Lalu, Sorin menerima gulali hello kitty tersebut.
"Tentu saja." jawab Henry singkat.
Mereka berdua berjalan beriringan kembali. Tiba-tiba Henry tidak terlihat disamping Sorin. Sorin panik sambil membawa gulalinya mencari Henry kesegala arah tapi tidak ada.
Sorin berusaha menenangkan dirinya sendiri. Bahwa Henry tidak akan pergi meninggalkannya sendiri di tengah keramaian bazar.
***
To be continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments