"Padahal Henry bukan artis papan atas, fansnya ada di mana-mana," gumam Ardi.
Ardi menghampiri Henry yang sedang duduk berusaha mempersiapkan buku mata pelajaran jam pertama.
"Hen. Jadi latihan basket, nggak?" tanya Ardi antusias.
Henry mengangkat dagu. Ia baru menyadari Ardi yang tiba-tiba ada di samping meja.
"Gue enggak bisa," ucap Henry singkat.
"Ayolah, Jadi Hen. Jangan sibuk terus," rengek Ardi.
"Jangan maksa!" ketus Henry.
"Oke, nggak jadi ya gak apa-apa. Tapi, bisa senyum nggak?" Ardi memilih kembali ke bangkunya.
Tanpa arah tujuan, empat orang gadis datang menyingkirkan siswi kelas lain yang menutup jalan masuk ke kelas.
"Hush.. Hush minggir sana. Vika mau lewat." kata Disty berusaha mendapatkan jalan, agar mereka bisa masuk kelas.
"Pasti Henry sudah datang." Tebak Alya yakin.
"Tebakan Lo benar juga, ya?" balas Yista.
"Iya dong. Henry number one." Timpal Vika dan Alya bersamaan.
Ketiga cewek bersemangat berjalan bersamaan menuju bangku masing-masing. Kecuali, Vika dengan percaya diri mendekat ke Henry yang sedang fokus bersama buku dan headset ditelinga.
Vika mengambil headset sebelah kiri Henry.
"Selamat pagi baby angel." genit Vika ke Henry yang sama sekali tak memperdulikan Vika. Ia lebih memilih memasang kembali headset ditelinga.
Vika yang tanpa aba" gemas mengarahkan kepala Henry ke dirinya.
"Baby Angel harus lihat aku. Aku sayang sama kamu. Tolong kamu senyum."
"Singkirin kedua tangan lo." Ucapan Henry membuat hati Vika teriris.
"Kenapa?" tanya Vika cemberut.
"Jangan pegang-pegang gue. Lo bisa nggak gangguin hidup gue?" ucap Henry melepas headset ditelinga, karena sudah ada Bu Tina memasuki kelas.
"Enggak bisa Henry. Gue akan tetap--," Ucapan Vika terpotong karena Bu Tina menegur.
"Tetap apa Vika? Mau tetap berdiri?" tegas Bu Tina yang mendadak dibelakang punggung Vika.
Vika yang tidak mengetahui membalikan badan sambil melotot tak percaya melihat Bu Tina. "Enggak kok Bu Tina ini saya mau duduk."
"Oke Vika. Silahkan kembali ke tempatmu."
Bu Tina memulai pembicaraan. "Selamat pagi semuanya."
"Selamat pagi Bu Tina." Sahut
semua murid yang ada di kelas.
"Sekarang Bu Tina akan menyampaikan ke kalian semua."
"Menyampaikan apa Bu?" Tanya Yista tanggap.
"Kelas ini kedatangan murid baru."
DEGH. Semua terkejut mendengar ucapan Bu Tina, bahwa ada penambahan siswa baru. Sebagian anak kecewa dan sisanya menyambut.
"Silahkan Sorin." Bu Tina mempersilahkan kedatangan Sorin yang membuat semua penghuni di kelas melongo, termasuk Ardi.
Sorin datang menyapa dengan senyuman.
"Perkenalkan dirimu Sorin." Pinta Bu Tina yang berada disebelah Sorin berdiri.
"Perkenalkan nama saya Sorin. Senang bertemu dengan kalian semua." ucap Sorin berusaha tidak gugup menatap murid yang fokus kepadanya.
***
"Bukannya cewek itu--, gue pernah ketemu." batin Ardi menebak sambil menatap Sorin dalam.
Sementara Henry tersenyum lega melihat kehadiran Sorin di depan kelasnya.
"Sorin. Kamu duduk di samping Henry ya. Bangku sebelah Henry kosong." Tunjuk Bu Tina ke bangku sebelah Henry.
Sorin mengangguk setuju tanpa penolakan. Ia pun melangkah ke bangku tersebut. Untuk duduk di sebelah Henry.
Sorin tersenyum melihat Henry yang tengah melihat dirinya. Sebenarnya, Ia ingin berterima kasih tetapi masih mencari waktu yang tepat. Karena, pelajaran telah dimulai.
"Kenapa sih anak baru sudah dapat posisi nyaman?! Kenapa harus disebelah Henry?!Gue pastikan posisi Lo gak bakalan nyaman!" Batin Vika panas melihat Sorin didekat Henry.
***
To be continue..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments