3) Bersemangat.

"Izinkan saya bekerja disini hari ini ya pak?" nada memohon.

"Iya, Sekarang kamu bisa langsung melayani pembeli." Tanpa ragu Bapak paru baya langsung menerima Sorin sebagai karyawan barunya.

"Baik pak." Sorin bergegas melayani pembeli yang sedari tadi antri.

Sorin sudah melayani pembeli. Ia lalu mendekat ke arah pemilik paru baya tadi.

"Bapak, Terima kasih sudah menerima saya bekerja disini. Saya senang dan bersyukur sekali. Karena saya sangat membutuhkan pekerjaan ini" ucap Sorin dengan senyum ke arah pemilik Rumah masakan Padang.

"Iya, sama-sama. O iya, Namamu siapa nak?" tanya bapak sambil menghitung uang hasil dagangannya.

"Nama saya Sorin pak."

"Nama bapak siapa ya?"

"Panggil saya pak Sholeh."

"Sorin tinggal di mana?" tanya Bapak yang telah selesai menghitung uang dagangan hari ini.

Sorin tersenyum lalu berkata, "Dekat sini pak."

"Owh, orang baru ya? Bapak tidak pernah melihat kamu sebelumnya." tanya Bapak menatap ke arah Sorin.

"Iya pak" ucap Sorin sembari membersihkan meja makan yang telah ditinggal pembeli.

Sorin terpaksa berbohong kalau sebenarnya tempat kostnya jauh dari sini.

"Sorin, Sepertinya kamu masih sekolah. Kenapa kamu kerja?" tanya Bapak sambil memperhatikan Sorin yang tengah membereskan piring kotor di meja.

"DEGH?!" sepontan Sorin terkejut mendengar pertanyaan pemilik rumah makan yang baru dikenalnya. Sorin terdiam bibirnya kaku dan membisu seperti patung mati tanpa suara apapun.

Sorin berusaha menjawab pertanyaan itu. Tapi tertahan tidak bisa diungkapkan. Karena mungkin kondisinya sekarang yang tidak memungkin.

"Kenapa anak ini diam saja? Apa saya salah bertanya ya?" batin Bapak yang masih bertanya-tanya.

"Sorin, Kamu tenang saja ya. Setiap selesai bekerja bawalah masakan Padang ini. Untuk dibawa pulang ke rumah." kata Pak Sholeh.

Sorin sadar dari lamunannya, lalu berkata "Tidak pak. Saya disini berniat untuk bekerja. Bukan meminta."

Bapak paru baya tersebut hanya tersenyum kagum mendengarkan ucapan Sorin. Jarang sekali, Hampir tidak pernah bapak Sholeh mendengar perkataan seseorang. Terlebih lagi untuk anak seusia Sorin.

"Ini amanat saya sebagai bos nak."

"Jangan pernah menolak pemberian orang lain. Apalagi bos kamu sendiri." ungkap Bapak sembari melihat Sorin sibuk mencuci piring kotor."

Bapak tersebut mendekat ke arah Sorin yang sedang mencuci piring, "Semangat terus ya nak."

Ingin rasanya Sorin menangis dihadapan bapak Sholeh, Orang yang baru ia kenal seakan memahami apa yang dirasakan Sorin saat ini. Sorin hanya membalas senyuman tanpa kata sedikitpun.

Siang berubah menjadi malam. Sekitar jam sembilan lebih lima belas menit. Sorin telah menyelesaikan pekerjaannya. Tanpa Sorin tahu waktunya ia harus pulang.

"Nak, pulanglah. Sekarang sudah larut malam."

"Besok kamu lanjut kerja lagi, seperti hari ini."

Sorin menghentikan aktivitasnya.Ketika mendengar ucapan bosnya itu.

"Jangan lupa bungkuslah makanan untuk dibawa pulang." kata Bapak Soleh pemilik rumah masakan Padang.

"Makasih pak." jawab Sorin pelan sembari membungkus makanan.

Tidak membutuhkan waktu lama Sorin pun pamit kepada bapak Sholeh.

"Sorin pamit pulang pak?"

"Iya nak. Hati-hati ya dijalan."

Sorin pun pulang jalan kaki menuju tempat tinggalnya. Perjalanan ke rumah Sorin sekitar Empat puluh menit.

Sorin berjalan sambil menikmati udara yang menurutnya segar di malam hari. Walaupun kata orang angin malam sangatlah tidak baik. Tapi, Sorin tidak mempercayai hal itu.

Rasa lelah menyelimuti diri Sorin, Tenaganya apalagi terkuras habis. Jangan tanyakan Sorin apa kamu tidak lelah? Pasti Sorin sangat lelah, Ia juga sangat ingin langsung merebahkan diri di kasur tanpa harus jalan kaki ke Rumah. Tapi, apalah daya uang pun tidak ada.

Tiba-tiba sampai di persimpangan jalan. Hal aneh dirasakan Sorin. Seperti ada seseorang yang sedang membuntutinya. Suasana jalan sebelumnya berbeda dengan sekarang yang dirasakan oleh Sorin.

Sorin menghentikan langkahnya. Ia berhenti lalu mencermati ke segala penjuru arah. Namun tidak ada siapapun dibelakangnya.

Sorin berlari. Benar saja hentakan suara kaki terdengar ditelinganya. Ia berlari melihat belakang. Ada seseorang yang tidak ia kenal berlari mengejarnya.

Sorin begitu ketakutan. Apakah dia mampu lolos dari orang yang tidak dikenalnya atau tidak. Sorin berpikir bersembunyi adalah cara paling aman untuknya saat ini.

Benar saja Sorin langsung bersembunyi ke tempat yang menurutnya aman. Jantung Sorin berdetak cepat seakan ia berfikir apa dia akan mati dibunuh orang yang tidak dikenalnya hari ini. Tiba-tiba Orang yang tidak dikenalnya mengetahui keberadaanya .

Sorin begitu ketakutan. Benar saja tiba-tiba orang tersebut membungkam hidung Sorin dengan kain yang berbau alkohol. Sorin pun tidak bisa berkutik lalu tidak sadarkan diri.

***

Episodes
1 Berawal dari perpisahan.
2 Berjuang keras.
3 3) Bersemangat.
4 Seperti Malaikat.
5 Keberuntungan.
6 Menyembunyikan perasaan.
7 Keberuntungan.
8 Ketakutan.
9 Kejutan.
10 Draft
11 Hari baru sekolah baru.
12 Berusaha sabar.
13 Draft
14 Kebencian.
15 Kebencian yang mendalam.
16 Rintangan di Sekolah.
17 Menyakitkan.
18 Teman Baik.
19 Rasa Peduli.
20 Tidak terduga.
21 Gejolak hati.
22 Beraksi.
23 Draft
24 Jatuh.
25 Khawatir.
26 Sial.
27 Kesedihan.
28 Sayap pelindung.
29 Memendam semua.
30 I'm OK.
31 Senyuman penuh arti.
32 Pura pura lupa
33 Draft
34 Diantara dua pilihan.
35 Merencanakan sesuatu.
36 Degupan kencang.
37 Ikatan.
38 Jeritan hati.
39 Bersama Ardi.
40 Pembuat onar.
41 Kesempatan.
42 Berusaha berpikir positif.
43 Antara Henry dan Ardi.
44 Perhatian.
45 Merah jambu.
46 Kegiatan Sekolah (Jeritan Malam)
47 Awal yang buruk.
48 Kegiatan melelehkan.
49 Lebih waspada.
50 Misterius.
51 Berantakan.
52 Kebersamaan.
53 Menaruh hati.
54 Kehilangan kesadaran.
55 Keberanian.
56 Semakin berharap.
57 Mengkhawatirkan kondisinya.
58 Mengejarmu.
59 Masa Sedih.
60 Menemukanmu.
61 Keluar dari perangkap.
62 Dua pahlawan.
63 Perasaan Apa ini?
64 A & H.
65 Belajar menerima keadaan.
66 Jalan yang dipilih.
67 Jarak.
68 Tak sabar.
69 Cemburu dalam hati
70 Berusaha mengendalikan perasaan.
71 Dunia Henry.
72 Salah tingkah.
73 Moment mengejutkan.
74 Mencoba hal baru.
75 Lapang dada.
76 Proses..
77 Don't Go!
78 Kehilangan semangat.
79 Moment baru.
80 Bukan Perasaan Biasa.
81 Menjatuhkan pilihan.
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Berawal dari perpisahan.
2
Berjuang keras.
3
3) Bersemangat.
4
Seperti Malaikat.
5
Keberuntungan.
6
Menyembunyikan perasaan.
7
Keberuntungan.
8
Ketakutan.
9
Kejutan.
10
Draft
11
Hari baru sekolah baru.
12
Berusaha sabar.
13
Draft
14
Kebencian.
15
Kebencian yang mendalam.
16
Rintangan di Sekolah.
17
Menyakitkan.
18
Teman Baik.
19
Rasa Peduli.
20
Tidak terduga.
21
Gejolak hati.
22
Beraksi.
23
Draft
24
Jatuh.
25
Khawatir.
26
Sial.
27
Kesedihan.
28
Sayap pelindung.
29
Memendam semua.
30
I'm OK.
31
Senyuman penuh arti.
32
Pura pura lupa
33
Draft
34
Diantara dua pilihan.
35
Merencanakan sesuatu.
36
Degupan kencang.
37
Ikatan.
38
Jeritan hati.
39
Bersama Ardi.
40
Pembuat onar.
41
Kesempatan.
42
Berusaha berpikir positif.
43
Antara Henry dan Ardi.
44
Perhatian.
45
Merah jambu.
46
Kegiatan Sekolah (Jeritan Malam)
47
Awal yang buruk.
48
Kegiatan melelehkan.
49
Lebih waspada.
50
Misterius.
51
Berantakan.
52
Kebersamaan.
53
Menaruh hati.
54
Kehilangan kesadaran.
55
Keberanian.
56
Semakin berharap.
57
Mengkhawatirkan kondisinya.
58
Mengejarmu.
59
Masa Sedih.
60
Menemukanmu.
61
Keluar dari perangkap.
62
Dua pahlawan.
63
Perasaan Apa ini?
64
A & H.
65
Belajar menerima keadaan.
66
Jalan yang dipilih.
67
Jarak.
68
Tak sabar.
69
Cemburu dalam hati
70
Berusaha mengendalikan perasaan.
71
Dunia Henry.
72
Salah tingkah.
73
Moment mengejutkan.
74
Mencoba hal baru.
75
Lapang dada.
76
Proses..
77
Don't Go!
78
Kehilangan semangat.
79
Moment baru.
80
Bukan Perasaan Biasa.
81
Menjatuhkan pilihan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!