Laki-laki itu berhenti tepat di depan pagar rumah yang sangat besar. Terlihat rumah besar itu bagaikan istana di negeri dongeng. Laki-laki itu masuk, lalu di bukakan pintu oleh satpam yang tengah berdiri di samping pagar menjaga rumah besar itu agar tetap aman.
Sorin terdiam tidak bisa berkata apapun, seakan mulutnya terkunci. Ia merasa apa yang dilihatnya sekarang hanya hidup di alam mimpi. Seketika ia tersadar apa yang dilontarkan laki-laki itu.
"Apa yang kamu lakukan disini ? Apa kamu tidak mau masuk? Atau, kamu mau tidur bersama Pak Didin disini?" tanya laki-laki itu dengan menyembunyikan senyum dibalik bahunya.
Sorin hanya diam. Ia tidak berani berucap kata satu pun karena hal ini seperti mimpi indah bagi Sorin. Karena bertemu dengannya sebuah keberuntungan bagi Sorin. Tapi, Sorin tidak ingin merepotkan laki-laki itu.
Terdengar tawa kecil pak Didin, "Hahaha, Ada-ada saja tuan Henry ini.
Laki-laki itu membalas dengan senyuman ke arah pak Didin. Sorin yang mendengar ucapan beliau hanya bisa diam, lalu berubah mengerucutkan bibir dan alisnya menaik. Ia melihat ke arah Henry. Henry juga fokus memandang sorin.
"Buruan masuk..!" kata Laki-laki yang sedang berjalan menuju pintu rumahnya.
Sorin mengikuti sambil bergumam, "Ternyata namanya Henry. Keren juga sama seperti orangnya."
***
Sorin masuk ke dalam rumah Henry. Ia menutup pintu pelan-pelan hingga tidak berbunyi. Sorin membalikkan badan, terlihat ruang tamu begitu luas, rapi dan nyaman ketika dipandang.
"Waw..Ruang tamunya luas, belum lagi ruangan lain," batin Sorin tanpa matanya tidak berkedip.
Kacaunya Sorin spontan terkejut dan berteriak. Ketika laki-laki itu menepuk bahunya. Sorin sadar langsung menutup mulut dengan tangannya sendiri.
"Ada apa? Apa yang sedang kamu pikirkan?! Jangan pernah melamun lagi. Sekarang sudah jam setengah dua."
"I-iya, maaf."
"Ikuti aku sekarang ! Aku akan mengantarmu ke ruang istirahat khusus untukmu."
Sorin mengikutinya. Henry terhenti di depan pintu kamar dan langsung memberikan sebuah kunci untuk Sorin. Henry kembali masuk ke ruangan yang berada di sebelah ruang kamar Sorin.
Sorin menerima kunci itu. Ia langsung masuk dan beristirahat.
***
Pukul 05.00 pagi, Bapak sedang bersantai menikmati secangkir teh duduk di depan rumah. Penampilan Beliau sudah terlihat rapi.
Hari ini beliau berinisiatif mendatangi wali kelas di sekolah Sorin. Beliau ingin memberitahukan bahwa sorin akan berhenti sekolah untuk sementara.
Tiga jam kemudian, Bapak telah sampai di sekolah. Beliau disambut wali kelas Sorin yang begitu santun.
"Pagi Bu." Salam Bapak Sorin sambil tersenyum.
"Pagi juga Pak. Ada yang bisa saya bantu?"
"Permisi sebelumnya, saya wali murid Sorin.."
Bapak belum selesai melanjutkan ucapannya, sudah dibalas sigap Wali kelas Sorin.
"Owh, Bapak Sorin."
"Iya benar Bu. Sebelumnya saya sebagai bapak Sorin minta maaf ingin memberitahukan, Sorin sementara tidak bisa melanjutkan sekolah."
"Maaf pak, kenapa ya? Apa karena pembayaran sekolah Sorin?"
"Iya benar Bu. Tapi, saya akan berusaha melanjutkan pendidikan Sorin kembali."
"Maaf ya pak sebelumnya, kami pihak sekolah belum ada bantuan pendidikan beasiswa bagi yang tidak mampu."
"Tidak apa-apa, Bu. Ini sudah kewajiban orang tua, menyekolahkan anaknya." Jelas Bapak yang berusaha tegar walaupun sebenarnya hatinya berderai air mata.
Setelah semuanya selesai, Bapak bernapas sesak menahan rasa sedih yang disembunyikan dari Sorin. Beliau hanya bisa memendam perasaan bersalahnya.
***
To be continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments