"Yes ! Rencana kita berhasil !" Seru Disty membuat riuh suasana.
"Siapa dulu dong yang ngusulin? Vika!" Jawab Vika penuh percaya diri dihadapan genknya sendiri.
"Jadi itu tempat kerjanya si Sorin. Baru tau kalau dia juga kerja cari uang." Timpal Yista penasaran semua tentang Sorin.
"Atau kemungkinan dia--." Yista menjawab pertanyaan yang dilayangkannya sendiri.
"Terusin, Ta?!" Disty cemberut mendengar ucapan Yista yang terpotong.
"Dia anaknya orang miskin kali ya?" tebak Yista membuat semuanya menganga.
Mereka bersembunyi dari jangkauan Sorin yang tengah berkerja. Tetapi, mereka masih bisa melihat setiap pergerakan Sorin.
Mereka pun tertawa lepas mendengar tebakan Yista yang menurutnya benar.
"Sekolah kita itu sekolah favorit, biaya sekolahnya juga mahal. Pakai uang mainan kali dia." Ejek Vika puas.
"Hahaha.." Mereka masih tertawa ditempat yang sama. Seketika seseorang memergoki dan tawanya terhenti.
"Ngapain Lo semua disini?" tanya Ardi yang tak sengaja mengetahui keberadaan teman-teman yang dikenalinya di kelas, termasuk Vika.
"Eh, e-lo semua. Kenapa Lo semua bisa ada disini?" tanya Ardi penasaran dengan tatapan tajam ke satu persatu pasang mata yang melihat kehadirannya.
"Kita dari tadi main disini. Ini juga mau balik ke rumah." Salah satu dari Genk Butterfly beralasan yang tepat ke laki-laki yang tengah mengintrogasi.
"Yuk, kita balik." ajak Vika ke genknya. Mereka pun pergi meninggalkan Ardi yang berpura-pura tidak mengetahui hal apapun.
"Dasar kelakuan licik." Gumam Ardi sendiri. Ia pun memilih menemui ibunya.
***
Ardi telah sampai ke rumah makan nasi Padang tempat ibunya bekerja. Seketika Ardi terkejut karena Ia melihat kehadiran Sorin.
Mereka berdua saling menatap. Seperti ada cahaya yang menerangi keduanya. Cahaya itu seakan sirna terganti dengan suara gertakan yang mengagetkan.
"EKHMM.. sedang apa kalian?!" tanya bu Lena yang berada diantara mereka berdua.
Sorin dan Ardi mendelik. Lalu, mereka berusaha tidak terjadi apapun. Tanpa menjelaskan ke bu Lena. Sorin berjalan ke kamar mandi. Sementara Ardi hanya diam melihat ibunya yang cemberut.
"Ardi?! Kenapa kamu ke sini?!" tanya bu Lena mengerutkan dahi.
"Mau apa kamu ke sini?! Mau minta uang lagi ke ibumu ini?!" Pertanyaan menyakitkan begitu saja terlepas dari mulut beliau.
Ardi yang mendengar ibunya bertanya hanya menggelengkan kepala cepat. "Aku hanya istirahat sebentar," ujar Ardi jujur.
"Jangan bohong. Punya uang dari mana kamu, istirahat makan disini?!" kesal Bu Lena melayangkan pertanyaan yang seakan menikam darah dagingnya sendiri.
Ardi diam tak menggubris pertanyaan Ibunya. Ia berlari meninggalkan Ibunya bekerja.
"Dasar anak gak tau diri !" ketus bu Lena ke Ardi yang menghilang.
Apa yang didengar Sorin sangatlah jelas ketika ia telah selesai membersihkan diri karena pecahan telur. Ternyata anak laki-laki yang Ia kenal di sekolah adalah anak kandung dari bu Lena yaitu Ardi.
"Kalaupun anak laki-laki itu adalah anak kandung bu Lena, Kenapa Bu Lena kasar sekali dengan anak kandungnya sendiri?" Pertanyaan Sorin bermunculan dalam hati.
"Kasihan Ardi." Gumam Sorin setelah melihat dan mendengar ucapan Bu Lena.
Sorin yang mendengarkan seakan hatinya tersayat oleh benda tajam. Apalagi Ardi yang mengalaminya sendiri.
***
"CK.. Bangs**!" Ardi kesal dengan sikap ibunya. Seakan dirinya bukan anak kandungnya. Ia memilih memesan minuman di warung tak jauh dari lokasi sekolah.
"Bu Inas, pesan goodday cappucino satu."
"Siap nak Ardi. Pakai es atau hangat?" tanya Bu Inas lagi sebelum membuatkan pesanan Ardi.
"Hangat saja Bu." jawab Ardi sambil mengambil salah satu gorengan.
Belum sampai gorengan masuk ke dalam mulutnya. Panggilan masuk muncul di handphonenya.
Ardi mengangkat. Ia pun terkejut dengan suara yang didengarnya.
***
To be continue..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments