Suara ketukan berkali-kali tidak terdengar di telinga. Henry yang sedari tadi berada di depan pintu mengetuk. Namun, tidak ada respon apapun.
Rasa tekat sudah bulat. Henry mencoba membuka pintu kamar Sorin. Ternyata, kamar Sorin dalam keadaan tidak terkunci.
Bagaimana cerobohnya Sorin tidak mengunci pintu kamarnm? Sedangkan, posisi Sorin berada di rumah seorang laki-laki yang baru dikenalnya? Beruntunglah Sorin bertemu dengan Henry yang tidak mempunyai niat jahat sama sekali.
Henry masuk ke dalam kamar melihat Sorin masih tidur. Padahal sekarang sudah jam delapan pagi. Ia mendekat ke arah Sorin dan berusaha membangunkan.
"Sorin bangunlah. Sekarang sudah jam delapan pagi," ucap Henry sambil menggoyangkan pelan badan Sorin yang tertutupi selimut.
"Hmmmm..."
Sorin perlahan membuka selimut. Ia berusaha bangun dari tempat tidur. Tanpa sadar Henry sudah ada dihadapannya.
"AAAAA !" jerit Sorin menghindar dari Henry. Ia langsung bergerak ke kamar mandi.
Henry hanya menahan senyum melihat tingkah Sorin. Ia keluar dari kamar Sorin. lalu, kembali masuk ke kamar Sorin lagi.
Ia berniat memberikan pakaian untuk Sorin dan menggantungkan di depan lemari dekat meja. Henry kembali keluar kamar tanpa ketahuan Sorin.
Sorin sedari tadi mandi. Tiba-tiba selesai, keluar dari kamar mandi dan akan bersiap diri. Ia melihat sesuatu di depan lemari.
"Baju siapa ini? bagus sekali. Siapa yang menggantungkan baju di depan lemari? sepertinya tadi tidak ada baju yang menggantung disini?" gumam Sorin.
Tanpa berpikir panjang Sorin mengenakan baju. Sorin percaya bahwa baju ini telah disiapkan oleh Henry untuknya.
***
Sorin keluar kamar dengan senang hati. Ia berusaha untuk bersikap biasa.
Sorin merasa bahagia tinggal di rumah serba mewah seperti istana kerajaan karena ditolong Henry. Sorin senyum-senyum sendiri dengan lamunannya.Tiba-tiba wanita paruh baya mendekat ke arah Sorin untuk menyampaikan sesuatu.
"Non Sorin, silahkan sarapan dahulu. sudah saya siapkan makanannya."
Sorin membungkukan badannya sebentar, lalu berterima kasih kepada wanita paruh baya tersebut.
"Mari non Sorin." Wanita paruh baya tersebut mengantarkan Sorin ke ruang makan. Sorin mengikuti wanita paruh baya sampai ke ruang makan yang letaknya dekat dengan taman di belakang rumah. Jadi, ketika makan bisa sambil memandang tanaman yang indah.
Ada Henry yang tengah fokus menyantap makanannya. Saat Sorin datang, matanya tertuju ke arah Sorin yang terlihat cantik mengenakan baju berbahan katun perpaduan dengan kain sifon dengan hiasan pita di bagian bawah lingkar leher.
"Duduk dan makanlah," kata Henry sambil menghabiskan makanannya.
"Makasih untuk tumpangannya."
"Iya sama-sama. Cepat makanlah." Perintah Henry sambil mengambil tisu untuk membersihkan bibirnya dari makanan sisa yang menempel dipipi.
Sorin membalikkan piring yang ada di depannya. Ia mengambil nasi, lauk pauk, dan beberapa sayuran pelengkap lainnya. Sorin sendiri merasa senang seperti diberi hadiah keberuntungan. Lalu, Sorin melahap makanannya.
Dalam diam Henry sangat mengamati Sorin apapun tingkahnya termasuk saat sedang makan. Sebenarnya Henry masih penasaran dengan Sorin. Sesekali ia menyela pembicaraan.
"Sorin, kamu sekolah di mana?" tanya Henry polos.
Saat itu juga Sorin menghentikan makannya. Mereka berdua saling berpandangan satu sama lain dengan pikiran masing-masing.
Sorin jadi berubah tak selera makan. Ia juga tidak bisa menceritakan semuanya kepada orang lain. Apalagi Henry laki-laki yang baru dikenalnya.
Walaupun terlihat sangat jelas dari wajah Henry tidak ada sama sekali niat buruk apapun. Tapi, Sorin masih tetap berusaha merahasiakan kehidupan pribadinya kepada siapapun. Meskipun Henry berusaha ingin tahu.
"Kenapa kamu diam saja? Apa aku salah bicara ya? Aku tidak akan memaksa, apabila kamu tidak berkenan."
"Maaf."
"Kalau pun kamu benar-benar tidak sekolah. Aku berniat untuk membantumu."
Jantung sorin berdetak lebih kencang dari biasanya. Sorin menjadi bertanya-tanya. Tapi, ia merasa bahwa apa yang dikatakan Henry hanya basa-basi belaka. Di sisi lain kelihatannya Henry benar-benar serius dengan ucapannya.
"Apa yang kau bicarakan? Aku hanya ingin kembali ke kost. Kapan kamu akan mengantarku?"
"Apa kamu ingin mengelak pertanyaanku? Jawab saja. Aku tidak akan macam-macam denganmu."
"Baiklah, tapi ada syaratnya." Tegas Sorin.
"Iya, Apa syaratnya?" tanya Henry.
"Tolong antar aku pulang sampai ke kost." Pinta Sorin kedua kalinya.
***
To be continue..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments