Dirumah utama Abhimarta, selepas makan malam Yolanda dan Felix tidak langsung tidur. Mereka ke ruang keluarga sejenak bersama kakek juga. Karna tidak baik selepas makam langsung tidur untuk kesehatan. Sambil mengobrol juga sambil menonton televisi. Tetapi wajah Yolanda memancarkan kegelisahan. Sejak makan tadi, ia seperti tidak nafsu namun tetap dipaksakan olehnya.
Felix yang sadar dengan sikap istrinya langsung melontarkan pertanyaan. Barangkali istrinya tidak enak badan atau ada yang sedang dipikirkan. Gak asing lagi bagi Felix kalau istrinya sudah memendam sendiri apa yang dipikirkannya kalau gak ditegur oleh Felix.
"Kamu kenapa ma? Dari tadi sikap kamu aneh, diam saja. Makan tadi juga begitu, apa yang sedang kamu pikirkan? Apa kamu sakit?" tanya Felix sambil memegang kening Yolanda untuk mengetes suhu badannya.
"Tapi gak panas kok, kamu kenapa?" tanyanya lagi setelah memastikan tidak ada tanda-tanda demam atau sakit.
"Aku gak sakit mas. Aku juga gak tau dari tadi ada yang mengganjal gitu. Hatiku tiba-tiba gak enak dan gak tenang juga. Aku kepikiran Arshan terus mas, kamu belum dapat kabar soal dia disana" jawab Yolanda langsung memperlihatkan wajah gelisahnya.
"Ma, Arshan itu sudah dewasa, dia bisa jaga diri. Gak perlu dikhawatirkan begitu, Arshan lagi jalanin tugasnya. Kami yang tenang" ucap Felix menengkan istrinya yang terlihat gelisah.
"Tapi hatiku gak tenang mas. Seperti ada yang mengganjal. Aku takut terjadi sesuatu dengan Arshan mas. Coba telfon Daniel tanyain kabar Arshan disana" ujar Yolanda.
"Baiklah sebentar aku telfonin biar kamu gak khawatir lagi." balas Felix mengambil ponsel diatas meja lalu mencari nomer Daniel. Sejenak panggilan pun terhubung. Tak lupa Felix menyalakan log spiker agar terdengar jelas ditelinga Yolanda.
"Hallo Daniel?"
📱"Iya tuan ada apa?" tanya Daniel diseberang telfon.
"Apakah disana pekerjaan sudah beres semua? Rapat sudah selesaikan?" tanya Felix.
📱"Sudah tuan, semuanya sudah selesai." jawab Daniel.
"Arshan baik-baik saja kan? Dia sedang apa sekarang? Apakah dia sudah makan?" tiba-tiba saja Yolanda menyahut geram, yang ingin dia tau adalah kabar putranya bukan malah bahas pekerjaan.
📱"Tuan muda baik-baik saja nyonya. Tuan muda juga sudah makan, sekarang tuan muda sedang ada dikamarnya beristirahat. Kenapa nyonya besar?" balas Daniel merasa aneh dengan sikap nyonya bosnya.
"Gak pa-pa, mungkin perasaanku saja yang terlalu berlebihan mengkhawatirkan Arshan. Ya sudah makasih Daniel"
📱"Iya nyonya"
Panggilan pun beralih kembali kepada Felix. Ia berbicara sedikit dengan Daniel sebelum akhirnya panggilan benar-benar diakhiri. Daniel sebenarnya ingin mengatakan niat Arshan besok, namun karna desakan dari Arshan yang tak ingin orang tuanya tau. Mau gak mau Daniel pun menuruti keinginan Arshana. Lagian juga hanya refresing sebentar gak apa-apa juga. Pikirnya Daniel begitu.
"Tuh dengar sendiri kan apa yang dikatakan Daniel. Arshan itu gak apa-apa, kamu saja yang terlalu berlebihan. Sudah mendingan sekarang kamu istirahat dikamar. Nanti aku menyusul bentar lagi" ucap Felix.
"Putramu sudah dewasa, biarkan dia menjalani hidupnya sendiri. Kamu mengkhawatirkannya memang wajar, tapi jangan terlalu berlebihan." sahut kakek.
"Iya pa, Yolan ke kamar dulu" ucal Yolanda.
Kakek pun mengangguk saja, lalu Yolanda pergi ke kamarnya untuk beristirahat. Walau pun sudah menelfon Daniel dan menanyakan kabar Arshan. Hati Yolanda tetap masih cemas, tetapi ia menepis semua itu dan memilih untuk tidur.
🥀
🥀
🥀
Keesokan paginya sesuai dengan apa yang diinginkan Arshan semalam. Dia benar-benar menggunakan mobil sendiri menuju daerah perbukitan alias puncak. Sementara Daniel menggunakan mobil lain. Sebenarnya pagi ini pun Daniel sempat cekcok lagi dengan Arshan masalah mobil. Tetapi Arshan tetap ngotot, sehingga Daniel pun mengalah.
Semakin dilarang malahan Arshan tak menggubris sama sekali. Arshan juga melarang Daniel untuk mengatakan hal tersebut kepada papanya. Yang ada dalam pikiran Arshan saat ini adalah kalau diberi waktu untuk bersantai satu hari kenapa tidak dimanfaatkan dengan baik. Itulah kenapa Arshan minta refresing sejenak ke puncak sebelum kembali.
Akhirnya mereka berangkat bersama, beriringan mobil, tepatnya mobil Arshan yang paling depan. Arshan melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata saat masih ada dipusat kota. Namun saat sudah memasuki kawasan bukit, ia menurunkan kecepatan mobil karna jalan yang mulai naik turun. Disana masih ada permukiman warga walaupun jarak antara satu rumah dengan rumah yang lain memang agak jauh.
Mobil yang dinaiki oleh Daniel bersama beberapa bodyguard terlihat jauh dibelakang Arshan. Sehingga mereka harus menyeimbangkan kembali mobil mereka agar bisa tepat dibelakang mobil Arshan. Lantaran Daniel terus merasa gelisah, entah apa yang membuatnya jadi begitu sejak semalam. Apalagi mendengar telfon dari Yolanda semalam yang menurut Daniel tidak biasanya. Jadi Daniel merasa ada yang aneh.
Sementara Arshan didalam mobil malah terlihat bersenang riang. Wajahnya begitu sumringah, jendela samping dia buka setengah agar udara bisa masuk. Perbukitan kalau dilihat dari atas memang sangat indah. Dibawah jalanan tersebut ada jurang dan dibawahnya lagi agak menjauh sedikit ada persawahan yang naik turun dari atas sampai bawah yang dibuat terasering dan dibelakangnya ada perbukitan lagi. Siapapun yang memandangnya pasti sangat bagus. Apalagi udara yang sejuk belum terjamah oleh banyaknya polusi kendaraan.
Didepan jalanan mulai turun dan sedikit berbelok. Tak lama bunyilah ponsel Arshan, ada panggilan masuk dari Daniel. Ditekannya tombol hijau dan panggilan pun tersambung. Dari sebrang sana, Daniel meminta Arshan untuk berhenti sejenak karna perasaannya semakin tidak karuan. Namun Arshan menolak dan terus melanjutkan perjalanan. Sampai panggilan dari Daniel langsung diputus oleh Arshan begitu saja.
"Ck apa-apaan sih ganggu saja si Daniel. Mengganggu suasanaku menikmati alam. Aku ini sudah pandai membawa mobil bukan yang baru belajar." gerutu Arshan kesal dan kembali fokus menyetir mobil.
Saat jalan mulai menurun Arshan sedikit mengurangi kecepatan mobil dan menginjak pedal rem. Tetapi Arshan merasa ada yang aneh dengan mobilnya. Rem sudah diinjak tapi mobil tak berkurang kecepatan. Malahan semakin melaju kencang karna jalanan menurun. Arshan mengumpat kesal dan berusaha menyeimbangkan pergerakannya.
"Sial!! Kenapa rem mobilku gak berfungsi. Apa ada yang menyabotase mobilku. Sialan!!" kesal Arshan yang terus berusaha mengontrol mobil yang semakin lama tak terkendali.
Arshan ingin menelfon Daniel namun sayangnya ponsel Arshan malah jatuh ke bawah sangking paniknya. Arshan ingin mengambil pun gak bisa, kalau sedikit saja dia oleng. Suka dipastikan Arshan akan bernasib buruk.
Sementara Daniek yang masih menguntik dari belakang, melihat mobil Arshan yang aneh. Tidak seperti sebelumnya, bahkan mobil Arshan terlihat tak mengurangi kecepatan sama sekali. Padahal jalanan menurun dan sekarang malah terlihat berpindah ke kanan dan kiri. Daniel mengernyit melihat Arshan yang mengemudikan mobil secara ugal-ugalan.
"Kenapa dengan mobil tuan muda? Jalanan sedang menurun tapi kenapa tuan muda tidak mengurangi kecepatan sama sekali. Inikan bahaya buat keselamatan tuan muda" Daniel pun menekan nomor Arshan untuk menghubunginya. Beberapa kali ditelfon oleh Daniel tak ada sahutan.
"Coba kalian lihat ada yang aneh dengan mobil tuan muda. Gak biasanya tuan muda menyetir secara ugal-ugalan begitu" ucap Daniel kepada bodyguard yang sedang bersamanya.
"Iya tuan, ada yang aneh. Apakah mobil tuan muda sedang mengalami masalah" terka salah satu bodyguard.
"Sudah aku hubungi tetapi gak ada balasan dari tuan muda" ucap Daniel semakin cemas.
Dalam mobil Arshan tau kalau Daniel sempat menelfonnya namun Arshan tak bisa menjangkau ponsel yang terjatuh. Ia masih berusaha bagaimana caranya mobil tersebut bisa berhenti. Lagi-lagi Daniel menghubungi Arshan. Kali ini ia berusaha meraih ponsel tersebut dengan susah payah. Hingga akhirnya bisa didapatkan oleh Arshan. Ia segera menggeser tombol hijau dan panggilan pun tersambung.
"Tuan muda kenapa? Jalanan menurun tolong kurangi kecepatan!" cerocos Daniel sebelum Arshan berbicara.
"Remnya blong Daniel. Aku gak bisa mengendalikan mobil ini terlalu lama. Sepertinya ada yang menyabotase mobilku." ucap Arshan semakin tidak bisa dikenalikan mobilnya.
"Apa!!" sentak Daniel sangat terkejut. Pantas saja mobil Arshan terlihat berbelok ke kanan dan kiri. Ternyata Arshan sedang mengendalikan mobilnya agar tak menabrak.
Didepan sana ada belokan, Arshan hendak berbelok. Namun ternyata belokan tersebut terlalu curam dan pas sekali ada motor yang lewat. Sehingga Arshan membanting stirnya karna terkejut. Tepat saat itu juga ada seorang lelaki yang sedang berjalan membawa karung dengan sepedanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments