3 #Misi Dari Kakek

Devon masih memberi uang untuk Zulfa agar bisa menambah biaya kuliahnya. Walau pun gak banyak dan gak sebanding dengan pemberian Devon kepada Firsi. Zulfa tak mempermasalahkan hal itu, untuk menambah uang kuliahnya. Zulfa bekerja sebagai karyawan ditoko roti. Ia sudah lama bekerja disana sejak masuk kuliah. Semua dijalani oleh Zulfa dengan lapang dada dan penuh keikhlasan.

Devon bekerja sebagai manajer disalah satu perusahaan. Jadi yaa kalau dipikir gajinya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan untuk membiayai kuliah anaknya. Dia juga punya restoran yang bisa dikatakan cukup terkenal. Sehingga uangnya lebih dari cukup untuk kehidupan sehari-hari. Hanya saja kelakuan istri dan anak bungsunya selalu boros dan gak bisa menabung.

"Gak pa-pa, sudah kamu langsung istirahat ya. Besok kalau pulangnya malam, setidaknya beri kabar pada papa. Biar papa gak khawatir." timpal Devon memegang bahu putri sulungnya.

"Iya pa, maafkan Zulfa. Kalau gitu Zulfa ke kamar dulu ya pa."

"Iya nak"

"Hmm..." Zulfa masih berdiri ditempatnya seperti ada sesuatu yang ingin dibicarakan dengan Devon, tapi Zulfa masih ragu untuk mengatakannya.

"Ada apa Zulfa? Kok masih berdiri disitu. Ada yang ingin kamu sampaikan sama papa?" tanya Devon melihat wajah Zulfa yang bingung.

"Eh hmm......" Zulfa bingung harus mengatakannya bagaimana, takut ayahnya marah.

"Katakan saja Zulfa gak perlu ragu"

"Itu pa, Zulfa mau izin balik ke asrama besok. Zulfa mau tinggal disana saja" kata Zulfa mengeluarkan unek-uneknya yang sedari tadi ditahan.

"Loh kenapa Fa? Bukannya lebih enak kamu tinggal disini saja sama papa. Ngapain harus balik ke asrama?" tanya Devon.

Tempat kuliah Zulfa dilengkapi dengan asrama untuk mahasiswa yang jarak rumahnya jauh dengan kampus. Asrama tersebut diberikan secara gratis untuk ditempati oleh mahasiswa. Bagi mahasiswa yang berprestasi akan mendapatkan fasilitas yang lengkap. Seperti Zulfa, dia termasuk mahasiswa yang berprestasi. Dan juga Zulfa masuk ke kampus tersebut dengan berbekal beasiswa. Jadi tanggungan untuknya membayar bisa berkurang. Selama ini Zulfa tinggal diasrama, sebab sebenarnya Zulfa hak betah tinggal satu rumah dengan ibu dan adik tirinya yang kejam.

Sehingga Zulfa lebih memilih tinggal diasrama. Fasilitasnya juga lengkap dan nyaman sekali. Tetapi beberapa minggu lalu Zulfa diminta pulang oleh Devon karna dia kangen dengan putri sulungnya. Alhasil Zulfa menuruti permintaan papanya dengan berat hati. Tetapi sekarang Zulfa ingin balik ke asrama lagi, melihat sikap ibu tirinya membuat Zulfa gak nyaman.

"Maaf pa, bukannya Zulfa gak mau tinggal dirumah. Tapi Zulfa lebih nyaman diasrama, dekat kampus juga. Zulfa sudah dewasa, papa gak perlu khawatirin Zulfa lagi. Kalau papa kangen Zulfa akan pulang. Tolong ya pa jangan paksa Zulfa tinggal dirumah." Sebenarnya Zulfa gak enak hati dengan ayahnya. Keadaanlah yang memaksa dia untuk tinggal diasrama.

"Kamu gak perlu meminta maaf Zulfa. Harusnya papa yang minta maaf sama kamu. Papa gak bisa belain kamu. Rumah yang seharusnya menjadi tempat ternyaman untukmu, ini malah sebaliknya." Devon menyesal karna tidak bisa membela putrinya dari orang yang berniat jahat padanya. Ia tau selama ini Zulfa tertekan tinggal dirumah karna ulah istrinya. Memang dari dulu sejak Devon memutuskan untuk menikah dengan Elena. Barulah Elena membuka sifat aslinya. Ia sama sekali tak menyayangi Zulfa.

"Sudah lah pa, gak pa-pa kok. Besok Zulfa balik ke asrama ya. Papa gak perlu nungguin Zulfa."

"Iya nak, terserah kamu. Asalkan kamu nyaman tinggal disana, papa pasti akan mengizinkan. Jaga dirimu baik-baik ya, jaga kesehatan juga. Kalau butuh apa-apa telfon papa ya" ucap Devon.

"Iya pa, aku akan menjaga diri baik-baik" balas Zulfa tersenyum.

"Ya suda tidurlah ini sudah malam"

"Oke pa, selamat malam"

"Selamat malam sayang" balas Devon sambil mengecup kening Zulfa.

🍀

🍀

🍀

Keesokan harinya, Arshan sudah bangun tidur dan juga sudah selesai mandi. Ia sudah rapi dengan setelan jasnya yang biasa dia gunakan ke perusahaan. Arshan sangat penasaran, apa yang akan dilakukan oleh kakeknya hari ini. Aroma-aromanya akan ada sesuatu yang tidak mengenakkan bagi Arshan.

Selesai sarapan, kakek langsung menggiring Arshan ke ruangan Felix. Arshan tak bisa apapun selain menurut. Apapun yang ingin dilakukan kakeknya sudah pasti tak akan bisa ditolak oleh Arshan. Apapun perkataan kakek harus ditiruti, kalau tidak pasti amcaman adalah keluar dari rumah tersebut.

"Kakek mau melakukan apa sih? Kenapa aku harus dibawa ke ruangan papa. Gak bisa ya dibicarakan diluar saja. Ini papa juga ngapain ikut-ikutan sama kakek sih." gerutu Arshan duduk disofa.

"Diam Arshan!! Bisa gak kamu menurut sedikit saja. Gak usah banyak protes, semua ini juga demi kebaikan kamu." sahut Felix menyuruh Arshan diam, teyapi bukannya diam Arshan malah semakin protes.

"Apa!! Demi kebaikanku? Ini sih untung buat papa, buat aku mah enggak. Bukannya membuat senmag malah menyiksa" protes Arshan.

"Sudah!! Bisa kalian diam, kamu juga Arshan diamlah. Kakek belum mengatakan apapun kamu sudah banyak omong. Kau itu lelaki bukan banci" kesal kakek mendengar perdebatan anak dan cucunya.

"What? Kakek menyamakan aku dengan banci? Ihhh amit-amit kek. Aku ini masih waras alias sehat bukan gila." gerutu Arshan tiada henti.

"Siapa juga yang mengatakan kau gila. Kamu sendiri yang mengatakannya bukan kakek. Orang banci mah bukan gila Arshan. Hiiss sudah diamlah, dengarkan kakek." Arshan dan Felix pun mulai mendengarkan sesuatu yang ingin disampaikan oleh kakek. Lebih tepatnya sih rencana yang harus dijalankan oleh Arshan.

"Jika kamu Arshan ingin tau sifat asli kekasihmu itu. Kamu harus menyamar untuk mencari tau sendiri. Dan ini juga tantangan dari kakek untuk kamu."

"Maksud kakek apa yang jelas dong kek kalau bicara" ujar Arshan yang langsung mendapat tatapan tajam dari sang kakek.

"Kakek belum selesai bicara kau malah mengoceh terus. Dengarkan dulu lah baru berkomentar. Kau punya telinga kan untuk mendengar" kesal kakek.

Arshan pun terdiam tanpa mengeluarka suara appaun lagi. Ia males kalau harus mendapat omela dari kakeknya. Memang Arshan paling gak bisa kalau harus membantah ucapan kakeknya. Dari dulu Arshan begitu dekat dengan kakek. Apalagi dia adalah pewaris tunggal keluarganya.

"Kamu harus menyamar menjadi rakyat biasa. Untuk mencari tau sendiri sifat asli kekasihmu, itu yang pertama. Kedua, kamu harus bisa mencari calon istri yang bisa menerima kamu apa adanya dengan kondisimu sebagai rakyat biasa. Ketiga, carilah siapa saja koruptor dan karyawan lain yang berniat buruk kepada perusahaan keluarga kita. Jadilah OB diperusahaan Abhimarta Group dan kakek sudah menyewakan kontrakam untuk kamu tinggali selama misi ini berjalan." terang kakek membuat Arshan membulatkan matanya tak percaya.

Mana bisa Arshan melakukan itu semua. Tinggal dikontrakan? Menjadi OB diperusahaan sendiri? What? Tak terbesit dipikiran Arshan kalau kakeknya akan melakukan hal ini kepadanya. Arshan kira kakek akan memberi solusi yang lebih baik, tapi malah berbalik menjadi siksaan buat Arshan.

"Hah!! Gak mau ah kalau jadi OB apalagi harus tinggal dikontrakan yang pasti jelek dan kumuh. Menjadi OB diperusahaan sendiri? Ditaruh mana muka Arshan kek. Pewaris tunggal Abhimarta menjadi seorang OB? Iihh yang ada harga diri Arshan jatuh kek" tolak Arshan, membayangkannya saja sudah tidak sanggup. Apalagi kalau harus menjalankannya. Belum apa-apa pasti dia sudah tepar duluan.

"Baiklah kalau kamu gak mau. Kakek akan cabut semua fasilitasmu, S-E-M-U-A-N-Y-A!! Gak tersisa apapun. Begitu pun dengan mobil dan motormu. Silahkahkan kalau kamu mau menjadi gembel diluar sana. Kakek gak masalah, semua keputusan ada ditanganmu" ucap kakek santai duduk sofa.

'Aah kakek sukanya hanya mengancan saja. Kenapa sih selalu buat aku susah gini. Mana bisa aku tinggal dikontrakan yang kecil. Lalu pekerjaanku gimana?' umpat Arshan dalam hati. Pilihannya hanya ada dua, dia menolak tapi semua asetnya dicabur atau menerima untuk mempertahankan miliknya sekarang dan menjalankan misi.

"Kek kalau aki tinggal dikontrakan dan kerja jadi OB. Lalu pekerjaanku diperusahaan gimana? Gak mungkinkan aku limpahkan sama papa"

"Enak saja mau kau berikan sama papa. Itukan tugasmu, papa juga ada pekerjaan lain. Jangan nambah pekerjaan papa, Arshan. Yaa kamu kerjain lah pekerjaanmu. Kan bisa dikerjakan saat pulang atau bisa kirim lewat email. Apa susahnya sih, suruh itu si Daniel untuk menghandle semuanya." tolak Felix, pekerjaannya saja sudah banyak. Kalau ditambah milik Arshan, gak bakal kelar kalau dia sendiri.

Episodes
1 1 #Permulaan
2 2 #Kehidupan Zulfa
3 3 #Misi Dari Kakek
4 4 #Kekesalan Arshana
5 5 #Gak Sengaja
6 6 #Kedatangan Rey
7 7 #Motor
8 8 #Salah Gak Mau Ngaku
9 9 #Menyelidiki
10 10 #Senjata Makan Tuan
11 11 #Tampan Yang Asli
12 12 #Kedatangan Firsi
13 13 #Membuat Emosi
14 14 #Rencana Apa?
15 15 #Dimana Zulfa
16 16 #Perintah
17 17 #Gelisah
18 18 #Menegangkan
19 19 #Kabar Buruk
20 20 #Hasilnya Nihil
21 21 #Ditemukan
22 22 #Move On
23 23 #Pulang
24 24 #Hal yang Menajubkan
25 25 #Berteman Bukan dari Penampilan
26 26 #Merendahkan Harga Diri
27 27 #Merasa Aneh
28 28 #Miris
29 29 #Menolong
30 30 #Membalas Dendam
31 31 #Menyimpan Rasa
32 32 #Rencana Awal
33 33 #Curhat
34 34 #Serba Salah
35 35 #Permintaan
36 36 #Saling Memendam Rasa
37 37 #Aku Cinta Kamu
38 38 #Mimpi Indah
39 39 #Hinaan dan Cacian
40 40 #Kemarahan Firsi
41 41 #Mencari Bukti
42 42 #Diretas
43 43 #Ketemu Lagi
44 44 #Memo untuk Daniel
45 45 #Haru dan Bahagia
46 46 #Makan Malam Bersama
47 47 #Harus Tanggung Jawab
48 48 #Pelukan
49 49 #Hari Bahagia
50 50 #Pesan Brima
51 51 #Pengganti Arshana
52 52 #Belanja
53 53 #Jujurlah
54 54 #Kamu Milikku dan Aku Milikmu
55 55 #Dendam
56 56 #Beralih Tangan
57 57 #Kenyataan
58 58 #Kaget
59 59 #Kembali Sadar
60 60 #Memaafkan
61 61 #Hidup Lagi?
62 62 #Canggung
63 63 #Membalas Budi
64 64 #Ketahuan
65 65 #Gagal
66 66 #Cemas
67 67 #Menyakitkan
68 68 #Penampilan Berbeda
69 69 #Kejutan Menanti
70 70 #Kamu Kebahagiaanku
71 71 #Benarkah itu Kamu?
72 72 #Aneh
73 73 #Manisan
74 74 # Makin Kesal
75 75 #Pesan Ancaman
76 76 #Berkeliling
77 77 #Kemarahan Arshana
78 78 #Dia Berbeda
79 79 #Risih
80 80 #Secangkir Kopi
81 81 #Positif
82 82 #Apa yang Disembunyikan?
83 83 #Video
84 84 #Teror
85 85 #Ketakutan dan Syok
86 86 #Penasaran
87 87 #Viral
88 88 #Kecewa
89 89 #Rindu
90 90 #Nostalgia
91 91 #Menjelaskan
92 92 #Kacau
93 93 #Gagal
94 94 #Masa Sulit
95 95 #Masih Kecewa
96 96 #Mr. Ex
97 97 #Belajar Menerima
98 98 #Aneh
99 99 #Dikepung
100 100 #Lembek
101 101 #Meyakinkan Hati
102 102 #Tuduhan
103 103 #Orang Tak Dikenal
104 104 #Tak Punya Hati
105 105 #Dimusuhi
106 106 #Menentukan Nama
107 107 #Tertangkap
108 108 #Yang Dinanti
109 109 #Tak Adil
110 110 #Mengalihkan Kesedihan
111 111 #Kenyamanan yang Hilang
112 112 #Mendamaikan
113 113 #Mulai Terbuka
114 114 #Hilang
115 115 #Cemas
116 116 #Kabar Buruk
117 117 #Meremehkan
118 118 #Menata Strategi
119 119 #Mengembalikan
120 120 #Peluru Beracun
121 121 #Rindu Suami
122 122 #Kenyataan Pahit
123 123 #Bahagia
124 124# Lahiran
125 125 #Berkunjung
126 126 #Akhir Yang Bahagia
127 Karya Baru
Episodes

Updated 127 Episodes

1
1 #Permulaan
2
2 #Kehidupan Zulfa
3
3 #Misi Dari Kakek
4
4 #Kekesalan Arshana
5
5 #Gak Sengaja
6
6 #Kedatangan Rey
7
7 #Motor
8
8 #Salah Gak Mau Ngaku
9
9 #Menyelidiki
10
10 #Senjata Makan Tuan
11
11 #Tampan Yang Asli
12
12 #Kedatangan Firsi
13
13 #Membuat Emosi
14
14 #Rencana Apa?
15
15 #Dimana Zulfa
16
16 #Perintah
17
17 #Gelisah
18
18 #Menegangkan
19
19 #Kabar Buruk
20
20 #Hasilnya Nihil
21
21 #Ditemukan
22
22 #Move On
23
23 #Pulang
24
24 #Hal yang Menajubkan
25
25 #Berteman Bukan dari Penampilan
26
26 #Merendahkan Harga Diri
27
27 #Merasa Aneh
28
28 #Miris
29
29 #Menolong
30
30 #Membalas Dendam
31
31 #Menyimpan Rasa
32
32 #Rencana Awal
33
33 #Curhat
34
34 #Serba Salah
35
35 #Permintaan
36
36 #Saling Memendam Rasa
37
37 #Aku Cinta Kamu
38
38 #Mimpi Indah
39
39 #Hinaan dan Cacian
40
40 #Kemarahan Firsi
41
41 #Mencari Bukti
42
42 #Diretas
43
43 #Ketemu Lagi
44
44 #Memo untuk Daniel
45
45 #Haru dan Bahagia
46
46 #Makan Malam Bersama
47
47 #Harus Tanggung Jawab
48
48 #Pelukan
49
49 #Hari Bahagia
50
50 #Pesan Brima
51
51 #Pengganti Arshana
52
52 #Belanja
53
53 #Jujurlah
54
54 #Kamu Milikku dan Aku Milikmu
55
55 #Dendam
56
56 #Beralih Tangan
57
57 #Kenyataan
58
58 #Kaget
59
59 #Kembali Sadar
60
60 #Memaafkan
61
61 #Hidup Lagi?
62
62 #Canggung
63
63 #Membalas Budi
64
64 #Ketahuan
65
65 #Gagal
66
66 #Cemas
67
67 #Menyakitkan
68
68 #Penampilan Berbeda
69
69 #Kejutan Menanti
70
70 #Kamu Kebahagiaanku
71
71 #Benarkah itu Kamu?
72
72 #Aneh
73
73 #Manisan
74
74 # Makin Kesal
75
75 #Pesan Ancaman
76
76 #Berkeliling
77
77 #Kemarahan Arshana
78
78 #Dia Berbeda
79
79 #Risih
80
80 #Secangkir Kopi
81
81 #Positif
82
82 #Apa yang Disembunyikan?
83
83 #Video
84
84 #Teror
85
85 #Ketakutan dan Syok
86
86 #Penasaran
87
87 #Viral
88
88 #Kecewa
89
89 #Rindu
90
90 #Nostalgia
91
91 #Menjelaskan
92
92 #Kacau
93
93 #Gagal
94
94 #Masa Sulit
95
95 #Masih Kecewa
96
96 #Mr. Ex
97
97 #Belajar Menerima
98
98 #Aneh
99
99 #Dikepung
100
100 #Lembek
101
101 #Meyakinkan Hati
102
102 #Tuduhan
103
103 #Orang Tak Dikenal
104
104 #Tak Punya Hati
105
105 #Dimusuhi
106
106 #Menentukan Nama
107
107 #Tertangkap
108
108 #Yang Dinanti
109
109 #Tak Adil
110
110 #Mengalihkan Kesedihan
111
111 #Kenyamanan yang Hilang
112
112 #Mendamaikan
113
113 #Mulai Terbuka
114
114 #Hilang
115
115 #Cemas
116
116 #Kabar Buruk
117
117 #Meremehkan
118
118 #Menata Strategi
119
119 #Mengembalikan
120
120 #Peluru Beracun
121
121 #Rindu Suami
122
122 #Kenyataan Pahit
123
123 #Bahagia
124
124# Lahiran
125
125 #Berkunjung
126
126 #Akhir Yang Bahagia
127
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!