7 #Motor

"Loh Rey, aahh kebiasaan sih Rey. Padahal aku baru saja makan, malah dikasih roti. Ya sudah deh" gumam Zulfa mau tak mau ia mengambil roti pemberian Rey.

"Sudah neng, disimpan saja buat entar dikampus. Sudah dikasih gak mungkin dibalikin kan. Terima saja, orangnya juga sudah pergi" sahut bu Aida tersenyum.

"Iya bu, entar aku makan saat dikampus saja. Perutku masih kenyang kalau sekarang. Saya ke belakang dulu ya bu, mau catat roti yang sudah kosong. Biar nanti aku bisa langsung serahin sama mbak Cherly" kata Zulfa.

"Iya neng, biar ibu yang jaga disini. Teman neng Zulfa jemput kesini atau janjian dilain temapt?" tanya bu Aida.

"Maira jemput aku kesini bu, pakai motor dia entar ke kampusnya. Dia juga mau nginep di asrama, katanya sih mau nemenin aku biar gak sendiri bu." jawab Zulfa. Maira memang satu kamar dengan Zulfa, terkadang kalau Maira pulang ya Zulfa sendiri begitu pun sebaliknya.

"Baik banget ya nak Maira. Beruntung loh neng Zulfa dapetin sahabat seperti nak Maira. Cari sahabat yang terima diri kita apa adanya itu susah neng. Rata-rata datang kalau ada maunya. Lah kalau posisi dibawah mah dianya nyelonong pergi." ujar bu Aida, teringat sahabat yang dulu ninggalin hanya karna ekonomi surut.

"Iya bu, saya bersyukur punya sahabat seperti Maira. Yaa semoga saja saya dan dia bisa selamanya terus."

"Aamiin"

"Saya kebelakang dulu ya bu" lalu Zulfa pergi ke belakang, sementara bu Aida jaga di depan.

...🥀🥀🥀🥀...

Malam pun tiba, Arshan sudah berada dirumah kontrakannya. Ia tidak bisa pulang sebelum tugasnya selesai. Arshan boleh pulang kalau masa weekend saja. Dengan terpaksa Arshan melakukannya. Apalagi setelah dia tadi melihat sendiri perubahan sikap Firsi saat dibelakangnya. Sungguh Firsi yang dia kenal bukanlah wanita yang jahat, suka membentak, dan merendahkan orang lain. Benar-benar didepan Arshan, Firsi adalah perempuan baik-baik.

Pantas saja Arshan membela Firsi sampai sebegitunya. Tetapi dibelakang itu ada keburukan yang tidak diketahui Arshan. Ibaray ada udang dibalik batu. Walau pun belum terbiasa dengan lingkungan temoat tinggalnya sekarang. Arshan tetap akan menjalaninya, karna dalam hatinya ada rasa penasaran juga. Dan ingin tau lebih dalam lagi.

"Haduh, lelahnya hari ini. Capek juga kerja jadi OB. Baru sehari saja badanku berasa remuk. Harus mondar mandir nganter ini itu. Kalau diruangan kan enak, tinggal duduk manis. Berkas bakalan datang sendiri, tandatangan selesai. Pakai AC pula, bisa sambil nyantai. Datang pun terserah, gak ada pemaksaan." gumam Arshan merebahkan diri diatas kasur setelah selesai mandi dan membereskan semuanya.

"Huufh......Terus aku harus ngapain? Gak enak banget sendirian. Gak ada yang diajak ngobrol. Kalau dirumah utama kan enak, ada mama dan papa. Disini sepi berasa dikuburan. Aahh gak enak banget, gerah" Arshan terus mengeluh, karna belum terbiasa dengan keadaan kesederhaan.

Dikamar Arshan hanya ada kipas angin biasa. Benar-benar sederhana layaknya orang biasa. Arshan harus bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya. Kalau terus-terusan mengeluh, ia tidak akan pernah bisa menyelesaikan tugasnya.

"Apa aku keluar saja ya cari udara segar. Dari pada disini sendiri, gerah pula. Tapi.......Aku kan gak ada mobil, motorku juga dirumah. Ck, sial banget sih nasibku" kesal Arshan dengan dirinya sendiri.

"Aah ya sudah lah mendingan aku keluar saja, bisa pakai taxi kan. Apa susahnya" Arshan pun memutuskan untuk keluar mencari udara segar. Tetap dengan penampilannya yang baru sebagai Hans. Diambilnya jaket yang tergantung disamping lemari.

Arshan tak membawa apapun selain hanphone dan beberapa lembar uang. Ia tak memegang kartu kredit sama sekali. Karna semua miliknya disita oleh papanya. Jadi Arshan hanya tak bisa berfoya-foya, semakin dia menggunakan uangnya. Semakin uangnya menipis. Ia tetap digaji selama bekerja jadi OB, layaknya karyawan lain. Gajinya pun disama ratakan.

Tok....Tok......

Tiba-tiba terdengar suara seseorang mengetuk pintu rumah. Arshan yang sudah siap ingin keluar, sekalian melihat siapa yang datang.

"Tuan muda....?" panggil seseorang dari luar, tak lain adalah Daniel.

"Iya sebentar" jawab Arshan dari dalam.

Ceklek..

"Ohh ternyata kamu, ada apa kesini malam-malam?" ketus Arshan tanpa menyuruh Daniel masuk terlebih dahulu.

"Astaga tuan muda, jangan ketus-ketus gitu lah. Saya kesini datang baik-baik bukan ngajak ribut. Saya gak disuruh masuk nih?" kata Daniel tersenyum nyengir.

"Yaelah, ya sudah masuk!!" Arshan langsung berjalan menuju kursi yang terbuat dari kayu dan atasnya terdapat bantalan agar berasa empuk saat diduduki.

"Ada apa? Gak mungkin kau kesini kalau gak ada keperluan kan" tebak Arshan mengangkat satu alisnya.

"Tuan muda tau saja" kata Daniel

"Ya tau lah, sudah ketebak dari gelagatmu" ujar Arshan. "Cepat katakan kau kesini ngapain. Jangan buang-buang waktuku" ketus Arshan gak sabaran.

"Saya kesini disuruh tuan Felix untuj mengantarkan ini tuan muda" Daniel menyerahkan kunci motor kepada Arshan.

Arshan mengernyit melihat Daniel memberikan kunci motor, tetapi bukan kunci motornya. Melainkan kunci motor lain.

"Kunci motor siapa Daniel? Ini bukan kunci motorku" tanya Arshan heran.

"Ini memang bukan kunci motor anda tuan muda. Tadi tuan Felix baru saja membeli motor matic. Saya disuruh memberikannya sama tuan muda" terang Daniel, membuat Arshan bingung maksud papanya membelikan motor matic untuknya.

"Terus kenapa diberikan padaku?"

"Kata tuan Felix motor itu memang sengaja dibeli untuk tuan muda. Agar ke perusahaan tidak naik taxi online terus. Oleh sebab itu tuan Felix membelikan motor ini"

"Hah! Kenapa gak motorku saja yang dibawa kesini. Kenapa harus beli baru sih, aku gak suka motor model begitu. Sudah lah bawa balik saja motornya" motor matic bukanlah kesukaan Arshan.

"Loh loh tuan jangan gitu, nanti saya dimarahi sama tuan Felix. Terima saya ya tuan muda, lagian kan juga hemat. Semua kartu kredit tuan muda kan dibawa sama tuan besar. Kalau saya bawakan motor tuan muda, nanti apa kata karyawan lain. Seorang OB bawah motor mewah, keluaran terbaru pula." ujar Daniel memohon sambil menyindir.

"Kamu nyindir aku Daniel?" tekan Arshan.

"Eng-enggak tuan muda, kenyataannya kan begitu tuan muda. Saya gak salah loh" ucap Daniel membela diri.

'Benar juga sih kata Daniel. Kalau aku gunakan motorku, pasti karyawan lain bakalan curiga. Hmm mau gak mau teirma saja lah. Dari pada aku harus kemana-mana pesan taxi. Aku harus hemat juga' batin Arshan menimang-nimang perkataan Daniel barusan.

"Ya sudah aku ambil kuncinya. Sekarang kau boleh pulang" ujar Arshan langsung mengambil kumci motor yang diberikan oleh Daniel tadi.

"Lah saya diusir nih tuan muda?"

"Iya kau aku usir!!" ketus Arshan, lalu bangkit menuju luar rumah untuk melihat motor yang dibawa oleh Daniel.

Episodes
1 1 #Permulaan
2 2 #Kehidupan Zulfa
3 3 #Misi Dari Kakek
4 4 #Kekesalan Arshana
5 5 #Gak Sengaja
6 6 #Kedatangan Rey
7 7 #Motor
8 8 #Salah Gak Mau Ngaku
9 9 #Menyelidiki
10 10 #Senjata Makan Tuan
11 11 #Tampan Yang Asli
12 12 #Kedatangan Firsi
13 13 #Membuat Emosi
14 14 #Rencana Apa?
15 15 #Dimana Zulfa
16 16 #Perintah
17 17 #Gelisah
18 18 #Menegangkan
19 19 #Kabar Buruk
20 20 #Hasilnya Nihil
21 21 #Ditemukan
22 22 #Move On
23 23 #Pulang
24 24 #Hal yang Menajubkan
25 25 #Berteman Bukan dari Penampilan
26 26 #Merendahkan Harga Diri
27 27 #Merasa Aneh
28 28 #Miris
29 29 #Menolong
30 30 #Membalas Dendam
31 31 #Menyimpan Rasa
32 32 #Rencana Awal
33 33 #Curhat
34 34 #Serba Salah
35 35 #Permintaan
36 36 #Saling Memendam Rasa
37 37 #Aku Cinta Kamu
38 38 #Mimpi Indah
39 39 #Hinaan dan Cacian
40 40 #Kemarahan Firsi
41 41 #Mencari Bukti
42 42 #Diretas
43 43 #Ketemu Lagi
44 44 #Memo untuk Daniel
45 45 #Haru dan Bahagia
46 46 #Makan Malam Bersama
47 47 #Harus Tanggung Jawab
48 48 #Pelukan
49 49 #Hari Bahagia
50 50 #Pesan Brima
51 51 #Pengganti Arshana
52 52 #Belanja
53 53 #Jujurlah
54 54 #Kamu Milikku dan Aku Milikmu
55 55 #Dendam
56 56 #Beralih Tangan
57 57 #Kenyataan
58 58 #Kaget
59 59 #Kembali Sadar
60 60 #Memaafkan
61 61 #Hidup Lagi?
62 62 #Canggung
63 63 #Membalas Budi
64 64 #Ketahuan
65 65 #Gagal
66 66 #Cemas
67 67 #Menyakitkan
68 68 #Penampilan Berbeda
69 69 #Kejutan Menanti
70 70 #Kamu Kebahagiaanku
71 71 #Benarkah itu Kamu?
72 72 #Aneh
73 73 #Manisan
74 74 # Makin Kesal
75 75 #Pesan Ancaman
76 76 #Berkeliling
77 77 #Kemarahan Arshana
78 78 #Dia Berbeda
79 79 #Risih
80 80 #Secangkir Kopi
81 81 #Positif
82 82 #Apa yang Disembunyikan?
83 83 #Video
84 84 #Teror
85 85 #Ketakutan dan Syok
86 86 #Penasaran
87 87 #Viral
88 88 #Kecewa
89 89 #Rindu
90 90 #Nostalgia
91 91 #Menjelaskan
92 92 #Kacau
93 93 #Gagal
94 94 #Masa Sulit
95 95 #Masih Kecewa
96 96 #Mr. Ex
97 97 #Belajar Menerima
98 98 #Aneh
99 99 #Dikepung
100 100 #Lembek
101 101 #Meyakinkan Hati
102 102 #Tuduhan
103 103 #Orang Tak Dikenal
104 104 #Tak Punya Hati
105 105 #Dimusuhi
106 106 #Menentukan Nama
107 107 #Tertangkap
108 108 #Yang Dinanti
109 109 #Tak Adil
110 110 #Mengalihkan Kesedihan
111 111 #Kenyamanan yang Hilang
112 112 #Mendamaikan
113 113 #Mulai Terbuka
114 114 #Hilang
115 115 #Cemas
116 116 #Kabar Buruk
117 117 #Meremehkan
118 118 #Menata Strategi
119 119 #Mengembalikan
120 120 #Peluru Beracun
121 121 #Rindu Suami
122 122 #Kenyataan Pahit
123 123 #Bahagia
124 124# Lahiran
125 125 #Berkunjung
126 126 #Akhir Yang Bahagia
127 Karya Baru
Episodes

Updated 127 Episodes

1
1 #Permulaan
2
2 #Kehidupan Zulfa
3
3 #Misi Dari Kakek
4
4 #Kekesalan Arshana
5
5 #Gak Sengaja
6
6 #Kedatangan Rey
7
7 #Motor
8
8 #Salah Gak Mau Ngaku
9
9 #Menyelidiki
10
10 #Senjata Makan Tuan
11
11 #Tampan Yang Asli
12
12 #Kedatangan Firsi
13
13 #Membuat Emosi
14
14 #Rencana Apa?
15
15 #Dimana Zulfa
16
16 #Perintah
17
17 #Gelisah
18
18 #Menegangkan
19
19 #Kabar Buruk
20
20 #Hasilnya Nihil
21
21 #Ditemukan
22
22 #Move On
23
23 #Pulang
24
24 #Hal yang Menajubkan
25
25 #Berteman Bukan dari Penampilan
26
26 #Merendahkan Harga Diri
27
27 #Merasa Aneh
28
28 #Miris
29
29 #Menolong
30
30 #Membalas Dendam
31
31 #Menyimpan Rasa
32
32 #Rencana Awal
33
33 #Curhat
34
34 #Serba Salah
35
35 #Permintaan
36
36 #Saling Memendam Rasa
37
37 #Aku Cinta Kamu
38
38 #Mimpi Indah
39
39 #Hinaan dan Cacian
40
40 #Kemarahan Firsi
41
41 #Mencari Bukti
42
42 #Diretas
43
43 #Ketemu Lagi
44
44 #Memo untuk Daniel
45
45 #Haru dan Bahagia
46
46 #Makan Malam Bersama
47
47 #Harus Tanggung Jawab
48
48 #Pelukan
49
49 #Hari Bahagia
50
50 #Pesan Brima
51
51 #Pengganti Arshana
52
52 #Belanja
53
53 #Jujurlah
54
54 #Kamu Milikku dan Aku Milikmu
55
55 #Dendam
56
56 #Beralih Tangan
57
57 #Kenyataan
58
58 #Kaget
59
59 #Kembali Sadar
60
60 #Memaafkan
61
61 #Hidup Lagi?
62
62 #Canggung
63
63 #Membalas Budi
64
64 #Ketahuan
65
65 #Gagal
66
66 #Cemas
67
67 #Menyakitkan
68
68 #Penampilan Berbeda
69
69 #Kejutan Menanti
70
70 #Kamu Kebahagiaanku
71
71 #Benarkah itu Kamu?
72
72 #Aneh
73
73 #Manisan
74
74 # Makin Kesal
75
75 #Pesan Ancaman
76
76 #Berkeliling
77
77 #Kemarahan Arshana
78
78 #Dia Berbeda
79
79 #Risih
80
80 #Secangkir Kopi
81
81 #Positif
82
82 #Apa yang Disembunyikan?
83
83 #Video
84
84 #Teror
85
85 #Ketakutan dan Syok
86
86 #Penasaran
87
87 #Viral
88
88 #Kecewa
89
89 #Rindu
90
90 #Nostalgia
91
91 #Menjelaskan
92
92 #Kacau
93
93 #Gagal
94
94 #Masa Sulit
95
95 #Masih Kecewa
96
96 #Mr. Ex
97
97 #Belajar Menerima
98
98 #Aneh
99
99 #Dikepung
100
100 #Lembek
101
101 #Meyakinkan Hati
102
102 #Tuduhan
103
103 #Orang Tak Dikenal
104
104 #Tak Punya Hati
105
105 #Dimusuhi
106
106 #Menentukan Nama
107
107 #Tertangkap
108
108 #Yang Dinanti
109
109 #Tak Adil
110
110 #Mengalihkan Kesedihan
111
111 #Kenyamanan yang Hilang
112
112 #Mendamaikan
113
113 #Mulai Terbuka
114
114 #Hilang
115
115 #Cemas
116
116 #Kabar Buruk
117
117 #Meremehkan
118
118 #Menata Strategi
119
119 #Mengembalikan
120
120 #Peluru Beracun
121
121 #Rindu Suami
122
122 #Kenyataan Pahit
123
123 #Bahagia
124
124# Lahiran
125
125 #Berkunjung
126
126 #Akhir Yang Bahagia
127
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!