Arshan langsung duduk lalu makan bersama dengan Daniel. Setelah sarapan, mereka langsung pergi ke perusahaan. Sepanjang jalan Arshan hanya diam saja. Ada sesuatu yang dia pikirkan. Entah tentang kekasihnya atau hal yang lain. Sedangkan Daniel hanya fokus menyetir.
Hingga akhirnya mereka sampai didepan gedung perusahaan yang menjulang tinggi. Daniel membukakan pintu untuk Arshan. Lalu mereka berjalan masuk ke dalam. Para karyawan menunduk hormat kepada Arshan saat berpapasan. Ia begitu dihormati sebagai pemimpin tunggal. Tak diragukan lagi kemampuan Arshan dalam mengolah perusahaan.
Arshan dan Daniel langsung menuju ruang rapat. Mereka harus hadir yang pertama, jangan sampai partner bisnisnya yang datang duluan. Sampai diruang rapat belum ada siapapun. Ruangannya masih kosong. Mereka pun menunggu beberapa menit sebelum akhirnya ruangan rapat penuh diisi para partner bisnis alias petinggi perusahaan. Rapat pun dimulai hingga selesai.
Sementara diluar, Firsi datang lagi ke perusahaan untuk menemui Arshan. Ia tidak akan putus asa untuk mendapatkan Arshan. Dia akan minta maaf karna sudah cuek dengan Arshan. Diantara mereka belum ada kata putus. Sehingga Firsi beranggapan masih punya kesempatan. Dengan wajah berseri-seri ia masuk ke perusahaan, seperti biasanya. Dia tak perlu mendapatkan izin untuk masuk, karna sudah kebiasaannya ke perusahaan menemui Arshan tanpa harus dapat izin dahulu.
Saat Firsi sudah sampai dilantai paling atas. Tepatnya menuju ke ruangan Arshan, ia berpapasan dengan Anin yang kebetulan lewat dan melihat Firsi ada disana.
"Maaf bu, tuan Arshan sedang rapat." ucap Anin hormat. Padahal istri bukan, masih berupa pacar tanpa restu. Tapi sombongnya gak kepalang. Sampai semua staf dan karyawan tunduk padanya.
"Ohh ya sudah biar aku tunggu diruangannya" jawab Firsi tanpa senyum sedikit pun. Sikapnya yang cuek membuat staf dan karyawan menjadi kesal padanya.
"Tapi bu, tuan Arshana tidak mengizinkan siapapun masuk ke dalam ruangannya." ucap Anin, hanya Anin lah yang paling berani kalau berhadapan dengan Firsi.
"Aku ini kekasihnya bukan orang lain. Sudah biasa kok aku kesini, gak usah ngatur-ngatur. Kalau Arshan tau pasti aku juga disuruh masuk ke ruangannya tanpa harus dicegah seeprtimu!! Sudah minggir sana" usir Firsi sombong membuat Anin menjadi kesal dan marah.
"Silahkan anda masuk kalau memang bisa. Ruangan tuan Arshana sudah dikunci oleh asisten Daniel. Itu tandanya memang tidak boleh siapapun masuk ke dalam. Saya permisi" Anin langsung pergi begitu saja setelah menjelaskan kepada Firsi. Percuma juga kalau harus berdebat dengan Firsi yang notabenya keras kepala dan tidak bisa dibantah, juga perempuan yang sombong.
"Iissh dia lancang banget main pergi begitu saja. Awas kamu, akanku suruh Arshan memecatmu" umpat Firsi kesal. "Apa iya ruangan Arshan dikunci, aah aku harus pastikan sendiri" Firsi pun bergegas pergi ke ruangan Arshan untuk membuktikan sendiri ucapan Anin benar atau tidaknya.
Saat sampai didepan ruangan Arshana, Firsi mencoba untuk membuka pintu ruangan tersebut. Tapi ternyata pintunya benar-benar terkunci. Firsi gak bisa masuk ke dalam kalau tidak menunggu Arshan datang dulu. Ia mengumpat kesal, kenapa ruangannya harus dikunci? Biasanya juga tidak. Atau kalau Firsi mau datang pasti Arshan dengan senang hati menyuruhnya untuk menunggu diruang pribadi milik Arshan.
"Sial banget sih!! Kenapa juga harus dikunci. Kemana sih Arshan, lama banget. Ahh masa aku harus nunggu di depan sini. Aku gak tau Arshan selesainya kapan." umpatnya kesal, sudah dua kali datang bukannya ketemu Arshan malah selalu mendapat tekanan emosi dan kekesalan.
...🥀🥀🥀...
Selang dua jam, Arshan dan Daniel baru menyelesaikan rapatnya. Para pebisnis sudah mulai pergi meninggalkan gedung Abhimarta Group. Tinggal Arshan dan Daniel di ruang rapat. Tadi Daniel sempat mendapat laporan dari Anin, kalau ada Firsi yang datang ke kantor mencari Arshan.
Tadi Arshan memang sengaja menyuruh Daniel agar mengunci ruang pribadinya, agar tak ada siapapun yang bisa masuk terutama Firsi. Arshan gak mau Firsi seenaknya masuk ke ruangannya tanpa izin. Arshan ingin mencari tau lebih dalam lagi tentang seluk beluk Firsi yang sebenarnya.
"Apakah tuan muda mau menemui Firsi? Dia sekarang ada diruangan tamu tuan muda" kata Daniel, dia sekarang tak memakai embel-embel nona lagi saat menyebut nama Firsi. Daniel sengaja langsung mengatakan namanya, ia ingin tau reaksi Arshan kalau dirinya tak menyebut nona Firsi. Biasanya Daniel akan kena amukan, karna Arshan pernah memarahinya hanya karna Daniel tak sengaja menyebut nama Firsi tanpa embel-embel nona.
"Biarkan saja Daniel, biar dia tau sendiri. Gak usah kamu samperin." jawab Arshan.
'Tumben tuan muda gak marah aku hanya memanggil nama perempuan itu. Biasanya saja sampai ngamuk-ngamuk. Hmm kayaknya sudah ada perubahan pada tuan muda. Aku sudah muak lihat perempuan bertopeng seperti Firsi' batin Daniel tersenyum dalam hati.
"Kamu dengar Daniel aku bicara apa?" tekan Arshan melihat Daniel tak merespon ucapannya.
"Iya tuan muda saya mendengarnya." balas Daniel.
"Ohh ya aku punya rencana lain untuk melancarkan misi dari kakek. Dan kamu harus membantuku Daniel. Tapi ingat hanya kamu yang tau, jangan pernah kamu katakan kepada papa maupun kakek. Aku akan membuat kejutan nantinya" ucap Arshan penuh semangat sambil tersenyum miring.
"Baik tuan muda, apapun rencana tuan muda. Saya akan ikuti dan tidak akan mengatakannya kepada siapapun. Memangnya tuan muda ingin merencanakan apa?" tanya Daniel. Lalu Arshan menyuruh Daniel untuk mendekat untuk membisikkan sesuatu yang sudah jelas merupakan rencana Arshana.
"Wah ide bagus tuan muda. Dia pasti akan merasa malu dan tersakiti. Pasti tuan besar dan tuan Felix akan bertambah senang kalau tau rencana tuan muda." ucap Daniel senang saat mengetahui rencana yang Arshan buat.
"Ya sudah, aku mau balik ke ruanganku dulu. Kamu bawakan nanti laptopku kesana. Sekalian berkas-berkas ini" perintah Arshan.
"Siap tuan muda"
Arshan pun langsung pergi ke ruangannya. Disusul Daniel yang sedang membawa laptop dan juga berkas-berkas perusahaan.
🍀
🍀
🍀
"Aahh lama banget sih. Sudah dua jam lebih aku nunggu disini. Tapi Arshan gak kunjung selesai rapatnya. Sampai kapan aku harus nunggu terus. Udah capek dari tadi duduk saja." gerutu Firsi yang merasa kesal karna Arshan tak kunjung menemuinya.
Firsi pun keluar untuk bertanya kepada staf lain atau karyawan yang lewat. Ia sudah gak sabar menunggu lagi. Dengan wajah menahan kekesalan. Firsi berjalan keluar dan kebetulan berpapasan dengan HRD perusahaan yang lewat.
"Hei kamu sini" panggil Firsi tak sopan.
"Iya nona ada apa?" tanya Reno HRD perusahaan.
"Arshan sudah selesai belum rapatnya? Kok lama banget. Saya sudah nunggu disini dari tadi." kata Firsi ketus tanpa ekspresi ceria sedikit pun.
"Loh tuan Arshan sudah selesai rapat sejak dua puluh menit yang lalu nona." balas Reno dan berhasil membuat Firsi terkejut.
Wajahnya semakin kesal dan marah. Ia gak tau kalau ternyata Arshan sudah selesai rapat sejak tadi. Tapi kenapa Arshan tidak menemuinya? Itulah pertanyaan yang ada dalam hati Firsi. Setelah bertanya kepada Reno, Firsi langsung pergi begitu saja keruangan Arshan.
Sampai didepan pintu Firsi langsung masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu. Ia sudah kesal karna disuruh menunggu lama. Arshan yang memang ada dalam ruangan sangat terkejut melihat kedatangan Firsi tiba-tiba. Apalagi Firsi tidak mengetuk pintu terlebih dahulu. Firsi langsung berjalan ke arah Arshan dengan wajah marah.
"Kamu kalau mau masuk ketuk pintu dulu. Jangan main nyelonong begitu saja. Apakah kamu gak punya attitude sama sekali" kata Arshan kesal.
"Seharusnya aku yang marah sama kamu. Aku sudah dari tadi nunggu kamu. Dua jam lebih aku disini. Kenapa sih pintunya kamu kunci segala dan lagi nomer kamu susah sekali dihubungi. Kamu kenala sih Shan?" tanya Firsi meluapkan semuanya.
"Yaa jangan nyalahin aku, salah sendiri gak masuk kesini dari tadi. Mana aku tau kalau kamu nunggu. Bukannya kamu ya yang gak mau membalas pesanku. Terus sekarang kamu yang malah marah ke aku gara-gara telfonmu gak aku angkat" balas Arshan langsung menyudutkan Firsi.
"Yakan waktu itu aku kesal gara-gara kedua orang tuamu. Harusnya kamu ngerti aku Shan. Ucapan mereka sangat menusuk hatiku. Masa kamu gak ngerti sama sekali sih." ucap Firsi seraya duduk didekat Arshan.
"Sudah lah, aku gak mau berantem denganmu. Kepalaku pusing, kerjaanku banyak" keluh Arshan.
"Terus hubungan kita gimana? Orang tuamu gak mau menerima aku. Aku gak mau hubungan kita berakhir hanya gara-gara orang tua kamu gak memberi restu" ujar Firsi.
"Lalu aku harus apa? Membantah mereka? Dengar Firsi, kakek mengancamku akan mengambil semua aset yang aku miliki. Kalau aku lebih memilih kamu dan meneruskan hubungan ini. Kamu gak mau kan hidup sama aku dengan kesederhanaan? Aku memang cinta sama kamu, tapi mana bisa aku menghidupimu kalau semuanya malah disita sama kakek dan papa. Mau jadi gelandangan"
'Apa!! Sial banget sih keluarga Arshan. Aku mendekatinya juga karna harta, kalau semuanya disita percuma juga dong aku nikah sama Arshan. Yang ada aku malah jadi gelandangan diluar. Gimana nih, hmm aku harus manfaatin selama jadi pacarnya.' umpat Firsi dalam hati.
"Aku gak mau sampai putus sama kamu sayang. Kita jalanin saja hubungan ini dulu, barangkali nanti kedua orang tuamu mau berubah pikiran." kata Firsi memohon sambil memegang tangan Arshan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments