"Iya kau aku usir!!" ketus Arshan, lalu bangkit menuju luar rumah untuk melihat motor yang dibawa oleh Daniel.
Daniel yang ditinggak langsung mengekor dibelakang. Ia mengikuti Arshan keluar dari rumah.
"Ini motornya?" tanya Arshan setelah melihat motor yang dibawa oleh Daniel.
"Ya iyalah tuan muda, diluar kan hanya ada satu motor. Ya berarti itu motornya" jawab Daniel.
"Ck..hmm" ujar Arshan berdecak kesal melihat Daniel seolah tak ada takut-takutnya saat berbicara dengannya.
Arshan mendekati motor matic yang berwarna hitam tersebut. Saat dilihat-lihat oleh Arshan, motor tersebut memang masih kinclong alias memang masih baru bukan motor bekas.
"Surat-surat sudah ada dalam jok motor tuan muda. Semua sudah siap, plat nomor juga sudah dipasang. Tuan muda tinggal memakainya saja." ucap Daniel memberi tau.
"Ya ya, lalu kau pulang pakai apa? Kau kesini menggunakan motor ini kan" tanya Arshan.
"Iya tuan muda, kalau saya mah gampang. Nanti bisa pesan taxi online. Tuan muda gak perlu khawatir" jawab Daniel.
"Idih, siapa juga yang khawatir denganmu. Aku hanya tanya bukan khawatir, kepedean banget. Mau kamu jalan kaki pun aku juga gak peduli!!" ketus Arshan.
"Ya ampun tuan muda jahat banget. Saya kan asisten tuan muda, saya dah rela malam-malam kesini hanya untuk nganterin motor. Kalau saya diculik gimana?" ujar Daniel.
"Ya bukan urusanku. Masih banyak orang diluar sana yang mau menggantikanmu?!" pungkas Arshan masih ditempatnya sambil melihat surat-surat dalam jok motor.
"Ihh tuan muda gak kasihan sama saya. Lagian kalau tuan muda cari asisten baru, belum tentu bisa seperti saya yang setia, selalu memenuhi tugas tepat waktu, dan bisa menjadi teman curhat tuan muda" ucap Daniel, dan kenyataannya seperti itu.
Daniel memang bisa diandal kalau masalah pekerjaan. Semua bisa berea dalam sekejab kalau ditangannya. Ia juga seorang yang setia, sudah lama Daniel bekerja bersama Arshan. Bukan dua tahun atau tiga tahun. Sudah lebih dari itu, sehingga Daniel sudah hafal dengan sifat tuan mudanya. Daniel juga kerap menjadi pendengar setia bagi Arshan jika tidak ada orang yang bisa dipercayai oleh Arshan.
Daniel tau ucapan Arshan tadi hanya candaan. Begitulah tiap hari sifat Arshan. Walau pun dingin dan cuek. Bagi Daniel, Arshan merupakan atasan yang baik. Yaa terkadang ucapannya memang ketus. Dan Daniel bisa saja membuat candaan kalau berbicara dengan Arshan. Tapi ia juga melihat suasana, ada kalanya serius dan ada kalanya bercanda.
'Ck...benar juga apa kata dia, mana bisa aku memecatnya tanpa alasan. Lagian selama ini Daniel bekerja dengan sangat bagus. Bahkan aku gak tau apakah bisa mencari pengganti nantinya yang mirip seperti dia. Aahh Daniel.....Daniel..' batin Arshan membenarkan.
"Terserah!! Aku mau pergi, kalau kamu pulang silahkan" ujar Arshan menaiki motor barunya yang dibawa Daniel tadi.
"Loh mau kemana tuan muda? Inikan sudah malam." ucap Daniel mencegah dengan menahan motor.
"Bukan urusanmu!! Minggir lah, baru juga jam sembilan sudah dibilang malam." ketus Arshan.
"Tidak bisa begitu tuan muda, saya harus tau dulu anda kemana. Baru lah saya akan menyingkir, kalau anda gak mau memberi tau. Saya akan tetap disini?!" ucap Daniel tetap menahan motor yang dinaiki Arshan.
"Kau!! Sudah berani ya mengancam sekarang. Mauku pecat kamu!! Minggir Daniel!! Kau punya telinga apa enggak sih!" kesal Arshan.
"Tidak!! Kasih tau dulu tuan muda mau kemana. Nanti kalau saya ditanya tuan besar bagaimana tuan muda. Saya harus jawab apa! Sedangkan tuan muda tidak mau memberi tau. Kalau ada apa-apa dengan tuan muda, saya akan kena amarahnya tuan besar"
"Hiish, bilang saja kalau aku gak kemana-mana. Mudah kan!! Apa susahnya sih, lah kakek saja gak ada disini. Aku sudah dewasa Daniel, gak perlu cemas. Emang aku ini bayi yang baru lahir hah!! " balas Arshan sambil menyalakan mesin motor.
"Huufh!" Daniel menghela nafas panjang melihat sikap Arshan yang gak bisa dikhawatirkan. "Baiklah kalau tuan muda tidak mau memberi tau, tapi saya harus ikut" kata terakhir yanh diucapkan Daniel. Percuma adu mulut, ujung-ujungnya akan semakin panjang tiada henti.
"What!! No!! Kamu gak usah ikut. Aku hanya cari angin saja. Ngapain sih ikut-ikutan, jangan buat aku semakin tertekan Daniel. Aku disini sudah banyak tekanan, ditambah kau yang selalu ngintil mulu." ujar Arshan berusaha sabar.
"Baiklah kalau begitu, silahkan anda pergi" Daniel sudah tak bisa mencegah Arshan pergi. Ia hanya diam saat melihat Arshan benar-benar pergi setelah dia minggir dan tak menahan motor Arshan lagi.
"Hmm aku harus ikutin tuan muda" Daniel pergi mencari taxi online yang lewat. Sambil ia memesan juga diponselnya. Selang beberapa menit, akhirnya ada taxi online yang lewat. Ia bergegas memberhentikan taxi tersebut dan masuk ke dalam.
"Pak ikutin motor yang didepan" kata Daniel kepada sopirnya.
"Baik tuan" sopir pun melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata untuk mengimbangi motor yang dikendarai Arshan. Karena jarak Deniel dengan Arshan lumayan jauh.
...🥀🥀🥀🥀...
Dikampus Zulfa dan Maira baru selesai mengikuti materi kuliahnya. Zulfa ingin langsung kembali ke asrama, tapi Maira malah mengajaknya untuk keluar cari makan. Kata Maira perut dia terasa lapar. Dari tadi sebelum materi kuliah berlangsung, ia belum makan sama sekali.
Jadinya Zulfa ikut Maira untuk mencari makan. Tadi Zulfa juga belum makan, hanya saja perutnya tidak terasa lapar. Akhirnya mereka memutuskan untuk mencari tempat makan yang enak. Pilihannya sudah pasti direstoran yang ada diseberang jalan kampus mereka. Sudah menjadi langganan bagi Zulfa dan Maira untuk makan disana. Walau pun itu restoran, makanan disana tidak terlalu mahal. Oleh sebab itu para mahasiswa banyak yang makan disana kalau ada jam istirahat.
"Hari ini aku yang traktir, kamu gak usah bayar Fa." ucap Maira masih diarea kampus.
"Loh gak usah Mai, aku bisa bayar sendiri. Mendingan uang kamu itu ditabung, jangan malah buat traktir aku. Sudah gak perlu" tolak Zulfa halus.
"Eeh gak bisa gitu, kalau aku bilang mau traktir ya berarti kamu gak boleh bayar. Sudah lah gak pa-pa uangku masih banyak. Gak usah khawatir" ujar Maira berkata begitu agar Zulfa mau menerima traktirannya.
"Hmm selalu deh, ya sudah makasih loh. Lain kali aku yang traktir, kamu gak boleh menolaknya"
"Iya aku gak bakal nolak. Rezeki kok ditolak, mana mungkin" ujar Maira.
Mereka pun lantas tersenyum bersamaan. Zulfa dan Maira pun berjalan untuk menyeberang menuju restoran. Jalanan tidak terlalu ramai juga, hanya beberapa kendaraan yang lewat. Jadi mereka bisa dengan muda menyeberang. Jalanan dipisah menjadi dua arus. Ditengah-ditengah jalan diberi pembatas antara lajur kanan dan kiri. Sehingga Zulfa dan Maira harus menyeberang ke tengah dahulu baru menyerang lagi untuk sampai ke restoran yang mereka tuju.
Saat dirasa arus mobil dan motor sudah senggang. Zulfa dan Maira menyeberang pelan-pelan. Tanpa mereka sadari ada motir yang melaju dari samping kanan mereka. Maira yang memang berada disisi kanan Zulfa langsung menarik sahabatnya untuk menjauh.
"Fa awas!!"
"Astaga, gimana sih itu orang ngendarain motor gak bener banget" marah Zulfa saat berhasil menepi karna ditarik oleh Maira.
"Kamu gak pa-pa Fa?" tanya Maira khawatir.
"Aku gak pa-pa Mai, hanya terkejut saja" balas Zulfa masih mengatur nafasnya.
Sementara pengendara motor tadi langsung berhenti karna terkejut juga. Hanpit saja dia mrnabrak trotoar. Pengendara motor tersebut langsung berbalik menghampiri Zulfa dan Maira.
"Hei kalau jalan itu lihat-lihat dulu dong. Jangan asal nyebrang saja. Mau cari m*ti kalian hah!!" teriak si pengendara motor yang tak lain adalah Hans.
Zulfa dan Maira sontak langsung menatap Hans dengan tatapan tajam. Apalagi Zulfa yang mengernyit sejenak. Ia berasa kenal dengan orang yang berada didepannya sekarang.
"Enak saja loh nuduh kita. Mas nya saja yang naik motor ugal-ugalan. Eh yang salah masnya kenapa malah marah-marah sama kita. Harusnya masnya minta maaf buat malah ngegas!!" kesal Maira melihat Hans yang serba menyalahkan mereka.
"Kamu yang tadi siang kan? Karyawan yang bekerja diperusahaan Abhimarta Group kan? Iya bener kamu." Zulfa baru ingat kalau Hans yang dia temui tadi siang. "Wah sepertinya kamu mau cari masalah terus ya. Kami sudah jalan dengan hati-hati, tapi kamu malah nyelonong begitu saja. Salah kok gak mau ngaku" ujar Zulfa semakin kesal, belum juga kekesalannya tadi siang berakhir. Eeh ini malah ditambah lagi.
Hans langsung menatap Zulfa. Dan ia juga ingat kalau Zulfa yang sempat cecok dengannya tadi siang. Hanya karna Zulfa gak sengaja tersandung dan jatuh kepelukan Hans. Dan sekarang dia harus bertemu lagi dengan Zulfa.
"Ck....Kau lagi, kau lagi. Kalau mau nyebrang dizebra cross, jangan asal nyebrang sembarangan. Wajar lah ini jalan umum kok, bukan jalan nenek moyang kalian!!" pungkas Hans.
"Hei lihat dong, apa disekitar sini ada zebracroos? Enggak ada kan, lihat dulu dong jangan asal ngomong. Yakali kita jalan ke ujung sana hanya untuk nyebrang" ujar Zulfa.
"Kamu kenal sama dia Fa?" tanya Maira bingung.
"Hmm, gak sengaja sih tadi waktu aku nganterin pesanan roti diperusahaan Abhimarta. Eeh malah apesnya ketemu ini orang yang nyebelin sejagat raya. Sudah minta maaf masih saja nyalahin. Sekarang salah gak mau ngaku malah nyalahin balik. Kalau salah ya salah, sadar diri lah!!" ketus Zulfa.
Maira melihat penampilan Hans dari bawah sampai atas. Ia ingin sekali ketawa, ternyata penampilan dan sikapnya berbeda.
"Astaga Fa, penampilan dia ternyata beda banget ya sama sifatnya. Biasakan kalau orang culun tuh sukanya menunduk, tapi yang didepanku malah mengganas. Ternyata ada ya orang culun begini" sindir Maira sambil tertawa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
DPras
saking culun nya smp lupa klo lg nyamar 😁😁
2023-10-09
0