"Ya sudah terserah kamu saja. Tapi jangan sampai diketahui oleh kakek dan kedua orang tuaku. Kamu boleh temui aku kalau diluar, jangan asal datang ke perusahaan. Nanti mereka akan curiga. Dan aku mau ngasih tau sama kamu, besok aku harus ke luar negeri untuk mengurus bisnis disana. Mungkin sekitar satu sampai dua bulan ke depan" terang Arshan.
"Apa sayang? Lama banget loh, kenapa kamu harus kesana. Terus selama itu kita LDR dong" ujar Firsi cemberut.
"Iya lah, aku gak bisa nolak permintaan papa untuk tidak mengurus bisnis disana. Nanti yang ada aku disudutkan lagi. Mau gak mau ya aku harus turutin." Kata Arshan.
"Hmm ya sudah deh kalau gitu. Tapi kita masih bisa telfonan kan? Jangan cuekin aku lagi dong"
"Iya tenang saja" balas Arshan sambil tersenyum.
Firsi pun menghampiri Arshan dan langsung memeluknya. Arshan tak menolak sedikit pun, ia masih ingin mengetahui kenyataan yang sebenarnya. Hatinya masih ada cinta untuk Firsi, walau pun hanya sedikit.
...🥀🥀🥀...
Jam makan siang telah tiba, Zulfa sudah datang ke perusahaan seperti biasa mengantarkan pesanan para staf dan karyawan. Setelah sampai Zulfa langsung masuk dan menunggu dilobi depan sampai Anin datang untuk mengambilnya. Karna Anin masih ada kerjaan yang harus distor ke atasan. Kadi Zulfa disuruh tunggu sebentar.
Selang sepuluh menit kemudian, Anin datang dengan tergesa-gesa. Dia langsung menghampiri Zulfa yang masih setia menunggu.
"Maaf ya Zul, kamu jadi harus nunggu aku lama. Tadi aku harus nyetor kerjaan dulu." ucap Anin merasa gak enam hati.
"Gak apa-apa mbak, lagian saya gak buru-buru kok. Ya ampun mbak Anin lain kali gak perlu tergesa-gesa gitu, saya pasti tungguin. Ini pesanannya, struknya ada didalam" balas Zulfa sembari memberikan kantong plastik merah kepada Anin.
"Terima kasih banyak Zul, uangnya aku kasih ke kamu langsung saja ya. Soalnya kemarin aku belum bilang sama Cherly. Ini kamu hitung dulu barangkali kurang" Anin menyerahkan uangnya kepada Zulfa.
Zulfa mengambil uang yang diberikan Anin, lalu menghitungnya secara teliti. "Pas mbak, makasih ya. Kalau gitu saya pergi" kata Zulfa.
"Iya, hati-hati dijalan" balas Anin.
Saat Zulfa hendam pergi, ada Arshan dan Daniel yang baru saja keliar dari lift. Mereka berniat untuk pergi entah kemana dan tak sengaja pula Zulfa melihat Arshana. Zulfa melihat para karyawan tunduk hormat dengan Arshan. Zulfa jadi menerka-nerka kalau yang ada didepannya merupakan bos pemilik perusahaan tersebut.
Arshan hanya lewat dengan melihat Zulfa sekilas saja. Wajahnya datar dan cuek tanpa ekspresi sama sekali. Yaa memang begitulah Arshan setiap hari. Mangkanya setiap staf dan karyawan pasti takut kalau berhafapan dengan Arshan.
Lalu Zulfa pun bertanya kepada Anin setelah Arshan dan Daniel sampai diluar. "Mbak, itu tadi pemilik perusahaan ini?" tanya Zulfa penasaran.
"Iya tuan Arshana merupakan seorang presdir pemilik perusahaan ini. Jangan kaget kalau sikapnya dingin dan cuek, emang gitu orangnya. Tetapi dia sangat hebat kalau masalah perusahaan. Ditangan tuan Arshan, perusahaan ini jadi berkembang sangat cepat. Diluar negeri juga ada, kadang kala tuan Arshan akan pergi kesana. Besok denger-denger tuan Arshan akan keluar negeri selama satu sampai dua bulan kedepan untuk mengurus perusahaan disana" jelas Anin panjang lebar.
"Ohh begitu, baru tau saya mbak. Ya sudah saya pulang dulu mbak, permisi"
"Iya iya"
Zulfa pun langsung keluar menuju parkiran tempatnya memarkirkan motornya. Ia berniat untuk langsung kembali ke toko. Karna bu Aida juga sendirian, takut pelanggan banyak dan bu Aida khuwalahan.
Saat Zulfa sudah naik diatas motor hendak pergi. Tiba-tiba Hans datang menyapa Zulfa dari belakang. Sontak Zulfa menoleh ke arah sumber suara. Terlihat Hans sedang membawa kantong plastik berwarna putih yang ada ditangannya.
"Hans, Habis dari mana?" tanya Zulfa menyapa balik.
"Dari warung padang, nih beli nasi untuk makan siang. Kamu sendiri ngapain disini?" tanya Hans balik.
"Selesai nganterin pesanannya mbak Anin." jawab Zulfa sambil tersenyum manis. Sampai senyuman itu membuat Hans meleleh.
'Aih kenapa denganku ini' batin Hans.
"Loh kamu nganterin apa? Kamu jualan?" tanya Hans bingung.
"Iya, aku kerja ditoko roti dan setiap hari aku kesini untuk ngaterin pesanannya mbak Anin dan karyawan lain." balas Zulfa.
"Ohh gitu, kerja ditoko roti mana?"
"Disini, ini ada brend nya. Aku kasih kamu cobain, nanti kalau enak datang saja ke toko" Zulfa memberikan satu paper back yang masih tersisa kepada Hans.
Hans pun menerimanya. "Terima kasih ya, harusnya kamu gak perlu repot-repot memberikan ini kepadaku. Hmm eh aku tau kalau toko roti ini. Tapi gak pernah cobain sih" ujar Hans.
"Ya sudah nanti cobain. Aku harus balik dulu, sampai ketemu lagi" kata Zulfa menyalakan mesin motornya.
"Oke...." jawab Hans melihat motor Zulfa yang semakin lama semakin menjauh.
🍀
🍀
🍀
Dirumah Utama.
Yolanda sedang termenung ditaman belakang sendirian. Ia merindukan Arshan, sudah beberapa hari dia gak pulang. Memang kakek tak memperbolehkan arshana pulang kalau gak hari libur atau weekend.
Dari samping datanglah kakek menemui Yolanda dan duduk disamping menantunya. Kakek tau kalau Yolanda sedang merindukan sosok putra semata wayangnya.
"Papa....." ucap Yolanda melihat kakek yang tiba-tiba duduk tepat disampingnya.
"Kamu ngapain disini sendirian? Mikirin apa?" tanya kakek.
"Yolan kangen pa sama Arshan. Kapan dia pulang." keluh Yolanda menunduk.
"Dia akan pulang kalau libur. Biarkan sesekali Arshan harus dikeras, dia gak bisa seenaknya menentukan pilihan. Dia gak bisa memilah mana yang baik untuknya dan yang tidak. Lihat kan kamu, milih calon istri yang baik saja gak bisa." ucap kakek.
"Yolan tau pa, yaa mungkin dengan cara ini Arshan bisa menghargai orang lain dan bisa mencari istri yang baik untuknya. Biar nanti ada yang mencintainya dengan tulus tanpa memandang harta" balas Yolanda.
"Betul, sudah ayo masuk ngapain sendiri disini" ajak kakek bangkit dari duduknya.
"Iya pa nanti Yolanda nyusul"
"Ya sudah kakek masuk dulua" kakek pun pergi meninggalkan Yolanda sendiri.
Didalam ada Daniel yang sedang menunggu kakek datang. Ia ingin melaporkan tugasnya, tadi kakek menyuruh Daniel datang ke rumah. Daniel sedang menunggu diruang tamu. Dan tak lama kakek datang menemui Daniel.
Daniel bangkit dan menunduk hormat kepada kakek. "Duduk lah Daniel" ucap kakek.
Daniel pun duduk kembali. "Gimana dengan Arshan? Apa dia menjalankan tugasnya dengan baik?" tanya kakek.
"Iya tuan besar, tuan muda menjalankan tugasnya dengan baik. Yaa terkadang tuan muda sedikit mengeluh. Tapi saya sudah memberi pengertian kepada tuan muda. Tuan muda tadi sebelum berangkat ke perusahaan, berpesan kepada saya untuk disampaikan kepada tuan besar dan tuan besra Felix." ucap Daniel.
"Apa pesan darinya?" tanya kakek penasaran.
"Kata tuan muda, dia tidak mau mengurus masalah perusahaan kalau tugas yang diberikan tuan besar belum selesai. Kata tuan begitu tuan besar" jawab Daniek menunduk.
"Apa!! Jadi Arshan gak mau mengurus perusahaan selama tugasnya yangku berikan belum selesai begitu?"
"Iya tuan besar" Daniel takut mendapat amukan dari kakek karna permintaan tuan mudanya.
"Dasar anak itu, katakam kepadanya kalau dia gak mau mengurus perusahaan gak usah pulang sekalian. Aku memberi tugas padanya bukan berarti harus meninggalkan pekerjaan dikantor." marah kakek mendengar pesan yang dikatakan oleh Daniel.
"Baik tuan besar nanti akan saya sampaikan kepada tuan muda. Tadi Firsi juga datang ke kantor untuk menemui tuan muda, tetapi tuan muda bersikap cuek kepadanya, awal tuan besar. Tetapi saya tidak tau setelah Firsi masuk ke ruangan tuan muda" jelas Daniel tidak bisa menyembunyikan apapun, karna pasti kakek juga punya mata-mata lain selain dirinya.
"Ohh jadi perempuan itu masih berani mendatangi Arshan. Biarkam saja, lihat kelanjutan dari hubungan mereka. Tetap awasi mereka Daniel dan laporkan apapun kepadaku. Hanya kau yang bisa aku percaya" kata kakek.
"Baik tuan besar"
"Kamu boleh pergi sekarang"
"Kalau begitu saya permisi tuan besar" kakek hanya mengangguk tanpa merespon ucapan Daniel.
Sementara Daniel langsung pergi masuk ke dalam mobil. Ia akan menemui Arshan untuk memberi tau perkataan kakek tadi. Daniel jadi pusing sendiri, beruntung dia gak sampai gila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments