15 #Dimana Zulfa

Selesai pulang dari kerja, Zulfa menyempatkan diri pulang ke rumah untuk mengambil buku kuliahnya yang tertinggal. Karna nanti ada mata kuliah tersebut. Sebenarnya Zulfa malas untuk pulang ke rumah. Otomatis dia harus bertemu dengan ibu dan adik tirinya yang jahat dan suka menindasnya. Tapi mau gak mau Zulfa harus teyap pulang untuk mengambil bukunya.

Ia akan pulang sendiri dan nanti langsung kembali ke asrama. Tapi ibu dan adik tirinya sepertinya tidak akan membiarkan Zulfa pergi begitu saja setelah pergi dari rumah untuk menghindari mereka. Berubung sekarang Devon ayahnya Zulfa sedang berada dikantor. Sehingga Elena dan Firsi bisa melakukan apapum dengan Zulfa.

Dan benar saja setelah Zulfa masuk ke dalam rumah dan menuju kamar atas yaitu ke kamarnya untuk mengambil buku lalu berniat pergi lagi. Elena sudah menghadang Zulfa diarah bawah tangga dengan tatapan tajam penuh kebencian. Zulfa gak tau apa salahnya sampai ibu tirinya memiliki rasa benci padanya. Sampai dia dewasa pun sikap Elena tetap sama saja, tak ada perubahan sedikit pun.

Saat kaki Zulfa sudah sampai diujung bawah tangga. Elena langsung menarik tangan Zulfa dengan sangat kasar hingga tersungkur dilantai. Entah apa lagi yang akan dilakukan Elena kepada Zulfa. Zulfa saja gak tau apa salahnya sampai Elena menariknya dengan kasar dan menghempaskan ke lantai.

"Apa salahku ma, sampai mama bersikap seperti ini. Aku baru saja datang dan mama malah bersikap kasar padaku" ucap Zulfa langsung bangkit dan berdiri lagi.

"Kesalahanmu berani untuk keluar dari rumah ini. Dan sekarang seenaknya kau pulang lalu akan pergi lagi? Heh!? Aku tidak akn biarkan kau pergi dengan mudah dari rumah ini. Sekarang pergi ke dapur dan buatkan aku jus. Cepetan!!" bentak Elena membuat Zulfa terkejut dan sepontan langsung pergi ke dapur.

Zulfa merututi nasibnya yang malang, harus memiliki ibu tiri yang jahat dan kejam. Kalau tau akhirnya akan jadi begini, Zulfa memilih untuk tidak punya ibu sekalian. Sayangnya saja, Zulfa waktu itu masih kecil dan belum mengerti apapun. Sehingga dia tak mempedulikan kalau ayahnya menikah lagi. Bagi Zulfa adalah bisa mempunyai ibu yang bisa merawatnya.

Selesai membuatkam jus yang diminta ibu tirinya, Zulfa langsung pergi ke ruang keluarga lalu memberikan segelas jus buah naga kepada Elena. Zulfa pun berniat untuk langsung pergi, tapi ternyata Elena mencegah dan melarang Zulfa untuk pergi.

"Mau kemana kau? Jangan harap bisa keluar lagi dari sini" tegas Elena menatap Zulfa dengan tatapan yang sangat tajam.

"Aku harus kembali untuk kuliah ma, aku kesini hanya ingin mengambil bukuku saja" jawab Zulfa.

Elena tak mempedulikan ucapan Zulfa dan memilih untuk meminum jus yang tadi dibuatkan oleh Zulfa. Namun baru saja diteguk Elena langsung menyemburkan jusnya. Matanya menyorot tajam ke arah Zulfa. Sepertinya ada yang salah dengan minuman tersebut.

"Kau ingin membuatku diabetes hah!? Bisa buat jus gak sih, manis banget. Kau sengaja ya ingin membuatku m*ti perlahan hah!!" bentak Elena menyiramkan gelas yang ditangannya ke arah Zulfa. Sehingga membuat baju Zulfa basah dan berubah warna. Sontak Zulfa sangat terkejut melihat ibu tirinha yang semena-mena.

"Mama apa-apaan sih, aku tadi sudah membuatnya pas kok. Kalau mama gam suka dengan buatanku dan tidak menghargaiku, kenala tadi menyuruhku untuk membuatnya" sahut Zulfa yang kesal karna bajunya jadi basah.

"Ohh berani sekarang kamu ya, sini biar aku kasih pelajaran sama kamu. Dasar anak gak tau diuntung. Sini kau, ayo sini!!" Zulfa diseret ke arah gudang yang ada dibagian belakang.

Tangan Zulfa terus dicengkeram kuat sampai tepat didepan gudang, Elena menyeret Zulfa masuk dan menguncinya dari luar. Zulfa berusaha menggedor-gedor pintu agar dibukakan oleh Elena. Namun usahanya sia-sia, Elena malah tertawa melihat penderitaan anak tirinya.

"Mangkanya jangan main-main denganku, ini akibat kamu berani membantah ucapanku. Diam disana sampai besok. Aku gak akan memberimh makan sedikit pun" ketus Elena dari luar dan langsung meninggalkan Zulfa begitu saja digudang.

Zulfa menangis tersedu-sedu didalam. Ia bersandar membelakangi pintu sambil tubuhnya merosot kebawah. Ia meringkuk sambil duduk. Zulfa terus menangis, nasibnya begitu malang sekali. Sampai dewasa pun Zulfa tidak bisa mendapat kebebasan untuk bahagia. Seolah dunia ini tidak adil padanya.

"Apa salahku? Kenapa nasibku jadi begini. Ibu....Zulfa kangen sama ibu. Zulfa ingin ikut sama ibu. Zulfa sudah gak sanggup hidup lagi. Disini Zulfa terus ditindas dan disiksa. Kapan Zulfa bisa bahagia bu. Hiks.....Zulfa kangen sama ibu" Zulfa terus menangis menundukkan kepalanya dengan kaki yang terangkat untuk menutupi wajahnya.

Tas Zulfa berada diluar, tadi sempat ditaruh diatas meja saat membuatkan jus untuk Elena. Zulfa bingung harus melakukan apa agar bisa keluar dari sana. Ia hanya bisa meringkuk memegangi lututnya. Sesaat kemudian Zulfa teringat sesuatu kalau hanphonenya tidak diletakkan dalam tas. Melainkan ada dalam saku roknya.

Diambilnya oleh Zulfa disaku kanannya. Beruntung sekali Zulfa tidak menaruh hanphone didalam tas. Ia bisa menghubungi ayah atau Maira untuk meminta bantuan. Saat dibuka ternyata baterai pons tinggal beberap persen saja. Sehingga Zulfa segera memberi pesan kepada Maira untuk meminta tolong.

Setelah memberi pesan tiba-tiba ponsel Zulfa mati. Entah tadi pesannya masuk atau tidak, Zulfa hanya berharap pesan tersebut bisa masuk agar Maira tau kalau sekarang dirinya perlu bantuan.

"Semoga saja pesan yangku kirim bisa sampai kepada Maira. Walau pun aku gak yakin, semoga aku bisa terbebas dari sini sebelum kuliah nanti berlangsung." gumam Zulfa berharap Maira bisa membawanya pergi dari rumah.

🥀

🥀

🥀

Didalam asrama Maira baru selesai mandi dan berganti baju. Ia sedang menunggu kedatangan Zulfa. Tadi sahabatnya sudah memberi tau kalau akan pergi kerumah sebentar untuk mengambil buku yang tertinggal. Maira mengiyakan pesan dari Zulfa. Selepas membersihkan diri, Maira memikirkan Zulfa yang tak kunjung datang.

Padahal kalau diperkirakan harusnya Zulfa sudah sampai diasrama. Namun kali ini Zulfa tak biasanya pulang telat. Maira jadi khawatir dengan keadaan Zulfa. Lalu Maira mengambil ponselnya berniat untuk menghubungi Zulfa. Baru saja Maira ingin menelfon Zulfa, ia sudah dapat notif dari Zulfa. Segera lah dibuka oleh Maira dan betapa terkejutnya Maira membaca pesan yang dikirimkan oleh Zulfa.

✉️ 'Mai, tolong kamu datang ke rumahku. Sekarang aku dikurung oleh mama digudang. Aku gak bisa keluar Maira, baterai ponselku juga tinggal sedikit mungkin setelah ini akan tidal bisa digunakan. Ponselku tadi ada disaku mangkanya bisa menghubungimu. Tolong Mai bebaskan aku dari sini.'

Begitulah pesan yang dikirimkan oleh Zulfa kepada Maira. Sontak Maira yang membaca pesan tersebut langsung terkejut. Ia bingung harus melakukan apa. Ia menelfon Zulfa juga sudah gak aktif. Maira langsung saja bersiap-siap untuk ke rumah Zulfa. Ia langsung menyambar tas yang ada diatas meha dan bergegas pergi.

Maira berjalan keluar dengan tergesa-gesa untuk mencari taxi atau ojek yang bisa mengantarkannya. Selang dua menit ada taci yang lewat dan Maira langsung menyetop taxi tersebut.

"Semoga kamu gak apa-apakan oleh ibu tirimu yang jahat itu Fa. Aku akan membebaskanmu. Dasar ibu tiri durjana, anak dan ibu sama saja. Sama-sama jahatnya, kok bisa dulu ayahnya Zulfa menikah dengan ular. Sekarang Zulfa jadi korbannya." gerutu kesak Maira melihat kelakuan Elena dan Firsi yang jahat.

Selama ini Maira tau kehidupan Zulfa. Karna memang mereka sudah bersahabat lama. Hanya Maira yang mengerti kondisi Zulfa. Bahkan asrama pun satu kamar, mereka saling melengkapi sebagai sahabat yang setia. Selalu ada untuk satu sama lain.

"Pak cepetan dong ngebut gitu. Saya buru-buru ini, teman saya dalam bahaya" ucap Maira kepada sang sopit taxi.

"Iya neng ini sudah cepat, nanti kalau ngebut-ngebut malah bahaya. Kalau emang temen neng dalam masalah telfon saja polisi agar bisa datang kesana" jawab sopir tersebut.

'Haduh, mana bisa aku telfon polisi. Yang ada aku kena amarah, nanti jadi masalah besar dong.' batin Maira.

"Ahhh cepat dikit lah pak, jalanan juga sepi." Maira terus menyuruh sopir taxi untuk ngebut. Sang sopit pun mau gak mau harus menaikkan sedikit kecepatannya.

Hingga selang dua puluh menit Miara sudah didepan rumah Zulfa. Ia segera membayarnya dan bergegas masuk ke dalam. Tangannya terangkat untuk mengetuk pintu rumah beberapa kali. Sampai pintu rumah terbuka lebar. Menampakkan Firsi yang membukakan pintu untuk Maira.

Maira langsung melontarkan pertanyaan mengenai Zulfa. Ia yakin Firsi juga bekerja sama dengan ibunya yang jahat.

"Dimana Zulfa, kalian sembunyikan Zulfa kan?" serca Maira melotot tajam ke arah Firsi.

"Hah! Mana aku tau perempuan itu ada dimana. Kenapa kau malah datang kesini marah-marah gak jelas." jawab Firsi sensi.

"Kamu jangan macam-macam ya Firsi. Aku gak akan pernah takut denganmu, sekarang lepaskan Zulfa." tegas Maira.

"Ada siapa sih Fir?" tanya Elena yang baru saja keluar setelah mendengar keributan.

"Tau nih ma tiba-tiba datang nanyain perempuan buruk itu" kata Firsi memutar bola matanya malas.

"Ohh mau cari Zulfa? Dia gak ada disini. Perempuan itu gak pernah pulang. Ngapain nyati dirumah, lagian biasanya kan sama kamu. Terus sekarang kenapa nyari ke rumah" ujar Elena seolah tidak tau apa-apa.

Terpopuler

Comments

Zanzan

Zanzan

lagian kok bego... kecuali masih anak2 di siksa ibu tiri gak bisa ngelawan... la ini... dah kuliah... di tindas diem aja... kadang suka aneh ih... bodoh kok di pelihara...

2024-03-05

2

lihat semua
Episodes
1 1 #Permulaan
2 2 #Kehidupan Zulfa
3 3 #Misi Dari Kakek
4 4 #Kekesalan Arshana
5 5 #Gak Sengaja
6 6 #Kedatangan Rey
7 7 #Motor
8 8 #Salah Gak Mau Ngaku
9 9 #Menyelidiki
10 10 #Senjata Makan Tuan
11 11 #Tampan Yang Asli
12 12 #Kedatangan Firsi
13 13 #Membuat Emosi
14 14 #Rencana Apa?
15 15 #Dimana Zulfa
16 16 #Perintah
17 17 #Gelisah
18 18 #Menegangkan
19 19 #Kabar Buruk
20 20 #Hasilnya Nihil
21 21 #Ditemukan
22 22 #Move On
23 23 #Pulang
24 24 #Hal yang Menajubkan
25 25 #Berteman Bukan dari Penampilan
26 26 #Merendahkan Harga Diri
27 27 #Merasa Aneh
28 28 #Miris
29 29 #Menolong
30 30 #Membalas Dendam
31 31 #Menyimpan Rasa
32 32 #Rencana Awal
33 33 #Curhat
34 34 #Serba Salah
35 35 #Permintaan
36 36 #Saling Memendam Rasa
37 37 #Aku Cinta Kamu
38 38 #Mimpi Indah
39 39 #Hinaan dan Cacian
40 40 #Kemarahan Firsi
41 41 #Mencari Bukti
42 42 #Diretas
43 43 #Ketemu Lagi
44 44 #Memo untuk Daniel
45 45 #Haru dan Bahagia
46 46 #Makan Malam Bersama
47 47 #Harus Tanggung Jawab
48 48 #Pelukan
49 49 #Hari Bahagia
50 50 #Pesan Brima
51 51 #Pengganti Arshana
52 52 #Belanja
53 53 #Jujurlah
54 54 #Kamu Milikku dan Aku Milikmu
55 55 #Dendam
56 56 #Beralih Tangan
57 57 #Kenyataan
58 58 #Kaget
59 59 #Kembali Sadar
60 60 #Memaafkan
61 61 #Hidup Lagi?
62 62 #Canggung
63 63 #Membalas Budi
64 64 #Ketahuan
65 65 #Gagal
66 66 #Cemas
67 67 #Menyakitkan
68 68 #Penampilan Berbeda
69 69 #Kejutan Menanti
70 70 #Kamu Kebahagiaanku
71 71 #Benarkah itu Kamu?
72 72 #Aneh
73 73 #Manisan
74 74 # Makin Kesal
75 75 #Pesan Ancaman
76 76 #Berkeliling
77 77 #Kemarahan Arshana
78 78 #Dia Berbeda
79 79 #Risih
80 80 #Secangkir Kopi
81 81 #Positif
82 82 #Apa yang Disembunyikan?
83 83 #Video
84 84 #Teror
85 85 #Ketakutan dan Syok
86 86 #Penasaran
87 87 #Viral
88 88 #Kecewa
89 89 #Rindu
90 90 #Nostalgia
91 91 #Menjelaskan
92 92 #Kacau
93 93 #Gagal
94 94 #Masa Sulit
95 95 #Masih Kecewa
96 96 #Mr. Ex
97 97 #Belajar Menerima
98 98 #Aneh
99 99 #Dikepung
100 100 #Lembek
101 101 #Meyakinkan Hati
102 102 #Tuduhan
103 103 #Orang Tak Dikenal
104 104 #Tak Punya Hati
105 105 #Dimusuhi
106 106 #Menentukan Nama
107 107 #Tertangkap
108 108 #Yang Dinanti
109 109 #Tak Adil
110 110 #Mengalihkan Kesedihan
111 111 #Kenyamanan yang Hilang
112 112 #Mendamaikan
113 113 #Mulai Terbuka
114 114 #Hilang
115 115 #Cemas
116 116 #Kabar Buruk
117 117 #Meremehkan
118 118 #Menata Strategi
119 119 #Mengembalikan
120 120 #Peluru Beracun
121 121 #Rindu Suami
122 122 #Kenyataan Pahit
123 123 #Bahagia
124 124# Lahiran
125 125 #Berkunjung
126 126 #Akhir Yang Bahagia
127 Karya Baru
Episodes

Updated 127 Episodes

1
1 #Permulaan
2
2 #Kehidupan Zulfa
3
3 #Misi Dari Kakek
4
4 #Kekesalan Arshana
5
5 #Gak Sengaja
6
6 #Kedatangan Rey
7
7 #Motor
8
8 #Salah Gak Mau Ngaku
9
9 #Menyelidiki
10
10 #Senjata Makan Tuan
11
11 #Tampan Yang Asli
12
12 #Kedatangan Firsi
13
13 #Membuat Emosi
14
14 #Rencana Apa?
15
15 #Dimana Zulfa
16
16 #Perintah
17
17 #Gelisah
18
18 #Menegangkan
19
19 #Kabar Buruk
20
20 #Hasilnya Nihil
21
21 #Ditemukan
22
22 #Move On
23
23 #Pulang
24
24 #Hal yang Menajubkan
25
25 #Berteman Bukan dari Penampilan
26
26 #Merendahkan Harga Diri
27
27 #Merasa Aneh
28
28 #Miris
29
29 #Menolong
30
30 #Membalas Dendam
31
31 #Menyimpan Rasa
32
32 #Rencana Awal
33
33 #Curhat
34
34 #Serba Salah
35
35 #Permintaan
36
36 #Saling Memendam Rasa
37
37 #Aku Cinta Kamu
38
38 #Mimpi Indah
39
39 #Hinaan dan Cacian
40
40 #Kemarahan Firsi
41
41 #Mencari Bukti
42
42 #Diretas
43
43 #Ketemu Lagi
44
44 #Memo untuk Daniel
45
45 #Haru dan Bahagia
46
46 #Makan Malam Bersama
47
47 #Harus Tanggung Jawab
48
48 #Pelukan
49
49 #Hari Bahagia
50
50 #Pesan Brima
51
51 #Pengganti Arshana
52
52 #Belanja
53
53 #Jujurlah
54
54 #Kamu Milikku dan Aku Milikmu
55
55 #Dendam
56
56 #Beralih Tangan
57
57 #Kenyataan
58
58 #Kaget
59
59 #Kembali Sadar
60
60 #Memaafkan
61
61 #Hidup Lagi?
62
62 #Canggung
63
63 #Membalas Budi
64
64 #Ketahuan
65
65 #Gagal
66
66 #Cemas
67
67 #Menyakitkan
68
68 #Penampilan Berbeda
69
69 #Kejutan Menanti
70
70 #Kamu Kebahagiaanku
71
71 #Benarkah itu Kamu?
72
72 #Aneh
73
73 #Manisan
74
74 # Makin Kesal
75
75 #Pesan Ancaman
76
76 #Berkeliling
77
77 #Kemarahan Arshana
78
78 #Dia Berbeda
79
79 #Risih
80
80 #Secangkir Kopi
81
81 #Positif
82
82 #Apa yang Disembunyikan?
83
83 #Video
84
84 #Teror
85
85 #Ketakutan dan Syok
86
86 #Penasaran
87
87 #Viral
88
88 #Kecewa
89
89 #Rindu
90
90 #Nostalgia
91
91 #Menjelaskan
92
92 #Kacau
93
93 #Gagal
94
94 #Masa Sulit
95
95 #Masih Kecewa
96
96 #Mr. Ex
97
97 #Belajar Menerima
98
98 #Aneh
99
99 #Dikepung
100
100 #Lembek
101
101 #Meyakinkan Hati
102
102 #Tuduhan
103
103 #Orang Tak Dikenal
104
104 #Tak Punya Hati
105
105 #Dimusuhi
106
106 #Menentukan Nama
107
107 #Tertangkap
108
108 #Yang Dinanti
109
109 #Tak Adil
110
110 #Mengalihkan Kesedihan
111
111 #Kenyamanan yang Hilang
112
112 #Mendamaikan
113
113 #Mulai Terbuka
114
114 #Hilang
115
115 #Cemas
116
116 #Kabar Buruk
117
117 #Meremehkan
118
118 #Menata Strategi
119
119 #Mengembalikan
120
120 #Peluru Beracun
121
121 #Rindu Suami
122
122 #Kenyataan Pahit
123
123 #Bahagia
124
124# Lahiran
125
125 #Berkunjung
126
126 #Akhir Yang Bahagia
127
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!