9 #Menyelidiki

Seketika Zulfa langsung membungkam mulut Maira dengan tangannya. Agar sahabatnya tidak semakin tertawa. Zulfa memang kesal, tetapi dia tidak suka kalau ada orang yang menjelekkan fisik seseorang. Apalagi didepan orangnya langsung. Zulfa paling tidak suka seperti itu, sama saja dengan menyakiti hati orang tersebut. Zulfa sudah sering disakiti oleh ibu dan adik tirinya, dengan ucapan maupun tindakan.

Jadi Zulfa tau betul bagaimana sakitnya hati oleh perkataan yang menuju pada hinaan, cibiran, dan semacamnya. Rasa sakit kalau sudah menusuk hati, bakalan lama untuk disembuhkan. Dan pasti akan berbekas.

Zulfa memberi tatapan tajam kepada Maira. Seolah memberi artian kalau dirinya tidak suka dengam ucapan Maira barusan.

Maira langsung diam setelah melihat tatapan tajam dari Zulfa. Ia sadar kalau perkataannya barusan tidak pantas untuk diucapkan. Sama saja dengan pembullyan. Zulfa pun langsung berbisik pelan.

"Kalau bicaraa dijaga Mai" tekan Zulfa tanpa bisa didengar oleh Hans.

"Maaf, kelepasan" jawab Maira menunduk.

"Maaf mas atas ucapan sahabat saya barusan. Hmm anggap saja semuanya selesai. Kami pergi dulu, permisi" ucap Zulfa merendahkan suara, tidak seperti tadi yang membentak. Dia sadar kalau mereka berdua juga salah.

"Hah? Eh tunggu kalian mau kemana?" tanya Hans berjalan ke arah Zulfa Maira yang mau menyebrang.

"Kami mau ke resto depan jalan sana" tunjuk Zulfa ke arah resto yang ada diseberang jalan.

Hans pun menatap ke arah seberang jalan yang ditunjuk oleh Zulfa. "Maaf mas soal yang tadi, saya gak......." ucap Maira merasa bersalah juga, belum selesai bicara sudah dipotong oleh Hans.

"Gak pa-pa santai saja. Sudah biasa orang berbicara begitu. Hmm aku juga minta maaf sudah hampir nabrak kalian tadi" kata Hans.

"Iya mas gak pa-pa." balas Zulfa.

"Ohh ya kita belum kenalan, namaku Hans" uvap Hans sambil menyodorkan tangannya.

Zulfa pun menerima uluran tangan Hans. "Saya Zulfa, ini sahabat saya Maira" sekalian Zulfa memperkenalkan nama Maira.

"Maira" balas Maira.

"Katanya tadi kalian mau makan ya? Kalau gitu aku pergi dulu. Hati-hati" kata Hans.

"Iya mas" jawab Zulfa dan Maira bebarengan.

Kemudian Zulfa dan Maira menyebrang jalan secara hati-hati. Hingga mereka sampai diujung jalan. Sementara Hans masih melihat mereka dari tempatnya berdiri.

"Cantik juga perempuan tadi, unik juga dia" gumam Hans masih belum beranjak dari tempatnya. Dan tanpa sadar Hans malah tersenyum.

🍂

🍂

🍂

Disisi lain Daniel yamg tadi mengikuti Hans, langsung berhenti saat tau tuan mudanya sedang beradu cekcok dengan dua wanita. Ia memilih untuk melihat dari jauh aktivitas mereka. Sampai akhirnya Hans malah berjabat tangan dengan keduanya. Lalu dua perempuan tadi menyebrang ke sisi lain jalan. Daniel sangat penasaran dengan dua sosok perempuan barusan.

"Dua perempuan tadi siapa? Apakah temannya tuan muda? Ahh mana ada tuan muda punya teman cewek. Lalu mereka siapa?" gumam Daniel terus menerka-nerka.

"Kok aku seperti pernah lihat perempuan yang satunya ya. Tapi dimana? Wajahnya gak asing untukku" Yang dimaksud Daniel adalah Zulfa. Mereka pernha tak sengaja bertemu saat Zulfa mengantarkan pesanan ke perusahaan.

Kala itu Daniel hendak pergi untuk melaksanakan tugas dari Arshan. Dan saat dibawah, ia tak sengaja melihat Zulfa yang sedang bersama Anin. Tapi Daniel hanya sekedar melihat tanpa menyapa. Karna saat itu ia gak ada waktu.

"Ohh iya aku baru ingat, perempuan tadi kan yang sering nganter pesanannya Anin. Kok bisa tuan muda bertemu dengannya." Daniel baru ingat dengan Zulfa.

"Tuan, kita akan tetap mengikuti motor tadi atau bagaimana?" tanya sang supir membuyarkan lamunan Daniel.

"Ikuti saja motor yang didepan, saya akan membayar lebih" kata Daniel. Ia masih penasaran, mau kemana tujuan Arshan pergi.

"Baik tuan" sopir tersebut pun menunggu arahan kembali dari Daniel.

🍂

🍂

🍂

Hans hendak pergi untuk pulang saja. Tetapi ia tak sengaja melihat diujung jalan. Seperti ada seseorang yang dia kenali dan memang ingin diselidikinya. Lalu Hans memutuskan untuk ke resto yang memang didatangi oleh Firsi. Yaa yang dilihat oleh Hans adalah Firsi. Dia bersama teman perempuannya.

Hans berbalik arah mencari belokan. Sementara Daniel yang melihat Hans berbalik arah. Ia pun kembali mengikuti Hans dari belakang secara diam-diam. Sampai motor Hans berhenti didepan restoran yang tak jauh dari tempat Daniel tadi berhenti.

"Pak, saya turun disini saja. Ini untuk anda, terima kasih" ucap Daniel memberikan tiga lembar uang seratus ribuan kepada sang sopir.

"Tuan ini kebanyakan uangnya" kata snag sopir sambil melihat uang yang diberikan Daniel tadi.

"Sudah anda ambik saja. Terima kasih" Daniel buru-buru masuk ke dalam.

"Terima kasih tuan" kata sang sopir.

Hans mengekori Firsi dari belakang secara diam-diam. Ia mengambil kursi yang paling pojok yang tak jauh dari tempat Firsi dan temannya duduk. Lagian Firsi juga tak mengenalinya. Jadi Hans bisa bersikap biasa. Hans ingin tau yang akan dibicarakan oleh mereka. Barangkali ada yang bisa dia selidiki.

Daniel pun juga masuk ke resto tersebut. Namun jaraknya jauh dari tempat duduk Hans agar tak diketahui olehnya. Dan Daniel baru menyadari kalau sebenarnya Hans sedang mengekori Firsi. Jelas saja disana Daniel melihat Firsi bersama temannya. Ia baru paham kalau Hans ingin mengetahui rahasia Firsi yang tak terlihat olehnya.

"Bagus juga restorannya, hmm padahal gak jauh dari kampus. Tapi aku gak tau kalau ada resto ini?" ucap Firsi kepada Agnes teman kuliahnya. Yaa Firsi sama dengan Zulfa masih berkuliah. Bahkan tempat kuliah mereka sama, masih diuniversitas yang sama.

"Yaa kamu sih sukanya ke restoran mahal. Walaupun disini makannya gak terlalu mahal, seperti yang kamu makan. Tapi tempatnya gak kalah nyaman dan makannya juga enak." kata Agnes.

"Mbak?" Agnes memanggil pelayan resto untuk memesan makanan.

"Nih pilih mau makan apa?" Agnes menyodorkan buku menu kepada Firsi.

Setelah mereka memilih menu makanan dan minuman, pelayan tersebut kembali untuk menyiapkan pesanan mereka.

"Jadi gimana hubunganmu sama Arshan? Tadi kamu datang ke perusahaannya kan? Apa kata dia, aku penasaran" ujar Agnes kepo, ia tau kalau Firsi tadi sempat datang ke kantornya Arshan.

"Apaan, Arshan saja gak ada dikantornya. Aku malah bertemu sama asisten dia yang menyebalkan itu. Katanya Arshan gak masuk kerja hari ini. Huufh.....Aku hubungi nomer dia susah banget. Aku telfon juga gak diangkat." keluh Firsi.

"Tumben Arshan begitu. Apa karna larangan orang tuanya ya. Tapi bukannya dia cinta banget sama kamu. Bahkan katamu, dia membela kamu kan saat dirumahnya waktu itu. Yaa berarti dia sayang banget sama kamu" balas Agnes.

"Iyaa, apa karna aku gak bales pesan dia malam itu? Tapi memang aku kesal banget kemarin. Aahhh kalau gitu mah aku gak bakalan read pesan dia" sesal Firsi.

"Hmm awas loh ditinggalin, gak bakalan bisa kamu dapatin dia lagi. Tau sendiri kan pacarmu itu siapa, pengusaha sukses. Banyak wanita yang ingin jadi kekasihnya. Kamu sangat beruntung, jangan sia-sia kan keberuntunganmu Firsi. Harta dia gak bakalan habis tujuh turunan. Aku mah juga mau kalau dijadikan pacarnya" kata Agnes yang langsung mendapat tatapan tajam dari Firsi.

"Enak saja!! Arshan hanya milikku, gak boleh seorang pun mendekatinya. Gak mandang kamu sahabatku, kalau milikku sudah direbut akanku buat kamu menyesal" ancam Firsi. Agnes tau sifat Firsi yang memang tak suka miliknya direbut oleh orang lain.

"Ya ampun Fir, aku hanya bercanda kali. Gitu aja dianggap serius. Lagian aku sudah punya pacar, ngapain embat punyamu. Aku gak suka yang bekas orang lain"

"Hmm......Terus gimana aku bisa temui dia lagi. Aku telfon saja gak diangkat." Firsi benar-benar frustasi.

"Sudah lah, makan dulu tuh. Jangan ngeluh mulu, nanti aku bantuin mikir gimana caranya. Keburu dingin gak enak" ujar Agnes. Makanan mereka sudah dihidangkan sesuai dengan yang mereka pesan.

Episodes
1 1 #Permulaan
2 2 #Kehidupan Zulfa
3 3 #Misi Dari Kakek
4 4 #Kekesalan Arshana
5 5 #Gak Sengaja
6 6 #Kedatangan Rey
7 7 #Motor
8 8 #Salah Gak Mau Ngaku
9 9 #Menyelidiki
10 10 #Senjata Makan Tuan
11 11 #Tampan Yang Asli
12 12 #Kedatangan Firsi
13 13 #Membuat Emosi
14 14 #Rencana Apa?
15 15 #Dimana Zulfa
16 16 #Perintah
17 17 #Gelisah
18 18 #Menegangkan
19 19 #Kabar Buruk
20 20 #Hasilnya Nihil
21 21 #Ditemukan
22 22 #Move On
23 23 #Pulang
24 24 #Hal yang Menajubkan
25 25 #Berteman Bukan dari Penampilan
26 26 #Merendahkan Harga Diri
27 27 #Merasa Aneh
28 28 #Miris
29 29 #Menolong
30 30 #Membalas Dendam
31 31 #Menyimpan Rasa
32 32 #Rencana Awal
33 33 #Curhat
34 34 #Serba Salah
35 35 #Permintaan
36 36 #Saling Memendam Rasa
37 37 #Aku Cinta Kamu
38 38 #Mimpi Indah
39 39 #Hinaan dan Cacian
40 40 #Kemarahan Firsi
41 41 #Mencari Bukti
42 42 #Diretas
43 43 #Ketemu Lagi
44 44 #Memo untuk Daniel
45 45 #Haru dan Bahagia
46 46 #Makan Malam Bersama
47 47 #Harus Tanggung Jawab
48 48 #Pelukan
49 49 #Hari Bahagia
50 50 #Pesan Brima
51 51 #Pengganti Arshana
52 52 #Belanja
53 53 #Jujurlah
54 54 #Kamu Milikku dan Aku Milikmu
55 55 #Dendam
56 56 #Beralih Tangan
57 57 #Kenyataan
58 58 #Kaget
59 59 #Kembali Sadar
60 60 #Memaafkan
61 61 #Hidup Lagi?
62 62 #Canggung
63 63 #Membalas Budi
64 64 #Ketahuan
65 65 #Gagal
66 66 #Cemas
67 67 #Menyakitkan
68 68 #Penampilan Berbeda
69 69 #Kejutan Menanti
70 70 #Kamu Kebahagiaanku
71 71 #Benarkah itu Kamu?
72 72 #Aneh
73 73 #Manisan
74 74 # Makin Kesal
75 75 #Pesan Ancaman
76 76 #Berkeliling
77 77 #Kemarahan Arshana
78 78 #Dia Berbeda
79 79 #Risih
80 80 #Secangkir Kopi
81 81 #Positif
82 82 #Apa yang Disembunyikan?
83 83 #Video
84 84 #Teror
85 85 #Ketakutan dan Syok
86 86 #Penasaran
87 87 #Viral
88 88 #Kecewa
89 89 #Rindu
90 90 #Nostalgia
91 91 #Menjelaskan
92 92 #Kacau
93 93 #Gagal
94 94 #Masa Sulit
95 95 #Masih Kecewa
96 96 #Mr. Ex
97 97 #Belajar Menerima
98 98 #Aneh
99 99 #Dikepung
100 100 #Lembek
101 101 #Meyakinkan Hati
102 102 #Tuduhan
103 103 #Orang Tak Dikenal
104 104 #Tak Punya Hati
105 105 #Dimusuhi
106 106 #Menentukan Nama
107 107 #Tertangkap
108 108 #Yang Dinanti
109 109 #Tak Adil
110 110 #Mengalihkan Kesedihan
111 111 #Kenyamanan yang Hilang
112 112 #Mendamaikan
113 113 #Mulai Terbuka
114 114 #Hilang
115 115 #Cemas
116 116 #Kabar Buruk
117 117 #Meremehkan
118 118 #Menata Strategi
119 119 #Mengembalikan
120 120 #Peluru Beracun
121 121 #Rindu Suami
122 122 #Kenyataan Pahit
123 123 #Bahagia
124 124# Lahiran
125 125 #Berkunjung
126 126 #Akhir Yang Bahagia
127 Karya Baru
Episodes

Updated 127 Episodes

1
1 #Permulaan
2
2 #Kehidupan Zulfa
3
3 #Misi Dari Kakek
4
4 #Kekesalan Arshana
5
5 #Gak Sengaja
6
6 #Kedatangan Rey
7
7 #Motor
8
8 #Salah Gak Mau Ngaku
9
9 #Menyelidiki
10
10 #Senjata Makan Tuan
11
11 #Tampan Yang Asli
12
12 #Kedatangan Firsi
13
13 #Membuat Emosi
14
14 #Rencana Apa?
15
15 #Dimana Zulfa
16
16 #Perintah
17
17 #Gelisah
18
18 #Menegangkan
19
19 #Kabar Buruk
20
20 #Hasilnya Nihil
21
21 #Ditemukan
22
22 #Move On
23
23 #Pulang
24
24 #Hal yang Menajubkan
25
25 #Berteman Bukan dari Penampilan
26
26 #Merendahkan Harga Diri
27
27 #Merasa Aneh
28
28 #Miris
29
29 #Menolong
30
30 #Membalas Dendam
31
31 #Menyimpan Rasa
32
32 #Rencana Awal
33
33 #Curhat
34
34 #Serba Salah
35
35 #Permintaan
36
36 #Saling Memendam Rasa
37
37 #Aku Cinta Kamu
38
38 #Mimpi Indah
39
39 #Hinaan dan Cacian
40
40 #Kemarahan Firsi
41
41 #Mencari Bukti
42
42 #Diretas
43
43 #Ketemu Lagi
44
44 #Memo untuk Daniel
45
45 #Haru dan Bahagia
46
46 #Makan Malam Bersama
47
47 #Harus Tanggung Jawab
48
48 #Pelukan
49
49 #Hari Bahagia
50
50 #Pesan Brima
51
51 #Pengganti Arshana
52
52 #Belanja
53
53 #Jujurlah
54
54 #Kamu Milikku dan Aku Milikmu
55
55 #Dendam
56
56 #Beralih Tangan
57
57 #Kenyataan
58
58 #Kaget
59
59 #Kembali Sadar
60
60 #Memaafkan
61
61 #Hidup Lagi?
62
62 #Canggung
63
63 #Membalas Budi
64
64 #Ketahuan
65
65 #Gagal
66
66 #Cemas
67
67 #Menyakitkan
68
68 #Penampilan Berbeda
69
69 #Kejutan Menanti
70
70 #Kamu Kebahagiaanku
71
71 #Benarkah itu Kamu?
72
72 #Aneh
73
73 #Manisan
74
74 # Makin Kesal
75
75 #Pesan Ancaman
76
76 #Berkeliling
77
77 #Kemarahan Arshana
78
78 #Dia Berbeda
79
79 #Risih
80
80 #Secangkir Kopi
81
81 #Positif
82
82 #Apa yang Disembunyikan?
83
83 #Video
84
84 #Teror
85
85 #Ketakutan dan Syok
86
86 #Penasaran
87
87 #Viral
88
88 #Kecewa
89
89 #Rindu
90
90 #Nostalgia
91
91 #Menjelaskan
92
92 #Kacau
93
93 #Gagal
94
94 #Masa Sulit
95
95 #Masih Kecewa
96
96 #Mr. Ex
97
97 #Belajar Menerima
98
98 #Aneh
99
99 #Dikepung
100
100 #Lembek
101
101 #Meyakinkan Hati
102
102 #Tuduhan
103
103 #Orang Tak Dikenal
104
104 #Tak Punya Hati
105
105 #Dimusuhi
106
106 #Menentukan Nama
107
107 #Tertangkap
108
108 #Yang Dinanti
109
109 #Tak Adil
110
110 #Mengalihkan Kesedihan
111
111 #Kenyamanan yang Hilang
112
112 #Mendamaikan
113
113 #Mulai Terbuka
114
114 #Hilang
115
115 #Cemas
116
116 #Kabar Buruk
117
117 #Meremehkan
118
118 #Menata Strategi
119
119 #Mengembalikan
120
120 #Peluru Beracun
121
121 #Rindu Suami
122
122 #Kenyataan Pahit
123
123 #Bahagia
124
124# Lahiran
125
125 #Berkunjung
126
126 #Akhir Yang Bahagia
127
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!