Zulfa sudah tau keberadaan adiknya sejak Firsi awal masuk resto. Hanya saja Zulfa males kalau harus bertatap muka dengan Firsi. Sehingga Zulfa minta pindah posisi membelakangi adiknya. Zulfa tau sifat Firsi yang sebenarnya. Ayah dan ibu tirinya tidak tau tindakan Firsi dibelakang mereka. Zulfa tidak mau ikut campur urusan Firsi.
Zulfa pernah memergoki Firsi masuk dalam club malam bersama sahabatnya Agnes. Tetapi Zulfa gak berani untuk menelusup masuk. Tempat itu terdapat banyak sekali buaya yang haus untuk makan dan bisa saja menerkam secara tiba-tiba. Sampai sekarang pun Zulfa ada foto dan vidio saat Firsi masuk ke dalam tempat gelap tersebut.
"Seleraku jadi hilang melihat ada mereka disini Fa" ujar Maira yang memang tidak suka dengan sikap Firsi dan juga Agnes yang terkadang suka semena-mena dengan mereka.
"Sudah lah gak usah diliatin, kamu lanjut makan saja. Anggap saja mereka gak ada, kamu kesini kan untuk makan bukan buat ngeliatin merek" balas Zulfa.
"Ya sih, tapi kalau liat mereka tuh rasanya pengen aku pecek-pecek mukanya. Enek aku liat mereka berdua." kata Maira sambik memasukkan sedotan ke dalam mulutnya.
"Sudah gak usah diterusin ngomongnya. Kalau mau makan ya makan saja, atau aku tinggal nih." ancam Zulfa.
"Eehh ya jangan lah, perutku masih laper. Iya deh aku diam gak bakal ngomongin mereka lagi" cegah Maira agar Zulfa tetap mau menemaninya makan.
Sementara disisi lain........
"Firsi, kamu lihat deh kesana. Itu bukannya saudara tiri loh ya sama si Maira. Mereka makan disini juga?" ucap Agnes yang tak sengaja melihat Maira yang sedang makan dipojok dekat jendela. Kebetulan Agnes duduk yang berhadapan dengan Maira.
"Mana sih!" ujar Firsi mencari tengok sana sini. "Eh iya itukan si kucel Mai. Berarti yang sama dia Zulfa ya. Ck...Males banget ketemu dengan mereka berdua." ujar Firsi saat menemukan keberadaan Zulfa dan Maira.
"Kita kerjain yuk mereka! Seru deh kayaknya, biar mereka kapok dan gak berani lagi sama kita." kata Agnes mempunyai ide jahat untuk mengerjai Zulfa dan Maira.
"Hah, ide apa yang kamu punya?" tanya Firsi mengernyit.
"Sini aku bisikin" lalu Firsi mendekatkan telinganya untuk mendengar ide dari Agnes. Dan seketika bibirnya menyunggingkan senyum jahat.
"Bagus juga idemu Nes. Aku sudah selesai makan nih. Kamu udahkan?"
"Sudah nih, kalau gitu yuk jalan." ucap Agnes tersenyum.
"Ehh tunggu dulu kamu gak mau bayar hah?" cegah Firsi.
"Hehe iya lupa" ujar Agnes tersenyum cengir.
Firsi memanggil pelayan untuk meminta bill. Setelah dibayar, mereka pun pergi keluar. Entah rencana apa yang akan mereka gunakan untuk mengerjai Zulfa dan Maira. Gak habis pikir, sudah beberapa kali Zulfa dan Maira diisengin oleh mereka. Tapi sikap mereka tetap saja sama.
...*****...
Sedangkan Hans masih tetap mendengarkan pembicaraan Firsi dan Agnes. Setelah Hans mendengar kalau mereka ingin mempunyai rencana jahat terhadap Zulfa dan Maira. Hans sedikit kaget, ia bertanya-tanya dalam hati. Apa hubungannya Zulfa dan Maira sama mereka berdua. Sampai-sampai mereka ingin berniat jahat terhadap Zulfa dan Maira.
Setelah kepergian Firsi dan Agnes. Hans langsung mengekor untuk melihat apa yang akan dilakukan mereka berdua terhadap Zulfa dan Maira. Begitu pun dengan Daniel yang masih ada disana.
Daniel mengikuti Hans yang keluar resto. Ia pun sama mengekor dari belakang secara diam-diam. Tapi ternyata persembunyiannya gagal. Hans tau kalau Daniel sedang mengikutinya dari tadi. Ketahuan dari Hans yang menelfon Daniel. Setelah diangkat ternyata Hans malah langsung skak mat si Daniel.
"Hallo, iya tuan muda ada apa?" tanya Daniel pura-pura gak tau dan biasa saja.
"Kamu kalau mau menjadi mata-mata yang pinter dikit. Gak usah sembunyi-sembunyi, aku sudah tau kau ngikutin dari jalan ujung depan sana kan?" to the point si Hans.
"Loh kok tuan muda tau? Kan saya tadi pakai taxi. Saya juga gak keluar" ujar Daniel bingung.
"Memangnya kamu kira aku anak kecil yang bisa dimanipulasi? Mendingan kau ikutin Firsi, dia ingin berniat jahat dengan Zulfa dan Maira. Entah rencana apa yang mereka susun. Aku gak bisa mendengar rencana mereka" kata Hans diujung telfon sana.
"Siapa Zulfa dan Maira tuan muda?" tanya Daniek yang memang belum kenal mereka berdua.
"Dua perempuan yang aku temui diujung jalan tadi. Mereka kan ada diresto ini juga. Sudah lah jangan banyak tanya kerjakan saja dulu apa yangku perintahkan Daniel!!" tegas Hans yang mulai kesal dengan sikap Daniel yang suka banyak tanya.
"I-iya tuan muda akan saya kerjakan" jawab Daniel terbata-bata.
...~♥~♥~♥~...
Zulfa dan Maira sudah keluar restoran. Mereka akan langsung kembali ke asrama untuk beristirahat. Kegiatan hari ini sangat melelahkan bagi mereka, terutama untuk Zulfa yang paginya kerja dan malamnya harus kuliah. Mereka keluar sambil tersenyum dan sesekali tertawa. Tidak tau saja kalau akan ada sesuatu yang menimpa mereka.
"Gimana makanannya enak gak?" tanya Maira pada Zulfa.
"Enak lah, kan sudah biasa makan disini. Pasti ya enak, kalau enggak mana mungkin aku habiskan. Sudah yuk balik, badanku capek" kata Zulfa.
"Oke....." balas Maira.
Saat mereka ingin minggir ke tepi jalanan. Firsi dan Agnes membawa sesuatu ditangannya. Sebuah ember yang sudah berisi air dan sabun. Entah dari mana mereka mengambilnya.
Satu.....Dua......Tiga.....
Byur..
"Aargghh, sial!!" umpat Firsi dan Agnes.
Bukannga menyiram mengenai Zulfa dan Maira. Malah mereka sendiri yang kena siraman. Kok bisa? Tentu karna ada Hans disana. Ia membuntutu Firsi dan Agnes. Saat mereka memegang ember, disitu Hans tau apa yang akan mereka perbuat. Disaat Agnes ingin menyiramkan ember berisi air dan sabun tersebut kepada Zulfa. Hans pun langsung menyahut ember tersebut dan disiramkan balik kepada mereka berdua.
Sontak teriakan mereka membuat Zulfa dan Agnes langsung menoleh ke belakang. Saat sudah menoleh, Zulfa dan Maira sangat terkejut melihat Firsi juga Agnes yang sudah basah kuyup. Ditambah disana ada Hans juga.
"Sial!! Siapa sih" marah Firsi lalu melihat ke arah Hans yang tersenyum tipis.
"Firsi, Agnes......Kenapa kalian basah kuyup begini." tanya Zulfa terkejut.
Maira yang melihat disana ada ember, ia tau kalau dua orang didepannya sekarang ingin mengerjainya dan malah terkena diri mereka sendiri. Maira pun langsung tertawa melihat baju mereka yang basah kuyup seperti ayam yang jatuh ke sungai.
"Hahaha, kasihan. Kalian ini kok ada-ada saja, kalau mau mandi ya ditempatnya. Bukan ditempat umum. Lain kali jangan suka iseng, kena batunya sendiri kan. Jadinya senjata makan tuan tuh" ejek Maira sambil terus tertawa.
"Aarrg diam kau!!" bentak Firsi yang kesal bercampur marah. Sebab air yang mereka bawa tadi adalah air kotor. Sehingga baunya sangat tidak sedap.
"Jadi loh yang nyiram tadi hah!! Iiuuw bau banget......Cihh sial loh. Loh yang tadi siang kan? Iya kan? Awas loh ya gue aduin sama Arshan. Dasar OB gak tau diri" umpat Firsi marah menatap Hans dengan tatapan tajam.
"Silahkan kalau kau mau aduin sama tuan Arshan. Aku pastikan kau yang akan kena batunya balik. Lain kali kalau mau jail, lihat situasi nona bau! Ihh" balas Hans dengan ejekan yang membuat Firsi dan Agnes semakin marah. Apalagi Hans tidak gentar dengan ancaman Firsi barusan.
"Jadi kalian tadi mau nyiram aku dengan air itu? Apa gak ada kerjaan lain, suka sekali sih kalian ganggu kami. Padahal kami juga gak pernah ganggu kalian." ucap Zulfa kesal.
"Haduuh Fa, kalau emang dasarnya orang dengki mah begitu. Merasa kalah saing dengan kamu, yaa jadinya begini deh. Dia kan otaknya rada miring" kata Maira malah semakin membuat Firsi dan Agnes marah.
"Kau!! Awas akanku balas kalian" ancam Firsi lalu pergi begitu karna rasa kesal dan marah sudah meluap-luap. Agnes pun ikut mengekor dari belakang. Mereka pulanh dengan baju yang basah ditambah bau yang tidal enak. Mereka saja ingin muntah mencium aroma tubuhnya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments