6 #Kedatangan Rey

"Ihh mas, saya sudah jalan pakai mata. Kalau gak jalan pakai mata lalu pakai apa? Tangan? Iihhh jadi cowok kok jutek banget" Zulfa membalasnya ketus.

"Eh yang salah itu kamu, kok malah marah-marah ke saya. Jalan itu pakai kaki dan mata. Jangan kakimu doang yang kau gerakin, sedangkan matamu enggak" pria tadi kembali ketus kepada Zulfa.

"Hah dasar cowok aneh, sudah minta maaf masih saja nyalahin." ujar Zulfa lalu dia pergi begitu saja ninggalin pria tersebut, karna gak mau berdebat lama-lama. Zulfa juga jarus kembali ke toko untuk membantu bu Aida. Sementara si pria sudah gak mempedulikan ocehan Zulfa.

"Bentar, wanita tadi siapa ya? Kok aku gak pernah lihat dia disini. Apa karyawan baru? Tapi sikapnya gak sopan sekali dan pakainnya gak seperti pekerja kantoran, apa dia salah baju. Awas saja kalau ketemu lagi!! Dasar cewek aneh, dia yang salah malah nyolot" gumam pria tersebut yang ternyata adalah Arshan. Ia baru saja nganter minum ke salah satu karyawan dan ingin ke toilet juga.

Setelah itu, Arshan yang memang sedang menjalankan tugasnya kembali bekerja. Ia menggunakan nama samaran dengan panggilan Hans. Hari pertama sangat melelahkan bagi Arshan. Ia gak biasa mengerjakan tugas yang tidak pernah dia lakukan.

Dilantai dua Arshan berpapasan dengan Anin. Kebetulan Arshan hendak ke ruangan Anin untuk mengantarkan minuman. Arshan pun menyapa Anin.

"Siang bu, ini minuman anda, saya letakkan diruangan anda ya bu" ucal Arshan berusaha ramah.

"Ohh iya Hans, kamh langsung taruh diruangan saya saja. Saya mau bertemu sama pak Daniel dulu." jawab Anin sambil membawa dua mal ditangannya.

Sebelum Anin pergi, Arshan sempat bertanya kepada Anin tentang karyawan baru yang tadi ditemuinya ditoilet yang menurutnya tidak sopan.

"Bu, maaf saya mau tanya. Apakah disini ada staf baru ya?" tanya Arshan.

"Hah!! Staf baru? Gak ada tuh Hans, kalau pun ada ya saya tau lah. Emangnya kenapa?" tanya balik Anin.

"Hmm gitu ya, gak pa-pa sih bu saya hanya tanya saja. Soalnya tadi saya bertemu saja perempuan ditoilet sana. Dia gak pakai baju staf juga gak pakai baju OB atau yang lain." jawab Arshan.

"Siapa?" sejenak Anin berpikir tentang perkataan Arshan barusan.

'Perasaan gak karyawan wanita yang baru masuk. Siapa ya yang dimaksud Hans barusan. Apa.....Zulfa? Tadikan dia pergi ke toilet yang dibawah.' batin Anin dalam hati.

"Mungkin yang kamu temui barusan itu Zulfa." ucao Anin.

"Zulfa? Siapa itu bu Anin, saya gak pernah lihat" jawab Arshan.

"Ya iya lah kamu gak pernah ketemu, lah kamu saja baru masuk kerja hari ini. Dia itu yang biasa nganterin pesanan roti karyawan disini. Biasanya saya yang pesankan dan dia yang sering nganter." terang Anin sambik tersenyum.

'Ck. Gak tau aja aku ini siapa. Tadi dia bilang apa? Baru masuk kerja? Aku ini bosmu, dasar!! Semua gara-gara baju OB ini.' batin Arshan kesal.

"Ohh, ya sudah bu saya mau meletakkan ini diruangan anda dulu" kata Arshan.

"Ya silahkan"

Lalu Anin berlalu pergi untuk menemui Daniel. Sementara Arshan juga pergi ke ruangan Anin untuk meletakkan minuman tadi. Sepanjang jalan Arshan terus menggerutu kesal. Ia benar-benar dibuat susah oleh kakeknya.

Setelah dari ruangan Anin, Arshan kembali keluar. Saat dia turun dan baru saja keluar dari lift. Arshan berpapasan dengan Firsi yang tiba-tiba datang ke kantor. Arshan juga gak sengaja menabrak Firsi, karna memang Arshan begitu kesal sampai gak melihat kalau ada orang.

"Auwh!!" ringis Firsi.

"Maaf saya gak sengaja" ucap Arshan.

"Kalau jalan itu pakai mata, gak lihat apa!! Main tabrak aja, kamu gak tau siapa saya?. Cih, jauh-jauh sana. Bisa kotor bajuku kena tanganmu. Ini tuh baju mahal, gak bakalan mampu kau ganti. Gajimu saja kirang untuk mengganti bajuku." ketus Firsi membuat Arshan terkejut seolah tak percaya kalau yang didepannya adalah kekasihnya.

"Kenapa lihat-lihat hah!! Gak pernah lihat cewek cantik ya sampai segitunya. Iihh jijik banget, awas aja aku bakalan suruh Arshan memecatmu." gerutu Firsi terus-terusan mencibir Hans, padahal yang didepannya sekarang bukan OB melainkan pacarnya sendiri.

'Hah! Apa iya ini Firsi? Kok sifatnya beda begini. Gak mungkim kan Firsi punya kembaran. Dia gak pernah cerita apapun kepadaku. Lalu yang didepanku sekarang apa iya Firsi asli. Omg, kalau bukan kenaoa dia ada disini. Apa jangan-jangan dia kesini mau menemuiku. Tapi.....Kenapa dia berbeda begini. Apa yang dikatakan papa itu benar ya. Wah sepertinya aku memang harus mencari tau sendiri' batin Arshan dalam hati.

"Maaf nona saya gak sengaja" ucap Hans menunduk.

"Ck...maaf.....maaf terus. Dih lama-lama kulitku alergi kalau deket-deket dengan......OB kucel seperti kau ini. Siapa sih namamu" Firsi memincingkan matanya untuk melihat nama yang tertewa dibaju Hans.

"Ohh Hans, ck. Kok bisa Arshan mempekerjakan orang sepertimu. Sudah sana pergi" usir Firsi.

"Sekali lagi saya minta maaf nona" kata Hans berlalu pergi hanya beberapa langkah, Hans menoleh ke belakanh dan masih ada Firai bersiri disana sambik mengibas-ngibaskan tangannya membersihkan bajunya, seolah ada yang kotor padahal juga tidak.

"Ohh ya nona, orang kalau jalan itu pakai kaki dan mata untuk melihat. Sepertinya anda salah bicara, kosa katanya diperbaiki lagi nona" ucap Hans lalu pergi meninggak Firsi begitu saja setelah berucal demikian.

"APA!! Berani sekali OB itu, awas saja aku bakalan suruh Arshan memecatmu. Dasar jelek, culun, jadi OB aja belagu" kesal Firsi lalu memasuki lift untuk ke lantai paling atas menemui Arshan.

Firsi ingin meminta kejelasan tentang hubungan mereka. Setelah pesan terakhir dari Arshan semalam, kekasihnya tidak pernah memberi pesan lagi sampai siang menjelang. Firsi tidak bisa lama-lama kalau didiami. Mau gak mau Firsi harus menemui Arshan agar mau mempertahankan hubungan mereka. Firsi gak mau sampai hubungannya berakhir dengan Arshan. Kalau sampai semua itu terjadi, Firsi tidak bisa menikmati harta Arshan dan menjadi nyonya Abhimarta.

🥀

🥀

🥀

Disisi lain Zulfa sudah sampai dari tadi dan langsung membantu bu Aida untuk melayani para pelanggan yang datang. Hari ini pelanggan cukup ramai, sampai mereka melayani pun kuwalahan. Saat dirasa pelanggan sudah berkurang, barulah mereka bisa lebih santai.

"Hari ini pelanggan ramai banget ya bu, sampai penuh tokonya. Kalau begini terus bakalan cepat habis." ucap Zulfa sembari menata roti dirak yang sudah kosong.

"Iya neng, kalau bulan ini untung banyak pasti kita dapat uang bonus juga. Semoga saja setiap hari begini. Kan kita juga senang neng" balas bi Aida yang sedang berdiri dikasir.

"Iya bu aamiin." kata Zulfa tersenyum senang.

Zulfa sudah selesai menata roti-roti yang habis dan isi kembali ke dalam rak. Ia pun pergi ke belakang untuk mengembalikan keranjang sekalian ingin mengambil keranjang roti lagi.

"Selamat siang menjelang sore bu Aida" seorang lelaki muda datang ke toko menyapa bu Aida yang sedang menghitung uang dilaci.

"Eh nak Rey, sore juga. Mau beli atau mau mencari neng Zulfa nih" goda bu Aida dan dibalas senyuman oleh Rey.

Rey adalah teman kampusnya Zulfa. Mereka satu kelas, Rey sering datang ke toko dan sudah akrab dengan Zulfa. Terkadang ia membeli roti atau hanya sekedar ingin menemui Zulfa. Kadang kalau Zulfa sangat mepet banget dan gak ada kendaraan ke kampus, pasti Rey yang akan membantu atau memberk tumpangan.

Tanpa diketahui oleh Zulfa, sebenarnya Rey sudah menyukainya sejak pertemuan pertama mereka. Rey belum berani untuk mengungkapkan perasaannya terhadap Zulfa. Ia takut kalau nanti cintanya akan ditolak. Sehingga Rey hanya bisa memberi perhatian kecil kepada Zulfa. Berbeda dengan Zulfa sendiri, ia malah mengganggap semua perhatian dari Rey bukan ham istimewa. Melainkan hanya sebatas teman kuliah.

"Mau beli bu, sekalian cari Zulfa sih" jawab Rey tersenyum malu-malu.

"Yaelah nak Rey, tinggal bilang mau bertemu sama neng Zulfa saja malu-malu. Dia ada, masih dibelakang naruh keranjang." baru saja bu Aida berkata demikian, Zulfa sudah keluar.

"Loh Rey kamu kesini, ada apa? Mau beli roti" tanya Zulfa yang baru saja keluar dari belakang dan kaget melihat Rey ada ditoko.

"Eh iya Fa, hmm sekalian ngajak kamu bareng kuliah." jawab Rey kikuk.

"Maaf Rey, aku gak bisa bareng kamu. Aku sudah janjian sama Maira untuk berangkat bareng. Kasihan nanti kalau aku biarin dia berangkat sendiri. Aku juga ambil kuliah malam sekalian balik ke asrama." balas Zulfa menolak karna memang dia sudah ada janji dengan Maira sahabatnya sejak kemarin.

"Ohh ya sudah gak pa-pa. Kenapa ambil kuliahnya malam Fa? Biasanya kan kamu kuliah sore."

"Gak pa-pa sih, soalnya aku jaga toko sampai sore. Jadi gak ada waktu, nantikan aku juga mau balik ke asrama" jelas Zulfa.

"Ya sudah deh kalau gitu. Eh tapi ngapain kamu balii ke asrama lagi. Bukannya baru seminggu pulang?" tanya Rey, ia sebenarnya sudah menerka kenapa Zulfa balik ke arsma lagi.

"Gak pa-pa lebih nyaman disana saja. Dirumah panas banyak mulut cabai dimana-mana. Telingaku sakit kalau dengernya" ujar Zulfa sambil bercanda. Dan Rey tau maksud dari perkataan Zulfa barusan.

"Hmm masih sama toh ternyata. Ya sudah aku mau pilih roti dulu buat bawa pulang" ujar Rey.

"Silahkan, yang sebelah sana baru saja aku keluarin. Tadi pembeli banyak sekali jadi cepat habis"

"Ya aku mau ambil seperti biasa saja deh. Mau langsung ke kampus juga" Rey pun mengambil dua roti coklat yang biasa dia beli yang harganya mahal. Yaa walau masih ada yang lebih mahal dari yang dia beli barusan.

Setelah itu ia bayar ke bu Aida dan satunya dia berikan kepada Zulfa. "Nih untuk kamu, dimakan ya. Aku pergi dulu" Rey langsung memberikan paper back yang dia bawa ketangan Zulfa, lalu langsung pergi begitu saja. Rey tau kalau Zulfa pasti akan menolak, jadi dia menghindari hal tersebut.

Episodes
1 1 #Permulaan
2 2 #Kehidupan Zulfa
3 3 #Misi Dari Kakek
4 4 #Kekesalan Arshana
5 5 #Gak Sengaja
6 6 #Kedatangan Rey
7 7 #Motor
8 8 #Salah Gak Mau Ngaku
9 9 #Menyelidiki
10 10 #Senjata Makan Tuan
11 11 #Tampan Yang Asli
12 12 #Kedatangan Firsi
13 13 #Membuat Emosi
14 14 #Rencana Apa?
15 15 #Dimana Zulfa
16 16 #Perintah
17 17 #Gelisah
18 18 #Menegangkan
19 19 #Kabar Buruk
20 20 #Hasilnya Nihil
21 21 #Ditemukan
22 22 #Move On
23 23 #Pulang
24 24 #Hal yang Menajubkan
25 25 #Berteman Bukan dari Penampilan
26 26 #Merendahkan Harga Diri
27 27 #Merasa Aneh
28 28 #Miris
29 29 #Menolong
30 30 #Membalas Dendam
31 31 #Menyimpan Rasa
32 32 #Rencana Awal
33 33 #Curhat
34 34 #Serba Salah
35 35 #Permintaan
36 36 #Saling Memendam Rasa
37 37 #Aku Cinta Kamu
38 38 #Mimpi Indah
39 39 #Hinaan dan Cacian
40 40 #Kemarahan Firsi
41 41 #Mencari Bukti
42 42 #Diretas
43 43 #Ketemu Lagi
44 44 #Memo untuk Daniel
45 45 #Haru dan Bahagia
46 46 #Makan Malam Bersama
47 47 #Harus Tanggung Jawab
48 48 #Pelukan
49 49 #Hari Bahagia
50 50 #Pesan Brima
51 51 #Pengganti Arshana
52 52 #Belanja
53 53 #Jujurlah
54 54 #Kamu Milikku dan Aku Milikmu
55 55 #Dendam
56 56 #Beralih Tangan
57 57 #Kenyataan
58 58 #Kaget
59 59 #Kembali Sadar
60 60 #Memaafkan
61 61 #Hidup Lagi?
62 62 #Canggung
63 63 #Membalas Budi
64 64 #Ketahuan
65 65 #Gagal
66 66 #Cemas
67 67 #Menyakitkan
68 68 #Penampilan Berbeda
69 69 #Kejutan Menanti
70 70 #Kamu Kebahagiaanku
71 71 #Benarkah itu Kamu?
72 72 #Aneh
73 73 #Manisan
74 74 # Makin Kesal
75 75 #Pesan Ancaman
76 76 #Berkeliling
77 77 #Kemarahan Arshana
78 78 #Dia Berbeda
79 79 #Risih
80 80 #Secangkir Kopi
81 81 #Positif
82 82 #Apa yang Disembunyikan?
83 83 #Video
84 84 #Teror
85 85 #Ketakutan dan Syok
86 86 #Penasaran
87 87 #Viral
88 88 #Kecewa
89 89 #Rindu
90 90 #Nostalgia
91 91 #Menjelaskan
92 92 #Kacau
93 93 #Gagal
94 94 #Masa Sulit
95 95 #Masih Kecewa
96 96 #Mr. Ex
97 97 #Belajar Menerima
98 98 #Aneh
99 99 #Dikepung
100 100 #Lembek
101 101 #Meyakinkan Hati
102 102 #Tuduhan
103 103 #Orang Tak Dikenal
104 104 #Tak Punya Hati
105 105 #Dimusuhi
106 106 #Menentukan Nama
107 107 #Tertangkap
108 108 #Yang Dinanti
109 109 #Tak Adil
110 110 #Mengalihkan Kesedihan
111 111 #Kenyamanan yang Hilang
112 112 #Mendamaikan
113 113 #Mulai Terbuka
114 114 #Hilang
115 115 #Cemas
116 116 #Kabar Buruk
117 117 #Meremehkan
118 118 #Menata Strategi
119 119 #Mengembalikan
120 120 #Peluru Beracun
121 121 #Rindu Suami
122 122 #Kenyataan Pahit
123 123 #Bahagia
124 124# Lahiran
125 125 #Berkunjung
126 126 #Akhir Yang Bahagia
127 Karya Baru
Episodes

Updated 127 Episodes

1
1 #Permulaan
2
2 #Kehidupan Zulfa
3
3 #Misi Dari Kakek
4
4 #Kekesalan Arshana
5
5 #Gak Sengaja
6
6 #Kedatangan Rey
7
7 #Motor
8
8 #Salah Gak Mau Ngaku
9
9 #Menyelidiki
10
10 #Senjata Makan Tuan
11
11 #Tampan Yang Asli
12
12 #Kedatangan Firsi
13
13 #Membuat Emosi
14
14 #Rencana Apa?
15
15 #Dimana Zulfa
16
16 #Perintah
17
17 #Gelisah
18
18 #Menegangkan
19
19 #Kabar Buruk
20
20 #Hasilnya Nihil
21
21 #Ditemukan
22
22 #Move On
23
23 #Pulang
24
24 #Hal yang Menajubkan
25
25 #Berteman Bukan dari Penampilan
26
26 #Merendahkan Harga Diri
27
27 #Merasa Aneh
28
28 #Miris
29
29 #Menolong
30
30 #Membalas Dendam
31
31 #Menyimpan Rasa
32
32 #Rencana Awal
33
33 #Curhat
34
34 #Serba Salah
35
35 #Permintaan
36
36 #Saling Memendam Rasa
37
37 #Aku Cinta Kamu
38
38 #Mimpi Indah
39
39 #Hinaan dan Cacian
40
40 #Kemarahan Firsi
41
41 #Mencari Bukti
42
42 #Diretas
43
43 #Ketemu Lagi
44
44 #Memo untuk Daniel
45
45 #Haru dan Bahagia
46
46 #Makan Malam Bersama
47
47 #Harus Tanggung Jawab
48
48 #Pelukan
49
49 #Hari Bahagia
50
50 #Pesan Brima
51
51 #Pengganti Arshana
52
52 #Belanja
53
53 #Jujurlah
54
54 #Kamu Milikku dan Aku Milikmu
55
55 #Dendam
56
56 #Beralih Tangan
57
57 #Kenyataan
58
58 #Kaget
59
59 #Kembali Sadar
60
60 #Memaafkan
61
61 #Hidup Lagi?
62
62 #Canggung
63
63 #Membalas Budi
64
64 #Ketahuan
65
65 #Gagal
66
66 #Cemas
67
67 #Menyakitkan
68
68 #Penampilan Berbeda
69
69 #Kejutan Menanti
70
70 #Kamu Kebahagiaanku
71
71 #Benarkah itu Kamu?
72
72 #Aneh
73
73 #Manisan
74
74 # Makin Kesal
75
75 #Pesan Ancaman
76
76 #Berkeliling
77
77 #Kemarahan Arshana
78
78 #Dia Berbeda
79
79 #Risih
80
80 #Secangkir Kopi
81
81 #Positif
82
82 #Apa yang Disembunyikan?
83
83 #Video
84
84 #Teror
85
85 #Ketakutan dan Syok
86
86 #Penasaran
87
87 #Viral
88
88 #Kecewa
89
89 #Rindu
90
90 #Nostalgia
91
91 #Menjelaskan
92
92 #Kacau
93
93 #Gagal
94
94 #Masa Sulit
95
95 #Masih Kecewa
96
96 #Mr. Ex
97
97 #Belajar Menerima
98
98 #Aneh
99
99 #Dikepung
100
100 #Lembek
101
101 #Meyakinkan Hati
102
102 #Tuduhan
103
103 #Orang Tak Dikenal
104
104 #Tak Punya Hati
105
105 #Dimusuhi
106
106 #Menentukan Nama
107
107 #Tertangkap
108
108 #Yang Dinanti
109
109 #Tak Adil
110
110 #Mengalihkan Kesedihan
111
111 #Kenyamanan yang Hilang
112
112 #Mendamaikan
113
113 #Mulai Terbuka
114
114 #Hilang
115
115 #Cemas
116
116 #Kabar Buruk
117
117 #Meremehkan
118
118 #Menata Strategi
119
119 #Mengembalikan
120
120 #Peluru Beracun
121
121 #Rindu Suami
122
122 #Kenyataan Pahit
123
123 #Bahagia
124
124# Lahiran
125
125 #Berkunjung
126
126 #Akhir Yang Bahagia
127
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!