5 #Gak Sengaja

"Eh tunggu tuan muda, anda jangan bareng saya ke perusahaan. Tadi taun besar sudah berpesan agar tuan muda cari taxi untuk ke sana. Kalau tuan muda bareng saya nanti ketahuan dong. Masak OB naik mobil mewah sih" ujar Daniel, padahal yang dibawanya juga mobil Arshan.

"Apa kau bilang? Hei gak nyadar yang kamu pakai itu mobil saya." sentak Arshan.

"Tuan muda sekarang kan pakai baju OB, apa kata karyawan nanti. Semua jadi tau dong kalau tuan muda sedang menyamar" jawab Daniel dengan santai.

"Huufh, sana-sana pergi. Kamu bikin aku naik darah Daniel. Sana kamu pergi dulu" usir Arshan, ia sangat kesal. Bukan salah Daniel juga, ini semua karna ide dari kakeknya.

"Siap, saya pergi dulu tuan muda." Daniel pun keluar rumah dan memasuki mobil untuk segera pergi ke perusahaan.

Kini tinggal Arshan sendirian. Ia juga memutuskan untuk segera pergi agar tidak telat. Arshan pergi jalan kaki menuju ujung jalan raya untuk menunggu taxi. Sampai akhirnya taxi yang dia pesan datang juga. Arshan segera masuk dan taxi pun mulai berjalan menyusuri hiru pikuk kota yang padat dengan orang-orang yang sibuk untuk bekerja.

...🥀🥀🥀...

Zulfa baru saja datang ke toko. Ia datang lebih awal dari jam kerjanya. Zulfa merasa tak nyaman kalau harus berhadapan dengan ibu tirinya dirumah. Jadi ia memutuskan untuk datang lebih awal saja. Kebetulan Zulfa memegang kunci toko, disana tidak hanya Zulfa sendiri yang bekerja. Ada karyawan lain yang biasa dipanggul bu Aida oleh Zulfa. Karna dia lebih tua dari pada Zulfa. Bu Aida sudah lama bekerja disana sebelum Zulfa datang.

Jadi mereka bekerja bersama. Bu Aida juga memegang kunci toko. Mereka masing-masing diberi pegangan kunci, barangkali yang datang duluan tidak menentu. Agar yang datang dulu tidak menunggu. Selang lima belas menit setelah kedatangan Zulfa, Bu Aida baru saja datang. Bebarengan dengan datanglah Cherly dan Hanif, pemilik toko roti tersebut.

Zulfa sudah sangat dekat dengan Cherly maupun suaminya. Begitu pun dengan bu Aida yang sudah dianggap ibu sendiri oleh Zulfa. Apalagi anak bu Aida merantau jauh. Suaminya telah meninggal beberapa tahun lalu karenasakit.

"Awal sekali kamu datang Zulfa, semua sudah rapi ya. Tumbenan" kata Cherly setelah memasuki toko melihat semuanya sudah rapi.

"Iya mbak, dirumah juga saya gak ada kerjaan. Jadi saya datangnya awal. Males juga dirumah di......." Zulfa tak jadi meneruskan kata-katanya, entah kenapa.

"Sabar saja Zulfa, omongan mereka gak perlu diladenin. Mbak tau kamu gak betah sebenarnya dirumah sana." sahut Cherly, ia sudah tau permasalahan yang dihadapi Zulfa. Karena Zulfa tak jarang bercerita ke Cherly maupun bu Aida. Dia gak tau harus bercerita kemana lagi.

Zulfa juga mempunyai sahabat yang bernama Maira. Sahabatnya tinggal dirumah untuj sekarang, dia sama dengan Zulfa. Terkadang tinggal diasrama kadang pulang, kamar Maira jadi satu dengan Zulfa. Maira sudah lama menjadi sahabatnya Zulfa dari sejak mereka duduk dibangku SMA. Maira adalah teman pertama Zulfa saat memasuki SMA. Dari situlah mereka bersahabat sampai berkuliah pun ditempat

yang sama, bahkan mereka juga satu kelas.

"Hmm iya mbak, nanti aku balik ke asrama. Aku mau disana saja, sebenarnya berat ninggalin papa. Dirumah hanya papa yang sayang padaku" Zulfa mulai berkaca-kaca kalau membahas nasib dirinya yang malang.

"Ada kami yang menyayangi kamu juga Zulfa. Jangan berkecil hati dan sedih. Anggaplah kami ini juga keluargamu." balas Cherly.

"Terima kasih, mbak sudah sangat baik sama kak Hanif. Bu Aida juga, aku berasa punya keluarga disini." ucap Zulfa sambil tersenyum haru.

"Sama-sama, sudah jangan sedih terus harus dibawa happy. Kalau banyak tekanan nanti malah jadi darah tinggi loh" kata Hanif untuk merubah suasana.

"Darah tinggi ya buat orang tua-tua yang banyak pikiran. Kita kan masih muda mas" gerutu Cherly.

"Walau pun masih muda kalau banyak tekanan dan pikiran, bisa saja terkena darah tinggi. Mangkanya hidup itu dibawa happy saja, jangan terlalu mikir. Semua sudah ada jalannya." ucap Hanif.

"Betul kak" sahut Zulfa.

"Eh iya sampai mau lupa, itu Fa nanti kamu pergi ke perusahaan Abhimarta untuk nganter pesanannya Anin. Kemarin dia telfon, katanya mau pesan roti seperti biasanya dua puluh box. Nanti suruh nganter kalau jam makan siang" kata Cherly hampir saja lupa.

Anin merupakan pelanggan setia ditoko Cherly. Ia juga sahabat Cherly. Anin bekerja diperusahaan Abhimarta dengan jabatan yang lumayan disana sebagai staf keuangan. Tiap hari Anin akan membeli roti dari Cherly dengan berbeda-beda jenis. Kadang dua hari sekali. Dan Zulfa sudah akrab dengan Anin juga, sebab dialah yang sering mengantarkan pesanan tersebut kepada Anin.

"Ohh ya mbak nanti aku anterin. Biar aku siapkan sekarang agar nanti bisa langsung dianterin." jawab Zulfa.

"Ya sudah ayo ibu bantuin."

"Nanti tambahin gratis buat Anin ya, kalau yang lain itu buat karyawan. Nanti berikan sama Anin sendiri jangan dititipin satpam. Biar gak salah entar" ucap Cherly mengingatkan.

"Siap mbak, seperti biasa. Nanti aku chat mbak Anin deh kalau sampai sana. Biar orangnya keluar."

"Ya sudah, kami gak bisa lama. Soalnya harus ke pabrik dulu. Sekalian ke toko utama" kata Cherly.

"Ohh iya mbak silahkan" jawab Zulfa.

Hanif dan Cherly mempunyai usaha roti yang sudah terkenal. Mereka punya pabrik sendiri untuk pembuatan roti mereka. Jadi roti yang dijual murni buatan dari mereka sendiri. Toko yang ditempati Zulfa termasuk salah satu cabangnya. Kalau toko utama lebih besar yang ada dipusat kota.

Mereka pun pergi meninggalkan toko menggunakan mobil. Setelah kepergian Hanif dan Cherly. Barulah Zulfa dan bu Aida mengemas pesanan Anin. Agar nanti bisa langsung diantar. Baru saja buka sudah ada pelanggan yang membeli. Jadi Zulfa harus melayank pelanggan terlebih dahulu.

...🥀🥀🥀...

Jam makan siang pun tiba, Zulfa sudah bersiap mengantarkan pesanan Anin. Ia menggunakan motor matic milik yang diberikan Cherly khusus untuk mengantarkan pesanan. Jadi Zulfa gak perlu cari taxi untuk mengantarkan. Karna Zulfa sendiri gak punya kendaraan, setiap hari ia menggunakan taxi online untuk berangkat kuliah atau ke toko.

"Hati-hati ya neng bawanya" kata bu Aida sambil menata kantong merah besar untuk diletakkan dimotor.

"Tenang saja bu, Zulfa akan hati-hati. Zulfa pergi dulu ya."

"Iya neng hati-hati"

Lalu Zulfa melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Perlu waktu sekitar limabelas menit menit untuk sampai diperusahaan Abhimarta kalau dengan kecepatan sedang dan kalau lambat bida dampai dua puluh menit. Suasana jalanan tidak terlalu ramai. Jadi Zulfa bisa sampai diperusahaan dengan cepat.

Beberapa menit kemudian, Zulfa sudah sampai didepan perusahaan Abhimarta. Ia memarkirkan motornya, lalu membawa kantong merah besar tersebut ke dalam. Diluar dia bertemu satpam yang biasa berjaga. Ada dua satpam dan keduanya sudah kenak dengan Zulfa yang memag sering mengantarkan pesanan kesana.

"Selamat siang pak" sapa Zulfa ramah.

"Siang mbak Zulfa, mau nganterin pesenannya bu Anin ya" ucap salah satu satpam.

"Iya pak" jawab Zulfa.

"Ya sudah mbak, langsung masuk saja. Tadi bu Anin sudah berpesan sama saya kalau ada mbak Zulfa disuruh masuk saja"

"Ohh gitu, ya sudah saya masuk dulu pak"

"Silahkan mbak"

Zulfa pun langsung masuk dan menunggu dilobi depan. Tak lama Anin pun keluar dan menerima pesanannya. Zulfa menyerahkan kantong merah tersebut kepada Anin.

"Terima kasih ya Fa, uangnya sudah saya transfer langsung ke Cherly." kata Anin.

"Ya mbak sama-sama" balas Zulfa selalu dengan senyum manisnya.

Tiba-tiba saja Zulfa berasa kebelet ke toilet. Ia pun meminta izin kepada Anin untuk menggunakan toilet. Dan Zulfa juga belum tau letak toiletnya disebelah mana. Ia pun tanya kepada Anin untuk ditunjukkan jalan arah ke toilet.

"Mbak saya izin ke toilet boleh?"

"Ohh iya boleh, silahkan saja"

"Di sebelah mana ya mbak, saya gak tau?" tanya Zulfa.

"Dari sini kamu lurus nanti, nah disebelah kanan ada lift. Dan kirinya itu toilet, tapi jangan salah masuk. Ada tandanya kok toilet wanita dan pria" kata Anin menunjukkan arah yang benar.

"Ya mbak makasih, kalau gitu saya ke toilet dulu sudah gak tahan" balas Zulfa.

"Ya silahkan" Zulfa pun langsung pergi ke toilet yang ditunjukkan oleh Anin tadi.

Sementara Anin langsung kembali ke ruangannya sambil memberikan roti yang tadi dia pesan kepada karyawan lain yang kebetulan nitip sama dia.

Setelah menemukan toiletnya Zulfa langsung masuk. Selesai dari toilet, Zulfa gak langsung keluar. Ia bercermin dahulu untuk membetulkan rambutnya yang sedikit berantakan. Dalam toilet tersebut disediakan cermin yang ada wastafelnya juga. Merasa sudah rapi kembali, Zulfa pergi keluar untuk balik ke toko.

Saat Zulfa keluar dan baru saja dua langka, Zulfa kesandung tuh. Entah karna apa dia jadi oleng dan hampir saja jatuh. Beruntung ada seorang pria yang menangkapnya yang memang lewat dan ingin ke toilet. Sehingga Zulfa jatuh menabrak si pria tersebut. Pria tadi terkejut dan reflek menangkap Zulfa.

"Arrgh!!"

Buk.

Tatapan mereka saling bertemu. Beberapa detik mereka saling diam dan Zulfa masih kaget. Sehingga ia masih diam tak beranjak untuk melepaskan pelukannya. Sampai akhirnya dia tersadar dan kembali berdiri normal.

"Maaf.....Maaf......Saya gak sengaja mas, tadi saya kesandung." ucap Zulfa gelagapan dan membenarkan posisinya.

"Mangkanya kalau jalan hati-hati, matanya dipakai!" ketus pria tersebut.

Zulfa terkejut mendengar jawaban si pria. Ini juga bukan kemauannya untuk jatuh. Tau gitu tadi mendingan dia jatuh dilantai dari pada malah jatuh ke pelukam pria jutek didepannya.

"Ihh mas, saya sudah jalan pakai mata. Kalau gak jalan pakai mata lalu pakai apa? Tangan? Iihhh jadi cowok kok jutek banget" Zulfa membalasnya ketus.

Episodes
1 1 #Permulaan
2 2 #Kehidupan Zulfa
3 3 #Misi Dari Kakek
4 4 #Kekesalan Arshana
5 5 #Gak Sengaja
6 6 #Kedatangan Rey
7 7 #Motor
8 8 #Salah Gak Mau Ngaku
9 9 #Menyelidiki
10 10 #Senjata Makan Tuan
11 11 #Tampan Yang Asli
12 12 #Kedatangan Firsi
13 13 #Membuat Emosi
14 14 #Rencana Apa?
15 15 #Dimana Zulfa
16 16 #Perintah
17 17 #Gelisah
18 18 #Menegangkan
19 19 #Kabar Buruk
20 20 #Hasilnya Nihil
21 21 #Ditemukan
22 22 #Move On
23 23 #Pulang
24 24 #Hal yang Menajubkan
25 25 #Berteman Bukan dari Penampilan
26 26 #Merendahkan Harga Diri
27 27 #Merasa Aneh
28 28 #Miris
29 29 #Menolong
30 30 #Membalas Dendam
31 31 #Menyimpan Rasa
32 32 #Rencana Awal
33 33 #Curhat
34 34 #Serba Salah
35 35 #Permintaan
36 36 #Saling Memendam Rasa
37 37 #Aku Cinta Kamu
38 38 #Mimpi Indah
39 39 #Hinaan dan Cacian
40 40 #Kemarahan Firsi
41 41 #Mencari Bukti
42 42 #Diretas
43 43 #Ketemu Lagi
44 44 #Memo untuk Daniel
45 45 #Haru dan Bahagia
46 46 #Makan Malam Bersama
47 47 #Harus Tanggung Jawab
48 48 #Pelukan
49 49 #Hari Bahagia
50 50 #Pesan Brima
51 51 #Pengganti Arshana
52 52 #Belanja
53 53 #Jujurlah
54 54 #Kamu Milikku dan Aku Milikmu
55 55 #Dendam
56 56 #Beralih Tangan
57 57 #Kenyataan
58 58 #Kaget
59 59 #Kembali Sadar
60 60 #Memaafkan
61 61 #Hidup Lagi?
62 62 #Canggung
63 63 #Membalas Budi
64 64 #Ketahuan
65 65 #Gagal
66 66 #Cemas
67 67 #Menyakitkan
68 68 #Penampilan Berbeda
69 69 #Kejutan Menanti
70 70 #Kamu Kebahagiaanku
71 71 #Benarkah itu Kamu?
72 72 #Aneh
73 73 #Manisan
74 74 # Makin Kesal
75 75 #Pesan Ancaman
76 76 #Berkeliling
77 77 #Kemarahan Arshana
78 78 #Dia Berbeda
79 79 #Risih
80 80 #Secangkir Kopi
81 81 #Positif
82 82 #Apa yang Disembunyikan?
83 83 #Video
84 84 #Teror
85 85 #Ketakutan dan Syok
86 86 #Penasaran
87 87 #Viral
88 88 #Kecewa
89 89 #Rindu
90 90 #Nostalgia
91 91 #Menjelaskan
92 92 #Kacau
93 93 #Gagal
94 94 #Masa Sulit
95 95 #Masih Kecewa
96 96 #Mr. Ex
97 97 #Belajar Menerima
98 98 #Aneh
99 99 #Dikepung
100 100 #Lembek
101 101 #Meyakinkan Hati
102 102 #Tuduhan
103 103 #Orang Tak Dikenal
104 104 #Tak Punya Hati
105 105 #Dimusuhi
106 106 #Menentukan Nama
107 107 #Tertangkap
108 108 #Yang Dinanti
109 109 #Tak Adil
110 110 #Mengalihkan Kesedihan
111 111 #Kenyamanan yang Hilang
112 112 #Mendamaikan
113 113 #Mulai Terbuka
114 114 #Hilang
115 115 #Cemas
116 116 #Kabar Buruk
117 117 #Meremehkan
118 118 #Menata Strategi
119 119 #Mengembalikan
120 120 #Peluru Beracun
121 121 #Rindu Suami
122 122 #Kenyataan Pahit
123 123 #Bahagia
124 124# Lahiran
125 125 #Berkunjung
126 126 #Akhir Yang Bahagia
127 Karya Baru
Episodes

Updated 127 Episodes

1
1 #Permulaan
2
2 #Kehidupan Zulfa
3
3 #Misi Dari Kakek
4
4 #Kekesalan Arshana
5
5 #Gak Sengaja
6
6 #Kedatangan Rey
7
7 #Motor
8
8 #Salah Gak Mau Ngaku
9
9 #Menyelidiki
10
10 #Senjata Makan Tuan
11
11 #Tampan Yang Asli
12
12 #Kedatangan Firsi
13
13 #Membuat Emosi
14
14 #Rencana Apa?
15
15 #Dimana Zulfa
16
16 #Perintah
17
17 #Gelisah
18
18 #Menegangkan
19
19 #Kabar Buruk
20
20 #Hasilnya Nihil
21
21 #Ditemukan
22
22 #Move On
23
23 #Pulang
24
24 #Hal yang Menajubkan
25
25 #Berteman Bukan dari Penampilan
26
26 #Merendahkan Harga Diri
27
27 #Merasa Aneh
28
28 #Miris
29
29 #Menolong
30
30 #Membalas Dendam
31
31 #Menyimpan Rasa
32
32 #Rencana Awal
33
33 #Curhat
34
34 #Serba Salah
35
35 #Permintaan
36
36 #Saling Memendam Rasa
37
37 #Aku Cinta Kamu
38
38 #Mimpi Indah
39
39 #Hinaan dan Cacian
40
40 #Kemarahan Firsi
41
41 #Mencari Bukti
42
42 #Diretas
43
43 #Ketemu Lagi
44
44 #Memo untuk Daniel
45
45 #Haru dan Bahagia
46
46 #Makan Malam Bersama
47
47 #Harus Tanggung Jawab
48
48 #Pelukan
49
49 #Hari Bahagia
50
50 #Pesan Brima
51
51 #Pengganti Arshana
52
52 #Belanja
53
53 #Jujurlah
54
54 #Kamu Milikku dan Aku Milikmu
55
55 #Dendam
56
56 #Beralih Tangan
57
57 #Kenyataan
58
58 #Kaget
59
59 #Kembali Sadar
60
60 #Memaafkan
61
61 #Hidup Lagi?
62
62 #Canggung
63
63 #Membalas Budi
64
64 #Ketahuan
65
65 #Gagal
66
66 #Cemas
67
67 #Menyakitkan
68
68 #Penampilan Berbeda
69
69 #Kejutan Menanti
70
70 #Kamu Kebahagiaanku
71
71 #Benarkah itu Kamu?
72
72 #Aneh
73
73 #Manisan
74
74 # Makin Kesal
75
75 #Pesan Ancaman
76
76 #Berkeliling
77
77 #Kemarahan Arshana
78
78 #Dia Berbeda
79
79 #Risih
80
80 #Secangkir Kopi
81
81 #Positif
82
82 #Apa yang Disembunyikan?
83
83 #Video
84
84 #Teror
85
85 #Ketakutan dan Syok
86
86 #Penasaran
87
87 #Viral
88
88 #Kecewa
89
89 #Rindu
90
90 #Nostalgia
91
91 #Menjelaskan
92
92 #Kacau
93
93 #Gagal
94
94 #Masa Sulit
95
95 #Masih Kecewa
96
96 #Mr. Ex
97
97 #Belajar Menerima
98
98 #Aneh
99
99 #Dikepung
100
100 #Lembek
101
101 #Meyakinkan Hati
102
102 #Tuduhan
103
103 #Orang Tak Dikenal
104
104 #Tak Punya Hati
105
105 #Dimusuhi
106
106 #Menentukan Nama
107
107 #Tertangkap
108
108 #Yang Dinanti
109
109 #Tak Adil
110
110 #Mengalihkan Kesedihan
111
111 #Kenyamanan yang Hilang
112
112 #Mendamaikan
113
113 #Mulai Terbuka
114
114 #Hilang
115
115 #Cemas
116
116 #Kabar Buruk
117
117 #Meremehkan
118
118 #Menata Strategi
119
119 #Mengembalikan
120
120 #Peluru Beracun
121
121 #Rindu Suami
122
122 #Kenyataan Pahit
123
123 #Bahagia
124
124# Lahiran
125
125 #Berkunjung
126
126 #Akhir Yang Bahagia
127
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!