2 #Kehidupan Zulfa

"Om......Tante.....Apa salah saya sampai om dan tante, berbicara seperti itu. Kenapa kalian tega memfitnah saya. Saya memang gak pantas untuk Arshan, tetapi perkataan om dan tante sudah menyakiti hati saya. Hiks" Firsi berpura-pura menangis agar Arshan membelanya. Perempuan satu ini memang jago sekali kalau berekting dan membalikkan keadaan. Kalau memang dasarnya licik cara apapun pasti akan dilakukan agar yang diinginkan bisa didapatkan.

"Firsi......." Arshan berusaha menenangkan kekasihnya agar tak menangis, Arshan benar-benar membelanya.

"Papa sama mama ngomongnya kok gitu sih didepan Firsi. Dia bukan perempuan seperti yang papa tuduhkan. Jangan asal bicara dong pa, kasihan Firsi." Arshan memang begitu mencintai Firsi sampai cinta itu membutakan mata dan hatinya. Bagi Arshan, Firsi adalah wanita yang baik.

"Apa!? Baik? Kamu bilang dia baik? Kamu belum tau saja siapa dia. Didepanmu memang baik, tapi kamu gak taukan sifat asli dia dibelakangmu Arshan. Sok-sok berwajah lugu, sukanya memakak topeng. Papa itu sudah tau wanita-wanita seperti dia yang hanya mau harta dan uang. Gak lebih dari itu!!" tegas Felix menghina yang membuat emosi Arshana terpancing.

"Stop pa!! Jangan pernah menjelekkan Firsi didepanku. Dia bukan wanita yang seperti papa tuduhkan. Kalau papa gak suka ya sudah, tidak perlu menghina sampai menuduh yang menyakiti hati Firsi" marah Arshana sampai berbicara dengan nada tinggi. Pada akhirnya kakek angkat bicara membakas ucapan Arshana yang tak enak didengar dari tadi.

"Jaga ucapanmu Arshan!! Gak pantas kau berbicara kasar dengan papamu. Kakek juga gak akan pernah merestui hubungan kalian. Lebih baik sekarang kau pergi dari rumahku. Jangan pernah coba-coba mendekati Arshan lagi. Kau bukan wanita baik untuk cucuku. Kau hanya sekedar wanita malam yang suka dijamah oleh lelaki j*l*ng!!" perkataan kakek begitu menusuk dihati Firsi begitu pun dengan Arshan.

Firsi sangat emosi dihina bertubi-tubi oleh keluarga Arshan. Hatinya mulai panas mendengar cemooh dari mereka yang tak henti-hentinya. Sampai dia sudah gak punya wajah lagi untuk nampak didepan mereka.

"Sudah lah Arshan, aku mau pulang saja. Keluargamu gak suka denganku, hatiku sakit mendengar hinaan mereka. Kamu tau siapa aku dan ucapan mereka begitu menusuk dihati. Aku mau pulang" ucap Firsi pura-pura menangis dan memasang wajah sedih agar Arshan mengasihaninya. Firsi pun langsung pergi begitu saja keluar dari rumah Arshan.

Arshana ingin mengejar Firsi, namun tangannya ditahan oleh Felix. Ia tak mau anaknya berbubungan lagi dengan wanita seperti Firsi lagi. Mau gak mau Arshan membiarkan Firsi pergi pulang sendiri. Ia mau memberontak pun akan semakin memancing emosi papa dan kakeknya. Rencana untuk mengenalkan dan meminta restu malah gagal total. Dan sudah pasti Firsi akan sangat marah dengan Arshan. Yang ada dalam pikiran Arshan.

🍀

🍀

🍀

Dalam kegelapan malam, Firsi berjalan sendirian untuk pulang. Ia memasuki taksi untuk pulang. Hatinya sangat kesal dan marah mendengar ucapan orang tua Arshan yang menusuk dihatinya. Apalagi Arshan sama sekali tak megejarnya, membuat Firsi semain dibakar amarah. Padahal saat tadi berangkat bersama Arshan, hatinya dipenuhi bunga-bunga dan sangat percaya diri kalau keluarga Arshan akan menerimanya. Tetapi ekspektasi tidak sesuai dengan realita.

Arshan hanya mengirim beberapa pesan kepada Firsi untuk mempertanyakan kondisinya. Namun semua pesan hanya dibaca oleh Firsi dan enggan untuk membalasnya.

"Kamu dimana sayang?"

"Apakah kamu sudah sampai rumah?"

"Maafkan kedua orang tuaku ya. Aku akan membujuk mereka agar mau merestui hubungan kita. Kalau sudah sampai rumah, kamu chat aku ya. Seditaknya aku tau kalau kamu baik-baik saja"

Begitu lah isi pesan dari Arshan secara bertubi-tubi. Dia sangat mengkhawatirkan keadaan Firsi. Kondisi sudah malam dan tadi Arshan yang menjemput Firsi, seharusnya dia juga yang mengantarkan Firsi pulang. Tapi ternyata dia gak bisa berbuat apapun.

Sampai dirumah Firsi benar-benar dilanda amarah yang sangat besar. Ia jatuhkan tubuhnya diatas sofa ruang tamu sambil terus berdecak kesal. Elena mamanya Firsi yang baru saja keluar dari arah dapur, langsung menghampiri anaknya. Ia melihat wajah marah Firsi saat baru saja sampai rumah.

"Kamu kenapa sayang? Dimana Arshan? Apakah tadi kedua orang tua Arshan merestui hubungan kalian?" pertanyaan bertubi-tubi diajukan oleh Elena kepada anaknya.

"Mama kalau mau tanya satu-satu bisa gak sih! Jangan semuanya diajukan jadi satu. Pusing kepalau" kesal Firsi malah marah kepada Elena.

"Loh mama kan hanya tanya, kok kamu malah marah-marah. Tinggal jawab apa susahnya sih. Kamu pulang-pulang malah besengut seperti itu. Ada apa?" tanya Elena ikut kesal.

"Semuanya gagal ma. Gagal!! Orang tua Arshan tidak merestui hubungan kita. Mereka malah mengolok-olok dan menghinaku. Aarggh sial!! Kesal rasanya. Pengen aku bungkam saja mulut mereka. Masak mah papanya si Arshan bilang kalau aku itu wanita malam yang suka keluar masuk bar dan kakeknya juga malah menghinaku dengan mengatakan aku ini wanita j*l*ng. Siapa yang gak marah dihina seperti itu. " umpat Firsi dipenuhi amarah.

"Apa!! Kok bisa sih, kenapa mereka malah menghinamu. Kamu kan baru saja diajak Arshan untuk bertemu dengan kedua orang tuanya. Lalu kenapa mereka bisa berbicara kotor begitu. Apalagi sampai mengatakan kamu wanita malam. Mama gak terima kamu dikatakan seperti itu. Mereka harus dikasih pelajaran." Elena sangat sakit hati mendengar anaknya dihina sampai dicap wanita kotor.

Selama ini Elena memang tidak tau pergaulan anaknya diluar sana. Yang Elena tau Firsi adalah putri tersayangnya. Apapun yang diminta oleh Firsi pasti dituruti oleh Elena. Dan selama ini Firsi tidak pernah menunjukkan sikap buruk didepan Elena, apalagi sampai menjadi wanita malam yang suka keluar masuk bar. Yang Elena tau Firsi adalah anak yang baik dan penurut.

"Kalian ini kenala sih ribut-ribut sampai kedengeran dari ruangan papa. Suara kalian itu loh terlalu keras" ucap Devon tiba-tiba datang dari arah ruangan pribadinya. Ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya yang menumpuk.

"Gini loh pa. Tadikan Firsi diajak Arshan ke rumahnya untuk kenalan dengan orang tua Arshan. Tapi saat sampai disana orang tuanya Arshan malah marah-marah dan tidak menyetujui hubungan mereka. Apalagi merestui untuk mereka menikah. Sampai-sampai Firsi dihina sebagai wanita malam yang suka keluar masuk bar. Mama gak terima lah pa, anak kita dihina seperti itu" ujar Elena panjang lebar dengan wajahnya yang kesal.

"Hah!! Sampai segitunya mereka menghina Firsi? Iya Firsi mereka mengatakan begitu?" Devon meminta penjelasan kepada Firsi yang tengah diam saja menahan amarah.

"Iya pa, ngapain Firsi berbohong. Tadi saja Firsi pulang sendirian. Udah terlanjur sakit hati aku pa dengan ucapan mereka. Arshan juga gak mengejarku gara-gara ditahan sama orang tuanya. Jadi ya aku pulang naik taxi sendiri"

"Mereka kan keluarga terpandang. Gak mungkin asal ngomong sampai melontarkan kata-kata gak senonoh. Kalai emang gak......."

"Maksud papa apa? Papa ikut nuduh aku seperti mereka gitu? Harusnya papa belain aku dong bukan malah percaya dengan ucapan mereka. Apa selama ini papa tau kalau aku sering keluar masuk bar? Enggak kan!! Lagian ngapain aku kesana kurang kerjaan banget. Sudah ada Arshan ngapain juga aku jadi wanita penggoda ditempat kotor begitu. Aku minta apapun sama Arshan juga dipenuhi tanpa harus aku susah payah jadi wanita j*l*ng" kesal Firsi melihat papanya sendiri malah mau menuduhnya juga.

"Kamu ini apa-apaan sih mas, bukannya belain anak sendiri malah mau ikut-ikutan nyalahin Firsi. Sudah Firsi kamu masuk ke kamar saja, gak usah dengerin ucapan papamu. Istirahatlah" kata Elena menyuruh Firsi untuk beristirahat.

Ceklek.

"Zulfa pulang pa ma" ucap Zulfa saat memasuki rumah.

"Jam berapa ini? Kau gak lihat jam berapa sekarang, sudah malam baru pulang. Gak ingat waktu! Dari mana saja kamu" ucap Elena saat melihat Zulfa baru saja pulang.

"Maaf ma, tadi ditoko ramai jadi Zulfa harus bantuin sampai malam. Sekalian tutup toko" jawab Zulfa menunduk.

"Halah alesan saja, sukanya malah keluyuran. Urus itu anak kamu mas. Aku mau tidur, ngantuk. Ayo Firsi kamu juga harus istirahat, pergi ke kamarmu." sewot Elena lalu menyuruh Firai untuk ke kamar bebarengan dengannya.

"Maaf ya pa, Zulfa pulangnya kemaleman." ucap Zulfa menunduk.

Zulfa Adinda adalah putri sulungnya Devon dari pernikahan pertamanya dengan ibunya Zulfa. Saat ini Devon sudah menikah lagi dengan Elena dan dikaruniai anak perempuan juga yaitu Firsi. Ibunya Zulfa sudah meninggal karna kecelakaan bersama Devon. Saat ibunya Zulfa baru saja dua minggu keluar dari rumah sakit seleoas melahirkan Zulfa. Dia meninggal setelah dinyatakan koma. Sejak saat itu Zulfa dirawat oleh Devon dan neneknya. Namun sayangnya nenek Zulfa juga harus berpulang. Saat Zulfa baru saja masuk kuliah. Sehingga Zulfa sekarang hanya punya papanya yang menyayangi dia dengan tulus.

Berbeda dengan ibu dan adik tirinya yang suka semena-mena dengan Zulfa. Bahkan setiap hari Zulfa dijadikan seperti pembantu oleh mereka. Devon jadi merasa bersalah dengan Zulfa, walau pun sikapnya sudah tegas dengan Elena. Tetal saja tak merubah keadaan. Sifat mereka tetap sama kepada Zulfa.

Zulfa masih kuliah semester akhir. Diawal kuliahnya Zulfa memang dibiayai oleh papanya. Namun Elena tak suka kalau suaminya memberk uang untuk Zulfa. Yaa wajar lah dia anaknya, itu juga kewajiban Devon sebagai ayah. Namun Elena tetap ngotot kalau Zulfa harus bisa mandiri untuk mencari uang sendiri. Sementara Firsi selalu disayang dan dimanja. Kuliah pun Firsi menggunakan uang ayahnya. Pokoknya perlakuan Elena sangat berbeda kalau dengan Zulfa.

Episodes
1 1 #Permulaan
2 2 #Kehidupan Zulfa
3 3 #Misi Dari Kakek
4 4 #Kekesalan Arshana
5 5 #Gak Sengaja
6 6 #Kedatangan Rey
7 7 #Motor
8 8 #Salah Gak Mau Ngaku
9 9 #Menyelidiki
10 10 #Senjata Makan Tuan
11 11 #Tampan Yang Asli
12 12 #Kedatangan Firsi
13 13 #Membuat Emosi
14 14 #Rencana Apa?
15 15 #Dimana Zulfa
16 16 #Perintah
17 17 #Gelisah
18 18 #Menegangkan
19 19 #Kabar Buruk
20 20 #Hasilnya Nihil
21 21 #Ditemukan
22 22 #Move On
23 23 #Pulang
24 24 #Hal yang Menajubkan
25 25 #Berteman Bukan dari Penampilan
26 26 #Merendahkan Harga Diri
27 27 #Merasa Aneh
28 28 #Miris
29 29 #Menolong
30 30 #Membalas Dendam
31 31 #Menyimpan Rasa
32 32 #Rencana Awal
33 33 #Curhat
34 34 #Serba Salah
35 35 #Permintaan
36 36 #Saling Memendam Rasa
37 37 #Aku Cinta Kamu
38 38 #Mimpi Indah
39 39 #Hinaan dan Cacian
40 40 #Kemarahan Firsi
41 41 #Mencari Bukti
42 42 #Diretas
43 43 #Ketemu Lagi
44 44 #Memo untuk Daniel
45 45 #Haru dan Bahagia
46 46 #Makan Malam Bersama
47 47 #Harus Tanggung Jawab
48 48 #Pelukan
49 49 #Hari Bahagia
50 50 #Pesan Brima
51 51 #Pengganti Arshana
52 52 #Belanja
53 53 #Jujurlah
54 54 #Kamu Milikku dan Aku Milikmu
55 55 #Dendam
56 56 #Beralih Tangan
57 57 #Kenyataan
58 58 #Kaget
59 59 #Kembali Sadar
60 60 #Memaafkan
61 61 #Hidup Lagi?
62 62 #Canggung
63 63 #Membalas Budi
64 64 #Ketahuan
65 65 #Gagal
66 66 #Cemas
67 67 #Menyakitkan
68 68 #Penampilan Berbeda
69 69 #Kejutan Menanti
70 70 #Kamu Kebahagiaanku
71 71 #Benarkah itu Kamu?
72 72 #Aneh
73 73 #Manisan
74 74 # Makin Kesal
75 75 #Pesan Ancaman
76 76 #Berkeliling
77 77 #Kemarahan Arshana
78 78 #Dia Berbeda
79 79 #Risih
80 80 #Secangkir Kopi
81 81 #Positif
82 82 #Apa yang Disembunyikan?
83 83 #Video
84 84 #Teror
85 85 #Ketakutan dan Syok
86 86 #Penasaran
87 87 #Viral
88 88 #Kecewa
89 89 #Rindu
90 90 #Nostalgia
91 91 #Menjelaskan
92 92 #Kacau
93 93 #Gagal
94 94 #Masa Sulit
95 95 #Masih Kecewa
96 96 #Mr. Ex
97 97 #Belajar Menerima
98 98 #Aneh
99 99 #Dikepung
100 100 #Lembek
101 101 #Meyakinkan Hati
102 102 #Tuduhan
103 103 #Orang Tak Dikenal
104 104 #Tak Punya Hati
105 105 #Dimusuhi
106 106 #Menentukan Nama
107 107 #Tertangkap
108 108 #Yang Dinanti
109 109 #Tak Adil
110 110 #Mengalihkan Kesedihan
111 111 #Kenyamanan yang Hilang
112 112 #Mendamaikan
113 113 #Mulai Terbuka
114 114 #Hilang
115 115 #Cemas
116 116 #Kabar Buruk
117 117 #Meremehkan
118 118 #Menata Strategi
119 119 #Mengembalikan
120 120 #Peluru Beracun
121 121 #Rindu Suami
122 122 #Kenyataan Pahit
123 123 #Bahagia
124 124# Lahiran
125 125 #Berkunjung
126 126 #Akhir Yang Bahagia
127 Karya Baru
Episodes

Updated 127 Episodes

1
1 #Permulaan
2
2 #Kehidupan Zulfa
3
3 #Misi Dari Kakek
4
4 #Kekesalan Arshana
5
5 #Gak Sengaja
6
6 #Kedatangan Rey
7
7 #Motor
8
8 #Salah Gak Mau Ngaku
9
9 #Menyelidiki
10
10 #Senjata Makan Tuan
11
11 #Tampan Yang Asli
12
12 #Kedatangan Firsi
13
13 #Membuat Emosi
14
14 #Rencana Apa?
15
15 #Dimana Zulfa
16
16 #Perintah
17
17 #Gelisah
18
18 #Menegangkan
19
19 #Kabar Buruk
20
20 #Hasilnya Nihil
21
21 #Ditemukan
22
22 #Move On
23
23 #Pulang
24
24 #Hal yang Menajubkan
25
25 #Berteman Bukan dari Penampilan
26
26 #Merendahkan Harga Diri
27
27 #Merasa Aneh
28
28 #Miris
29
29 #Menolong
30
30 #Membalas Dendam
31
31 #Menyimpan Rasa
32
32 #Rencana Awal
33
33 #Curhat
34
34 #Serba Salah
35
35 #Permintaan
36
36 #Saling Memendam Rasa
37
37 #Aku Cinta Kamu
38
38 #Mimpi Indah
39
39 #Hinaan dan Cacian
40
40 #Kemarahan Firsi
41
41 #Mencari Bukti
42
42 #Diretas
43
43 #Ketemu Lagi
44
44 #Memo untuk Daniel
45
45 #Haru dan Bahagia
46
46 #Makan Malam Bersama
47
47 #Harus Tanggung Jawab
48
48 #Pelukan
49
49 #Hari Bahagia
50
50 #Pesan Brima
51
51 #Pengganti Arshana
52
52 #Belanja
53
53 #Jujurlah
54
54 #Kamu Milikku dan Aku Milikmu
55
55 #Dendam
56
56 #Beralih Tangan
57
57 #Kenyataan
58
58 #Kaget
59
59 #Kembali Sadar
60
60 #Memaafkan
61
61 #Hidup Lagi?
62
62 #Canggung
63
63 #Membalas Budi
64
64 #Ketahuan
65
65 #Gagal
66
66 #Cemas
67
67 #Menyakitkan
68
68 #Penampilan Berbeda
69
69 #Kejutan Menanti
70
70 #Kamu Kebahagiaanku
71
71 #Benarkah itu Kamu?
72
72 #Aneh
73
73 #Manisan
74
74 # Makin Kesal
75
75 #Pesan Ancaman
76
76 #Berkeliling
77
77 #Kemarahan Arshana
78
78 #Dia Berbeda
79
79 #Risih
80
80 #Secangkir Kopi
81
81 #Positif
82
82 #Apa yang Disembunyikan?
83
83 #Video
84
84 #Teror
85
85 #Ketakutan dan Syok
86
86 #Penasaran
87
87 #Viral
88
88 #Kecewa
89
89 #Rindu
90
90 #Nostalgia
91
91 #Menjelaskan
92
92 #Kacau
93
93 #Gagal
94
94 #Masa Sulit
95
95 #Masih Kecewa
96
96 #Mr. Ex
97
97 #Belajar Menerima
98
98 #Aneh
99
99 #Dikepung
100
100 #Lembek
101
101 #Meyakinkan Hati
102
102 #Tuduhan
103
103 #Orang Tak Dikenal
104
104 #Tak Punya Hati
105
105 #Dimusuhi
106
106 #Menentukan Nama
107
107 #Tertangkap
108
108 #Yang Dinanti
109
109 #Tak Adil
110
110 #Mengalihkan Kesedihan
111
111 #Kenyamanan yang Hilang
112
112 #Mendamaikan
113
113 #Mulai Terbuka
114
114 #Hilang
115
115 #Cemas
116
116 #Kabar Buruk
117
117 #Meremehkan
118
118 #Menata Strategi
119
119 #Mengembalikan
120
120 #Peluru Beracun
121
121 #Rindu Suami
122
122 #Kenyataan Pahit
123
123 #Bahagia
124
124# Lahiran
125
125 #Berkunjung
126
126 #Akhir Yang Bahagia
127
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!