"Om......Tante.....Apa salah saya sampai om dan tante, berbicara seperti itu. Kenapa kalian tega memfitnah saya. Saya memang gak pantas untuk Arshan, tetapi perkataan om dan tante sudah menyakiti hati saya. Hiks" Firsi berpura-pura menangis agar Arshan membelanya. Perempuan satu ini memang jago sekali kalau berekting dan membalikkan keadaan. Kalau memang dasarnya licik cara apapun pasti akan dilakukan agar yang diinginkan bisa didapatkan.
"Firsi......." Arshan berusaha menenangkan kekasihnya agar tak menangis, Arshan benar-benar membelanya.
"Papa sama mama ngomongnya kok gitu sih didepan Firsi. Dia bukan perempuan seperti yang papa tuduhkan. Jangan asal bicara dong pa, kasihan Firsi." Arshan memang begitu mencintai Firsi sampai cinta itu membutakan mata dan hatinya. Bagi Arshan, Firsi adalah wanita yang baik.
"Apa!? Baik? Kamu bilang dia baik? Kamu belum tau saja siapa dia. Didepanmu memang baik, tapi kamu gak taukan sifat asli dia dibelakangmu Arshan. Sok-sok berwajah lugu, sukanya memakak topeng. Papa itu sudah tau wanita-wanita seperti dia yang hanya mau harta dan uang. Gak lebih dari itu!!" tegas Felix menghina yang membuat emosi Arshana terpancing.
"Stop pa!! Jangan pernah menjelekkan Firsi didepanku. Dia bukan wanita yang seperti papa tuduhkan. Kalau papa gak suka ya sudah, tidak perlu menghina sampai menuduh yang menyakiti hati Firsi" marah Arshana sampai berbicara dengan nada tinggi. Pada akhirnya kakek angkat bicara membakas ucapan Arshana yang tak enak didengar dari tadi.
"Jaga ucapanmu Arshan!! Gak pantas kau berbicara kasar dengan papamu. Kakek juga gak akan pernah merestui hubungan kalian. Lebih baik sekarang kau pergi dari rumahku. Jangan pernah coba-coba mendekati Arshan lagi. Kau bukan wanita baik untuk cucuku. Kau hanya sekedar wanita malam yang suka dijamah oleh lelaki j*l*ng!!" perkataan kakek begitu menusuk dihati Firsi begitu pun dengan Arshan.
Firsi sangat emosi dihina bertubi-tubi oleh keluarga Arshan. Hatinya mulai panas mendengar cemooh dari mereka yang tak henti-hentinya. Sampai dia sudah gak punya wajah lagi untuk nampak didepan mereka.
"Sudah lah Arshan, aku mau pulang saja. Keluargamu gak suka denganku, hatiku sakit mendengar hinaan mereka. Kamu tau siapa aku dan ucapan mereka begitu menusuk dihati. Aku mau pulang" ucap Firsi pura-pura menangis dan memasang wajah sedih agar Arshan mengasihaninya. Firsi pun langsung pergi begitu saja keluar dari rumah Arshan.
Arshana ingin mengejar Firsi, namun tangannya ditahan oleh Felix. Ia tak mau anaknya berbubungan lagi dengan wanita seperti Firsi lagi. Mau gak mau Arshan membiarkan Firsi pergi pulang sendiri. Ia mau memberontak pun akan semakin memancing emosi papa dan kakeknya. Rencana untuk mengenalkan dan meminta restu malah gagal total. Dan sudah pasti Firsi akan sangat marah dengan Arshan. Yang ada dalam pikiran Arshan.
🍀
🍀
🍀
Dalam kegelapan malam, Firsi berjalan sendirian untuk pulang. Ia memasuki taksi untuk pulang. Hatinya sangat kesal dan marah mendengar ucapan orang tua Arshan yang menusuk dihatinya. Apalagi Arshan sama sekali tak megejarnya, membuat Firsi semain dibakar amarah. Padahal saat tadi berangkat bersama Arshan, hatinya dipenuhi bunga-bunga dan sangat percaya diri kalau keluarga Arshan akan menerimanya. Tetapi ekspektasi tidak sesuai dengan realita.
Arshan hanya mengirim beberapa pesan kepada Firsi untuk mempertanyakan kondisinya. Namun semua pesan hanya dibaca oleh Firsi dan enggan untuk membalasnya.
"Kamu dimana sayang?"
"Apakah kamu sudah sampai rumah?"
"Maafkan kedua orang tuaku ya. Aku akan membujuk mereka agar mau merestui hubungan kita. Kalau sudah sampai rumah, kamu chat aku ya. Seditaknya aku tau kalau kamu baik-baik saja"
Begitu lah isi pesan dari Arshan secara bertubi-tubi. Dia sangat mengkhawatirkan keadaan Firsi. Kondisi sudah malam dan tadi Arshan yang menjemput Firsi, seharusnya dia juga yang mengantarkan Firsi pulang. Tapi ternyata dia gak bisa berbuat apapun.
Sampai dirumah Firsi benar-benar dilanda amarah yang sangat besar. Ia jatuhkan tubuhnya diatas sofa ruang tamu sambil terus berdecak kesal. Elena mamanya Firsi yang baru saja keluar dari arah dapur, langsung menghampiri anaknya. Ia melihat wajah marah Firsi saat baru saja sampai rumah.
"Kamu kenapa sayang? Dimana Arshan? Apakah tadi kedua orang tua Arshan merestui hubungan kalian?" pertanyaan bertubi-tubi diajukan oleh Elena kepada anaknya.
"Mama kalau mau tanya satu-satu bisa gak sih! Jangan semuanya diajukan jadi satu. Pusing kepalau" kesal Firsi malah marah kepada Elena.
"Loh mama kan hanya tanya, kok kamu malah marah-marah. Tinggal jawab apa susahnya sih. Kamu pulang-pulang malah besengut seperti itu. Ada apa?" tanya Elena ikut kesal.
"Semuanya gagal ma. Gagal!! Orang tua Arshan tidak merestui hubungan kita. Mereka malah mengolok-olok dan menghinaku. Aarggh sial!! Kesal rasanya. Pengen aku bungkam saja mulut mereka. Masak mah papanya si Arshan bilang kalau aku itu wanita malam yang suka keluar masuk bar dan kakeknya juga malah menghinaku dengan mengatakan aku ini wanita j*l*ng. Siapa yang gak marah dihina seperti itu. " umpat Firsi dipenuhi amarah.
"Apa!! Kok bisa sih, kenapa mereka malah menghinamu. Kamu kan baru saja diajak Arshan untuk bertemu dengan kedua orang tuanya. Lalu kenapa mereka bisa berbicara kotor begitu. Apalagi sampai mengatakan kamu wanita malam. Mama gak terima kamu dikatakan seperti itu. Mereka harus dikasih pelajaran." Elena sangat sakit hati mendengar anaknya dihina sampai dicap wanita kotor.
Selama ini Elena memang tidak tau pergaulan anaknya diluar sana. Yang Elena tau Firsi adalah putri tersayangnya. Apapun yang diminta oleh Firsi pasti dituruti oleh Elena. Dan selama ini Firsi tidak pernah menunjukkan sikap buruk didepan Elena, apalagi sampai menjadi wanita malam yang suka keluar masuk bar. Yang Elena tau Firsi adalah anak yang baik dan penurut.
"Kalian ini kenala sih ribut-ribut sampai kedengeran dari ruangan papa. Suara kalian itu loh terlalu keras" ucap Devon tiba-tiba datang dari arah ruangan pribadinya. Ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya yang menumpuk.
"Gini loh pa. Tadikan Firsi diajak Arshan ke rumahnya untuk kenalan dengan orang tua Arshan. Tapi saat sampai disana orang tuanya Arshan malah marah-marah dan tidak menyetujui hubungan mereka. Apalagi merestui untuk mereka menikah. Sampai-sampai Firsi dihina sebagai wanita malam yang suka keluar masuk bar. Mama gak terima lah pa, anak kita dihina seperti itu" ujar Elena panjang lebar dengan wajahnya yang kesal.
"Hah!! Sampai segitunya mereka menghina Firsi? Iya Firsi mereka mengatakan begitu?" Devon meminta penjelasan kepada Firsi yang tengah diam saja menahan amarah.
"Iya pa, ngapain Firsi berbohong. Tadi saja Firsi pulang sendirian. Udah terlanjur sakit hati aku pa dengan ucapan mereka. Arshan juga gak mengejarku gara-gara ditahan sama orang tuanya. Jadi ya aku pulang naik taxi sendiri"
"Mereka kan keluarga terpandang. Gak mungkin asal ngomong sampai melontarkan kata-kata gak senonoh. Kalai emang gak......."
"Maksud papa apa? Papa ikut nuduh aku seperti mereka gitu? Harusnya papa belain aku dong bukan malah percaya dengan ucapan mereka. Apa selama ini papa tau kalau aku sering keluar masuk bar? Enggak kan!! Lagian ngapain aku kesana kurang kerjaan banget. Sudah ada Arshan ngapain juga aku jadi wanita penggoda ditempat kotor begitu. Aku minta apapun sama Arshan juga dipenuhi tanpa harus aku susah payah jadi wanita j*l*ng" kesal Firsi melihat papanya sendiri malah mau menuduhnya juga.
"Kamu ini apa-apaan sih mas, bukannya belain anak sendiri malah mau ikut-ikutan nyalahin Firsi. Sudah Firsi kamu masuk ke kamar saja, gak usah dengerin ucapan papamu. Istirahatlah" kata Elena menyuruh Firsi untuk beristirahat.
Ceklek.
"Zulfa pulang pa ma" ucap Zulfa saat memasuki rumah.
"Jam berapa ini? Kau gak lihat jam berapa sekarang, sudah malam baru pulang. Gak ingat waktu! Dari mana saja kamu" ucap Elena saat melihat Zulfa baru saja pulang.
"Maaf ma, tadi ditoko ramai jadi Zulfa harus bantuin sampai malam. Sekalian tutup toko" jawab Zulfa menunduk.
"Halah alesan saja, sukanya malah keluyuran. Urus itu anak kamu mas. Aku mau tidur, ngantuk. Ayo Firsi kamu juga harus istirahat, pergi ke kamarmu." sewot Elena lalu menyuruh Firai untuk ke kamar bebarengan dengannya.
"Maaf ya pa, Zulfa pulangnya kemaleman." ucap Zulfa menunduk.
Zulfa Adinda adalah putri sulungnya Devon dari pernikahan pertamanya dengan ibunya Zulfa. Saat ini Devon sudah menikah lagi dengan Elena dan dikaruniai anak perempuan juga yaitu Firsi. Ibunya Zulfa sudah meninggal karna kecelakaan bersama Devon. Saat ibunya Zulfa baru saja dua minggu keluar dari rumah sakit seleoas melahirkan Zulfa. Dia meninggal setelah dinyatakan koma. Sejak saat itu Zulfa dirawat oleh Devon dan neneknya. Namun sayangnya nenek Zulfa juga harus berpulang. Saat Zulfa baru saja masuk kuliah. Sehingga Zulfa sekarang hanya punya papanya yang menyayangi dia dengan tulus.
Berbeda dengan ibu dan adik tirinya yang suka semena-mena dengan Zulfa. Bahkan setiap hari Zulfa dijadikan seperti pembantu oleh mereka. Devon jadi merasa bersalah dengan Zulfa, walau pun sikapnya sudah tegas dengan Elena. Tetal saja tak merubah keadaan. Sifat mereka tetap sama kepada Zulfa.
Zulfa masih kuliah semester akhir. Diawal kuliahnya Zulfa memang dibiayai oleh papanya. Namun Elena tak suka kalau suaminya memberk uang untuk Zulfa. Yaa wajar lah dia anaknya, itu juga kewajiban Devon sebagai ayah. Namun Elena tetap ngotot kalau Zulfa harus bisa mandiri untuk mencari uang sendiri. Sementara Firsi selalu disayang dan dimanja. Kuliah pun Firsi menggunakan uang ayahnya. Pokoknya perlakuan Elena sangat berbeda kalau dengan Zulfa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments